Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK MATERI


LINGKARAN PADA SISWA SMP KELAS VIII

YOSEFAT NOFRIANTI TEFA


NPM : 34180051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMEMANU
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

“PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK MATERI


LINGKARAN PADA SISWA SMP KELAS VIII”

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbinguntuk dilaksanakan seminar proposal program
studi pendidikan matematika

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Selestina Nahak, S.Pd.,M.Pd Henderika Bete, S.pd., M.Pd


NIP : NIP :

Kefamenanu,,,, ,,,, ,,,,,,,,,,2022

Ketua program studi pendidikan Matematika

Oktovianus Mamoh S,Pd.,M,Pd


NIP :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga proposal dengan judul “Pengembangan
Instrumen Penilaian Autentik Materi Lingkaran Pada Siswa SMP Kelas VIII” dapat
disusun dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jhauh dari kesempurnaan
disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, sehingga isi proposal ini pula
banyak kekurangan bahasa dan tulisannya. Penenliti mengalami banyak kendala ketika
menyekesaikan proposal ini dengan baik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan
terim kasih kepada:
1. Blasius Atini S.Pd.,M,Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberi
kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan proposal ini.
2. Oktovianus Mamoh S,Pd.,M,Pd., selaku ketua program studi pendidikan matematika
3. Selestina Nahak, S.Pd.,M.Pd., selaku pembimbing utama yang telah membimbing
peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.
4. Henderika Bete, S.pd., M.Pd., selaku pembimbing pendamping yang telah
membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal ini
5. Dosen-dosen program studi pendidikan matematika yang telah membantu peneliti
dalam menyelesaikan prorposal ini.

Peneliti menyadari bahwa prorosal ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu peneliti sangat mengaharapkan masukan baik berupa kritik dan saran dari berbagai
pihak. Segala macam masukan akan peneliti terima dengan senang hati demi
penyempurnaan proposal ini dimasa mendatang.

Kefamenanu..................2021

Penulis
.
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………..…...…...…i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI………………………...…………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................................4
E. Batasan Istilah...............................................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Penilaian................................................................................................................5
B. Jenis-jenis penilaian hasil belajar.................................................................................................6
C. Penilaian Autentik.........................................................................................................................6
1. Pengertian Penilaian Autentik......................................................................................................6
2. Karakteristik dan tujuan penilaian autentik..................................................................................8
3. Jenis- jenis penilaian autentik......................................................................................................9
4. Teknik dan instrumen penilaian.................................................................................................10
5. Langkah – langkah pengembangan penilaian autentik...............................................................15
D. Model pengembangan instrumen penilaian autentik................................................................15
E. Materi Lingkaran........................................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................................................................19
B. Lokasi dan waktu penelitian.......................................................................................................19
C. Subjek dan Objek Penelitian......................................................................................................19
D. Jenis Data.....................................................................................................................................19
E. Metode penelitian........................................................................................................................19
F. Prosedur penelitian dan pengembangan..................................................................................240
G. Teknik pengumpulan data....................................................................................................295
H. Instrumen Penelitian.............................................................................................................295
I. Teknik Aanalisis Data...............................................................................................................306
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ini
berarti pendidikan sangat penting dalam kehidupan masyarakat sejak dahulu hingga
saat ini. Pendidikan adalah salah satu cara untuk membina dan mengemban
kepribadian manusia baik di bidang rohani maupun jasmani dan di bidang
pengetahuan maupun keterampilan. Ada beberapa orang ahli yang mengartikan
pendidikan adalah suatu proses mengubah sikap dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang dalam mendewasakan diri melalui pelajaran dan pelatihan. untuk
itu pemerintah selalu berupaya untuk membuat terobosan baru melalui Depdiknas.
Upaya itu antara lain pengelolaan sekolah, peningkatan kualitas pendidik, dan
pengembangan kurikulum yang berlaku. oleh karena itu pendidikan harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena Melalui Pendidikan seseorang dituntut
untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk terus
berinovasi dan kreatif dalam bidang yang diampunya (Juniawan, 2020).

Guru adalah seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan, karena guru
adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan. Menurut Djamarah (2015:280)
Guru adalah orang seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didk
atau tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-muridnya untuk merencanakan,
menganalisis, dan menyimpulkan masalah yang dihadapi . Guru merupakan salah satu
pemeran utama dalam pendidikan, karena keberhasilan peserta didik menunjukan
bahwa perubahan dan pembaharuan pendidikan tergantung pada guru. Sesuai
dengan UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1,
menyatakan bahwa seorang guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Oleh karena itu Guru sebagai salah satu warga masyarakat
ilmuan yang harus mampu mengembangkan proses pembelajaran termasuk
didalamnya proses penilaian hasil belajar peserta didik.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.16


Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, macam-
macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain kompetensi
pedagogik, keperibadian, profesional, dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru (Depdiknas
2006) dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan terwujud
dalam bentuk penguasaan penegetahuan, keterampilan, maupun sikap profesional
dalam menjalankan fungsi sebagai guru. kompetensi guru mata pelajaran (termasuk
guru matematika SMP/MTs) dinyatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran salah
satunya adalah mengembangkan instrument penilaian hasil belajar. Karena kualitas
instrumen penilaian hasil belajar berpengaruh langsung dalam keakuratan status
pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu kedudukan instrumen penilaian hasil
belajar sangat strategis dalam pengambilan keputusan pendidik (guru) dan sekolah
terkait pencapaian hasil belajar siswa.

Menurut permendikbud No.23 tahun 2016, penilaian adalah proses


pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan penilaian memerlukan instrumen penilaian dan teknik
penilaian. Penilaian tidak hanya difokuskan pada hasil belajar tetapi juga pada proses
belajar. Depdikbud (1994) dalam Zainal Arifin (2009) mengemukakan bahwa
penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa.
Penilaian dilakukan untuk memperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian
menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus
menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya menyeluruh, dengan sifat
menyeluruh dimaksudkan segi atau abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek
kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik (Nana Sudjana, Bandung:
Rosdakarya, 2013). Oleh sebab itu, teknik penilaian dalam pembelajaran terus
berkembang seiring dengan perkembangan kurikulum dengan harapan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa.

