Anda di halaman 1dari 19

Dasar Termodinamika

Dosen:

Ir. Taharudin, S.T, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Jody Ramadansyah Siregar

210903017

POLITEKNIK PELAYARAN MALAHAYATI ACEH

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat kasih dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DASAR TERMODINAMIKA”.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas untuk mata kuliah Manajemen Keuangan dengan
bimbingan dari Bapak ir. Taharudin,dosen kami dalam melaksanakan tugas kami. Kami
ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas segala bimbingan, dukungan,
dan pengarahan yang diberikan kepada saya.
Dengan hormat serta kerendahan hati, saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih tidak sempurna baik dalam penulisan maupun proses pembuatan aplikasinya. Oleh
karena itu saya membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang sifat nya membangun baik
untuk penyusunan makalah ini.

2
Contednts

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
Pendahuluan 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 5
BAB II 6
Pembahasan 6
Sejarah 6
Pompa vakum dan kompresor 6
Hukum Boyle dan motor 7
Mesin uap dan termodinamika klasik 7
Termodinamika modern 7
Hakikat 7
Konsep dasar 7
Energi dalam 8
Gas ideal 9
Sistem terisolasi 10
Sistem tertutup 10
Sistem terbuka 10
Keadaan Kesetimbangan 14
Kesetimbangan Lokal dan Global 14
SKALA TERMODINAMIKA 15
Jenis-jenis kesetimbangan 17
Kesetimbangan termal 18
Kesetimbangan Kuasistatik 18
BAB III 19
Penutup 19
DAFTAR PUSTAKA 19

3
BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang

Termodinamika ( bahasa Yunani : thermos = ‘panas’ and dynamic = ‘perubahan’) adalah fisika


energi, panas, entropi dan kespontanan proses.

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

1. Hukum Awal(Zeroth Law) Termodinamika

Hukum awal menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga,
maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum ini dimasukkan setelah
hukum pertama.

2. Hukum PertamaTermodinamika

Hukum yang sama juga terkait dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam  dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah
energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja  yang dilakukan terhadap sistem. Hukum ini
dapat diuraikan menjadi beberapa proses, yaitu proses dengan Isokhorik, Isotermik, Isobarik, dan
juga adiabatik.

3. Hukum keduaTermodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum kedua
termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang dikeluarkan oleh
kelvin-plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja
sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi sebagai panas dari sistem
dengan temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang lebih tinggi. Pernyataan kelvin-
planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi dalam siklus termodinamika dan memberikan
sejumlah netto kerja kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir termal.
(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. – 6th ed. – 2007
– Wiley) Bab5).

” Total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip
kenaikan entropi” merupakan korolari dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum kedua
termodinamika untuk proses dengan menggunakan sifat entropi)(sumber Fundamentals of
engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. – 6th ed. – 2007 – Wiley) Bab6).

4. Hukum ketigaTermodinamika

4
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut . Hukum ini menyatakan
bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda
berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

Rumusan Masalah
- Pengertian
- Sistem termodinamika
- Pandangan makroskopik
- Pandangan mikroskopik
- Kesetimbangan termal
- Skala temperature celcius

5
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian

Termodinamika merupakan salah satu cabang fisika yang membahas mengenai perubahan
energi panas menjadi bentuk energi lain. Hukum pertama termodinamika dan hukum
termodinamika kedua menjadi acuan dalam membahas mengenai perubahan energi. Pengukuran
di dalam termodinamika tidak dinyatakan dengan besaran mikroskopis melainkan dengan
besaran makroskopis.[1] Termodinamika membahas mengenai hubungan antara energi, panas,
kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika
statistika di mana hubungan termodinamika berasal. Asal kata termodinamika adalah dari dua
kata bahasa Yunani yaitu thermos yang artinya panas dan dynamic yang artinya perubahan.[2]
Penemuan konsep termodinamika diawal dengan usaha para ilmuwan abad ke-19 Masehi untuk
membuat mesin yang memiliki kemampuan untuk mengadakan perubahan energi. Tujuan
pengubahan energi ini awalnya untuk memudahkan pekerjaan dengan mengubah energi menjadi
usaha dengan besar perubahan energi yang maksimal. Mesin paling awal yang dibuat oleh para
ilmuwan mampu mengubah energi gerak menjadi energi potensial. Prinsip kerjanya didasarkan
pada peristiwa tumbukan. Adanya usaha dari para ilmuwan ini yang kemudian pada abad ke-20
berhasil mengembangkan teori-teori mengenai termodinamika.[1]
Teori termodinamika berlaku pada keadaan panas atau sistem dengan keadaan setimbang pada
saat dimulai maupun diakhiri. Setelah abad ke-19 Masehi, perkembangan teori termodinamika
beralih ke fisika kuantum dan transisi-transisi fasa. Secara fenomenologi, pengembangan teori
termodinamika ditujukan bagi sistem-sistem makroskopik. Dalam fisika, perumusan
termodinamika menjadi suatu aksioma yang meliputi tiga hukum termodinamika. Konsep utama
yang melandasi ketiga hukum termodinamika adalah energi dan entropi.[3]
Sejarah

