Anda di halaman 1dari 31

ABSTRACT

Mengapa Menggosok-gosok tangan


bisa menimbulkan Panas?Kalau kedua
telapak kita ditangkupkan,kemudian
saling digosokkan hingga cukup lama,
akan muncul rasa panas pada
telapak,hal ini terjadi karena gaya
gesekan antara kedua telapak tangan
kita menyebabkan pergerakan
molekul-molekul atom yang ada di
telapak semakin lama semakin cepat,
hingga saling bertumbukan satu sama
lain, keadaan inilah yang disebut
termodinamika, untuk mengetahui
lebih lanjut tentang
termodinamika,silahkan baca dan
pahami bahan ajar berikut ini..

TERMODINAMIKA
PETA KONSEP

Termodinamika

Prinsip Mesin
Sistem Hukum Proses Pers
Termodina kalor
Termodin Termodin Termodin Entropi Clausius
mika dan
amika amika amika clayperon
mesin
carnot

1.hukum I
1.Sistem 1.efisiensi
Termodina 1.isobarik
terbuka mika mesin 1.Konsep
carnot entropi
2.isokhorik
2.sistem 2.hukum II
tertutup Termodina 2.efisiensi 2.prinsip
3.Isotermis
mika mesin kalor entropi
3.sistem 4.adiabatik
terisolasi 3.hukum III
Termodina
mika
Kompetensi dasar:

Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hokum


termodinamika
Membuat karya atau model penerapan hokum I dan IItermodinamika dan
makna fisisnya.

Indicator :

Mengetahui hokum ke 0 termodinamika


Mengetahui hokum ke I termodinamika
Mengetahui hokum ke II termodinamika
Mengetahui system entropi
Tujuan pembelajaran;

Melalui praktikum siswa dapat mengamati proses pengukuran suhu suatu


benda menggunakan thermometer dengan benar
Melalui praktikum siswa dapat mengamati proses gerakan piston pada
motor bakar dengan baik
Melalui praktikum siswa dapat mengamati proses entropi dengan benar
Melalui diskusi siswa dapat mengamati hasil praktikum tersebut dengan
baik
Melalui diskusi siswa dapat memecahkan masalah tentang siklus mesin
kalor dengan baik
Melalui diskusi siswa dapat memecahkan masalah tentang siklus karnot
dengan baik
Melalui diskusi siswa dapat memecahkan masalah tentang siklus clausius-
clayperon dengan baik
Melalui diskusi siswa dapat memecahkan masalah tentang entropi dengan
baik
Melalui diskusi siswa dapat menyimpulkan hubungan tekanan (P), volume
(V), dan suhu (T), dari mesin kalor dan silus karnot dalam diagram P-V
dengan benar.
Melalui diskusi siswa dapat mempresentasikan hasil penyelesaian masalah
tentang siklus mesin kalor dengan benar.
Melalui diskusi siswa dapat mempresentasikan hasil penyelesaian masalah
tentang siklus mesin karnot dengan benar.
Melalui diskusi siswa dapat mempresentasikan hasil penyelesaian masalah
tentang teori clausius-clayperon dengan benar.
Melalui diskusi siswa dapat mempresentasikan hasil penyelesaian masalah
tentang grafik P-V dari siklus mesin kalor dan mesin karnot dengan benar
TERMODINAMIKA

A. Pengertian Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang
artinya panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika adalah
suatu ilmu yang menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan
energi yang disebabkan perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat
pendukungnya. Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas,
kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika juga berhubungan
dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini mempelajari suatu pertukaran
energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas dan lingkungan.
Aplikasi dan penerapan termodinamika bisa terjadi pada tubuh manusia,
peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik, Refrigerator, mobil,
pembangkit listrik dan industri.

B. Prinsip Termodinamika
Prinsip termodinamika sebenarnya yaitu hal alami yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu
bentuk mekanisme yang bisa membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi
termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena adanya perkembangan
ilmu termodinamika sejak abad 17. Pengembangan ilmu termodinamika
dimulai dengan pendekatan makroskopik yakni perilaku umum partikel zat
yang menjadi media pembawa energi.

C. Sistem-Sistem Termodinamika
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan
arus benda, energi dan materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem
berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan
lingkungannya, yakni sebagai berikut :
1. Sistem terbuka

Sistem yang menyebabkan terjadinya pertukaran energi (panas dan


kerja) dan benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini
meliputi peralatan yang melibatkan adanya suatu aliran massa kedalam
atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan motor bakar.
Sistem mesin motor bakar yaitu ruang didalam silinder mesin, dimana
campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas
buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa maupun energi
bisa melintasi batas sistem yang sifatnya permeabel. Dengan demikian,
pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut juga
dengan control volume.

Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem yaitu :

Untuk panas (Q) bernilai positif jika diberikan kepada sistem dan
bernilai negatif bila keluar dari sistem
Untuk usaha (W) bernilai positif jika keluar dari sistem dan bernilai
negatif jika diberikan (masuk) kedalam sistem.

2. Sistem tertutup

Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas


dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem
tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini
tidak bisa melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk
panas (heat) maupun usaha (work) bisa melintasi lapis batas sistem
tersebut. Dalam sistem tertutup, walaupun massa tidak bisa berubah
selama proses berlangsung, tapi volume bisa saja berubah disebabkan
adanya lapis batas yang bisa bergerak (moving boundary) pada salah satu
bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup yaitu suatu
balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap,
tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara
didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, jika panas
diberikan kepada sistem (Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat
yang berada didalam sistem. Pengembangan ini akan
mengakibatkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout). Karena
sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem
(massa selalu konstan) maka sistem ini disebut dengan control mass.

Suatu sistem bisa mengalami pertukaran panas atau kerja atau


keduanya, biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.


Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.

Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding
adiabatik dan dinding diatermik. Dinding adiabatik yaitu dinding yang
menyababkan kedua zat mencapai suhu yang sama dalam waktu yang
lama (lambat). Untuk dinding adiabatik sempurna tidak memungkinkan
terjadinya suatu pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan dinding
diatermik yaitu dinding yang memungkinkan kedua zat mencapai suhu
yang sama dalam waktu yang singkat (cepat).

3. Sistem terisolasi

Sistem terisolasi ialah sistem yang menyebabkan tidak terjadinya


pertukaran panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contohnya : air
yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam
kenyataan, sebuah sistem tidak bisa terisolasi sepenuhnya dari lingkungan,
karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, walaupun hanya penerimaan
sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang
masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.

Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut dengan


property (koordinat sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p),
temperatur (T), volume (v), masa (m), viskositas, konduksi panas dan lain-
lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang didefinisikan dari koordinat
sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan
lain-lain.

Suatu sistem bisa berada pada suatu kondisi yang tidak berubah,
jika masing-masing jenis koordinat sistem tersebut bisa diukur pada semua
bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai
keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem memiliki nilai
koordinat yang tetap. Jika koordinatnya berubah, maka keadaan sistem
tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak
mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang
(equilibrium).

D. Hukum-Hukum Termodinamika
Termodinamika mempunyai hukum-hukum pendukungnya. Hukum-
hukum ini menerangkan bagaimana dan apa saja konsep yang harus
diperhatikan. Seperti peristiwa perpindahan panas dan kerja pada proses
termodinamika. Sejak perumusannya, hukum-hukum ini sudah menjadi
hukum penting dalam dunia fisika yang berhubungan dengan termodinamika.
Penerapan hukum-hukum ini juga digunakan dalam berbagai bidang seperti
bidang ilmu lingkungan, otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia dan lain-lain.
Berikut hukum-hukum termodinamika :

1. Hukum I termodinamika (Kekekalan Energi dalam Sistem)

Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya


bisa mengubah bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya.
Dalam termodinamika, jika sesuatu diberikan kalor, maka kalor tersebut
akan berguna untuk usaha luar dan mengubah energi dalam.

a. Bunyi Hukum I Termodinamika :

untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam U = Q
W.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan
Q tidak. W dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam
proses termodinamika yang bisa merubah keadaan. U merupakan fungsi
variabel keadaan (P,V,T,n). W bertanda positif bila sistem melakukan
usaha terhadap lingkungan dan negatif jika menerima usaha lingkungan. Q
bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif
jika melepas kalor pada lingkungan.

Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada


transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan
tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada
petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.

Rumus Hukum Termodinamika I

Berdasarkan kekekalan energi dapat dikemukakan bahwa


perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup (U) akan sama dengan
kalor yang ditambahkan ke sistem dikurangi kerja yang dilakukan oleh
sistem. Konservasi energi dalam tubuh dinyatakan bahwa perubahan
cadangan energi dalam tubuh (energi makanan, lemak tubuh, dan kalor
tubuh) sama dengan kalor yang hilang dari tubuh plus kerja yang
dilakukan. Pernyataan ini merupakan hukum pertama termodinamika yang
dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.
U = Q W
U = perubahan cadangan energi
Q = kalor total yang diserap oleh tubuh
W = kerja total yang dilakukan oleh tubuh.