Dalam Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik diarahkan pada
penilaian autentik. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki
peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya
(Permendikbud, No. 104 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2). Ini berarti, guru dalam menilai
hasil belajar peserta didik harus mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian autentik itu sendiri pada dasarnya menggabungkan antara
kegiatan proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan guru dan siswa

Kurikulum 2013 mengharapkan setiap peserta didiknya dapat


mendemonstrasikan kemampuan yang dimilikinya, menyelesaikan tugas-tugas dan
dapat mensimulasikan apa yang sudah dipelajari pada dunia nyata yang ada di luar
lingkungan sekolah. Pendekatan saintifik itu sendiri sudah menjembatani agar siswa
bisa memahami materi yang diterima di kelas dengan fenomena yang ada pada
lingkungan mereka sehari-hari. Di dalam kurikulum 2013 terdapat penilaian autentik
yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yaitu a) pengukuran secara langsung, b)
penilaian terhadap tugas yang memerlukan keterlibatan secara kompleks, dan c)
analisis proses (Sutama, S., Sandy, G. A., & Fuadi, 2017). Guru sendiri sebagai
fasilitator yang bertanggung jawab dalam mendesain dan mengkondisikan lingkungan
kelas agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Salah satu materi yang diujikan dalam ujian nasional tingkat SMP yaitu
Geometri dan pengukuran. Berdasarkan analisis hasil Ujian Nasional tahun
2018/2019 materi geometri dan pengukuran tergolong rendah yaitu 42,27% setelah
materi bilangan. Menurut standar kompetensi lulus ( SKL ) pada jenjang SMP di
indonesia, materi geometri merupakan salah satu materi yang harus di pelajari dan di
kuasai oleh siswa. Salah satu materi matematika SMP dalam pembelajaran disekolah
adalah Lingkaran. Lingkaran adalah bentuk yang terdiri dari semua titik dalam bidang
yang berjarak tertentu dari titik tertentu. Pusat ekuivalenya adalah kurva yang dilacak
oleh titik yang bergerak dalam bidang sehingga jaraknya dari titik tertentu adalah
konstan. Jarak antara titik manapun dari lingkaran dan pusat disebut jari-jari. Secara
khusus sebuah lingkaran adalah kurva tertutup sederhan. Lingkaran adalah sosok
bidang yang dibatasi oleh satu garis lengkung dan sedemikian rupa sehingga semua
garis lurus yang ditarik dari titik tertentu didalamnya ke garis pembatas adalah sama.
Garis pembatas disebut keliling dan titik tengahnya disebut pusat lingkaran. Siswa
harus menguasai materi lingkaran dengan baik karena materi lingkaran merupakan
materi yang dijadikan sebagai dasar untuk mempelajari materi geometri selanjutnya.
Materi tersebut dapat dipelajari siswa di kelas VIII semester genap. Kajian yang ada
di dalam materi lingkaran adalah lingkaran, unsur-unsur lingkaran, hubungan sudut
pusat dengan sudut keliling, panjang busur, luas juring, garis singgung persekutuan
dalam dua lingkaran, garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Materi lingkaran
terdiri atas 4 kompetensi inti, 4 kompetensi dasar dan 10 in dikator pencapaian
kompetensi.
Adanya Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru
termasuk guru matematika yang telah menerapkan pengajaran berbasis Kurikulum
2013 kebingungan dan kesulitan dalam menyusun instrumen penilaian autentik ini.
Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada penerapan penilaian autentik
terdapat beberapa kendala yaitu banyaknya aspek yang harus dinilai oleh guru,
banyaknya teknik dan instrumen yang harus dilaksanakan namun sarana prasarana
masih kurang, dan belum seluruh perencanaan pelaksanaan penilaian terlaksana
sesuai RPP (Ruslan, T. F., & Alawiyah, 2016); (Nurohim, A., & Suryadi, 2016).
Karena itu perlu dirancang instrument penilaian autentik yang meliputi instrument
penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat digunakan oleh guru.

Melihat kondisi yang terjadi, perlu ada langkah yang tepat untuk bisa
meningkatkan kualitas pendidikan, khusunya dalam masalah penilaian. Dari
pemaparan di atas guru dituntut untuk mengetahui, memahami, dan menerapkan
instrumen penilaian autentik dengan benar. Berdasarkan uraian di atas maka
permasalahan yang menarik untuk di teliti adalah “PENGEMBANGAN
INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK MATERI LINGKARAN PADA
SISWA SMP KELAS VIII”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan diatas maka rumusan
masalahnya adalah Bagaimana pengembangan Instrumen Penilaian Autentik Materi
Lingkaran?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan instrumen penilaian autentik materi lingkaran pada siswa SMP kelas
VIII