Pompa vakum dan kompresor


Penerapan ilmu termodinamika telah ada pada abad ke-3 SM di kota Iskandariyah. Pada masa
tersebut, seorang penemu bernama Hero memanfaatkan ilmu termodinamika untuk mengatur
posisi pintu gerbang di Kuil Iskandariyah.[4] Secara ilmiah, ilmu termodinamika pertama kali
dikembangkan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman bernama Otto von Guericke pada
tahun 1650. Perintisan ilmu termodinamika ini disertai dengan penemuan pompa vakum
sekaligus ruangan vakum pertama di dunia. Rancangan pompa vakum yang dibuat oleh Guericke
kemudian dipelajari oleh kimiawan dan fisikawan berkebangsaan Irlandia yaitu Robert Boyle.
Setelah mempelajarinya, Boyle bersama dengan seorang ilmuwan berkebangsan Inggris bernama
Robert Hooke mengadakan pengembangan rancangan selama tahun 1656. Hasil pengembangan
ini adalah penemuan pompa udara yang kemudian disebut kompresor. Pompa ini kemudian
digunakan oleh kedua penemu ini untuk menganalisis hubungan antara volume, tekanan dan
temperatur.[5]

6
Hukum Boyle dan motor
Hasil analisis antara volum, tekanan dan temperatur menghasilkan hukum Boyle. Hukum ini
menyatakan bahwa tekanan dan volume mempunyai hubungan yang berbanding terbalik. Pada
tahun 1679, rekan kerja Boyle yang bernama Denis Papin berhasil membuat ketel yang dapat
menghasilkan uap dengan tekanan tinggi. Pada percobaan awalnya, ketel ini menghasilkan
ledakan yang kuat sehingga diadakan perancangan ulang. Pada rancangan yang baru
ditambahkan katup pembuka aliran uap air. Papin juga menjadi penghasil ide dalam pembuatan
mesin yang menggunakan silinder dan torak dalam bentuk rancangan jadi. Rancangan ini tidak
sempat dibuat oleh Papin, sehingga seorang insinyur bernama Thomas Savery yang melanjutkan
pembuatannya. Hasil rancangan ini menghasilkan sebuah motor yang pertama di dunia.[5]
Mesin uap dan termodinamika klasik
Pada abad ke-17 juga ditemukan mesin uap di Inggris. Keberadaan mesin uap ini memperluas
bidang ilmu termodinamika. Setelahnya, bermunculan para ilmuwan di bidang termodinamika
khususnya pada abad ke-19. Para ilmuwan ini antara lain William John Macquorn Rankine,
Rudolf Clausius, dan Lord Kelvin. Perkembangan keilmuan termodinamika berkembang pada
abad ke-19 Masehi ini dikenal sebagai termodinamika klasik. Pendekatan yang digunakan
bersifat makroskopik. Pengamatan mengenai perilaku umum dari partikel zat yang menjadi
media penyaluran energi menjadi ciri khas dari termodinamika klasik.[6]
Termodinamika modern
Ilmu termodinamika kemudian berkembang melalui pengamatan mikroskopik. Pusat pengamatan
adalah perilaku dari kumpulan partikel-partikel yang mempunyai sifat termodinamis. Dalam
proses pengamatan ini digunakan statistik sehingga dikenal sebagai termodinamika statistik.[7]
Hakikat
Ilmu termodinamika seluruhnya dipusatkan terhadap konsep energi. Sementara itu, konsep
energi bersifat abstrak sehingga sulit memberikan definisi secara tepat. Energi hanya dapat
diketahui melalui dampak yang dihasilkan oleh energi tersebut. Hal ini membuat energi dapat
didefinisikan secara berbeda pada sudut pandang yang berbeda. Energi itu sendiri selalu ada dan
dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.[8] Kehadiran energi di dalam seluruh
bidang kehidupan manusia membuat ilmu termodinamika juga menjadi penting untuk dipelajari
dan dimanfaatkan.[9]
Konsep dasar
Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem dibatasi oleh
kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan
sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau
membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan
keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter. Dari
prinsip-prinsip dasar termodinamika secara umum bisa diturunkan hubungan antara kuantitas
misalnya, koefisien ekspansi, kompresibilitas, panas jenis, transformasi panas dan koefisien
elektrik, terutama sifat-sifat yang dipengaruhi temperatur.[10]
Entropi
Entropi memiliki sifat fisika yang berbeda dengan energi. Perubahan entropi tidak selalu
menghasilkan nilai yang sama ketika seluruh bentuk perubahan dijumlahkan. Prinsip

