NIM : 19312241006
Ringkasan Termodinamika
Misalkan ada dua wadah termos A dan B yang masing-masing terisi cairan.
Keduanya memiliki dinding yang adiabatik (memerangkap panas di dalam wadah)
dan menunjukkan suhu yang sama ketika masing-masing isinya diukur dengan
termometer. Ketika isi termos A dan B dicampur (di dalam salah satu termos), tidak
ada perubahan suhu yang teramati setelah percampuran. Artinya, baik isi wadah
(sistem) A maupun B berada dalam kesetimbangan termal.
1. Termos
SOURCE: http://peggytarezacollins.blogspot.com/2013/10/termodinamika-
dalam-kehidupan-sehari.html
Atkins, P.W. 1999. KIMIA FISIK jilid 1 edisikeempat. Jakarta: Erlangga
Contoh perhitungan hukum ke nol termodinamika
Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K
mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%, maka suhu
reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadi....(UMPTN 90)
Pembahasan
Rumus efisiensi (tanpa %)
Suhu tingginya:
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, tentukan :
a) Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin
Carnot
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
Pembahasan
a) Efisiensi mesin Carnot
Data :
Tt = 227oC = 500 K
Tr = 27oC = 300 K
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 300/500) x 100% = 40%
b) Usaha mesin Carnot
η = W/Q1
4/10 = W/1200
W = 480 joule
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin
Carnot
Q2 = Q1 − W = 1200 − 480 = 720 joule
Q2 : W = 720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2
HUKUM 1 TERMODINAMIKA
Pengertian Hukum 1 Termodinamika
Hukum pertama termodinamika merupakan perpanjangan dari hukum
kekekalan energi, bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Artinya,
betapapun banyak energi yang ada di awal alam semesta, jadi akan ada jumlah itu di
akhir.
Penjelasan/Penjabaran Hukum 1 Termodinamika
Dengan kerja sebagai konsep utama dalam termodinamika, kita memerlukan
istilah untuk menyatakan kapasitas suatu sistem untuk melakukan kerja: kapasitas itu
kita sebut energi. Pegas yang diregangkan penuh memiliki kapasitas yang lebih besar
untuk melakukan kerja daripada pegas yang sama hanya sedikit diregangkan: pegas
yang diregangkan penuh memiliki energi lebih besar daripada pegas yang sedikit
diregangkan. Satu liter air panas memiliki kapasitas untuk melakukan lebih banyak
pekerjaan daripada satu liter air dingin yang sama: satu liter air panas memiliki energi
yang lebih besar daripada satu liter air dingin. Dalam konteks ini, tidak ada yang
misterius tentang energi: energi hanyalah ukuran kapasitas sistem untuk melakukan
kerja, dan kita tahu persis apa yang kita maksud dengan kerja.
Hukum pertama pada dasarnya didasarkan pada kekekalan energi, fakta bahwa
energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Hukum konservasi—hukum yang
menyatakan bahwa sifat tertentu tidak berubah—memiliki asal-usul yang sangat
dalam, yang merupakan salah satu alasan mengapa para ilmuwan, dan khususnya ahli
termodinamika, menjadi sangat bersemangat ketika tidak ada yang terjadi. Ada
teorema terkenal, teorema Noether, yang diajukan oleh matematikawan Jerman
Emmy Noether (1882–1935), yang menyatakan bahwa untuk setiap hukum kekekalan
ada simetri yang bersesuaian. Dengan demikian, hukum kekekalan didasarkan pada
berbagai aspek bentuk alam semesta yang kita huni. Dalam kasus khusus kekekalan
energi, simetri adalah bentuk waktu. Energi dilestarikan karena waktu seragam: waktu
mengalir dengan mantap, tidak menumpuk dan berjalan lebih cepat kemudian
menyebar dan berjalan perlahan. Waktu adalahsecara seragam koordinat yang
terstruktur. Jika waktu berkumpul dan menyebar, energi tidak akan dihemat. Jadi,
hukum pertama termodinamika didasarkan pada aspek yang sangat dalam dari alam
semesta kita dan para ahli termodinamika awal tanpa disadari menyelidiki bentuknya.
“untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan
usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W”.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak.
W dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses
termodinamika yang bisa merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan
(P,V,T,n). W bertanda positif bila sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan
negatif jika menerima usaha lingkungan.
Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif jika
melepas kalor pada lingkungan. Perubahan energi dari sebuah sistem hanya
tergantung pada transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem
dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk
adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain. Rumus Hukum Termodinamika 1
Secara matematis hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = ∆U+W
Dengan ketentuan, jika:
Q(+) → sistem menerima kalor
OR → sistem melepas kalor
W(+) → sistem melakukan usaha
W(-) → sistem dikenai usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam
ΔU = Q − W
Keterangan :
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)
Proses - Proses
1. Isobaris → tekanan tetap
2. Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
3. Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
4. Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0
1. Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2
2. Hukum Charles
Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2
3. Hukum Boyle
Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2
5. Usaha
W = P(ΔV) → Isobaris
W = 0 → Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis
W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 10−3m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693
6. Mesin Carnot
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
η = ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 − Q2
Keterangan :
η = efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)
Penerapan Hukum 1 Termodinamika dalam teknik/ kehidupan sehari-hari
1. Termos
Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum I termodinamika
dengan sistem terisolasi. Dimana tabung bagian dalam termos yang digunakan
sebagai wadah air, terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang hampa
udara di antara tabung bagian dalam dan luar. Maka dari itu, pada termos tidak
terjadi perpindahan kalor maupun benda dari sistem menuju lingkungan maupun
sebaliknya
3. Refferigerator (Lemari Es
Adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk
menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di
perlukan panas.
Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah
menguap pada suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil
dari ruang pendingin, karena itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan
berlangsung dalam evaporator yang ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena
sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan menjadi dingin seluruhnya.
Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk
mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat.
Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL
(katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar dikeluarkan
pada temperature tinggi Th (ruangan).
Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur
tinggi melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana
Qhdikeluarkan dan gas mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah
yang bertekanan tinggi , melalui katup, ke tabung tekanan rendah di dinding dalam
lemari es, cairan tersebut menguap pada tekanan yang lebih rendah ini dan
kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari es. Fluida kembali ke
kompresor dimana siklus dimulai kembali.
Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil
kalor dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada. Ini
merupakan pernyataan Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua. Kalor
tidak mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas. Dengan demikian
tidak akan ada lemari Es yang sempurna.
Pembahasan
Diketahui :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
Ditanya W ??
Dijawab :
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
Judul Jurnal :
HUKUM II TERMODINAMIKA
Pengertian Entropi
Entropi pertama diperkenalkan oleh Clasius tahun 1860. Menurut Clasius, besarnya
perubahan entropi yang dialami oleh suatu sistem, ketika sistem tersebut mendapat
tambahan kalor (Q) pada suhu tetap, dinyatakan melalui persamaan :
Q
∆ S=
T
Q = Kalor (Joule)
T = Suhu (Kelvin)
Perubahan entropi adalah rasio energi (dalam joule) yang dipindahkan sebagai panas
ke atau dari suatu sistem dengan suhu (dalam kelvin) di mana ia ditransfer, sehingga
satuannya adalah joule per kelvin (JK−1 ). Ketika panas meninggalkan sumber panas,
terjadi penurunan entropi sistem. Ketika energi itu dipindahkan ke lingkungan sebagai
usaha, tidak ada perubahan entropi karena perubahan entropi didefinisikan dalam istilah
panas yang dipindahkan, bukan kerja yang dilakukan.
Entropi merupakan suatu ukuran kuantitatif ketidakteraturan sistem. Sistem yang
memiliki ketidakteraturan tinggi, semakin besar entropinya. Untuk mengenal konsep
entropi, perhatikan ekspansi isotermal yang sangat kecil dari gas ideal. Gas ideal itu diberi
panas dQ dan gas dibiarkan berekspansi pada suhu tetap. Energi dalam bergantung pada
suhu sehingga pada proses isotermal energi dalam konstan, dU = 0.
T = Suhu (Kelvin)
Gas akan berada dalam keadaan lebih tidak teratur setelah mengalami ekspansi karena
molekul bergerak dalam volume yang lebih besar. Perubahan volume dibagi volume mula-
mula, dV/V, adalah ukuran naiknya ketidakteraturan. Berdasarkan persamaan di atas dV/V
berbanding lurus dengan dQ/T. Entropi sistem diberi simbol S. Perubahan entropi dS
selama proses reversible didefinisikan sebagai persamaan :
dQ = Kalor (Joule)
T = Suhu (Kelvin)
Jika jumlah panas Q ditambahkan selama proses isotermal reversible pada suhu
mutlak T, perubahan entropi dirumuskan seperti persamaan :
T = Suhu (Kelvin)
Partikel pada zat padat memiliki kerapatan yang lebih rapat dibandingkan zat cair. Zat
cair memiliki kerapatan partikel yang lebih besar dibandingkan gas. Dengan demikian
energi entropi partikel zat padat lebih kecil dibandingkan entropi zat cair dan entropi
partikel gas. Sehingga dapat dituliskan persamaan dalam keadaan mol yang sama.