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam
mengevaluasi pelaksanaan penilaian autentik.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mengevaluasi
pelaksanaan pengembangan penilaian autentik.
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi penafsiran yang keliru dan salah terhadap judul proposal ini
maka di berikan batasan istilah yang digunakan yaitu:
1. Istrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian.
Instrumen penilaian dapat berupa tes atau non tes, dan observasinya dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu dengan cara observasi sistematis dan non
sistematis.
2. Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Penilaian
Dalam proses pembelajaran di sekolah, penilaian merupakan salah satu kegiatan
yang memiliki peran penting. Penilaian dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik dapat memahami suatu materi yang telah diajarkan
oleh guru. Penilaian juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat tingkat
keberhasilan atau efektivitas guru dalam pembelajaran. Nurgiyantoro (2010:5)
menyatakan bahwa kegiatan pendidikan dan pengajaran sebenarnya merupakan suatu
proses, yaitu proses mencapai sejumlah tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran diperlukan suatu alat atau kegiatan yang disebut
penilaian. Sehubungan dengan itu Arifin (2009:4) mengartikan penilaian sebagai suatu
proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan yang
dimaksud adalah keputusan tentang peserta didik seperti nilai yang akan diberikan atau
juga keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan.
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment. Arikunto (2008:3)
mengartikan istilah tersebut sebagai suatu kegiatan pengambilan suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk dan bersifat kualitatif. Penilaian sebagai suatu
proses pengumpulan informasi tentang peserta didik tidak dapat dipisahkan
keberadaannya dengan pembelajaran. Di sinilah peran guru sebagai pendidik sangat
dibutuhkan dalam penilaian. Manfaat yang akan didapatkan guru dalam kegiatan
penilaian ini sesuai dengan pernyataan Havnes (dalam Bhakti, et.al 2014) yaitu ketika
guru menilai pekerjaan serta kemajuan siswa, guru juga dapat melihat seberapa sukses
dalam mengajar.
Hosnan (2016:387) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran terdapat dua jenis
penilaian, yaitu: penilaian tes dan penilaian nontes. Jenis penilaian tes dapat berupa tes
tulis, tes lisan, dan tes kinerja atau tes praktik. Jenis penilaian nontes berupa observasi
dan penugasan. Pendapat lain mengenai jenis penilaian juga diungkapkan Mayer (dalam
Bhakti, et.al 2014) bahwa penilaian standar yaitu alternative assessment, informal
assessment, dan direct assessment. Lebih lanjut Simonson (dalam Bakti et.al 2014) dalam
bukunya menuliskan jenis penilaian adalah alternative assessment dan traditional
assessment. Pada traditional assessment instrumen yang digunakan berupa multiple-
choice tests, true/fals teste, short answer, and essays. Pada alternative assessment terdapat
tiga jenis pendekatan yang digunakan, yaitu authentic assessment, performance-based
assessment, and construktivist assessment.
B. Jenis-jenis penilaian hasil belajar
Jenis-jenis penilaian hasil belajar menurut Sudjana (2016, h. 5) adalah sebagai
berikut:
1. Penilaian formatif adalah penilaian yang dihasilkan pada akhir program belajar
mengajar untuk melihat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan
demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar mengajar. Dengan
penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan
strategi pelaksanaanya.
2. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program,
yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk
melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan
kulikuler dikuasai oleh para siswa.
3. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-
kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk
keperluan bimbingan beajar, pengajaran remedial (remedial teaching), menemukan
kasus-kasus, dll. Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan
belajar yang dihadapi oleh para siswa.
4. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan utuk keperluan seleksi, misalnya
uji saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.
5. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditunjukan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat yang diperluakan bagi suatu program belajar dan penugasan
belajar untuk program itu.
Jenis-jenis penilaian hasil belajar diantaranya seperti penilaian formatif (penilaian di
akhir program), penilaian sumatif (penilaian di akhir unit program), penilaian
diagnostik (remedial teaching ), penilaian selektif (penilaian untuk seleksi), dan
penilaian penempatan. Tujuan penilaian yang telah disebutkan diatas untuk mengetahui
bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh siswa atau setiap individu maupun
kelompok. Sehingga dalam dunia pendidikan dari hasil penilaian siswa bisa menjadi
evaluasi bagi guru dan siswa.
C. Penilaian Autentik
Subbab teori tentang penilaian autentik menjabarkan tentang pengertian
penilaian autentik, karakteristik penilaian autentik, jenis-jenis penilaian autentik, dan
langkah-langkah penilaian autentik.
1. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan penilaian berupa proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.
Penilaian autentik mempunyai padanan beberapa macam, antara lain asesmen
alternatif, asesmen berbasis kinerja, atau asesmen langsung (Masrukan, 2014:19).
Penggunaan istilah-istilah tersebut mempunyai alasan masing-masing.
Pertama, penilaian autentik dipadankan dengan asesmen alternatif. Istilah
alternatif digunakan karena penilaian yang dimaksud merupakan alternatif dari
penilaian yang biasa digunakan di sekolah, yaitu penilaian tradisional. Penilaian
tradisional biasanya menggunakan tes tertulis seperti tes tengah semester maupun
tes akhir semester yang sudah memiliki aturan resmi dari pemerintah. Kedua,
penilaian autentik dipadankan dengan asesmen berbasis kinerja atau yang lebih
dikenal dengan asesmen kinerja. Istilah asesmen kinerja ini justru lebih dikenal dari
pada penilaian autentik. Istilah kinerja atau performa digunakan karena peserta
didik ditagih atau diminta untuk menunjukkan kemampuan dan keterampilannya
dalam menyelesaikan tugas. Ketiga, asesmen langsung juga dipadankan dengan
penilaian autentik. Asesmen ini dipadankan karena penilaian autentik memerlukan
berbagai data atau bukti secara langsung sebagai penerapan keterampilan dan
pengetahuan peserta didik. Asesmen langsung ini sangat membantu guru
memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Hosnan (2016:387) mengaitkan penilaian autentik dengan penilaian nyata.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich (dalam Hosnan 2016:287) yang
menyebutkan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) merupakan proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang
perkembangan pengalaman belajar siswa. Nurhadi (dalam Masrukan 2014:19)
menjelaskan, penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta
didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai
dan dicapai. Pengertian penilaian autentik yang dikemukakan Nurhadi tersebut
sama dengan pengertian penilaian nyata yang dikemukakan Hosnan (2016:287)
dalam bukunya, bahwa penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan pelaporan dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-
prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum, 2009). Pengertian tersebut
sejalan dengan Majid (2014:57) yang mengartikan penilaian autentik sebagai suatu
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
siswa. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar dapat
memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran yang benar.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penilaian autentik
diartikan sebagai upaya untuk mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan peserta
didik dengan bukti yang riil dan mendekati dunia riil atau kehidupan yang nyata.
Hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan acuan apakah tujuan pembelajaran
tercapai atau tidak.
2. Karakteristik dan tujuan penilaian autentik
Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar peserta didik. Adapun karakteristik penilaian autentik menurut Santoso
(dalam Masrukan 2014:25) menjelaskan karakteristik penilaian autentik sebagai
berikut: (1) penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran; (2) penilaian
mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata; (3) menggunakan
bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar; dan (4) penilaian harus bersifat
komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
berbeda tentang karakteristik authentic assesment yang dikemukakan Nurhadi
(dalam Masrukan 2014:25) sebagai berikut: 1. Melibatkan pengalaman nyata
(involves real-world experience); 2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses
pembelajaran berlangsung; 3. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan
refleksi yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengungat fakta; 4.
Berkesinambungan; 5. Terintegrasi; 6. Dapat digunakan sebagai umpan balik. 7.
Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas. Dari beberapa
karakteristik yang dikemukakan oleh ahli di atas dapat diambil simpulan bahwa
karakteristik penilaian autentik adalah melibatkan pengalaman nyata, bersifat
holistik dan komprehensif, dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran,
dan dapat digunakan sebagai umpan balik dalam proses pembelajaran.
Tujuan penilaian autentik menurut Santoso (dalam Masrukan 2014:25)
adalah untuk menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu, menentukan
kebutuhan pembelajaran, membantu dan mendorong siswa, membantu dan
mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik, menentukan starategi
pembelajaran, akuntabilitas lembaga, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Berbeda dengan Santoso, Hosnan (2016:388) menjelaskan tujuan penilaian autentik
adalah untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dari
tujuan tersebut, dengan penilaian autentik peserta didik belajar bagaimana
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan ke dalam tugas-tugas yang
autentik.
Dalam implementasinya, penilaian autentik harus memperhatikan prinsip-
prinsip penilaian autentik yang meliputi keeping track, cheking up, finding out, dan
summing up. Muslich (dalam E-Buletin edisi Maret 2015) mengemukakan langkah-
langkah dalam mengimplementasikan penilaian autentik disesuaikan dengan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, analisis,
dan pelaporan. Pada perencanaan, kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) analisis
KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 yang akan dibelajarkan; (2) menentukan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai; (3) merancang skenario pembelajaran; (4)
menentukan KD dari KI-1 dan KD dari KI-2 yang akan dicapai dalam
pembelajaran; serta (5) menentukan bentuk dan instrumen penilaian yang akan
digunakan. Pada pelaksanaan, guru akan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan skenario yang telah dibuat sekaligus melakukan penilaian autentik yang
meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan analisis atau
pengolahan nilai diperoleh melalui instrumen yang telah digunakan. Pada kegiatan
pelaporan hasil penilaian yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan disertai dengan deskripsi dari masing-masing aspek tersebut. Dengan
kata lain, penilaian autentik merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran.
3. Jenis- jenis penilaian autentik
Penilaian autentik adalah penilaian yang digunakan sebagai alternatif guru
dalam menilai ketercapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran. Karena
penilaian ini bersifat alternatif, maka guru harus memahami dengan jelas tujuan
pembelajaran yang akan dicapai supaya dapat melakukan penilaian autentik dengan
baik. Ada berbagai bentuk penilaian autentik, agar dapat memilih penilaian mana
yang tepat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi pencapaian peserta didik,
guru harus menentukan fokus penilaian yang akan dilakukan misal, berkaitan
dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Berbagai bentuk penilaian autentik
dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta
didik baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
Yusuf (2015:294) menjelaskan teknik-teknik penilaian yang dapat
digunakan dalam melakukan penilaian autentik adalah: observasi, pertanyaan lisan
atau pertanyaan terbuka, presentasi kelas, proyek, tugas-tugas, jurnal, kerja
kelompok, portofolio, rubrik, interviu, kelompok terfokus, tes unjuk kerja,
percobaan atau demonstrasi, debat atau diskusi, peta konsep, ekshibisi, dan poster.
Hosnan (2016:398) menjelaskan teknik penilaian dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik (pembelajaran dalam kurikulum 2013) dapat dilakukan
dengan: penilaian sikap, penilaian proses, dan penilaian produk. Penilaian sikap
dapat dilakukan melalui kegiatan observasi, penilaian diri, penilaian antar teman,
serta jurnal atau catatan guru. Pada penilaian proses atau keterampilan dapat
dilakukan melalui tes praktik atau kinerja, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio. Sedangkan penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan
hukum dilakukan dengan tes tertulis. Hargreaves, et.al. (dalam Majid 2014:63)
penilaian autentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar
sesungguhnya, dapat menggunakan berbagai cara atau bentuk, antara lain melalui
penilaian proyek atau kegiatan peserta didik, pengetahuan portofolio, jurnal,
demonstrasi, laporan tertulis, ceklis, dan petunjuk observasi. Berdasarkan pendapat
beberapa ahli tersebut, dapat ditarik garis besar bentuk penilaian autentik yang
dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa materi teks prosedur yang
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu: penilaian proyek, penilaian
kinerja, penilaian antar teman, dan penilaian portofolio.
4. Teknik dan instrumen penilaian
Penilaian menggunakan berbagai instrumen berupa tes, pengamatan,
penugasan perseorangan atau kelompok, serta bentuk lain yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Mekanisme
penilaian yang dapat dilakukan oleh guru meliputi: a. perancangan strategi penilaian
oleh guru dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) berdasarkan silabus; b. penilaian oleh guru dilakukan untuk memantau
proses, kemajuan belajar, perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
pengukuran pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar; c. penilaian aspek sikap
dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber informasi utama dan
pelaporannya menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru kelas; d. hasil penilaian
pencapaian sikap oleh guru disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi; e.
penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai; f. penilaian keterampilan dilakukan melalui
praktik, produk, projek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi
yang dinilai; g. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh guru
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan h. peserta didik yang
belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.
Berikut uraian singkat mengenai pengertian dan teknik-teknik penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a) Penilaian sikap
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 mengenai Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar, diketahui bahwa KD dari KI - 1 dan KI - 2 hanya
ada pada mata pelajaran PAIB dan PPKn, sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya tidak dikembangkan menjadi KD. Penilaian sikap pada mata pelajaran
matematika dilakukan harus melalui perencanaan-perencanaan diawali dengan
mengidentiikasi sikap pada KI - 1 dan KI - 2 serta sikap yang diharapkan oleh
sekolah yang tercantum dalam KTSP. Sikap yang dinilai adalah sikap spiritual
dan sikap sosial yang muncul secara alami selama pembelajaran.