7
perpindahan panas berlaku di dalam perhitungan entropi. Suatu benda yang mempunyai panas
dengan suhu yang tinggi, ketika disatukan dengan benda lain dengan suhu yang lebih rendah,
akan menghasilkan nilai panas yang sama di kedua benda tersebut. Dalam hal ini, entropi benda
yang lebih panas menjadi berkurang, sementara entropi benda yang lebih dingin menjadi
bertambah. Selama proses perpindahan panas ini, nilai total dari entropi mengalami penambahan.
Penambahan entropi ini terjadi selama proses perpindahan panas dari satu benda ke benda lain
sedang berlangsung. Persamaan antara energi dan entropi menurut hukum termodinamika kedua
adalah tidak dapat dimusnahkan karena tidak dapat berkurang. Sementara itu, perbedaannya
adalah entropi dapat diciptakan, sementara energi tidak dapat diciptakan. Prinsip energi
didasarkan pada hukum pertama termodinamika, sementara prinsip entropi didasarkan pada
hukum kedua termodinamika.[11]
Energi dalam
Energi dalam merupakan kumpulan energi kinetik yang umumnya tersimpan di dalam gas ideal.
Energi kinetik ini berada di dalam atom-atom yang disebut gas monoatomik. Distribusi Maxwell
digunakan sebagai acuan penyebaran energi dalam ketika terjadi momentum-momentun atom di
dalam gas ideal.[12] Pergerakan gas monoatomik ini merupakan akibat dari adanya energi di
dalam atom. Derajat kebebasan di dalam sistem gas ideal berjumlah 3 sehingga tiap molekul
mempunyai energi dalam dengan nilai 1/3.[13] Suhu suatu sistem dapat diubah menggunakan
energi dalamnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa panas dan usaha merupakan faktor yang
menentukan nilai suhu.[13]
Energi dalam umumnya digunakan untuk mengetahui besarnya gaya gesek suatu benda terhadap
suatu lintasan. Ketika mengalami gaya gesek, benda menghasilkan usaha yang besar dan bersifat
mutlak seiring dengan semakin panjangnya lintasan dan semakin besarnya gaya gesek. Gaya
gesek ini yang timbul merupakan gaya non-konservatif sehingga tidak dapat diketahui nilainya
hanya dengan mengukur perubahan energi potensial pada benda. Besarnya energi dalam
kemudian dimanfaatkan untuk mengetahui nilai gaya gesek dengan mengamati efek dari gaya
gesek tersebut. Efek dari gaya gesek ini dinyatakan dalam bentuk perubahan energi.[14]
Energi dalam dari suatu molekul merupakan perpaduan dari beberapa jenis energi. Semua energi
ini dihasilkan oleh getaran dan gerakan molekul-molekul. Jenis gerakan yang dilakukan oleh
molekul umumnya ialah gerak translasi dan rotasi. Energi dalam umumnya meliputi energi
kimia, energi listrik statis, dan energi listrik dinamis.[15]
Gas ideal
Gas ideal merupakan gas yang terdiri dari partikel-partikel titik yang tidak saling berinteraksi
dan bergerak secara acak. Dalam kenyataan,, gas ideal hanya merupakan suatu teori.[16] Hukum
dasar dari gas ideal yaitu hukum Boyle-Mariotte. Perumusan hukum ini dilakukan bersama oleh
Robert Boyle (1627-1691) dan Edme Mariotte (1620-1684).[17]
Gas ideal merupakan suatu gas yang memiliki jumlah partikel yang sangat banyak, tetapi tidak
terjadi gaya tarik-menarik antarpartikel sama sekali. Setiap partikel gas selalu bergerak dengan
arah sembarang secara acak. Ukuran partikel gas tidak dapat mengacu kepada ukuran ruangan,
karena jarak antar partikel jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran partikel gas ideal.
Penyebaran partikel gas ideal secara merata pada seluruh ruang dengan jumlah yang banyak
hanya dapat terjadi pada partikel gas ideal yang mengalami tumbukan yang bersifat lenting
sempurna. Selama penyebaran berlangsung, hukum fisika yang berlaku adalah hukum gerak
8
Newton. Sifat dari gas ideal memiliki banyak kemiripan dengan gas lain, tetapi mempunyai
perbedaan yang sama sekali tidak dapat ditemukan pada gas apapun. Gas yang mempunyai sifat
yang paling mirip dengan gas ideal adalah gas yang berada pada temperatur tinggi dengan
tekanan rendah atau gas pada kondisi jauh di atas titik kritis dalam diagram P-T.[18]
Dalam termodinamika, analisis mengenai gas ideal memerlukan beberapa asumsi. Asumsi ini
berkaitan dengan molekul dan wadah tempat molekul berada. Asumsi paling awal ialah bahwa
suatu sistem terdiri dari molekul-molekul yang identik secara massa dan menempati wadah yang
sama dengan volume yang sama. Selanjutnya, tiap molekul diasumsikan mempunyai ukuran
yang lebih besar dibandingkan dengan jarak antarmolekul. Gerakan yang dihasilkan molekul
juga diasumsikan mematuhi hukum kedua Newton. Asumsi terakhir mengenai molekul adalah
terjadinya tumbukan lenting sempurna antara molekul dengan dinding wadah. Asumsi yang
diberikan pada dinding wadah ialah bersifat diam dan kaku.[19]
Variabel
Tidak diberikannya asumsi mengenai sifat mikroskopik dari bahan atau radiasi merupakan dasar
dari pengembangan termodinamika. Setiap sistem diberikan karakter masing-masing dengan
nilai-nilai dari pengelompokan variabel-variabel. Dalam termodinamika, variabel
dikelompokkan menjadi variabel ekstensif dan variabel intensif. Variabel yang digunakan untuk
keseluruhan sistem dan sebanding dengan komponen di dalam sistem disebut variabel ekstensif.
Dalam termodinamika, yang termasuk dalam variabel sistem adalah energi dalam, entropi,
volume, jumlah partikel, dan kapasitas kalor. Tiap variabel ekstensi dinyatakan dalam satuan per
partikel untuk memudahkan perhitungan fisika. Sementara itu, variabel intensif merupakan
variabel yang karakternya tidak ditentukan oleh ukuran sistem. Dalam termodinamika, yang
termasuk variabel ekstensi adalah tekanan, suhu dan potensial kimiawi.

