Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS ARTIKEL

Jurnal Nasional Terindeks sinta 4-6

Oleh :

Fitri Meliniasari 211810301089


Judul
Pengaruh Penerapan Model Blended-Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pesrta Didik pada Materi
Asam dan Basa

Penulis

Darsef Darwis, Maulana Latif, dan Arif Rahman

Sumber
Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2020, Vol.10, No.2 Hal 79-87
https://doi.org/10.21009/JRPK.102.03
AGENDA
Lorem ipsum dolor sit amet

Lorem ipsum Lorem ipsum


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur
adipisicing elit, sed do eiusmod tempor adipisicing elit, sed do eiusmod tempor
incididunt ut labore et dolore magna aliqua. incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Lorem ipsum Lorem ipsum


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur
adipisicing elit, sed do eiusmod tempor adipisicing elit, sed do eiusmod tempor
incididunt ut labore et dolore magna aliqua. incididunt ut labore et dolore magna aliqua.
Scientific Level
Jurnal Penelitian

Tujuan

• Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Blended-Problem


Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
materi Asam dan Basa.
• Untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis apa saja yang dimunculkan-
nya
Landasan Teori

• Kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu tuntutan dalam pendidikan kurikulum 2013
yang tersirat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 69 tahun 2013.

• Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam cakupan keterampilan kurikulum 2013 adalah
menjadi manusia yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret

• Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki peserta didik, yakni kemampuan pemahaman
yang tinggi, berpikir kritis, berkolaborasi, dan komunikasi (Marocco, 2010).

• Kemampuan utama yang harus dimiliki dalam konteks abad 21 adalah kemampuan berpikir
kritis, komunikasi, kolaborasi, dan memecahkan masalah (Trilling & Fadel, 2010).

• Hasil pencapaian peserta didik Indonesia dalam TIMSS dan PISA berada pada tahapan terend
ah atau yang dikenal sebagai low international benchmark (Kemendikbud, 2016).
Landasan Teori

• Hasil observasi Arini di SMA 1 Kudus menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta
didik pada topik Hidrolisis Garam masih belum dikembangkan secara maksimal, terbukti
dengan banyaknya peserta didik yang masih kesulitan saat menjawab pertanyaan dengan
rumusan “mengapa?” dan “bagaimana?”

• Kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran kimia terlihat masih kurang,
yaitu hanya 15,6% atau 5 orang dari 32 orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang
baik (Yunita, dkk. 2018).

• Kemampuan berpikir kritis akan meningkat apabila peserta didik dapat dilatih dengan penera
pan model seperti pembelajaran berbasis masalah, karena akan lebih menuntut peserta didik
untuk melakukan ekspolarasi, penemuan dan memecahkan masalah itu sendiri (Hafid, 2007).
Landasan Teori

• Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang memberikan berbagai situasi
masalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik. Model pembelajaran ini akan melibatkan
peserta didik mencari solusi secara aktif untuk memecahkan masalah melalui tahapan tertentu, sehingga
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki kemam-
puan berpikir kritis untuk memecahkan masalah (Arend, 2015).

• Penerapan model Blended Learning dalam PBL dapat meningkatkan interaksi peserta didik dalam proses
pembelajaran, dimana pemilihan tugas otentik dalam masalah PBL yang menuntut pembagian kerja
antara tatap muka dan online, memecahkan masalah bersama-sama, maupun dapat memberikan kesem-
patan untuk meningkatkan komunikasi dalam kelompok dan memperluas dialog kolaboratif pada tatap
muka yang dilakukan oleh tutorial dalam Blended Learning, sehingga pembelajaran akan lebih efektif
(Donnelly, 2010).

• Penerapan model Blended Learning dalam pembelajaran pemecahan masalah dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik persiklus, mulai dari prasiklus, siklus I, dan siklus II dengan rata-
rata kenaikan setiap aspek kemampuan berpikir kritis sebesar 34,20% (Triyanto, 2015).
Metode Penelitian

• Metode Penelitian : Kuasi Eksperimen


• Desain penelitian : Desain posttest only group
• Populasi : Peserta didik kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 26 Jakarta.
• Sampel penelitian : Peserta didik kelas XI IPA 1 (kelas kontrol) dan XI IPA 2
(kelas eksperimen) SMA Negeri 26 Jakarta berjumlah 72 orang `
yang dipilih secara purposive sampling.
• Kelas eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan model Blended-Problem Based
Learning, sedangkan kelas kontrol diterapkan pembelajaran menggunakan model Blended-
Explicit Instruction
• Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes berupa soal uraian kemam-
puan berpikir kritis materi Asam Basa.
• Data dianalisis menggunakan statistik uji t sampel independen.
Kemampuan berpikir kritis peserta didik diukur melalui soal posttest
materi Asam Basa yang mencakup lima indikator kemampuan berpikir
kritis berdasarkan Rubrics for Critical Thinking SCIT1020 yaitu :

1. Identifikasi Masalah dalam Pertanyaan (Identify the Question at Issues)


2. Pemahaman Konseptual (Conceptual Understanding),
3. Hubungan antarkonsep (Ideas Connection),
4. Asumsi (Assumptions), dan
5. Menarik Kesimpulan (Inferences).
Hasil Penelitian
Penerapan model Blended-Problem Based Learning
berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 26 Jakarta pada materi
Asam Basa.
Hasil Jurnal

 Peserta didik yang mengikuti model pembelajaran Blended-Problem Based


Learning dilatih untuk tidak menggantungkan sepenuhnya kegiatan pembe-
lajaran pada guru, tetapi dituntut untuk bisa memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru di dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), sehingga
kemandirian peserta didik akan berkembang. Selain itu karena pembelajaran
dilakukan dengan berbasis masalah, maka kemampuan peserta didik dalam
memahami konsep dan menghubungkannya dengan konsep yang lain juga
sangat baik, akibatnya peserta didik dapat memberikan kesimpulan dengan
alasan konsep yang benar.

 Model Blended-Problem Based Learning dapat memberikan pengaruh yang


baik terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik pada materi
Asam Basa
Hal yang diharapkan namun tidak ditemukan pada jurnal

1. Pada studi ini tidak memperlihatkan berapa persen pengaruh kontribusi dari
penerapan model Blended-Problem Based Learning.
2. Pada studi ini tidak menjelaskan langkah-langkah yang digunakan saat
menerapkan model Blended-Problem Based Learning.
3. Studi ini tidak menjelaskan perbedaan antara model Problem Based Learning
dan model Blended-Problem Based Learning.
4. Studi ini tidak menjelaskan bagian langkah pembelajaran mana yang menggu-
nakan bantuan teknologi (Blended Learning)
5. Studi ini tidak menjelaskan manfaat penggunaan teknologi terhadap kemam-
puan peserta didik dalam berfikir kritis.
CATATAN

Penelitian selanjutnya akan diselidiki lebih lanjut tentang :

1. Besarnya pengaruh penerapan model Blended-Problem Based


Learning dalam proses pembelajaran.
2. Langkah-langkah pembelajaran pada model Problem Based
Learning.
3. Manfaat penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran
Terima Kasih! 

Anda mungkin juga menyukai