1) Pengertian Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku
spiritual dan sosial siswa dalam proses pembelajaran. Sikap yang perlu dinilai
dalam proses pembelajaran adalah sikap terhadap mata pelajaran, sikap
terhadap guru, dan sikap terhadap proses pembelajaran.
2) Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi dan teknik lain yang
relevan. Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa
lembar observasi atau bentuk jurnal. Teknk penilaian lain adalah penilaian diri
dan antar teman
b) Penilaian pengetahuan
1) Pengertian penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
penguasaan siswa yang meliputi baik pengetahuan faktual, konseptual,
maupun prosedural, serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru
memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang
akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah
mencapai KBM/KKM, juga untuk mengidentiikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Hasil
penilaian digunakan memberi umpan balik (feedback) kepada siswa dan guru
untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang
dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk
angka dengan rentang 0 – 100.
2) Teknik penilaian pengetahuan
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik tiap-tiap KD. Teknik yang biasa digunakan antara lain tes
tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio.
Berikut disajikan uraian mengenai pengertian, langkah-langkah, dan
contoh kisikisi dan butir instrumen tes tertulis, lisan, penugasan, dan
portofolio dalam penilaian pengetahuan.
a. Tes tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, atau uraian.
Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti
langkah-langkah berikut.
(1) Menetapkan tujuan tes
Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan penilaian:
untuk keperluan mengetahui capaian pembelajaran, untuk
memperbaiki proses pembelajaran, atau untuk kedua-duanya. Tujuan
penilaian harian (PH) berbeda dengan tujuan penilaian tengah semester
(PTS), dan tujuan untuk penilaian akhir semester (PAS). Penilaian
harian biasanya diselenggarakan untuk mengetahui capaian
pembelajaran atau untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Sebaliknta PTS dan PAS umumnya untuk mengetahui capaian
pembelajaran.
(2) Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan spesiikasi yang memuat kriteria soal yang akan
ditulis. Kisi-kisi meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi,
indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal. Kisi-kisi disusun untuk
memastikan butirbutir soal mewakili apa yang seharusnya diukur
secara proporsional. Pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dengan kecakapan berikir tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili
secara memadai.
(3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
(4) Menyusun pedoman penskoran.
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat
disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model
jawaban dan rubrik.
3) Penilaian keterampilan
1. Pengertian penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk
melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian kinerja,
penilaian projek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian
keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD
pada KI-4.
2. Teknik penilaian keterampilan
Berikut disajikan uraian singkat mengenai teknik-teknik
penilaian keterampilan tersebut yang mencakup pengertian, langkah-
langkah, serta contoh instrumen dan rubrik penilaian.
a. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian
pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil
(produk). Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian
kinerja adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas
atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Contoh keterampilan
proses adalah keterampilan melakukan tugas/tindakan dengan
menggunakan alat dan/atau bahan dengan prosedur kerja tertentu,
sementara produk adalah sesuatu (bisanya barang) yang dihasilkan
dari penyelesaian sebuah tugas. Contoh penilaian kinerja yang
menekankan aspek proses adalah berpidato, membaca karya sastra,
menggunakan peralatan laboratorium sesuai keperluan, memainkan
alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang, koreograi, atau
menari. Contoh penilaian kinerja yang mengutamakan aspek produk
adalah membuat gambar graik, menyusun karangan, atau menyulam.
Contoh penilaian kinerja yang mempertimbangkan baik proses
maupun produk adalah memasak nasi goreng atau memanggang roti.
Langkah-langkah umum penilaian kinerja adalah: 1) menyusun
kisi-kisi; 2) mengembangkan/menyusun tugas yang dilengkapi
dengan langkah-langkah, bahan, dan alat; 3) menyusun rubrik
penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek yang perlu dinilai; 4)
melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses
penyelesaian tugas dan/atau menilai produk akhirnya berdasarkan
rubrik; 5) mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut.
b. Penilaian projek
Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu. Penilaian
projek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD
dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut berupa
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta
pelaporan.
Pada penilaian projek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu: 1) Pengelolaan Kemampuan siswa dalam
memilih topik, mencari informasi, dan mengelola waktu
pengumpulan data, serta penulisan laporan. 2) Relevansi Topik, data,
dan produk sesuai dengan KD. 3) Keaslian Produk (misalnya
laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap projek siswa. 4) Inovasi dan kreativitas Pada hasil projek
siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang
berbeda dari biasanya.
c. Penilaian portofolio
Seperti pada penilaian pengetahuan, portofolio untuk penilaian
keterampilan merupakan kumpulan sampel karya terbaik dari KD
pada KI-4. Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder
(map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat
disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau elektronik. Pada akhir suatu
semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai sebagai
bahan untuk mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara
deskriptif. Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan angka.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian keterampilan
dengan portofolio: (1) Karya asli siswa. (2) Karya yang dimasukkan
dalam portofolio disepakati oleh siswa dan guru. (3) Guru menjaga
kerahasiaan portofolio. (4) Guru dan siswa mempunyai rasa
memiliki terhadap dokumen portofolio. (5) Karya yang dikumpulkan
sesuai dengan KD. Setiap pembelajaran KD dari KI-4 berakhir,
karya terbaik dari KD tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam
portofolio.
Penilaian hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender
d. Terpadu, berarti penilaian oleh guru merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh guru
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; h. beracuan
kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Dalam hal ini, kriteria yang
dimaksudkan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM
mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik siswa dan karakteristik materi
pelajaran
h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
5. Langkah – langkah pengembangan penilaian autentik
Penilaian autentik merupakan penilaian yang sistematis. Rusman (dalam
Majid 2014:101) mengungkapkan bahwa dalam penilaian autentik siswa diminta
menampilkan sejumlah tugas dalam dunia sesungguhnya yang memperlihatkan
aplikasi keterampilan dan pengetahuan yang esensial. Rustaman (dalam Masrukan
2014:26) menyajikan empat langkah dalam menyusun penilaian autentik, yaitu:
identifikasi kompetensi, memilih suatu tugas autentik, merumuskan kriteria tugas
autentik, mengembangkan rubrik, dan merancang penilaian. Langkah-langkah yang
berbeda mengenai pengembangan penilaian dikemukakan Majid (2014:101) melalui
bagan sebagai berikut:

STANDAR

TUGAS-TUGAS AUTENTIK

KRITERIA

RUBRIK

///////////////

SKOR RUJUKAN PENYESUAIAN PEMBELAJARAN

Sumber: Majid (2014:101)


Bagan 2.1 Langkah-Langkah Pengembangan Penilaian
D. Model pengembangan instrumen penilaian autentik
Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan dari Thiagarajan
Sammel dan Sammel yaitu model pengembangan 4D. Menurut (Thiagarajan, 1974:5)
menyatakan bahwa pengembangan model 4D adalah model pendekatan system dimana
buku pedoman ini disusun dan didasarkan pada model-model sebelumnya serta
berdasarkan pengalaman lapangan aktual dalam merancang, mengembangkan,
mengevaluasi, dan menyebarluaskan materi pelatihan guru dalam pendidikan khusus.
Kami menyebutnya model 4D yang membagi proses pengembangan intruksional ke
dalam empat tahapan yakni define, design, develop dan disseminate. Model
pengembangan 4D dapat diadaptasi menjadi 4P yakni pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebarluasan.
Menurut (Mulyatiningsih, 2016) menyatakan bahwa pengembangan model 4D
merupakan pengembangan yang lebih ringkas tetapi didalamnya sudah mencakup proses
pengembangan yang lengkap. Dalam tahapan define memiliki kesetaraan dengan analisis.
Pada tahapan develop menyertakan kegiatan validasi, revisi, implementasi, dan evaluasi.
4D mengakhiri kegiatan melalui kegiatan disseminate.
Kesimpulan dari dua pendapat diatas bahwa pengembangan model 4D merupakan
proses pengembangan intruksional dengan tahapan sederhana dan lebih tersetruktur
secara sistematis, yang terdiri dari empat tahapan yakni define (pendefinisian), design
(perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebarluasan).
E. Materi Lingkaran
Materi Lingkaran merupakan salah satu materi pembelajaran matematika yang
dapat dipelajari di SMP kelas VIII semester genap. Kompetensi dasar materi lingkaran
yaitu: 3.7 Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring
lingkaran, serta hubungannya. 3.8 Menjelaskan garis singgung persekutuan luar dan
persekutuan dalam dua lingkaran dan cara melukisnya. 4.7 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring lingkaran,
serta hubungannya. 4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan garis singgung
persekutuan luar dan persekutuan dalam dua lingkaran.
Lingkaran merupakan salah satu bentuk geometri datar yang banyak kita temui
dan kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Lingkaran berguna dalam banyak
bidang kehidupan, misal: olahraga, arsitektur, teknologi, dan lain-lain. Banyak alat olah
raga yang memanfaatkan bentuk lingkaran seperti pada bentuk lapangan silat, papan
target panahan, dan keranjang basket. Bagi seorang arsitek, bentuk lingkaran dinilai
memiliki bentuk yang indah untuk mendekorasi rumah, maupun gedung perkantoran.
Seperti bentuk pintu, jendela, atap rumah. Kemudian, pada bidang teknologi bentuk
lingkaran juga sering kita jumpai, seperti roda mobil, roda motor, setir mobil
memanfaatkan bentuk lingkaran.
1. Mengidentifikasi Unsur-unsur Lingkaran
Kata unsur-unsur lingkaran dalam bahasan ini adalah istilah yang terkait dengan
lingkaran. Unsur-unsur yang akan kita pelajari pada materi lingkaran ini antara lain :
Gambar 2.1. Bagian – bagian lingkaran

a. Unsur lingkaran berupa garis (atau ruas garis): busur (busur besar, busur kecil),
tali busur, jari-jari, diameter, apotema.

1. Titik O disebut titik pusat


2. AO, BO ,DO, CO, dinamakan jari – jari, biasanya dinotasikan dengan r
yang kepanjangannya adalah radius dan artinya jarak.
3. BD merupakan diameter yang juga sering dinotasikan menggunakan d.
4. DC, DA, DB,CA,CB,AB,BD adalah busur lingkaran.
5. Garis CD merupakann tali busur.
6. Nah, jika saya tarik garis lurus dan tegak lurus dari titik O ke garis CD, garis
tersebut dinamakan apotema.

b. Unsur lingkaran berupa luasan : Juring, tembereng


1. Wilayah yang berwarna merah adalah tembereng.
2. Warna biru merupakan juring.
c. Nama sudut-sudut pada lingkaran
1. ∠ AOB dinamakan sudut pusat lingkaran O. (kenapa kog dinamakan
lingkaran O?, karena titik pusatnya namanya O)
2. dan untuk ∠ CPD dinamakan sudut keliling.
d. Rumus – rumus dasar lingkaran:
1. Luas lingkaran¿ π x r 2 dengan r adalah jari – jari lingkaran
2. Keliling lingkaran = π x d = π x 2 x r , dimana d adalah diameter lingkaran
22
3. π= atau 3,14
7

4. Menghitung luas juring


Luas Juring, jika diketahui sudut pembentuk juring adalah P⁰ (lihat gambar
tepat di atas), maka luas juring dirumuskan
P⁰ P⁰
→ x Luas Lingkaran; atau x π r2
360⁰ 360⁰

Panjang busur AB dirumuskan dengan:

P⁰
→ x πxd
360⁰

Hubungan antara panjang busur dan luas juring :

Sudut Pusat (P0) Panjang Busur Luas Juring


= =
360⁰ Keliling Lingkaran Luas Lingkaran

5. Menghitung luas tembereng


Perhatikan tembereng yang diarsir warna kuning di atas. untuk mencari luas
tembereng tersebut, kita memerlukan luas segitiga AOB (warna merah) dan
luas juring AOB , sehingga rumus mencari luas tembereng adalah :

P⁰ 1
Luas Juring – Luas Segitiga = x π r 2 – x Panjang Tali Busur AB x Panjang ApotemaOC
360⁰ 2