2.2 Sistem termodinamika


Sistem termodinamika merupakan suatu kesatuan sejumlah massa zat tertentu yang membentuk
suatu komponen. Massa zat ini dapat terpisah menjadi gas, cair dan padat. Namun dapat pula
merupakan gabungan dari dua atau tiga zat sekaligus. Massa aliran zat tertentu dapat berpindah
dengan memasuki atau keluar dari sistem. Sementara itu, perpindahan energi diperantarai oleh
permukaan batas dari suatu sistem yang terjadi secara bersamaan. Permukaan batas ini
merupakan pemisah antara sistem dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.[15]
Sistem termodinamika adalah bagian dari alam semesta yang diperhitungkan. Sebuah batasan
yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan alam semesta, yang disebut lingkungan.
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan dan
perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan. Ada tiga jenis sistem
berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan, yaitu sistem terisolasi,
sistem tertutup dan sistem terbuka.[butuh rujukan]
Sistem terisolasi
Sistem terisolasi adalah sistem termodinamika yang di dalamnya tidak terjadi pertukaran panas,
benda atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi,
seperti tabung gas terisolasi.[21] Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi

9
sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya
penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke
sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.[butuh rujukan]
Sistem tertutup
Sistem tertutup adalah sistem termodinamika yang di dalamnya terjadi pertukaran energi (panas
dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh
dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan
lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya. Jenis pembatas pada sistem tertutup terbagi menjadi
dua yaitu pembatas adiabatik dan pembatas rigid. Perbedaan keduanya terletak pada hal yang
dibatasi. Pada pembatas adiabatik, pertukaran panas dibatasi sehingga tidak dapat terjadi sama
sekali. Sedangkan pada pembatas rigid yang dibatasi adalah pertukaran kerja.[21] Sistem
termodinamika yang tertutup disebut juga dengan massa atur.[22]
Sistem terbuka
Sistem terbuka adalah sistem termodinamika yang di dalamnya terjadi pertukaran energi dalam
bentuk panas dan kerja serta terjadi pada benda dengan lingkungannya. Dalam sistem terbuka,
terdapa sebuah pembatas yang memperbolehkan pertukaran benda. Pembatas ini disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka
2.3 Pandangan makroskopik
 
Di dalam menganalisis situasi-situasi fisika, maka kita biasanya memusatkan perhatian kita
pada suatu bagian materi yang kita pisahkan di dalam pikiran kita dari lingkungan luarnya.
Kita menamakan bagian seperti itu adalah sistem. Segala sesuatu di luar sistem tersebut yang
mempunyai pengaruh langsung kepada sifat sistem tersebut dinamakan lingkungan. Batas
antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), seperti terlihat pada
Gambar 1.1. Dalam aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem maupun
lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.
Ketika suatu sistem telah dipilih, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan karakter atau
sifat-sifat yang berhubungan dengan sistem atau interaksinya dengan lingkungan. Seperti yang
telah disebutkan dalam perkembangan ilmu termodinamika di atas, secara umum ada dua
tinjauan yang kita ambil yakni tinjauan mikroskopik dan tinjauan mikroskopik. Tinjauan
mikroskopik meliputi variabel atau sifat dari suatu sistem yang didekati dengan ukuran
manusia yang lebih besar sedangkan tinjauan mikroskopik meliputi sifat dari sistem yang
didekati dengan ukuran molekul yang lebih kecil.
Jika kita ambil suatu sistem yang berisi sebuah silinder dalam mesin mobil. Analisa
kimia akan menjelaskan tentang pencampuran hidrokarbon dengan udara sebelum
dibakar, dan campuran setelah terjadi pembakaran yang menghasilkan produk hasil
pembakaran yang memiliki ikatan kimia yang baru. Pernyataan dari segi kimiawi ini
menjelaskan tentang massa dan komposisi dari sistem. Pada suatu saat sebuah sistem
dapat dijelaskan lebih lanjut, misalkan aspek volume, di mana volume akan berubah-