Persamaan ini berlaku untuk sistem tertutup, dengan asumsi bahwa


tidak ada makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh, dan tidak
ada feses atau urin yang dikeluarkan selama interval waktu tertentu.
Persamaan ini juga berlaku untuk sistem terbuka jika kita menyatakan
bahwa perubahan energi dalam yang disebabkan oleh kenaikan atau
penurunan jumlah zat. Untuk sistem terisolasi, tidak ada kerja yang
dilakukan dan tidak ada kalor yang masuk atau meninggalkan sistem,
sehingga W = Q = 0, dan berarti bahwa:
U = 0

2. Hukum II termodinamika (Arah reaksi sistem dan batasan)

Hukum kedua ini membatasi perubahan energi mana yang


bisa terjadi dan yang tidak. Pembatasan ini dinyatakan dengan
berbagi cara, yaitu :

Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor mengalir


secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan
tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya

Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor


Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.

Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran


termodinamika yang menyertai suatu perubahan setiap keadaan dari awal
sampai akhir sistem dan menyatakan ketidakteraturansuatusistem)
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi
dan bertambah ketia proses irreversible terjadi.

Hukum termodinamika pertama menyatakan kekekalan energi.


Terdapat banyak proses yang mengubah energi, tetapi tidak tampak terjadi
di alam. Sebagai contoh, ketika sebuah benda yang panas diletakkan
bersentuhan dengan benda yang dingin, kalor mengalir dari panas ke
dingin, tidak pernah sebaliknya secara spontan. Jika kalor meninggalkan
benda yang dingin dan masuk ke yang panas, energi akan tetap bisa kekal.
Proses ini tidak berlangsung secara spontan (maksudnya adalah dengan
sendirinya tanpa masukan kerja dalam bentuk apapun). Sebagai contoh
kedua, apa yang terjadi ketika Anda menjatuhkan batu dan menimpa
tanah. Energi potensial awal batu berubah menjadi energi kinetik pada saat
batu jatuh, dan ketika batu tersebut mengenai tanah, energi ini diubah
menjadi energi dalam dari batu tersebut dan tanah di sekitar tempat
jatuhnya; molekul-molekul bergerak lebih cepat dan temperatur sedikit
naik. Pernahkan Anda melihat yang sebaliknya sebuah batu dalam
keadaan diam di tanah tiba-tiba naik ke udara karena energi termal
molekul diubah menjadi energi kinetik batu sebagai satu kesatuan? Energi
dapat kekal pada proses ini, tetapi kita tidak pernah melihatnya terjadi.
Terdapat banyak contoh lain dari proses yang terjadi di alam tetapi
kebalikannya tidak pernah terjadi. Ada dua contoh yaitu (1) Jika Anda
meletakkan selapis garam di sebuah botol dan menutupnya dengan selapis
butiran merica yang ukurannya sama, ketika Anda mengocoknya, akan
didapat campuran yang sempurna. Tentu campuran tersebut tidak akan
berpisah menjadi dua lapisan lagi. (2) Cangkir kopi dan gelas akan pecah
seketika jika Anda menjatuhkannya, tetapi pecahannya tidak akan bersatu
kembali dengan sendirinya.
Hukum termodinamika pertama, kekekalan energi, tidak dilanggar
jika proses-proses ini terjadi dengan sebaliknya. Untuk menjelaskan tidak
adanya reversibilitas (bisa balik) para ilmuwan pada paruh abad
kesembilan belas merumuskan prinsip baru yang dikenal sebagai hukum
termodinamika kedua. Hukum ini merupakan pernyataan mengenai proses
yang terjadi di alam. Hukum ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara.
Satu pernyataan yang dibuat oleh R.J.E Clausius (1822-1888) adalah :
Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin.
Karena pernyataan ini berlaku untuk satu proses tertentu, tidak jelas
apakah dapat berlaku untuk proses yang lain. Diperlukan pernyataan yang
lebih umum yang akan mencakup proses lain yang mungkin, dengan cara
yang lebih nyata.
Pernyataan umum hukum kedua sebagian didasarkan pada studi
mesin kalor. Mesin kalor adalah alat yang mengubah energi termal
menjadi energi mekanik, seperti mesin uap dan mesin mobil. Kita
sekarang meneliti mesin kalor, baik dari sudut pandang praktis maupun
untuk menunjukkan kepentingannya dalam pengembangan hukum
termodinamika kedua

3. Hukum III termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol


absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti
dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.hukum ini jugga
menyatakn bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol.

Proses-proses Termodinamika
Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung dari
keadaan tekanan, volume, dan suhu saat terjadinya proses tersebut. Proses-proses
tersebt umumnya digambarkan dalam diagram P-V, yaitu diagram yang
menggambarkan tekanan (P) dan volume (V) saat proses terjadi. Ada dua hal
penting yang harus diingat dari berbagai jenis proses-proses termodinamika, yaitu
variabel yang berubah dan usaha yang dilakukan. Usaha yang terjadi pada suatu
proses termodinamika dapat diketahui dengan menghitung luasan grafik P-V.

Isobarik

Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem (
). Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar


(terjadi pemuaian) maka usaha bernilai positif, dan bila volume mengecil (terjadi
penyusutan) maka usaha bernilai negatif.
Sumber gambar: figures.boundless-cdn.com

Isokhorik

Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem
( ). Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan
bangun yang terdapat pada gambar P-V.

Sumber gambar: cft.fis.uc.pt

Isotermik

Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem (
).
Sumber gambar: bu.edu

Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah
konstanta gas, dan T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan
persamaan usaha di diagram P-V dengan persamaan gas ideal.

Adibatik

Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem (
).
Sumber gambar: gsu.edu

Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat
dinyatakan dengan persamaan:

Jika diperhatikan dengan sekilas, proses adiabatik dan isotermik memiliki diagram
P-V yang serupa. Secara detil, dapat dilihat bahwa proses adiabatik memiliki
kemiringan yang lebih curam dibandingkan proses isotermik seperti contoh grafik
berikut.
i.stack.imgur.com

Jika semua proses tersebut digambarkan menjadi suatu diagram P-V, dapat
didapatkan grafik berikut. Patut diingat bahwa satuan-satuan yang digunakan
dalam perhitungan adalah Satuan Internasional. Sebagai contoh, satuan untuk
suhu yang digunakan adalah Kelvin, satuan untuk volume adalah m3, dan satuan
untuk jumlah zat adalah mol.

kias.dyndns.org

Mesin Carnot dan mesin kalor


Mesin Carnot
Mesin carnot adalah suatu model mesin ideal yang memiliki efisiensi paling tinggi
dari semua mesin yang mungkin diciptakan. Mesin Carnot bekerja berdasarkan
suatu proses termodinamika yang membentuk siklus, disebut juga siklus Carnot.
Pada siklus Carnot, terdapat 4 proses, yaitu pemuaian Isotermal dari A ke B,
pemuaian adiabatic dari B ke C, pemampatan isothermal dari C ke D, dan
pemampatan adiabatic dari D ke A. Selama proses siklus Carnot sistem menerima
kalor Qh dari reservoir bersuhu tinggi Th dan melepas kalor Qc ke reservoir
bersuhu rendah Tc

Siklus carnot pada mesin carnot

Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot dapat dinyatakan dengan


mengaplikasikan Hukum Termodinamika 1.

Sedangkan, untuk mengukur efisiensi mesin dapat digunakan persamaan-


persamaan berikut.
Dikarenakan pada siklus Carnot berlaku hubungan , efisiensi mesin
Carnot juga dapat dinyatakan dengan:

Jika dilihat pada rumus efisiensi tersebut, nilai efisiensi 100% dapat diperoleh
jika . Hal ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada sistem di dunia nyata yang mampu mencapai
efisiensi 100%.

EFFISIENSI MESIN KALOR

Menurut kurva hubungan pV dari siklus Carnot, usaha yang dilakukan oleh gas
adalah luas daerah di dalam kurva pV siklus tersebut. Oleh karena siklus selalu
kembali ke keadaannya semula, Usiklus = 0 sehingga persamaan usaha siklus
(Wsiklus) dapat dituliskan menjadi

Wsiklus = Qsiklus = (Q1 Q2)

dengan:

Q1 = kalor yang diserap sistem, dan

Q2 = kalor yang dilepaskan sistem.

Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi mekanik (usaha).


Perbandingan antara besar usaha yang dilakukan sistem (W) terhadap energi kalor
yang diserapnya (Q1) disebut sebagai efisiensi mesin. Persamaan matematis
efisiensi mesin ini dituliskan dengan persamaan :

= (W/Q1) x 100 %

dengan = efisiensi mesin.


Oleh karena usaha dalam suatu siklus termodinamika dinyatakan dengan

W = Q1 Q2

maka Persamaan dapat dituliskan menjadi :

= (Q1 - Q2 / Q1) x 100 % atau

= (1 - Q2 / Q1) x 100 %

Effisiensi Mesin Carnot

Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q1) sama dengan
temperatur reservoir suhu tingginya (T1). Demikian juga, besarnya kalor yang
dilepaskan sistem (Q2) sama dengan temperatur reservoir suhu rendah mesin
Carnot tersebut. Oleh karena itu, Persamaan di atas dapat dituliskan menjadi :

= (1 - T2 / T1) x 100 %

Dari Persamaan tersebut, Kita dapat menyimpulkan bahwa efisiensi mesin Carnot
dapat ditingkatkan dengan cara menaikkan temperatur reservoir suhu tinggi atau
menurunkan temperatur reservoir suhu rendah.

Contoh Soal 1 :

Sebuah mesin gas ideal bekerja dalam suatu siklus Carnot antara suhu
tinggi T1 C dan dan suhu rendah 127 C. Jika mesin menyerap kalor 80 kkal pada
suhu tertinggi dan membuang kalor 68 kkal, hitunglah:
a. usaha yang dihasilkan dalam satu siklus,

b. efisiensi mesin tersebut, dan

c. besarnya suhu tinggi T1.


Jawaban :
Diketahui: T2 = 127 C, Q1 = 60 kkal, dan Q2 = 48 kkal.
a. Berdasarkan Hukum Pertama termodinamika:
W = Q1 Q2 = 80 kkal 68 kkal = 12 kkal
b. Efisiensi mesin Carnot

= (W/Q1) x 100 % = (12 kkal / 80 kkal) x 100 % = 16,7% = 0,167

c. Efisiensi mesin dalam bentuk suhu dinyatakan dengan persamaan :

400K/T1 = 1 0,167 = 0.83

T1 = 400K/0,83 = 482 K = 209oC

Berikut urutan keempat langkah proses yang terjadi dalam siklus Carnot.
a. Pada langkah, gas mengalami ekspansi isotermal. Reservoir suhu tinggi
menyentuh dasar silinder dan jumlah beban di atas piston dikurangi. Selama
proses ini berlangsung, temperatur sistem tidak berubah, namun volume sistem
bertambah. Dari keadaan A ke keadaan B, sejumlah kalor (Q1) dipindahkan dari
reservoir suhu tinggi ke dalam gas.
b. Pada langkah kedua, gas berubah dari keadaan B ke keadaan C dan mengalami
proses ekspansi adiabatik. Selama proses ini berlangsung, tidak ada kalor yang
keluar atau masuk ke dalam sistem. Tekanan gas diturunkan dengan cara
mengurangi beban yang ada di atas piston. Akibatnya, temperatur sistem akan
turun dan volumenya bertambah.
c. Pada langkah ketiga, keadaan gas berubah dari keadaan C ke keadaan D melalui
proses kompresi isotermal. Pada langkah ini, reservoir suhu rendah (200 K)
menyentuh dasar silinder dan jumlah beban di atas piston bertambah. Akibatnya
tekanan sistem meningkat, temperaturnya konstan, dan volume sistem menurun.
Dari keadaan 3 ke keadaan 4, sejumlah kalor (Q2) dipindahkan dari gas ke
reservoir suhu rendah untuk menjaga temperatur sistem agar tidak berubah.
d. Pada langkah keempat, gas mengalami proses kompresi adiabatik dan
keadaannya berubah dari keadaan D ke keadaan A. Jumlah beban di atas piston
bertambah. Selama proses ini berlangsung, tidak ada kalor yang keluar atau
masuk ke dalam sistem, tekanan sistem meningkat, dan volumenya berkurang.

Jadi siklus Carnot terdiri atas pemuaian isotermal, pemuaian adiabatik,


penyusutan isotermal dan penyusutan adiabatik. Kalor Q1 diberikan ke sistem
pada proses pemuaian isotermal dan kalor Q2 dilepaskan oleh sistem pada
pemampatan isotermal. selisish Q1 dan Q2 merupakan usaha W yang dilakukan
mesin Carnot.

EFFISIENSI MESIN KALOR

Menurut kurva hubungan pV dari siklus Carnot, usaha yang dilakukan oleh gas
adalah luas daerah di dalam kurva pV siklus tersebut. Oleh karena siklus selalu
kembali ke keadaannya semula, Usiklus = 0 sehingga persamaan usaha siklus
(Wsiklus) dapat dituliskan menjadi

Wsiklus = Qsiklus = (Q1 Q2)

dengan:

Q1 = kalor yang diserap sistem, dan


Q2 = kalor yang dilepaskan sistem.

Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi mekanik (usaha).


Perbandingan antara besar usaha yang dilakukan sistem (W) terhadap energi kalor
yang diserapnya (Q1) disebut sebagai efisiensi mesin. Persamaan matematis
efisiensi mesin ini dituliskan dengan persamaan :

= (W/Q1) x 100 %

dengan = efisiensi mesin.

Oleh karena usaha dalam suatu siklus termodinamika dinyatakan dengan

W = Q1 Q2

maka Persamaan dapat dituliskan menjadi :

= (Q1 - Q2 / Q1) x 100 % atau

= (1 - Q2 / Q1) x 100 %

Effisiensi Mesin Carnot

Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q1) sama dengan
temperatur reservoir suhu tingginya (T1). Demikian juga, besarnya kalor yang
dilepaskan sistem (Q2) sama dengan temperatur reservoir suhu rendah mesin
Carnot tersebut. Oleh karena itu, Persamaan di atas dapat dituliskan menjadi :

= (1 - T2 / T1) x 100 %

Dari Persamaan tersebut, Kita dapat menyimpulkan bahwa efisiensi mesin Carnot
dapat ditingkatkan dengan cara menaikkan temperatur reservoir suhu tinggi atau
menurunkan temperatur reservoir suhu rendah.
Contoh Soal 1 :

Sebuah mesin gas ideal bekerja dalam suatu siklus Carnot antara suhu
tinggi T1 C dan dan suhu rendah 127 C. Jika mesin menyerap kalor 80 kkal pada
suhu tertinggi dan membuang kalor 68 kkal, hitunglah:
a. usaha yang dihasilkan dalam satu siklus,

b. efisiensi mesin tersebut, dan

c. besarnya suhu tinggi T1.


Jawaban :
Diketahui: T2 = 127 C, Q1 = 60 kkal, dan Q2 = 48 kkal.
a. Berdasarkan Hukum Pertama termodinamika:
W = Q1 Q2 = 80 kkal 68 kkal = 12 kkal
b. Efisiensi mesin Carnot

= (W/Q1) x 100 % = (12 kkal / 80 kkal) x 100 % = 16,7% = 0,167

c. Efisiensi mesin dalam bentuk suhu dinyatakan dengan persamaan :

400K/T1 = 1 0,167 = 0.83

T1 = 400K/0,83 = 482 K = 209oC

Contoh Soal Hukum Termodinamika dan Mesin Carnot

Soal 1

Suatu gas memiliki volume awal 10 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris


hingga volume akhirnya menjadi 25 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan
usaha luar gas tersebut! (1 atm = 1,01 x 105 Pa).
Jawab:
Diketahui:

V2 = 25 m3
V1 = 10 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Ditanyakan: W?
Isobaris Tekanan Tetap, gunakan rumus W = P (V)
W = P(V2 V1)
W = 2,02 x 105 x (25 10) = 3,03 x 106 joule
Soal 2

Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik.
Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang
dihasilkan adalah. (UN Fisika 2009 P04 No. 18)

Jawab:

Diketahui:

T2 = 400 K
T1 = 600 K
Ditanyakan: Wdihasilkan?
Wdihasilkan = . Wserap = = 200 J

Soal 3

Sejumlah gas ideal mengalami proses seperti gambar berikut.


Proses yang menggambarkan adiabatis dan isokhorik berturut-turut ditunjukkan
pada nomor(UN Fisika 2013)

Jawab:
Adiabatis: proses dimana tidak ada kalor masuk atau keluar. Ciri garisnya
melengkung curam. Seperti garis 2 3.

Isokhorik : proses pada volume tetap. Garisnya yang tegak lurus sumbu V. Bisa 5
1, juga 3 4.

Entropi

adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam


sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha.
Mungkin manifestasi yang paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum
termodinamika), entropi dari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi
transfer panas, energi panas berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi
ke komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem yang panasnya
terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses reversibel/bolak-balik).
Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat
dipakai untuk melakukan usaha pada proses-proses termodinamika. Proses-proses
ini hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika
energi diubah menjadi kerja/usaha, maka secara teoretis mempunyai efisiensi
maksimum tertentu. Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada
sistem, yang lalu terdisipasi dalam bentuk panas buangan.

Pada termodinamika klasik, konsep entropi didefinisikan pada hukum


kedua termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang
terisolasi selalu bertambah atau tetap konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi
ukuran kecenderungan suatu proses, apakah proses tersebut cenderung akan
"terentropikan" atau akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi juga menunjukkan
bahwa energi panas selalu mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya
lebih tinggi ke daerah yang suhunya lebih rendah.

Entropi termodinamika mempunyai dimensi energi dibagi temperatur,


yang mempunyai Satuan Internasional joule per kelvin (J/K).

Kata entropi pertama kali dicetuskan oleh Rudolf Clausius pada tahun 1865,
berasal dari bahasa Yunani [entropa], - [en-] (masuk) dan
[trop] (mengubah, mengonversi).[2][note 2]

Konsep Entropi

Orang pada umumnya tidak familiar dengan istilah Entropi, tidak seperti
istilah Energi yang di gunakan dalam bahasa sehari-hari. Entropi tersebut memang
sulit di definisikan secara bahasa, namun, pemahamanya dapat memberikan
pengertian yang mendalam tentang bagaimana alam ini bekerja.

Secara umum, Entropi ini di definisikan sebagai keacakan, ketidak


teraturan, kekacauan ataupun ketidak efisisienan proses itu berlangsung. Konsep
Entropi ini digunakan untuk menjelaskan hukum kedua termodinamika, bahwa
proses itu hanya berlangsung pada suatu arah tertentu, oleh karena itu, entropi
dalam konteks ini adalah entropi secara termodinamis, yaitu keacakan atau
ketidak teraturan gerak molekul suatu sistem, makin besar keacakanya, makin
tinggi entropinya. Misalkan entropi pada gas akan lebih besar daripada entropi
pada cairan, sedangkan entropi pada cairan akan lebih besar daripada entropi
benda padat. (sebagai catatan, perbedaan fase gas, cair dan padat dikarenakan
perbedaansusunanmolekulnya).
Susunan molekul fase padat, cair dan gas

Bisa dibayangkan bahwa sebenarnya suhu dari sebuah benda adalah bentuk dari
gerakan-gerakan molekulnya, semakin cepat molekul-mulekul penyusun benda
tersebut bergerak, semakin "panas" juga benda tersebut. Misalkan sebuah ujung
penggaris stainless steeldipanaskan, jika kita amati dengan mikroskop yang sangat
canggih (misalnya), molekul-molekul nya akan bergetar dengan sangat cepat, dan
ketika getaran itu merambat dari ujung penggaris, maka kita akan mengamati
panas tersebut merambat seperti layaknya getaran molekul yang merambat
tersebut (Getaran molekul ini sangatlah cepat, sehingga kita tidak dapat
membayangkanya dengan indra kita). Dapat kita simpulkan bahwa perubahan
entropi ini di akibatkan karena perpindahan kalor dan suhunya, atau dapat
dituliskan :

Dengan S = Entropi, Q = perpindahan kalor, T = suhu

Kemudian, secara termodinamika, entropi ini termasuk sifat dari suatu sistem,
seperti volume, suhu dan tekanan, sehingga perubahanya tidak tergantung pada
urutan prosesnya. seperti misalkan volume suatu ruangan mula-mula 10 Liter,
setelah mengalami proses pemanasan, perubahan tekanan ataupun proses yang
tidak diketahui, volume ruangan tersebut menjadi 15 Liter, artinya, perubahan
volume ruangan tersebut adalah 5 Liter, dan tidak tergantung bagaimana urutan
proses itu berlangsung. begitu pula entropi, perubahan entropi itu sendiri tidak di
pengaruhiolehurutanprosesnya.

Perubahan entropi ini pasti terjadi pada proses dunia nyata, misalkan karena
gesekan, pemanasan, ekspansi mendadak ataupun proses yang mengakibatkan
kerugian energi lainya. Dapat kita katakan juga bahwa entropi ini adalah ukuran
dari ketidak-terbalikanya energi suatu proses, atau ukuran degradasi energi,
misalkan suatu proses pemanasan silinder-piston yang gesekanya sangat besar,
maka akan banyak energi yang hilang, proses tersebut dapat dikatakan
pertambahan entropinya besar. Namun, proses dimana entropinya tidak berubah
(isentropic) juga sering dijumpai pada analisis teori termodinamika, karena sangat
mempermudah analisis dan hasilnya masih dapat digunakan, proses yang tidak
mengalami perubahan entropi hanya mungkin terjadi secara teori.

Yang menjadi konsep penting dari entropi ini sendiri adalah bahwa entropi dari
sistem yang terisolasi tidak dapat berkurang (bahkan pada keadaan ideal), dengan
kata lain, perubahan entropi suatu sistem dan lingkunganya akan selalu positif.
yang berarti pula, bahwa keacakan, kekacauan, ataupun ketidak teraturan dari
alam semesta akan terus meningkat dan tidak mungkin berkurang. Mungkin kita
bertanya, misalkan ruangan berisi udara yang panas (gerak molekulnya sangat
acak dan cepat) kita dinginkan (molekulnya lebih teratur), maka kita dapat
katakan kalau entropi dari sistem tersebut berkurang. Jadi, entropi dapat
berkurang?. jawabanya adalah iya, tapi hanya dalam sistem itu, kita juga harus
ingat, pada saat ruangan itu didinginkan, harus ada panas yang di buang ke luar
ruangan tersebut, panas tersebut mengakibatkan entropi dari luar ruangan
bertambah, dan hasil penjumlahan total dari pengurangan entropi di dalam
ruangan tersebut dan penambahan entropi lingkunganya akan pasti selalu bernilai
positif(akanbertambah).

Konsep entropi ini juga kadang digunakan diluar konteks termodinamika,


misalkan suatu kamar yang berantakan memiliki entropi lebih tinggi dari pada
suatu kamar yang rapi, atau orang yang bekerja secara tidak efisien dan
melakukan banyak kesia-siaan dikatakan memiliki kehidupan yang entropinya
tinggi, bahkan ada teori yang menyebutkan bahwa entropi tersebut menjelaskan
dari bearkhirnya alam semesta, mudahnya, jika suatu sistem telah mencapai
tingkat ketidakteraturan (entropi) yang sangat tinggi, sehingga kalor dalam sistem
tersebut tidak dapat lagi berubah menjadi kerja (gerakan), maka sistem tersebut
akan berhenti, begitu pula alam semesta, keadaan tersebut disebut juga dengan
"heat death of the universe"

Prinsip Pertambahan Entropi

Perubahan entropi berkaitan dengan perubahan system entropi dengan perubahan


entropi sekelilingnya atau lingkungannya.

Total (jumlah) perubahan sistem entropi dengan sekitarnya disebut perubahan


entropi keseluruhan. Hal ini dapat dituliskan sebagai :

Skeseluruhan=Ssistem+Ssekitar

Tanda > untuk proses reversible

Tanda = untuk proses ireversibel

Entropi adalah fungsi keadaan sistem dan digunakan sebagai parameter


keadaan.

Entropi hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir.

Perubahan entropi paada proses adiabatik reversible selalu konstan dan


proses ireversibel selalu bertambah.

Entropi pada sistem yang diisolasi tidak pernah berkurang tetapi selalu
bertambah.
C. Entropi dan Ketidakteraturan

Entropi merupakan suatu ukuran kuantitatif dari ketidakteraturan. Untuk


mengenal konsep ini, tinjaulah suatu ekspansi isothermal yang sangat kecil pada
gas ideal. Kita tambahkan panas dQ dan membiarkan gas berekspansi secukupnya
untuk menjaga suhu konstan. Kerja dW yang dilakukan oleh gas setara dengan
panasdQ yang ditambahkan. Yaitu,

dQ=dW=p dV=nRTVdV, maka dVV=dQnRT

Gas berada dalam keadaan tidak teratur setelah berekspansi karena


molekul bergerak dalam volume yang lebih besar dan memiliki keacakan posisi.
Fraksi perubahan volume dV/Vadalah ukuran naiknya ketidakteraturan, dan
persamaan di atas menunjukkan bahwa hal itu berbanding lurus
dengan dQ/T. S adalah entropi system, dan perubahan entropi yang sangat
kecildS selama proses reversible yang sangat kecil pada suhu T sebagai

dS=dQT

Jika jumlah panas total Q ditambahkan selama proses isothermal


reversible pada suhu mutlak T, perubahan entropi total S=S2-S1 diberikan oleh

S=S2-S1=QT

Persamaan Clausius Clayperon


Persamaan Clausius Clapeyron yang menyatakan kemiringan garis
kesetimbangan dalam diagram p-T. Jadi hfg dapat ditentukan dari kemiringan
kurva tekanan uap dan volume jenis cairan jenuh dan uap jenuh pada suhu yang
ditentukan. Terdapat beberapa perubahan fase berbeda yang dapat terjadi pada
suhu dan tekanan konstan. Jika dua fase ditandai dengan superskip dan , kita
dapat menuliskan persamaan Calusius Clapeyron dalam bentuk umum
Jadi untuk perubahan keadaan zat murni dari keadaan padatan jenuh ke
keadaan cairan jenuh yang berlangsung pada suhu konstan, dapat dituliskan

Persamaan Clausius Clapeyron


Merupakan sebuah hubungan yang penting mengenai hubungan tekanan,
suhu, perubahan entalpi, dan volume jenis yang dihubungkan dengan perubahan
fase. Terdapat beberapa sifat termodinamik yang tidak dapat diukur secara
langsung contohnya adalah perubahan entalpi. Menurut persamaan Clausius,
perubahan entalpi dapat dihitung berdasarkan pada pengukuran tekanan, suhu, dan
volume jenis. Persamaan Clausius Clapeyron secara mudah dapat diturunkan dari
persamaan Maxwell untuk dua fase dalam kesetimbangan. Hubungan persamaan
Maxwell

Zat murni berubah dari keadaan cairan jenuh ke keadaan uap jenuh
berlangsung pada suhu konstan karena kalor yang diserap digunakan untuk
berubah fase, tidak untuk menaikkan suhu. Tekanan dan suhu tidak bergantung
pada volume pada daerah jenuh, maka dapat dituliskan:

Dari hukum pertama untuk zat yang mengalami perubahan fase,


Kalor yang diserap per satuan massa pada tekanan konstan sama dengan,

Dari hubungan-hubungan di atas, didapat suatu persamaan Clausius Clapeyron:

Terdapat beberapa perubahan fase berbeda yang dapat terjadi pada suhu
dan tekanan konstan. Jika dua fase ditandai dengan superskrip dan , kita
dapatmenuliskan persamaan Clausius Clapeyron dalam bentuk umum :

Jadi untuk perubahan keadaan zat murni dari keadaan padatan jenuh ke
keadaan cairan jenuh yng berlangsung pada suhu konstan, dapat dituliskan:

Anda mungkin juga menyukai