Ingat, segitiga yang membentuk selalu sama kaki.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Research dan Development. Metode penelitian dan
pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut.Penelitian pengembangan ini mengikuti suatu
langkah-langkah secara siklus. Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan
ini terdiri dari kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,
pengembangan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba
lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi
terhadap hasil uji lapangan.
Secara singkat, penelitian dan pengembangan dapat diartikan sebagai penelitian
yang menghasilkan sebuah produk yang divalidasi oleh beberapa tim ahli yang
selanjutnya akan di ujicobakan di lapangan. Hal ini dikarenakan luaran dari penelitian ini
adalah produk instrument penilaian autentik materi lingkaran pada kurikulum 2013.
Adapun instrumen penilaian autentik yang dihasilkan antara lain yaitu: RPP, Tes yang
dilengkapi dengan kunci jawaban dan Lembar observasi kegiatan belajar siswa.
B. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMP…, yang beralamatkan di Desa… ,
Kecematan… , Kabupaten Timor Tengah Utara ,Waktu penelitian adalah selama
semester genap selesai.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP… . Penelitian yang
dikembangkan mengenai instrumen penilaian yang autentik. Peneliti mengambil objek
penelitian yaitu instrumen penilaian autentik pada kurikulum 2013.
D. Jenis Data
Dalam mengembangkan produk, peneliti menggunakan dua macam data, yakni data
kualitatif dan data kuantitatif. Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.
Data ini biasanya berupa kritik serta saran validator terhadap produk yang dikembangkan
dan deskripsi dari terlaksananya uji coba produk tersebut. Data Kuantitatif adalah data
yang berbentuk bilangan (angka). Data kuantitatif didapat dari skor angket penilaian oleh
para validator, skor test hasil belajar siswa dan penilaian siswa yang menjadi penguji
coba.
Di dalam proses penelitian ini sumber datanya berupa instrumen penilaian
autentik yang sudah divalidasi oleh ahli validasi. Dan juga data hasil belajar belajar siswa
yang mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.
E. Metode penelitian
Metode merupakan alat bantu yang berguna untuk memperlancar pelaksanaan
penelitian. Oleh karena itu agar penelitian ini bersifat ilmiah maka perlu menggunakan
metode. Metode penelitian pengembangan pada Penelitian ini mengacu pada langkah
langkah penelitian dan pengembangan Thiangrajan semmel dan semmel yang terdiri atas
empat tahap yaitu : tahap pendahuluan/penetapan (define), perencanaan (design),
pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).

Define Design Develop Disseminate

Gambar 3.1 Tahap-tahap pengembangan model 4D


adapun keteranganya yang dapat dilihat dalam prosedur penelitian.
F. Prosedur penelitian dan pengembangan
Langkah pengembangan instrumen penilaian autentik materi lingkaran ini,
peneliti menggunakan metode 4D dimana langkah-langkah metode penelitian ini sampai
dengan langkah Disseminate, akan tetapi pada tahap penyebaran ini dilakukan dengan
cara menyebarkan produk ke sekolah yang diteliti pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan
peneliti hanya melihat kelayakan produk berdasarkan penilaian validator, dan guru
matematika. Untuk mengetahui tahapan pada penelitian ini perhatikan gambar berikut:
Analisis masalah guru dan Kurikulum

Analisis materi

Define
Analisis Tugas

Perumusan indikator pencapaian kompetensi

Pemilihan format

Design
Penyusunan tes

Desain awal instrumen penilaian autentik


(Draft 1)

Validasi instrumen penilaian autentik


Validasi instrumen penilaian

Validasi konten /isi Validasi konstrak

Draft II Revisi I
Develop

Validasi empirik/ uji


coba terbatas Revisi II

Paket instrumen penilaian


autentik

Gambar 3.2 Modifikasi Model pengembangan instrumen penilaian dari


model 4D
Berikut penjelasan langkah-langkah penelitian pengembangan yang
dilakukan oleh peneliti:
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap define ini mencakup empat langkah pokok, yaitu analisis Front-
end (front-end analysis), analisis konsep (concept analysis), analisis tugas
(task analysis), dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional
objectives).
a) Analisis Front-end (front-end analysis).
Dalam Analisis front-end dalam penelitian ini meliputi analisis
masalah guru dan kurikulum analisis front-end ini dilakukan dengan cara
wawancara ke guru untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar
yang dihadapi guru dalam penilaian.
b) Analisis konsep (concept analysis)
Analisis konsep ini dilakukan dengan cara wawancara untuk
mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan.
c) Analisis Tugas (task analysis)
Selanjutnya setelah Analisis konsep (concept analysis) dilanjutkan
dengan analisis tugas (task analysis). Analisis tugas ini dilakukan dengan
cara wawancara yang bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-
keterampilan utama yang akan dikaji dan menganalisisnya kedalam
himpunan keterampilan tambahan. Analisis ini memastikan ulasan yang
menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh gambaran mengenai tugas-tugas yang diperlukan dalam
pembelajaran sesuai dengan standar isi.
d) Perumusan indikator pencapaian kompetensi
Perumusan indikator pencapaian kompetensi yaitu merangkum
hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku
objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun
tes dan merancang RPP yang kemudian diintegrasikan kedalam materi.
Berdasarkan analisis ini diperoleh perumusan indikator pencapaian pada
instrumen penilaian autentik materi lingkaran menggunakan pendekatan
saintifik yang dikembangkan.
2. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap perancangan ini bertujuan untuk merancang produk yang
telah ditetapkan untuk memperoleh draft awal.
a. Pemilihan Format (Format Selection)
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran
ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi perangkat
pembelajaran.
b. Penyusunan tes
Dalam kegiatan ini instrumen penilaian autentik dirancang baik
berupa penilaian yang berupa tes maupun non tes.
c. Desain awal instrumen penilaian autentik (initial design)
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh rancangan
perangkat
pembelajaran yaitu instrumen penilaian autentik yang harus dikerjakan
sebelum uji coba dilaksanakan.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan instrumen penilaian
autentik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini peneliti melakukan
validasi instrumen penilaian autentik yang meliputi validasi konten/isi dan
validasi konstrak kepada ahli materi dan ahli media, setelah itu melakukan uji
coba terbatas.
a. Validasi instumen penilaian autentik
Validasi merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini instrumen penilaian autentik sebagai
penunjang pembelajaran matematika akan lebih menarik dari instrumen
penilaian sebelumnya. Validasi ini dikatakan sebagai validasi raasional,
karena validasi ini masih bersifaat penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, belum fakta lapangan.Validasi ini terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Validasi konten /isi
Validasi konten/isi meliputi Uji ahli materi yang bertujuan
untuk menguji kelayakan dari segi materi yaitu materi lingkaran dan
kesesuaian materi dengan kurikulum (Standar Isi), serta kesesuaian
instrumen penilaian autentik. Uji ahli materi yang dipilih adalah orang
yang kompeten dalam bidang matematika. Ahli matematika yang
dimaksud adalah satu orang dosen matematika dan satu orang guru
matematika SMP.
2. Validasi konstruk
Validasi konstruk meliputi Uji ahli media yang bertujuan untuk
mengetahui ketepatan standar minimal yang diterapkan dalam
penyusunan instrumen penilaian autentik materi lingkaran dan untuk
mengetahui kelayakan instrumen penilaian autentik. Uji ahli media
dilakukan oleh dosen yang merupakan ahli dalam bidang teknologi.
Ahli media mengkaji pada aspek kegrafikan, penyajian, kebahasaan dan
kesesuaian instrumen penilaian autentik.
3. Revisi Produk
Setelah desain produk divalidasi oleh ahli materi, ahli media,
maka dapat diketahui kelemahan dari instrumen penilaian autentik
tersebut. Kelemahan tersebut kemudian diperbaiki untuk menghasilkan
produk yang lebih baik lagi. Apabila perubahan-perubahan yang
dilakukan untuk menghasilkan produk baru tersebut sangat besar dan
mendasar, evaluasi formatif yang kedua perlu dilakukan. Akan tetapi,
apabila perubahan itu tidak terlalu besar dan tidak mendasar, produk
baru itu siap dipakai dilapangan sebenarnya.
4. Validasi empirik/ Uji Coba terbatas
Produk yang telah selesai dibuat, selanjutnya diuji cobakan dalam
kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimasudkan untuk mendapatkan
informasi apakah instrumen penilaian autentik layak digunakan atau
tidak. Uji coba produk dilakukan dengan 2 cara yaitu uji coba
kelompok kecil dan uji coba kelompok besar sebagai berikut:
a. Uji Kelompok Kecil
Pada tahap ini, uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah
pengembangan instrumen penilaian autentik dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan layak digunakan dalam kegiatan
pembelajaran atau tidak. Uji coba dilakukan pada 6-10 siswa yang
dapat mewakili populasi target.
b. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba Kelompok Besar merupakan tahap terakhir dari
evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Pada tahap ini tentunya
media yang dikembangkan atau dibuat sudah mendekati sempurna
setelah melalui tahap pertama tersebut. Pada uji lapangan sekitar
15-20 lebih siswa dengan berbagai karakteristik sesuai dengan
karakteristik populasi sasaran.
5. Revisi Produk
Berdasarkan hasil uji coba produk, apabila respon guru
mengatakan bahwa produk ini baik dan menarik, maka dapat dikatakan
bahwa instrumen penilaian autentik materi lingkaran selesai
dikembangkan, sehingga menghasilkan produk akhir. Namun apabila
produk belum sempurna maka hasil uji coba ini dijadikan bahan
perbaikan dan penyempurnaan instrumen yang dibuat, sehingga dapat
menghasilkan produk akhir yang layak digunakan disekolah.
6. Instrumen penilaian autentik
Apabila produk tidak mengalami uji coba ulang dan sudah
valid, maka instrumen penilaian autentik siap digunakan dan
dimanfaatkan di sekolah SMP/MTS kelas VIII.
G. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes yang
meliputi wawancara, kuisioner (angket), dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam.
Wawancara dilakukan dengan guru matapelajaran matematika.
2. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau
terbuka. Angket digunakan pada saat evaluasi dan uji coba. Evaluasi dilakukan oleh
validator ahli media dan validator ahli materi menggunakan angket untuk
mengetahui layak atau tidaknya produk yang dihasilkan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan
yang sudah tersedia. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi pada penelitian ini berupa photo pada saat proses pembelajaran
berlangsung.