10
ubah sesuai dengan gerakan piston. Volume dari silinder dapat dengan mudah diukur
dan dicatat dengan otomatis dalam laboratorium dengan cara memasang perangkat
pada piston tersebut. Besaran lain yang sangat diperlukan dalam menjelaskan sistem
ini adalah tekanan gas dalam silinder. Setelah terjadi pembakaran campuran (bahan
bakar minyak dan udara), tekanan akan menjadi besar, sebaliknya setelah terjadi
ledakan dalam ruang pembakaran tekanan akan menjadi kecil. Dalam laboratorium
pengukur tekanan akan digunakan untuk mengukur dan mencatat perubahan tekanan
selama mesin bekerja. Akhirnya, ada satu lagi besaran yang tak boleh diabaikan dalam
menjelaskan mesin yang bekerja tersebut. Besaran tersebut adalah temperatur (suhu),
sebagaimana kita lihat, besaran ini dapat kita ukur sebagaimana besaran massa,
volume dan tekanan.
Kita telah dapat menjelaskan sistem dalam silinder dalam mesin kendaraan, dengan
besaran masa, komposisi, volume, tekanan dan suhu. Besaran tersebut merujuk pada
sesuatu dengan skala yang besar atau kumpulan sifat, dari suatu sistem yang
memberikan penjelasan secara mikroskopik, sehingga bisa juga disebut kuantitas
mikroskopik. Untuk sistem lain selain gas seperti tegangan tali, bahan dielektrik,
batang paramagnetik dan besaran yang berbeda haruslah disesuaikan untuk dapat
memberikan penjelasan mikroskopik dari sistem tersebut; akan tetapi kuantitas
mikroskopik secara umum memiliki sifat sebagai berikut.
1. Tidak mengandung asumsi khusus menyangkut struktur materi, medan, atau
radiasi.
2. Mendeskripsikan sistem secara sederhana (memerlukan sedikit karakter dalam
memberikan penjelasan).
3. Bersifat sangat mendasar, dapat dirasakan oleh indera.
4. Bersifat umum dan dapat diukur secara langsung.

Singkatnya, penjelasan secara mikroskopik dari suatu sistem mengandung beberapa sifat
umum yang dapat diukur yang dimiliki oleh sistem tersebut. Termodinamika merupakan salah
satu cabang dari ilmu alam yang sesuai dengan sifat mikroskopik atau karakteristik alam,
termasuk kuantitas mikroskopik dari temperatur untuk setiap sistem. Adanya temperatur
dalam termodinamika membedakan ilmu ini dengan cabang ilmu yang lain seperti, optik
geometri, mekanika listrik dan magnet.

Contoh

Pada saat Anda menjatuhkan bola dari ketinggian tertentu, maka bola bergerak jatuh bebas ke
tanah. Bagaimana anda menggambarkan hubungan sistem dan lingkungannya pada kasus bola
jatuh bebas ini?

Penyelesaian:

11
Pada kasus bola jatuh bebas, maka bola dapat merupakan sistemnya dan lingkungannya dapat
berupa udara dan bumi. Di dalam jatuh bebas kita dapat mencoba menentukan bagaimana
udara dan bumi mempengaruhi gerakan bola tersebut.

2.4 Pandangan mikroskopik

Tinjauan mikroskopik merupakan hasil dari kemajuan yang pesat dalam pengetahuan
mengenai molekul, atom dan inti selama kurun waktu satu abad ini. Dengan tinjauan ini suatu
sistem dianggap terdiri dari jumlah yang amat besar (N) partikel, di mana setiap partikel
memiliki energi E1, E2... EN. Suatu partikel diasumsikan dapat berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya yang berarti terjadi tumbukan, atau ada gaya interaksi yang menyebabkan
medan. Sistem partikel dapat dibayangkan terisolasi, atau dalam beberapa kasus dianggap
sebagai sekelompok sistem yang sama yang terikat, atau disebut sistem assembly. Sehingga
probabilitas matematik diterapkan, dan tingkat/derajat persamaan dari sistem tersebut
diasumsikan sebagai tingkat/derajat dengan probabilitas yang terbesar. Masalah mendasar
adalah menemukan jumlah partikel dalam setiap tingkat energi (tingkat populasi) jika suatu
persamaan mampu menjangkau. Mekanika statistik , merupakan salah satu cabang ilmu alam
yang sesuai dengan karakter mikroskopik dari alam.
Perlu diketahui bahwa mekanika statistik akan dibicarakan dalam buku ajar lainnya sehingga
tidak perlu membahas materi lebih lanjut berdasarkan
tinjauan mikroskopik. Sehingga jelas dari uraian di atas, bahwa penjelasan mikroskopik
dari suatu sistem memiliki sifat sebagai berikut.
1. Memiliki asumsi menyangkut struktur materi, medan dan radiasi.
2. Menetapkan beberapa besaran untuk menjelaskan sistem.
3. Besaran yang ditetapkan tak perlu dapat dirasakan oleh indera, akan tetapi cukup
dengan model matematis.
4. Tidak dapat diukur secara langsung, akan tetapi haruslah dihitung.

Contoh

Contoh-contoh aplikasi dari termodinamika yang memerlukan kajian mikroskopis


untuk menjelaskan gejala fisisnya antara lain adalah laser, plasma (lapisan tipis), aliran
gas kecepatan sangat tinggi, kinetika kimia, temperatur sangat rendah (crogenics), dan
sebagainya.

2.5 Kesetimbangan termal


Kesetimbangan termal adalah kondisi di mana suhu dari sistem-sistem yang terlibat adalah
sama atau tidak ada kalor yang mengalir. Jadi, jika ada benda A dan benda B yang dikatakan
mencapai kesetimbangan termal, artinya benda A dan benda B tersebut memiliki suhu yang sama
dan tidak ada kalor yang mengalir di antara keduanya.

12
Kalor sendiri mengalir dari sistem bersuhu tinggi ke sistem bersuhu rendah. Oleh karena itu,
jika suhu kedua sistem sama, maka kalor tidak akan mengalir di antara keduanya.
Contoh penerapan Hukum 0 Termodinamika dalam kehidupan sehari-hari adalah alat ukur suhu
(termometer).
Dalam termodinamika, suatu sistem termodinamik disebut berada dalam kesetimbangan
termodinamik bila sistem tersebut berada dalam keadaan setimbang mekanis, setimbang termal
dan setimbang secara kimia. Dalam kesetimbangan termodinamik, tidak ada kecenderungan
untuk terjadi perubahan keadaan, baik untuk sistem maupun untuk lingkungannya.[1]
Kesetimbangan mekanis terjadi apabila tidak ada gaya yang takberimbang di bagian dalam
sistem, dan juga antara sistem dan lingkungannya. Dalam kesetimbangan termal, semua bagian
sistem bertemperatur sama, dan sistem juga memiliki suhu yang sama dengan lingkungannya.
Dalam kesetimbangan kimia, suatu sistem tidak mengalami perubahan spontan dalam struktur
internalnya, seperti reaksi kimia. Sistem dalam kesetimbangan kimia juga tidak mengalami
perpindahan materi dari satu bagian sistem ke bagian sistem lainnya, seperti difusi atau
pelarutan.
Bila ketiga syarat kesetimbangan tersebut tidak dipenuhi, maka sistem termodinamik disebut
berada dalam keadaan yang tidak setimbang.

Gambaran
Termodinamika klasik meliputi keadaan kesetimbangan dinamis. Keadaan lokal dari suatu
sistem pada kesetimbangan termodinamika ditentukan oleh nilai dari parameter intensifnya,
seperti tekanan dan suhu. Untuk lebih spesifik, kesetimbangan termodinamika dikarakteristikkan
oleh potensial termodinamika minimum, seperti energi bebas Helmhlotz, yaitu sistem pada suhu
dan volume sama:
A = U - TS;

atau energi bebas Gibbs, yaitu sistem dengan tekanan dan suhu tetap:
G = H - TS.

di mana T = suhu, S = entropi, U = energi dalam dan H= entalpi. Energi bebas Helmholtz sering
dinotasikan dengan simbol F, tetapi penggunaan A dipilih oleh IUPAC [2]. Proses yang
mengatur suatu kesetimbangan termodinamika disebut termalisasi. Suatu contoh adalah suatu
sistem dengan partikel yang berinteraksi tidak terganggu oleh pengaruh luar. Dengan interaksi,
mereka akan menggabungkan energi/momentum di antara mereka dan mencapai suatu keadaan
di mana statistik umum tidak berubah terhadap waktu.
Keadaan Kesetimbangan
Dengan melihat bentuk turunan dari potensial termodinamika, hubungan berikut dapat
diturunkan:

13
● Untuk sistem terisolasi sempurna, ΔS = 0 pada kesetimbangan.
● Untuk sistem dengan suhu dan volume tetap, ΔA = o pada kesetimbangan.
● sistem dengan suhu dan tekanan tetap, ΔG = 0 pada kesetimbangan.

Jenis lain dari kesetimbangan yang dicapai adalah sebagai berikut:

● Dua sistem dalam kesetimbangan termal saat suhu sama.


● Dua sistem dalam kesetimbangan mekanik saat tekanan mereka sama.
● Dua sistem dalam kesetimbangan difusi saat potensial kimia mereka sama.

Semua pengaruh seimbang.


Kesetimbangan Lokal dan Global
Adalah penting untuk membedakan antara kesetimbangan termodinamika global dan lokal.
Dalam termodinamika, perubahan dengan sistem dan antara sistem dan luar dikontrol oleh
parameter intensif. Sebagai contoh, suhu mengontrol perubahan panas. Kesetimbangan
Termodinamika global berarti bahwa parameter intensif itu homogen dalam sistem keseluruhan,
sedangkan kesetimbangan termodinamika lokal berarti parameter intensif bervariasi dalam ruang
dan waktu, tetapi variasi itu dengan pelan untuk setiap titik, yang dapat mengasumsikan
kesetimbangan dalam kesetimbangan termodinamika dalam lingkungan titik tersebut.
Jika gambaran sistem dengan variasi dalam parameter intensif begitu luas, banyak asumsi
sebelumnya yang mana definisi parameter intensif ini akan rusak, dan sistem tidak pernah akan
berada dalam kesetimbangan global maupun lokal. Contohnya, suatu jumlah tabrakan yang pasti
untk suatu partikel untuk setimbang pada lingkungannya. Jika jarak rata-rata partikel yang telah
bergerak selama tabrakan menghilang dari lingkungan yang setimbang, dia tidak pernah akan
setimbang dan tidak ada kesetimbangan termodinamika lokal. Secara definisi, suhu adalah
perbandingan rata-rata energi dalam dari suatu lingkungan yang setimbang. Karena tidak ada
lingkungan yang setimbang, konsep suhu salah, dan suhu menjadi tak terdefinisi.
Adalah penting untuk diingat bahwa kesetimbangan lokal hanya dapat diaplikasi pada suatu
subset pasti dari partikel-partikel dalam sistem. Contohnya, Kesetimbangan Termodinamika
Lokal biasanya hanya diaplkasikan pada partikel besar. Dalam gas yang memancar, foton-foton
yang sedang dipancarkan dan diserap oleh gas tidak perlu berada dalam kesetimbangan
termodinamika dengan masing-masing atau dengan partikel-partikel besar dari gas agar
kesetimbangan termodinamika lokal ada. Pada kasus yang sama, tidak perlu diperhatikan
elektron bebas yang ada dalam kesetimbangan dengan atom-atom dan molekul yang lebih
banyak agar kesetimbangan termodinamika lokal ada.
Sebagai contoh, kesetimbangan termodinamika akan selalu ada dalam suatu gelas yang beridi air
yang mengandung es balok yang melebur. Suhu di dalam gelas dapat didefinisikan pada suatu
titik, tetapi dia lebih dingin dekat es balok daripada jauh darinya. Jika energi molekul
ditempatkan dekat suatu titik yang diberi diobservasi, mereka akan didistribusikan menurut
distribusi Maxwell-Boltzmann untuk suhu tertentu. Jika energi-energi molekul didetempatkan
ekat titik yang lain diamati, mereka akan didistribusikan menutur distribusi Maxwell-Boltzman
untuk temperatur lainnya.

14
Kesetimbangan termidinamika lokal tidak mempertimbangkan stasioner lokal dan global.
Dengan kata lain, masing-masing lokalitas kecil tidak membutuhkan suhu yang tetap. Tetapi, dia
memerlukan masing-masing perubahan lokalitas kecil secara perlahan untuk menopang dengan
praktis distribusi Maxwell-Boltzman lokal kecepatan molekul. Suatu keadaan
ketidaksetimbangan dapat menjadi stasioner stabil jika dipertahankan oleh perubahan di anatara
sistem dan linkungan. Contohnya, statisoner yang stabil secara global dapat dipertahankan di
bagaian dalam gelas yg berisi air dengan penambahan bubuk halus ke dalamnya agar
mengimbangi titik leburnya, dan secara tetap pengeringan lelehan air. Fenomena transport adalah
proses yang mengatur bentuk sistem kesetimbangan termodinamika lokal ke global. Kembali lagi
pada contoh, difusi panas akan mengatur gelas terhadap kesetimbangan termodinamika, suatu
keadaan dengan suhu gelas homogen sempurna.[2]
2.6 Skala temperatur celcius
SKALA TERMODINAMIKA
SKALA PADA TERMOMETER

Suhu merupakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu termasuk besaran skalar
dengan satuan pokoknya adalah Kelvin (K). Namun ada beberapa jenis skala yang dibuat oleh
para ilmuwan yaitu:

a) Skala Fahrenheit

        Saat ini, kebanyakan dari beberapa orang awan lebih sering menggunakan temometer
Merkuri. Termometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Fahrenheit. Alat ini terdiri dari
pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawahnya.
Karena untuk pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika
temperatur meningkat, maka merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan
petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Pada skala
Fahrenheit titik beku air bernilai 32 dan titik didih air diberi angka 212. Suhu es yang dicampur
dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik beku dan titik didih dibagi 180 skala.

b) Skala Reamur

        Skala Reamur adalah skala suhu yang dinamai menurut penemunya yaitu Rene Antoine
Ferchault de Reaumur. Pada tahun 1731 Reamur mengusulkan titik beku air 0 derajat dan titik
didih air 80 derajat Reamur. Jadi, satu derajat Reamur sama dengan 1,25 derajat Celsius atau
kelvin. Skala ini mulanya dibuat dengan alcohol. Skala Reamur digunakan secara luas di Eropa,

15
terutama di Perancis dan Jerman. Namun kemudian digantikan oleh Celsius. Saat ini skala
Reamur jarang digunakan kecuali di industri permen dan keju.

c) Skala Celcius

         Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah Skala Celcius. Pada abad 17
terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi
pada Anders Celcius sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan
sebagai pedoman pengukuran suhu yaitu dengan nilai 0 untuk titik beku dan nilai 100 untuk titik
didih. Pada tahuntersebut pula Anders Celsius mempublikasikan sebuah buku berjudul
“Penemuan Skala Temperatur Celsius” yang sebagian isinya menjelaskan metoda kalibrasi alat
termomometer

d) Skala Kelvin

          Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan
berhenti bergerak, kondisi ini disebut dengan kondisi nol mutlak. Namun, skala Celcius tidak
bisa menjawab masalah ini. Lord Kelvin (1842 - 1907) adalah orang pertama yang mengusulkan
skala mutlak dari suhu. Studinya terhadap teori Carnot (teori tentang mesin ideal dengan efisiensi
mendekati 100%) menuntunnya ke ide bahwa kalor tidak pernah berpindah secara spontan dari
benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi.Teori ini dikenal sebagai hukum kedua
termodinamika. Pada skala Kelvin, tidak ada skala negatif karena titik beku air ditetapkan
sebesar 273 K dan titik didih air ditetapkan sebesar 373 K. Hal ini berarti suhu 0 K sama dengan
–273 °C. Yang kemudian suhu ini dikenal sebagai suhu nol mutlak. Para ilmuwan yakin bahwa
pada suhu nol mutlak, molekul-molekul diam atau tidak bergerak. Dengan alasan inilah skala
Kelvin sering digunakan untuk keperluan ilmiah. Skala Kelvin merupakan satuan internasional
untuk temperatur.

Jarak skala termometer

· C = 100-0 ; 100:20 = 5

· R = 80-0 ; 80:20 = 4

· F = 212-32 ; 212:20 = 9

· K= 373-273 ; 373:20 = 5

16
Untuk mengubah dari X ke skala Y dapat dilakukan dengan cara angka perbandingan dikalikan
dengan “P” ditambah titik beku

· C = 5P + 0

· R = 4P + 0

· F = 9P + 32

· K= 5P + 273

Jenis-jenis kesetimbangan

Kesetimbangan termal
Kesetimbangan termal dicapai ketika dua sistem dalam termal kontak dengan masing-masing
berhenti untuk memperoleh net perubahan energi. Ini berarti bahwa jika dua sistem dalam
kesetimbangan termal, suhu mereka sama.[3] Kesetimbangan termal terjadi ketika suatu sistem
termal mokroskopik yang teramati telah berhenti untuk perubahan waktu. Contohnya, suatu gas
ideal dengan fungsi distribusi telah stabil pada suatu distribusi Maxwell-Boltzmann dalam
kesetimbangan termal. Kesetimbangan termal dari suatu sistem tidak berarti mutlak tidak
seragam dengan sistem; contohnya, sebuah sistem sungai dapat berada dalam kesetimbangan
termal saat distribusi suhu makroskopik stabil dan tidak berubah terhadap waktu, mesekipun
distribusi temperatur spasial merefleksikan masukan polusi termal.
Kesetimbangan Kuasistatik
Kesetimbangan kuasistatik adalah keadaan kuasi-setimbang dari suatu sistem termodinamika
mendekati kesetimbangan termodinamika, dalam beberapa arti. Dalam proses kuasistatik atau
kesetimbangan, transisi perlahan yang memadai dari sistem termodinamika dari keadaan
kesetimbangan ke keadaan lain yang terjadi seperti pada setiap keadaan sistem yang mendekati
keadaan kesetimbangan. Selama proses kuastatic, sistem mencapai kesetimbangan lebih cepat,
hampir seketika, dari parameter fisik yang bervariasi.
Ketidaksetimbangan
Termodinamika ketidaksetimbangan adalah cabang termoinamika yang meliputi sistem yang
tidak berada dalam kesetimbangan termodinamika. Kebanyakan sistem yang ditemukan di alam
tidak dalam kesetimbangan termodinamika karena mereka berubah atau dipicu untuk berubah
terhadap waktu, dan secara tetap dan tidak tetap subjek untuk fluks materi dan energi dan dari
sistem lainnya. Studi termodinamika sistem tidak-setimbang memenuhi banyak konsep umum
daripda termodinamika kesetimbangan. Banyak sistem alam sampai sekarang tetap berada di luar
cakupan metode termodinamika makroskopik sekarang ini.

17
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Termodinamika merupakan salah satu cabang fisika yang membahas mengenai perubahan
energi panas menjadi bentuk energi lain. Hukum pertama termodinamika dan hukum
termodinamika kedua menjadi acuan dalam membahas mengenai perubahan energi. Pengukuran
di dalam termodinamika tidak dinyatakan dengan besaran mikroskopis melainkan dengan
besaran makroskopis.[1] Termodinamika membahas mengenai hubungan antara energi, panas,
kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika
statistika di mana hubungan termodinamika berasal. Asal kata termodinamika adalah dari dua
kata bahasa Yunani yaitu thermos yang artinya panas dan dynamic yang artinya perubahan.[2]
Penemuan konsep termodinamika diawal dengan usaha para ilmuwan abad ke-19 Masehi untuk
membuat mesin yang memiliki kemampuan untuk mengadakan perubahan energi. Tujuan
pengubahan energi ini awalnya untuk memudahkan pekerjaan dengan mengubah energi menjadi
usaha dengan besar perubahan energi yang maksimal. Mesin paling awal yang dibuat oleh para
ilmuwan mampu mengubah energi gerak menjadi energi potensial. Prinsip kerjanya didasarkan
pada peristiwa tumbukan. Adanya usaha dari para ilmuwan ini yang kemudian pada abad ke-20
berhasil mengembangkan teori-teori mengenai termodinamika.[1]
Teori termodinamika berlaku pada keadaan panas atau sistem dengan keadaan setimbang pada
saat dimulai maupun diakhiri. Setelah abad ke-19 Masehi, perkembangan teori termodinamika
beralih ke fisika kuantum dan transisi-transisi fasa. Secara fenomenologi, pengembangan teori
termodinamika ditujukan bagi sistem-sistem makroskopik. Dalam fisika, perumusan
termodinamika menjadi suatu aksioma yang meliputi tiga hukum termodinamika. Konsep utama
yang melandasi ketiga hukum termodinamika adalah energi dan entropi.[3]

DAFTAR PUSTAKA

http://abulyatama.ac.id/?p=4882

https://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesetimbangan_termodinamik

18
19

Anda mungkin juga menyukai