Pada proses reversible, perubahan entropi semesta (sistem dan lingkungan) sama
dengan nol. Sebaliknya, pada proses irreversible, berjalan spontan sehingga entropi
semesta selalu naik. Dengan demikian, untuk sembarang proses termodinamika, entropi
semesta tak pernah berkurang. Pernyataan ini merupakan pernyataan alternatif dari hukum
II termodinamika yang berkaitan dengan entropi.
Campuran udara dan uap bensin masuk ke dalam silinder (a). Selanjutnya
campuran udara dan uap bensin ditekan secara adiabatik (a-b). Perhatikan bahwa
volume silinder berkurang. Campuran udara dan uap bensin dipanaskan pada volume
konstan – campuran dibakar (b-c). Gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik
(c-d). Pendinginan pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke pipa
pembuangan dan campuran udara + uap bensin yang baru, masuk ke silinder (d-a).
Ketika terjadi proses pembakaran, energi potensial kimia dalam bensin +
energi dalam udara berubah menjadi kalor alias panas. Sebagian kalor berubah
menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang
melalui pipa pembuangan (knalpot).
c. Air Conditioner (AC)
Air Conditioner (AC) merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
pengkondisian udara didalam ruangan. Berikut adalah prinsip kerja Air Conditioner
(AC) yang sebenarnya punya prinsip sama dengan Lemari Es yang Anda punya di
rumah.
Prinsip kerja AC mirip seperti lemari es, AC beroperasi untuk mentransfer
kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungan yang hangat. Meskipun mirip
namun perincian perancangan sebenarnya berbeda karena penyejuk udara mengambil
kalor QL dari dalam ruangan atau gedung pada temperatur rendah , dan membuang
kalor Qh keluar lingkungan pada temperatur yang tinggi.
Contoh Perhitungan
Penyelesaian :
Diketahui : m = 0,250 kg Ditanyakan = ΔS ?
L = 3,34 x 105 J/kg
c es = 2100 J/kg.K
T = 0,0 °C
Q m. L
Jawab : ∆ S=S 2−S1= =
T T
∆ S=3,06 x 102 J / K
Jadi, pada peristiwa es meleleh atau mencair kalor yang diserap es tersebut untuk
berubah wujud per satuan temperatur mutlak adalah 3,06 x 102 J/K
HUKUM 3 TERMODINAMIKA
Pengertian
Hukum ketiga termodinamika membahas tentang temperatur absolut. Hukum
ketiga termodinamika menyatakan “Suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum”.
Dalam hukum ini entropi benda berstruktur kristal murni yang sempurna pada suhu
nol absolut bernilai nol. Pada struktur kristal murni yang sempurna pada 0K penyusun
molekul yang ditinjau dari kedudukan dan distribusi energinya maka W = 1. Jadi,
entropi kristal murni yang sempurna adalah nol pada suhu nol mutlak. Pernyataan
inilah yang dikenal dengan Hukum ketiga Termodinamika (Aisyah Fitri Rusiani Js
dll, 2018).
Penjabaran
Hukum ketiga adalah mata rantai terakhir dalam konfirmasi bahwa hukum
Boltzmann dan definisi Clausius merujuk pada properti yang sama dan karenanya
membenarkan interpretasi perubahan entropi yang dihitung dengan menggunakan
termodinamika sebagai perubahan ketidakteraturan sistem. Hal ini juga
memungkinkan untuk menggunakan data yang diperoleh dengan pengukuran termal,
seperti panas kapasitas, untuk memprediksi komposisi sistem reaksi yang sesuai
dengan keseimbangan. Hukum ketiga juga memiliki beberapa implikasi yang sulit,
terutama untuk mencari suhu rendah apalagi suhu yang sangat rendah
Pada suhu sangat dingin, ada hal menarik yang terjadi pada materi. Misalnya,
versi asli dari superkonduktivitas, kemampuan zat tertentu untuk menghantarkan
listrik dengan hambatan nol, ditemukan ketika menjadi mungkin untuk mendinginkan
materi ke suhu helium cair (sekitar 4K). Helium cair sendiri menampilkan sifat luar
biasa dari superfluiditas, kemampuan untuk mengalir tanpa viskositas dan merayap di
atas peralatan yang memuatnya, ketika didinginkan sampai sekitar 1 K.
Tantangannya, sebagian karena itu ada, adalah mendinginkan materi untuk nol mutlak
itu sendiri. Tantangan lain, yang akan kita kembalikan, adalah untuk mengeksplorasi
apakah mungkin dan bahkan bermakna untuk mendinginkan materi ke suhu di bawah
suhu nol mutlak; untuk istirahat, seolah-olah, penghalang suhu
Eksperimen untuk mendinginkan materi hingga nol mutlak terbukti sangat
sulit, bukan hanya karena meningkatnya jumlah pekerjaan yang harus dilakukan
untuk mengekstrak sejumlah panas tertentu dari suatu benda sebagai: suhunya
mendekati nol. Pada waktunya, itu kebobolan bahwa tidak mungkin untuk mencapai
nol mutlak menggunakan konvensional a teknik termal; yaitu, lemari es berdasarkan
mesin panas desain yang kita diskusikan di Bab 3. Pengamatan empiris ini adalah isi
versi fenomenologis dari hukum ketiga termodinamika: tidak ada urutan proses
siklik yang dapat berhasil mendinginkan tubuh ke nol mutlak
Hukum ketiga menyatakan, diangkut ke dunia di mana orang menggunakan
untuk mengekspresikan suhu, tampak hampir jelas, karena menjadi 'tidak terbatas'
urutan proses siklik dapat berhasil dalam mendinginkan tubuh untuk ‘tak terbatas’,
yang seperti mengatakan bahwa tidak ada tangga berhingga yang dapat digunakan
untuk mencapai tak terhingga
Bukti eksperimental dan hukum ketiga tidak memberi tahu kita nilai mutlak
entropi suatu zat pada T = 0. Semua hukum menyiratkan bahwa semua zat memiliki
entropi yang sama pada T = 0 asalkan mereka memiliki keadaan dasar yang tidak
mengalami degenerasi, tidak ada residu urutan yang timbul dari gangguan posisi dari
jenis karakteristik Es. Namun, adalah bijaksana dan masuk akal untuk memilih yang
umum nilai untuk entropi semua zat kristal sempurna sebagai nol, dan dengan
demikian kita sampai pada pernyataan 'entropi' konvensional dari hukum ketiga:
entropi semua zat kristal sempurna adalah nol pada T = 0
Hukum ketiga termodinamika memungkinkan kita dalam menentukan
entropi mutlak suatu zat, dimulai dengan mengetahui bahwa entropi suatu zat
kristal murni adalah nol pada 0 K, maka dapat diukur peningkatan entropi zat
bila dipanaskan pada 298K. Rumus yang digunakan adalah:
∆S = Sf - Si
=S
Dimana Si adalah 0, entropi zat 298 K, maka ∆S atau S f adalah entropi
mutlak karena merupakan nilai sejati dan bukan nilai yang diturunkan secara
sembarang. Saat dipanaskan entropi meningkat secara bertahap karena
gerakan molekul semakin besar. Pada titik leleh, entropi naik cukup tinggi
karena terbentuknya keadaan cairan yang lebih acak. Pada titik didih
peningkatan entropi sangat besar akibat transisi dari cairan ke gas. Jadi entropi
gas terus meningkat dengan meningkatnya suhu (Aisyah Fitri Rusiani Js dll,
2018).
Untuk proses pada tekanan konstan dan suhu T, perubahan entalpi dan
entropi sistem lebih kecil daripada nol, maka proses itu spontan. Untuk
menyatakan kespontanan reaksi secara langsung maka digunakan satu
fungsi termodinamik lain yang disebut Energi Bebas Gibbs (G). Energi
bebas adalah energi yang tersedia untuk melakukan kerja. Rumus energi bebas
Gibbs adalah:
G = H - TS
Semua kuantitas pada persamaan di atas berhubungan dengan sistem
dan T adalah:
∆G = ∆H - T∆S
Jadi, jika suatu reaksi diiringi dengan pelepasan energi yang berguna
dengan kata lain ∆G negatif, maka reaksi yang terjadi adalah reaksi spontan.
Reaksi spontan dan setimbang pada suhu dan tekanan tetap yang dilihat dari
∆G apabila memiliki syarat sebagai berikut:
∆G < 0 Reaksi spontan ke arah depan.
∆G > 0 Reaksi nonspontan. Reaksi ini spontan pada arah yang
berlawanan.
∆G = 0 Sistem berada pada kesetimbangan. Tidak ada perubahan bersih.