H. Instrumen Penelitian
Untuk melakukan penelitian dan pengembangan harus ada instrumen dan skala
pengukuran dan penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan
data. Tanpa alat tersebut, tidak mungkin data dapat diambil. Instrumen adalah berbagai
alat ukur yang digunakan secara sistematis untuk pengumpulan data, seperti tes,
kuesioner dan pedoman wawancara, Sedangkan pengumpulan data merupakan inti dari
setiap kegiatan penelitian bentuk instrumen pengumpulan data adalah cek list dan lembar
isian untuk menjaring informasi hasil. Adapun instrumen pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
1) Validasi Ahli
Validasi yang dilakukan terkait dengan penyusunan instrumen penilaian autentik
yang terdiri atas penilaian sikap dalam pembelajaran matematika, pengetahuan
matematika dan keterampilan matematika. Hasil validasi ini kemudian dilakukan
validasi empirik pada peserta didik.
Validasi empirik dilakukan pada instrumen pengetahuan dan keterampilan
matematika peserta didik. Tujuan validasi ini untuk mendapatkan butir-butir soal
yang sasih (valid) dan instrumen yang reliabel. Karena itu dilakukan pengujian
validitas butir dan reliabilitas instrumen.
I. Teknik Aanalisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif dan kuantitatif. Analisis
digunakan untuk mendeskripsikan hasil masukan dari pakar saat validasi ahli. Analisis
kuantitatif digunakan untuk menguji validitas butir dan reliabilitas instrumen yang
dilakukan saat validasi empirik. Uji validitas butir tes berbentuk pilihan ganda dengan
menggunakan formula koefisien korelasi point biserial, dan bentuk essay menggunakan
formula korelasi product moment dari pearson. Pengujian reliabilitas instrumen bentuk
pilihan ganda menggunakan formula alpha conbach dan bentuk essay menggunakan
formula KR-20.

DAFTAR PUSTAKA
A, N. A. (2016). Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
Di SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Of History
Education 4(2).
Abdur Rahman As'ari, M. T. (2017). Buku Guru/ Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Edisi Revisi. Indonesia: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran . Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Baiduri, D. (2019). Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik Volume 5 Nomor 1. Jurnal
inovasi Pembelajaran.
Djamarah, S. B. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Masrukan. (2014). Asessmen Otentik Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA Universitas
Negeri Semarang.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Sastra Berbasis Kompetensi. Yogyakarta :
BPFE.
Prof. Dr. Nurhayati Abbas, M. ,. (n.d.). Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik Dalam
Pembelajaran Matematika Untuk Kelas VIII SMP/MTS Semester Ganjil.
Putriyani S, m. (2018). Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Dengan
Pendekatan Scientifik. Edumaspul - Jurnal Pendidikan 2(1), 1-10.
Ruslan, T. ,. (2016). Kendala Guru Dalam Menerapkan Penilaian Autentik Di SD Kabupaten
Pidie. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1(1), 147-157.
Sudjana, D. N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Sutama, s. ,. (2017). Pengelolaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Mata
Pelajaran Matematika Di SMA. Menejemen Pendidikan 12 (1), 105-114.
Wardhani, S. (2010). Teknik Pengembangan Instrumen. Indonesia: Departemen Pendidikan
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai