Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Dwi Agus Kurniawan, S.Pd., M.Pd.
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan strategi
belajar mengajar fisika. Karena atas izin-Nya lah batas waktu yang disediakan tidak
terlampaui, hingga sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam pelaksanaannya penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dan kemudahan baik berupa saran maupun bentuk bantuan yang
lainnya. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikannya. Penulis harap laporan ini dapat
berguna kelak dikemudian hari. Didalam laporan ini banyak sekali pembahasan tentang
“Menganalisis Dimensi Manusia sebagai Pelaku Pendidikan”, namun penulis sadar bahwa
laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dan untuk perbaikan laporan ini. Jika ada sesuatu yang
kurang berkenan penulis mohon maaf.
Demikian sepatah dua patah dari penulis. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Ada beberapa istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada manusia, seperti Alinsan
yang berarti orang yang memiliki hati nurani, Albasyar, yang berarti orang yang dibentuk
secara lahiriah. AnNas, yang berarti orang pada umumnya (orang), dan juga Bani Adam,
yang berarti cucu Nabi Adam. Semua istilah tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah
makhluk yang unik dan kompleks serta makhluk yang sempurna dibandingkan dengan
makhluk Tuhan lainnya. Salah satu kesempurnaan tersebut adalah pengembangan potensi
manusia sebagai bekal yang harus ditopang manusia sejak lahir, termasuk dimensi yang
bersifat religius. Potensi manusia adalah benih kemungkinan menjadi pribadi yang mampu
memanusiakan manusia itu sendiri. Orang yang dapat memanusiakan kemanusiaannya adalah
orang yang memiliki ciri-ciri yang secara mendasar berbeda dengan hewan dan makhluk
ciptaan Allah lainnya. Ciri-ciri manusia yang membedakannya dari hewan dan makhluk
Tuhan lainnya terbentuk dari kumpulan seragam yang disebut dimensi kemanusiaan. Disebut
dimensi kemanusiaan karena sifat dan sikap tersebut pada hakikatnya hanya dimiliki oleh
manusia dan tidak terdapat pada hewan dan makhluk Tuhan lainnya.
Sifat manusia adalah makhluk sosial. Orang merasa perlu untuk berinteraksi dan
berkumpul untuk mencapai minat dan tujuan yang sama. Sosiabilitas adalah upaya untuk
beradaptasi dengan lingkungan sosial. Kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan
sosial mempengaruhi proses kehidupan selanjutnya. Sikap sosial yang baik dapat
menciptakan kerukunan, kenyamanan dan kedamaian dalam negara. Sikap sosial yang baik
juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, jiwa sosial pada anak
harus diajarkan dan dipupuk sejak dini. Sumber daya manusia adalah aset nasional dan
digunakan sebagai modal dasar untuk mencapai pembangunan nasional. Untuk menggali dan
mengembangkan potensi tersebut, diperlukan layanan, yaitu pendidikan. Pendidikan adalah
upaya untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.
Oleh karena itu, proses pendidikan harus dilaksanakan dengan benar, karena merupakan
dasar peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembentukan karakter manusia.
Pendidikan sebagai hati nurani yang sistematis, sistematis selalu dimulai dari
beberapa landasan dan mengamati beberapa landasan dan melihat beberapa asas-asas khusus.
Landasan dan asas ini sangat penting karena pendidikan adalah tiang penyangga
pembangunan manusia dan masyarakat suatu bangsa. Kajian terhadap berbagai landasan
pendidikan akan memberikan gambaran yang benar tentang pendidikan. Dengan informasi
dan pendidikan yang tepat, dan penerapan yang benar. prinsip pendidikan, Anda akan dapat
memberikan peluang yang lebih baik untuk merancang dan melaksanakan program
pendidikan dengan informasi yang sesuai. Sehingga akan memberikan perspektif yang lebih
luas terhadap pendidikan, baik dalam aspek konseptual maupun operasional tentang landasan
dan asas pendidikan tersebut selalu diarahkan pula pada upaya dan permasalahan
penerapannya.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
“Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) ‘Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia
menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah
sesuatu itu”.
Pada ayat tersebut, Allah SWT menyatakan kepada nabi Muhammad Saw bahwa
penciptaan nabi Isa a.s. sama dengan penciptaan nabi Adam a.s yaitu sama-sama dari tanah.
Penciptaan nabi Isa a.s memang dari unsur sel telur yang berasal dari ibunya. Tetapi perlu
diingat bahwa sel telur itu berasal dari darah, sedangkan darah dari makanan, dan makanan
tumbuh dari tanah. Maka, nabi isa a.s juga berasal dari tanah. (Salman Harun 2016).
Surat al-Kahfi: 37
Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad Saw untuk menceritakan kepada kaum
muslimin tentang kisah seorang yang sombong, pemilik pertanian yang hasilnya melimpah
ruah. Orang tersebut telah ditegur oleh kawannya dan diingatkan bahwa dia diciptakan dari
tanah dan pasti akan kembali kepadanya. Tetapi ia terus saja membangkang. Dia baru sadar
setelah seluruh kekayaannya sirna.
Surat al-Hajj: 5
َطفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُّمضْ َغ ٍة ُّمخَ لَّقَ ٍة َّو َغي ِْر ُمخَ لَّقَ ٍة لِّنُبَيِّن ْ ُّب ثُ َّم ِم ْن ن ٍ ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي
ِ ب ِّمنَ ْالبَ ْع
ٍ ث فَاِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن تُ َرا
’وا اَ ُش’ َّد ُك ۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّتَ’ َو ٰفّى َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن ي َُّر ُّد اِ ٰلٓى اَرْ َذ ِل
ْٓ ’لَ ُك ۗ ْم َونُقِرُّ فِى ااْل َرْ َح ِام َما نَ َش ۤا ُء اِ ٰلٓى اَ َج ٍل ُّم َس ّمًى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ
ْج ْ ت َواَ ۢ ْنبَت
ٍ ۢ َْت ِم ْن ُكلِّ زَ و
ٍ ج بَ ِهي ْ َت َو َرب َ ْْال ُع ُم ِر لِ َك ْياَل يَ ْعلَ َم ِم ۢ ْن بَ ْع ِ’د ِع ْل ٍم َش ْيـ ًۗٔا َوتَ َرى ااْل َر
ْ ض هَا ِم َدةً فَا ِ َذٓا اَ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْيهَا ْال َم ۤا َء ا ْهتَ َّز
“Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna agar
Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu
ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat
tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu
lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah
bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang
indah”.
Dalam ayat ini Allah menyapa Manusia dan menerangkan bahwa mereka diciptakan
dari tanah, kemudian berproses dari zigot sampai janin. Lalu Manusia lahir menjadi kanak-
kanak dan dewasa. Ada yang kemudian meninggal dan ada pula yang diberi usia lanjut.
Menurut Al-Asfahani, kata thin bermakna tanah yang sudah bercampur air atau tanah
basah.
surat al-An’am: 2
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu),
dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih
meragukannya”.
surat al-‘Araf: 12
ار َّوخَ لَ ْقتَهٗ ِم ْن ِطي ٍْن ۚ ۠ َ َك اَاَّل تَ ْس ُج َد اِ ْذ اَمرْ تُكَ ۗق
ٍ َّال اَنَا خَ ْي ٌر ِّم ْنهُ خَ لَ ْقتَنِ ْي ِم ْن ن َ َ قَا َل َما َمنَ َع
(Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada
Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau
ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
surat as-Sajadah: 7
“Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah”.
surat ash-Shaffat: 11
ٍ فَا ْستَ ْفتِ ِه ْم اَهُ ْم اَ َش ُّد َخ ْلقًا اَ ْم َّم ْن خَ لَ ْقنَا ۗاِنَّا َخلَ ْق ٰنهُ ْم ِّم ْن ِطي ٍْن اَّل ِز
ب
“Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): ‘Apakah mereka yang lebih kukuh
kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?’ Sesungguhnya Kami telah
menciptakan mereka dari tanah liat”.
“(Iblis) berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api,
sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Shalshal adalah tembikar kering yang berongga yang dibuat dari tanah. Sehingga
mengeluarkan bunyi bila ditiup atau diayunkan. Benda itu menurut Al-Qur’an dibuat dari
hama’ yaitu tanah liat yang sedikit berbau. Tanah itu dibentuk (Masnun) menjadi shalshal
tersebut. Kata tersebut diulang tiga kali didalam Al-Qur’an.
surat al-Hijr: 26, 28 dan 33
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur
hitam yang diberi bentuk”.
ۤ
ال ِّم ْن َح َما ٍ َّم ْسنُوْ ۚ ٍن
ٍ صَ ص ْل ٌۢ ِال َربُّكَ لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة اِنِّ ْي خَ ال
َ ق بَ َشرًا ِّم ْن َ ََواِ ْذ ق
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh, Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.
َ ص ْل
صا ٍل ِّم ْن َح َما ٍ َّم ْسنُوْ ٍن َ قَا َل لَ ْم اَ ُك ْن اِّل َ ْس ُج َد لِبَ َش ٍر خَ لَ ْقتَهٗ ِم ْن
“Ia (Iblis) berkata, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah
menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”
Isyarat tentang proses penciptaan manusia melalui satu tahapan ‘alaqah lebih jauh
dijabarkan dalam Q.S Al-Mu’minun ayat 12-14:
ض’ َغةً فَخَ لَ ْقنَ’’اْ طفَ’ةَ َعلَقَ’ةً فَ َخلَ ْقنَ’’ا ْال َعلَقَ’ةَ ُم ْ ُّار َّم ِك ْي ٍن ۖ ثُ َّم خَ لَ ْقنَ’’ا الن
ٍ طفَ’ةً فِ ْي قَ’ َرْ َُولَقَ ْد َخلَ ْقنَا ااْل ِ ْن َس’انَ ِم ْن ُس’ ٰللَ ٍة ِّم ْن ِط ْي ٍن ۚ ثُ َّم َج َع ْل ٰن’ هُ ن
َك هّٰللا ُ اَحْ َسنُ ْالخَالِقِ ْي ۗن
َ ْال ُمضْ َغةَ ِع ٰظ ًما فَ َك َسوْ نَا ْال ِع ٰظ َم لَحْ ًما ثُ َّم اَ ْن َشْأ ٰنهُ خَ ْلقًا ٰاخ ۗ ََر فَتَبَا َر
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim).
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik”.
Dalam ayat diatas jelas terlihat bagaimana proses penciptaan manusia dimulai dari
tahap sulalah (saripati makanan) kemudian nutfah (sperma) lalu terjadi konsepsi
(pembuahan) dan masuk kedalam rahim (menjadi embrio) kemudian berkembang
membentuk ‘alaqah kemudian berproses menjadi mudhghah, ‘izaman (tumbuh tulang
belulangnya) kemudian tulang-tulang itu dibungkus dengan daging.
Setelah terbentuk manusia yang utuh, kemudian Allah SWT meniupkan (nafakha)
kepadanya ruh nya kemudian jadilah ia makhluk yang unik (khalqan Akhar). Disebut
demikian karena manusia memiliki substansi psikis yang berasal dari substansi tuhan sama
sekali tidak dimiliki makhluk-makhluk lain.
a) Al-basyar
Secara bahasa, berarti fisik manusia. Makna ini disimpulkan dari berbagai uraian
tentang al-basyar. Menurut Abu al-Husain Ahmad Ibnu Faris Ibn Zakariya dalam Mu’jam al-
Maqayis fi al-Lugah. Ia menjelaskan bahwa semua kata yang huruf-huruf asalnya terdiri dari
ba, syin dan ra’ berarti sesuatu yang tampak jelas dan biasanya cantik dan indah. Dengan
demikian, bahwa manusia yang dijelaskan oleh al-basyar menekankan pada gejala umum
yang melekat pada fisik manusia yang secara umum relatif sama antara semua manusia.
Allah Swt, memakai konsep al-basyar dalam Al-Qur’an sebanyak 37 kali. Salah
satunya dalam surat al-Kahfi ayat 110.
َ ي اَنَّ َمٓا اِ ٰلهُ ُك ْم اِ ٰلهٌ وَّا ِح ۚ ٌد فَ َم ْن َكانَ يَرْ ُج’’وْ ا لِقَ’ ۤ’ا َء َرب ِّٖه فَ ْليَ ْع َم’’لْ َع َماًل
ص’الِحًا َّواَل ي ُْش’ ِر ْك بِ ِعبَ’’ا َد ِة َرب ٖ ِّٓه َّ َقُلْ اِنَّ َمٓا اَن َ۠ا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم يُوْ ٰ ٓحى اِل
اَ َحدًا
“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha
Esa.” Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia
mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam
beribadah kepada Tuhannya”.
Kata al-Insan menurut Ibnu Mansur, mempunyai tiga asal kata. Pertama, berasal dari
kata anasa yang berarti abara yaitu melihat, ‘alima yaitu mengetahui dan istilah “an” yang
berarti meminta izin. Kedua, berasal dari kata nasiya yang berarti lupa. Ketiga berasal dari
kata an-nus yang berarti jinak lawan dari kata al-wakhsyah yang berarti buas.
Menurut Ibnu Zakariya, semua kata yang asalnya dari huruf Alif , nun dan sin
mempunyai makna asli jinak, harmonis dan tampak dengan jelas. Dari kedua uraian tersebut
memiliki inti yang sama bahwa manusia yang diistilahkan dengan al-Insan tampak pada ciri-
ciri khasnya yaitu jinak, tampak jelas kulitnya juga potensial untuk memelihara atau
melanggar aturan sehingga ia dapat menjadi makhluk yang harmonis atau kacau.
Kata al-Insan disebutkan didalam Al-Qur’an sebanyak 65 kali, diantaranya surat al-
Alaq ayat 5:
Kata al-Ins selalu bergandengan dengan kata al-jinn karena kata tersebut selalu jadi
perbandingan.
Al-Ins dengan al-jinn adalah makhluk yang diciptakan Allah agar senantiasa
mengabdikan dirinya (beribadah) kepada Allah sepanjang hidupnya.
Al-Ins dan al-jinn juga makhluk pembangkang, sehingga mendapat tantangan dari
Allah agar mereka bekerjasama untuk membuat semacam Al-Qur’an dan menjelajahi lapisan-
lapisan langit.
Kata an-Nas didalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 240 kali, sebagaimana dalam
surat az-Zumar ayat 27:
َاس فِ ْي ٰه َذا ْالقُرْ ٰا ِن ِم ْن ُك ِّل َمثَ ٍل لَّ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُوْ ۚن
ِ َّض َر ْبنَا لِلن
َ َولَقَ ْد
Dan sungguh, telah Kami buatkan dalam Al-Qur’an ini segala macam perumpamaan bagi
manusia agar mereka mendapatkan pelajaran.
Konsep an-Nas merujuk pada manusia sebagai makhluk sosial atau secara kolektif.
c) Bani Adam
Secara bahasa, Bani adalah bentuk jamak dari kata ibnun yang berarti anak. Bentuk
dasarnya adalah banun atau banin. Tetapi karena berada pada posisi muaf (diterangkan),
huruf wawu dan nun pada kata banun tersebut harus dihilangkan. Sehingga menjadi kata
bani.
Penggunaan kata bani Adam dalam konteks ini sangat tepat bahwa semua manusia
tanpa kecuali telah diberi bekal potensial fitrah keagamaan yaitu mengesakan tuhan. Manusia
juga adalah makhluk yang diberikan kelebihan yang dapat menguasai daratan dan lautan.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-Isra: 70.
ِ ت َوفَض َّْل ٰنهُ ْم ع َٰلى َكثِي ٍْر ِّم َّم ْن خَ لَ ْقنَا تَ ْف
ض ْياًل ِ َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِ ْٓي ٰا َد َم َو َح َم ْل ٰنهُ ْم فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْق ٰنهُ ْم ِّمنَ الطَّي ِّٰب
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat
dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di
atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.
Dari keseluruhan ayat yang menggunakan kata bani Adam dapat dipahami bahwa
manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dan keistimewaan dibanding makhluk
lainnya. Keistimewaan itu meliputi fitrah keagamaan, peradaban, dan kemampuan
memanfaatkan alam.
Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang berada dalam relasi (Habl), dengan Tuhan
(Habl min Allah), relasi dengan sesama manusia (Habl min An-Nas) dan relasi dengan alam (
Habl min alam).
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas yang harus dipenuhi individu
dalam fase atau bagian kehidupan tertentu; Dan jika berhasil, mereka akan bahagia,
sebaliknya jika gagal, orang tua atau masyarakat akan mengecewakan dan mencela mereka,
dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Havighurst, sumber
dari tugas perkembangan tersebut adalah: kematangan fisik, persyaratan sosial atau budaya,
serta nilai dan tuntutan individu.
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai
usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
Belajar berjalan Belajar mekan makanan padat Belajar berbicara Belajar
mengendalikan pembuangan kotoran tubuh Mencapai stabilitas fisiologik
Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial Belajar kontak
perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain Belajar mengetahui mana
yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati
2. Masa Anak Sekolah
Belajar ketangkasan fisik untuk bermain Pembentukan sikap yang sehat terhadap
diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh Belajar bergaul yang
bersahabat dengan anak-anak sebaya Belajar peranan jenis kelamin
Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan
kehidupan sehari-hari Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai
Belajar membebaskan ketergantungan diri Mengembangkan sikap sehat terhadap
kelompok dan lembga-lembaga
3. Masa Remaja
Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif Menerima
peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita Menginginkan dan mencapai
perilaku social yang bertanggung jawab social Mencapai kemandirian emosional
dari orang tua dan orang dewasa lainnya Belajar bergaul dengan kelompok anak-
anak wanita dan anak-anak laki-laki Perkembangan skala nilai Secara sadar
mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat Persiapan mandiri secara
ekonomi Pemilihan dan latihan jabatan Mempersiapkan perkawinan dan
keluarga
4. Masa Dewasa Awal
Mulai bekerja Memilih pasangan hidup Belajar hidup dengan suami/istri Mulai
membentuk keluarga Mengasuh anak Mengelola/mengemudikan rumah tangga
Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara Menemukan kelompok
sosial yang menyenangkan
5. Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu Membantu
anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
berbahagia Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karir pekerjaan Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang
dewasa Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
3. Dimensi Manusia Sebagai Human Educandum
Manusia sebagai human educandum berarti secara bahasa bahwa manusia adalah
hewan yang terdidik dan harus dididik. Dari pengertian ini secara tidak langsung timbul
perbedaan antara manusia dan hewan, yaitu bahwa manusia adalah dan dapat dididik. Tidak
semua manusia itu sama. Manusia terlahir sebagai makhluk tak berdaya yang tidak memiliki
naluri untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Namun, manusia dapat dibesarkan dalam
proses pembelajaran yang membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, atau yang disebut pendidikan. Inilah yang membedakan manusia dengan
hewan, pada umumnya hewan tidak dapat diternakkan, hanya dapat dilatih dengan
memberikan tekanan, yaitu melatih sesuatu yang statis/tidak berubah.
Pada dasarnya terdapat dua alasan dasar mengapa manusia itu harus dididik/mendidik.
Alasan pertama adalah dasar biologis dan alasan kedua adalah dasar sosio-antropologis.
Dasar biologis mengemukakan bahwa manusia lahir dengan kondisi yang tidak dilengkapi
dengan insting sempurna untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, manusia perlu
masa belajar yang panjang sebagai persiapan bersaing dalam lingkungan, serta pendidikan itu
dimulai ketika manusia sudah mencapai penyesuaian jasmani.
Dasar biologis ini memberikan implikasi manusia memerlukan bantuan manusia dewasa
untuk memberikan perlindungan dan perawatan sebagai masa persiapan pendidikan, serta
manusia dewasa yang tidak berhasil dididik perlu melakukan reedukasi. Dasar sosio-
antropologis mengemukakan bahwa peradaban tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
dimiliki oleh setiap anggota masyarakat. Dasar ini memberikan implikasi terhadapa
keharusan dalam pendidikan, yaitu diperlukan transformasi dari organisme biologis ke
organisme berbudaya, diperlukan juga transmisi dan internalisasi budaya.
Alasan Manusia Harus Dididik
Bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya dan tidak dikaruniai naluri
yang sempurna untuk beradaptasi dengan lingkungan, perlu waktu lama untuk belajar dan
awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai adaptasi fisik. Oleh karena itu, anak
manusia menerima bantuan, perlindungan dan perawatan dan membutuhkan pendidikan
ulang atau pendidikan ulang. Berangkat dari aspek sosio-antropologis bahwa peradaban tidak
terjadi dengan sendirinya dan masyarakat menginginkan adanya kehidupan. Implikasinya,
pendidikan merupakan personalisasi peran sosial budaya dalam konteks transmisi budaya,
internalisasi budaya untuk transformasi organisme biologis menjadi organisme budidaya.
Kami yakin bahwa sejarah perkembangan masyarakat dimulai dari keluarga Adam dan Hawa
sebagai unit sosial terkecil di muka bumi ini. Dalam keluarga proses pendidikan kemanusiaan
telah dimulai, walaupun secara terbatas sesuai dengan kebutuhan hidup.Dasar minimal usaha
mempertahankan hidup manusia terletak pada tiga orientasi hubungan manusia, yaitu
a. Hubungan manusia dengan Tuhan YME
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia.
c. Hubungan manusia dengan alam sekitar.
Dari prinsip hubungan inilah, kemudian manusia mengembangkan proses
pertumbuhan kebudayaan, proses inilah yang mendorong manusia ke arah kemajuan hidup
sejalan dengan tuntutan zaman. Untuk sampai kepada kebutuhan tersebut, diperlukan satu
pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa
dan karsa masyarakat beserta anggota anggotanmya. Ketiga daya tersebut, kakan menjadi
motivasi bagi manusia untuk saling berpacu, sehingga keberadaannya pendidikan akan
menjadi semakin penting, bahkan pendidikan merupakan kunci utama kemajuan hidup umat
manusia dalam segala aspek.
Pandangan Pendidikan Tentang Manusia sebagai Animal Educandum ialah
pandangan Pendidikan tentang Hakekat manusia sebagai makhluk yang secara biologis fisik
atau jasmaniah tidak jauh beda dengan hewan, tetapi dapat membedakan dirinya dengan
hewan dengan melakukan usaha yang bersifat pendidikan. Berdasarkan pandangan tersebut,
manusia akan berasumsi pada ketentuan ketentuan berikut yaitu Keharusan Pendidikan :
Mengapa Manusia Harus Di Didik / Mendidik ?
Manusia adalah subjek pendidikan dan sekaligus pula sebagai objek pendidikan,
subagai subjek pendidikan manusia (khususnya manusi dewasa) bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pendidikan secara moral berkewajiban atas perkembangan pribadi anak
anak mereka, generasi penerus, manusia dewasa yang berfungsi sebagai pendidik
bertanggung jawab untk melaksanakan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai nilai
yang dikehendaki manusia dimana pendidikan berlangsung. Sebagai objek pendidikan,
manusia (khususnya anak) merupakan sasaran pembinaan dalam melaksanakan pendidikan,
yang pada hakekatnya ia memilki pribadi yang sama seperti manusia dewasa, namun Karena
kodratnya belum berkembang (Sadullah, 2001: 80).
Proses pendidikan merupakan interaksi pluralistis antara manusia dengan manusia,
dengan lingkungan alamiah, social dan cultural akan sangat ditentukan oleh aspek
manusianya. Kedudukan manusi sebagai subjek dalam masyarakat dan di alam semesta ini
memiliki tanggung jawab besar dalam mengemban amanat untuk membina dan
mengembangkan manusia sesamanya. Memelihara lingkungan hidup bersama lebih jauh
manuis bertanggung jawab atas martabat kemanusiaanya. Ada beberapa alasan yang menjadi
dasar mengapa manusia harus dididik dan memperoleh pendidikan, yaitu :
Manusia dilahirkan dalam kedaan tidak berdaya, manusia begitu lahir ke dunia perlu
mendapatkan uluran orang lain untuk dapat melangsungkan hidup dan kehidupanya.
Manusia lahir tidak langsung dewasa, untuk sampai pada kedewasaan yang
merupakan tujuan pendidikan dalam arti khusus memerlukan waktu lama. Pada
manusia primitif mungkin proses pencapaian kedewasaaan tersebut akan lebih pendek
dibandingkan dengan manusia modern dewasa ini, pada manuisia primitif cukup
dengan mencapai kedewasaan secara konvensional, dimana apabila seseorang sudah
memiliki ketrampilan untuk hidup khususnya untuk hidup berkeluarga, seperti dapat
berburu, dapat bercocok tanam, mengenal norma norma, atau norma norma hidup
bermasyarakat, sudah dapat dikatakan dewasa, dilihat dari segi usia misalnya, usia 12-
15 tahun pada masyarakat primitif sudah melangsungkan hidup berkeluarga, pada
masyarakat modern tuntutan kedewasaan lebih komplek, sesuai dengan makin
kompleknya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga makin kompleknya system
nilai.
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk social, ia tidak akan berprilaku manusia
seandainya tidak hidup bersama dengan manusia lainnya. Lain halnya dengan hewan,
dimanapun hewan dibesarkan akan tetap memiliki perilaku hewan, seekor kucing
yang dibesarkan dalam lingkungan anjing akan tetap berprilaku kucing, tidak akan
berperilaku anjing. Karena setiap jenis hewan sudah dilengkapi dengan insting
tertentu yang pasti dan seragam, yang berbeda antara jenis hewan yang satu dengan
yang lainnya.
Dari asumsi-asumsi tersebut diatas , maka dapat diketahui bahwa manusia merupakan
makhluk yang harus dididik dan mendidik. Pendidikan akan dapat membantu manusia untuk
merealisasikan dirinya, memanusiakan manusia. Pendidikan akan berusaha membantu
manusia untuk menyingkapkan dan menemui rahasia alam, mengembangkan fitrah manusia
yang merupakan potensi untuk berkembang, mengarahkan kecenderungan dan
membimbingnya demi kebaikan dirinya dan masyarakat. Pada akhirnya dengan pertolongan
dan bimbingan tadi, manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya, manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia sebagai Makhluk yang Dapat Dididik
Memperhatikan situasi manusia seperti itu, muncul pertanyaan pada kita tentang apa
sebenarnya manusia itu. Langeveld ( Sadulloh, 2010) merumuskan manusia sebagai “animal
educandum”, manusia yang perlu dididik, agar ia dapat melaksanakan kehidupannya sebagai
manusia, agar ia dapat melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri. Secara implisit,
rumusan ini mencakup pula pandangan bahwa manusia itu adalah “hewan” yang dididik.
Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan, kegiatan yang khas, kegiatan yang istimewa.
Keistimewaannya terletak diantaranya dalam hal, bahwa yang menjadi obyek kegiatannya
adalah tidak begitu saja “menerima” apa yang dididikkan kepadanya; suatu kegiatan yang
keberhasilannya tercapai tidak semata-mata karena kegiatan itu sendiri, melainkan dengan
kerjasama antara pendidik dengan obyek yang dididik. Mungkin timbul pertanyaan
bagaimana pendidikan dapat berlangsung, bagaimana anak dapat dididik,dan bagaiamana
arah pendidikan itu sendiri.
Dalam menentukan batas batas pendidikan manusia akan mengalami persoalan,
mereka akan menemui beberapa pertanyaan tentang kapan pendidikan dimulai dan bila
mana pendidikan akan berakhir. Pernah kita temukan satu istilah dalam bahasa inggris yang
menyataka “Long live education” yang artinya “pendidikan seumur hidup” Dari pernyataan
pernyatan tersebut tergambarkan jelas bahwa pendidikan akan dimulai segera setelah anak
lahir dan akan berlangsung terus sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu
menerima pengaruh pengaruh, oleh karena itu pendidikan akan berlangsung seumur hidup.
Namun dalam mengalami proses pendidikan menusia akan mendapatkan pendidikan
dimana akan terdapat pembatasan nyata dari proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu
(Daradjat, 2000:48 ).
a. Kapan pendidikan itu dimulai ?
Pendidikan dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan ke arah pendidikan
nyata, yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak dilahirkan, sedangkan pendidikan
yang sesungguhnya baru terjadi kemudian. Pendidikan dalam bentuk pemeliharaan adalah
bersifat murni, sebab pada pendidikan murni diperlukan adanya kesadaran mental dari si
terdidik. Dari segi psikologis usia 3 – 4 tahun dikenal sebagai masa berkembang, atau masa
krisis, dari segi pendidikan justru pada masa itu terbuka peluang ketidakpatuhan yang
sekaligus merupkan landasan untuk menegakkan kepatuhan yang sesungguhnya. Disini
pulalah mulai terbuka penyelenggaraan pendidikan artinya sentuhan sentuhan pendidikan
untuk menumbuhkembangkan motivasi anak dalam perilakunya ke arah tujuan pendidikan.
b. Bilamana pendidikan itu berakhir ?
Sebagaimana sulitnya menetapkan kapan sesungguhnya pendidikan anak berlangsung untuk
pertama kalinya, begitu pulalah sulitnya menentuka kapan pendidikan itu berlangsung untuk
terakhir kalinya. Sehubungan dengan itu, perlu suatu kehati hatian kalau juga ingin
mengatakan bahwa sepanjang tatanan yang berlaku, proses pendidikan itu mempunyai titik
akhir yang bersifat alamiah. Titik akhir bersifat prinsipel dan tercapai bila seseorang manusia
muda itu dapat berdiri sendiri dan secara mantap mengembangkan serta melaksanakan
rencana sesuai pandanagan hidupnya.pada kondisi yang disebutkan di atas pendidikan sudah
tidak menjadi masalah lagi, ia telah dapat mendidik dirinya sendiri, tetapi tidaklah dapat
disangkal bahwa mungkin juga diperlukan untuk tetap menerima ajaran dalam bidang bidang
tertentu dalam memajukan kehidupanya, bantuan pendidikan yang demikian itu disebut
pembentukan manusia dewasa”.
Inti dari kegiatan pendidikan adalah pemberian bantuan kepada anak dalam rangka mencapai
kedewasaannya. Pemberian bantuan itu mengimplikasikan :
a. Bahwa yang dibantu adalah seseorang yang memiliki aktivitas. Aktivitas yang
direalisasikannya, hendaknya tidak bertentangan dengan proses dan arah kegiatan
yang bersangkutan. Jadi aktivitas dan kreativitas anak didik yang sejalan dengan
proses dan arah pendidikan denan kata lain kerjasama antara pendidik dan anak didik
dimana pendidik memperkuat kedudukan anak manusia sebagai makhluk yang dapat
dididik.
b. Pencapaian kemandirian harus dimulai dengan menerima realita tentang
ketergantungan anak mencakup kemampuan untuk beridentifikasi, bekerja sama dan
meniru pendidiknya.
c. Tidak semua orang mampu melaksanakan kehidupan sebagai orang dewasa yang
berarti terdapat peralihan dari status bayi, aanak, sampai deawa itu tidak berlangsung
dengan sendirinya. Artinya manusia mendapat pengaruh-pengaru dari luar.
d. Manusia adalah makhluk yang dapat dididik berdasar pada empat pandangan dasar
antropologis yaitu :
1) Prinsip Individualitas
2) Prinsip Sosialitas
3) Prinsip Moralitas
4) Prinsip Uniksitas
Kajian tentang manusia sejak zaman dahulu sampai zaman sekarang belum juga
berakhir dan tidak akan berakhir. Manusia merupakan makhluk yang sangat unik dengan
segala kesempurnaannya. Manusia dapat dikaji dari berbagai sudut pandang, baik secara
historis, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk
yang spesial dari pada makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lain.
Dalam pandangan modern, anak didik tidak hanya dianggap sebagai obyek atau
sasaran pendidikan, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subyek pendidikan, dengan
cara melibatkan mereka dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian bahwa peserta didik adalah orang yang memerlukan pengetahuan, ilmu,
bimbingan dan pengarahan. Islam berpandangan bahwa hakikat ilmu berasal dari Allah,
sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui belajar kepada guru. Karena ilmu itu
berasal dari Allah, maka membawa konsekuensi perlunya seorang peserta didik mendekatkan
diri kepada Allah atau menghiasi diri dengan akhlak yang mulai yang disukai Allah, dan
sedapat mungkin menjauhi perbuatan yang tidak disukai Allah. Bertolak dari hal itu, sehingga
muncul suatu aturan normatif tentang perlunya kesucian jiwa sebagai seorang yang menuntut
ilmu, karena ia sedang mengharapkan ilmu yang merupakan anugerah Allah. Ini
menunjukkan pentingnya akhlak dalam proses pendidikan, di samping pendidikan sendiri
adalah upaya untuk membina manusia agar menjadi manusia yang berakhlakul karimah dan
bermanfaat bagi seluruh alam.
B. Hasil Observasi
C. Pembahasan
1. Penciptaan Manusia Menurut Al Quran
Proses pembuahan sehubungan dengan kelahiran anak manusia tampaknya telah
dijelaskan dalam Al-Qur'an. Jauh sebelum teknologi atau ilmu pengetahuan saat ini
mengungkapkan proses pembuahan, Al-Qur'an sudah menyebutkan tahapan prosesnya. Al-
Qur'an, yang diturunkan 1400 tahun yang lalu, mengungkapkan banyak informasi yang baru-
baru ini ditemukan oleh para ilmuwan melalui penelitian. Fenomena atau peristiwa terkini,
yang kemudian bertepatan dengan Al-Qur'an, menunjukkan kebesaran Allah dan bahwa
kitab suci umat Islam ini, yang berasal dari Sang Pencipta, adalah benar. Dalam buku
berjudul Sains Berdasarkan Al-Qur'an karya Ridwan Abdullah Sani, terungkap bahwa
informasi tentang orang-orang keturunan Nabi Adam diciptakan dari inti tanah.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu zat (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan dia sebutir benih (yang disimpan) di tempat yang tetap
(rahim)”, bunyi Surah AlMu'minun ayat 1213. Ketika ayat tersebut membaca Dalam teks
bahasa Arab (Al-Quran), ia menemukan kata sulalah, yang dapat diartikan sebagai esensi atau
esensi. Nah, kata Nuthfah memiliki banyak arti, bisa berarti setetes air atau ukuran kecil dari
sesuatu yang bisa basah. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes biji
yang ingin kami cicipi (dengan perintah dan larangan), oleh karena itu Kami biarkan dia
mendengar dan melihat,” demikian Surah AlInsan, ayat 2. Nuthfah yang tersimpan di dalam
rahim melalui proses seperti yang dijelaskan dalam ayat 14 Surat AlMu`minun. “Kemudian
kita ubah bijinya menjadi gumpalan darah, lalu kita ubah massanya menjadi massa daging,
dan kami ubah massa daging menjadi tulang, lalu kami bungkus tulangnya menjadi daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk lain (berbentuk). Maha Suci Allah, sebaik-baik
Pencipta”, jelas ayat 14 Surat AlMu`minun. Perkembangan embrio manusia menjadi janin
dalam kandungan membutuhkan waktu 8 minggu atau 56 hari setelah pembuahan sel telur.
Setelah 8 minggu, struktur utama janin mulai terbentuk.
Al-Qur'an menyatakan bahwa embrio yang menempel adalah gumpalan darah yang
lengket atau alaq. Kata alaq atau alaqah berasal dari kata alaqa, yang berarti sesuatu yang
beku, tergantung atau melekat. Surah Al-Alaq pertama diturunkan kepada Rasulullah melalui
malaikat Jibril dan menyatakan bahwa orang-orang Alaq diciptakan. Urgensinya adalah
untuk mengajarkan orang pengetahuan yang mereka tidak tahu pada saat itu. Perintah
membaca yang diikuti dengan informasi pengetahuan menunjukkan bahwa manusia harus
belajar tentang dirinya sendiri dan bagaimana ia diciptakan. “Bacalah (sebutkan) nama
Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah”, kata Surah Al
Alaq, ayat 12.
2. Tahapan Tugas Perkembangan Manusia
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas yang harus dilakukan individu
dalam fase atau bagian kehidupan tertentu; Dan jika mereka berhasil, mereka akan bahagia,
sebaliknya, jika gagal, orang tua atau masyarakat mereka akan mengecewakan dan mencela
mereka, dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Havighurst,
sumber tugas perkembangan tersebut adalah: kematangan fisik, persyaratan sosial atau
budaya, serta nilai dan tuntutan individu.
Havighurst memberikan pembagian tugas perkembangan untuk setiap fase dari bayi sampai
usia tua sebagai berikut:
Belajar berjalan
Makan makanan padat
Belajar berbicara
Belajar mengendalikan pembuangan limbah
Mencapai stabilitas fisiologis
Mengembangkan pemahaman sederhana tentang realitas fisik dan sosial
Merasakan kontak dengan orang tua, keluarga dan orang lain
Mempelajari apa yang benar dan apa yang salah dan mengembangkan kesadaran
2. Anak sekolah
4. Dewasa awal
Memasuki karir
Memilih pasangan hidup
Belajar hidup bersama pasangan
Membentuk keluarga
Membesarkan anak
Mengelola/mengendalikan rumah tangga
Menerima / mengasumsikan kewarganegaraan
Orang yang menyenangkan menemukan kelompok sosial
Pada dasarnya ada dua alasan dasar mengapa orang membutuhkan pendidikan. Alasan
pertama adalah dasar biologis dan alasan kedua adalah dasar sosio-antropologis. Dasar
biologis menunjukkan bahwa manusia dilahirkan dengan kondisi yang tidak diberkahi dengan
insting sempurna untuk beradaptasi dengan lingkungannya, manusia membutuhkan periode
pembelajaran yang lama untuk mempersiapkan persaingan di lingkungan, dan Pendidikan
dimulai ketika orang tersebut telah beradaptasi secara fisik.
Dasar biologis ini mengandung pengertian bahwa dalam persiapan pendidikan, manusia
membutuhkan bantuan manusia dewasa untuk memberikan perlindungan dan perawatan, dan
bahwa manusia dewasa yang belum memperoleh pendidikan yang berhasil harus dididik
kembali. Basis sosio-antropologis menunjukkan bahwa peradaban tidak muncul dengan
sendirinya, tetapi milik semua anggota masyarakat. Dasar ini berimplikasi pada kebutuhan
dalam pendidikan, yaitu kebutuhan untuk mengubah organisme biologis menjadi organisme
budidaya, transmisi dan internalisasi budaya juga diperlukan.
Penjelajahan manusia dari zaman dahulu hingga saat ini belum selesai dan tidak akan
berakhir. Manusia adalah makhluk yang unik dengan segala kesempurnaannya. Manusia
dapat dipelajari dari berbagai sudut, baik historis maupun antropologis, sosiologis, dll. Pada
hakikatnya manusia adalah makhluk istimewa dari makhluk lain yang diciptakan oleh Allah
SWT. Menurut Al-Aziz, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab untuk
menginternalisasi nilai-nilai agama dan berusaha menciptakan individu yang memiliki pola
pikir ilmiah dan pribadi yang sempurna. Masing-masing definisi tersebut menyiratkan bahwa
peran, tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik tidaklah sederhana karena harus ada
perkembangan afektif, kognitif, dan psikomotorik pada diri siswa. Harus ada perubahan ke
arah yang lebih baik pada setiap orang terpelajar. Dalam ajaran Islam, santri harus mampu
menginternalisasikan ajaran tersebut ke dalam dirinya agar menjadi manusia yang bertakwa
dan berakhlak mulia yang bahagia dunia dan akhirat.
Sedangkan anak didik (siswa) adalah makhluk yang menurut kodratnya masing-
masing sedang dalam proses perkembangan dan pertumbuhan. Mereka membutuhkan
bimbingan dan arahan yang konstan untuk mengoptimalkan kemampuan alami mereka.
Pengertian ini berbeda ketika murid (siswa) bukan lagi anak-anak, maka upaya
pengembangannya sesuai dengan kebutuhan murid, tentunya hal ini tidak bisa diperlakukan
sebagaimana pendidik memperlakukan murid (siswa) yang masih anak-anak. . Dalam hal ini
dibutuhkan pendidik yang benar-benar matang dalam sikap dan keterampilannya.
Dari perspektif saat ini, siswa tidak hanya dilihat sebagai objek atau tujuan
pendidikan, tetapi juga harus diperlakukan sebagai subjek pendidikan dalam arti mereka
berpartisipasi dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Jadi mahasiswa
adalah orang-orang yang membutuhkan ilmu, wawasan, kepemimpinan dan bimbingan. Islam
berpandangan bahwa hakikat ilmu itu datangnya dari Allah, sedangkan proses perolehannya
melalui belajar dari guru. Karena ilmu itu datangnya dari Tuhan, maka konsekuensinya
adalah siswa mendekati Tuhan atau menghiasi dirinya dengan akhlak yang diridhai Tuhan
dan menjauhi perbuatan yang tidak disukai Tuhan. Bertolak dari hal tersebut, muncul aturan
normatif tentang perlunya kesucian jiwa sebagai pencari ilmu, karena mengharapkan ilmu
yang merupakan karunia dari Allah. Hal ini menunjukkan pentingnya moralitas dalam proses
pendidikan, selain pendidikan itu sendiri, merupakan upaya untuk mempromosikan bahwa
manusia adalah orang-orang dengan adat istiadat yang baik dan bermanfaat bagi seluruh
dunia.
Cara guru membangun interaksi belajar yang baik dengan siswa di kelas adalah
dengan mengenal anak secara individu dengan cara berinteraksi dengan meminta anak
menjawab pertanyaan baik di bangku maupun di depan. Guru aktif, siswa juga aktif sehingga
terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa, cara menghadapi siswa yang kesulitan
memahami pelajaran yang disampaikan kepada siswa, topik yang tidak dipahami siswa.
pelajaran apa yang tidak dipahami dijelaskan lagi oleh materi yang disalahpahami. Dimana
sebagian siswa mengerti mereka sebagai subjek pendidikan namun ada juga sebagian yang
tidak mengerti. Dimana proses pembelajaran hanya bisa didapatkan disekolah menurut Ibu
Surya pelajaran itu yang terpenting itu dari rumah dan tindak lanjutan dari rumah ke sekolah
itu antara di rumah dengan yang diperoleh sehingga akan membentuk karakter dan
pemahaman siswa itu lebih baik.
Untuk mengingatkan siswa tentang Tuhan yang menciptaka guru melakukannya ketika
ia menyadari bahwa perlu untuk memberikan materi yang berkaitan dengan manusia sebagai
makhluk, tetapi tidak semua pelajaran. Beberapa guru adalah tipikal guru yang tidak selalu
mengingatkan Anda tentang tujuan menciptakan manusia dalam semua materi, tetapi ketika
pembelajaran berjalan dengan baik pada awalnya, dia biasanya jarang mengingatkan Anda
bahwa Anda mengalami kemajuan setiap kali pembelajaran berkembang.
Pesan kepada siswa tentang tugas yang harus diselesaikan sebagai siswa juga terjadi
selama pertemuan kelas ketika anak-anak diingatkan untuk mengambil tugas, tetapi siswa
tidak mengambilnya. Guru menciptakan interaksi belajar yang baik dengan siswa di kelas
menggunakan bahasa asli atau lokal untuk memfasilitasi pemahaman mereka. Siapa saja yang
aktif dalam menjelaskan materi atau siswa yang harus aktif belajar mandiri dimana gurunya
aktif, siswanya juga aktif, tapi harus diprovokasi dulu agar nanti ada minat dan kemauan anak
oleh Apakah Anda ingin menjelaskan bahwa itu adalah 50:50 aktif. Cara mengatasi siswa
yang kesulitan memahami pelajaran, apa yang diajarkan di kelas dilakukan dengan cara
mendekati anak, memahami materi, kemudian secara pribadi menyerahkannya kepada anak.
dijelaskan lagi. Beberapa siswa melihat mereka sebagai mata pelajaran, tetapi ada juga
beberapa yang tidak memahaminya.
Untuk membantu siswa memahami pentingnya suatu pendidikan, dijelaskan bahwa
pada kelas 12 dan menurut usia mereka lebih seperti itu karena mereka ingin melanjutkan
pendidikan atau tidak, umumnya dalam kehidupan sehari-hari, Anda berpendidikan tinggi,
pendidikan Perlu bagi Anda, jika Anda bukan sembarang orang tetapi setidaknya seorang ibu
rumah tangga sebagai direktur pendidikan anak usia dini di sekolah, pelajaran ini bukan
hanya kenangan. Siswa harus dapat memahami semua pelajaran yang diajarkan di sekolah
dan, menurut Ibu Maya, mengingat mungkin hanya 12 anak yang paling suka menghafal
yang membawa pikirannya ke sekolah untuk belajar di rumah atau tidak. Dimana proses
belajar hanya bisa diajarkan di sekolah, menurut Bu Maya dijelaskan seperti fisika, misalnya
dalam kehidupan sehari-hari, jadi tahukah Anda bahwa kadang-kadang, Anda tidak tahu
kapan ada tukang di rumah? Mereka adalah anak SD yang belajar tentang gravitasi,
Pythagoras artinya apa yang mereka pelajari dari pengalaman kerja disana, jika ada materi
yang merambah dari sana hingga kehidupan sehari-hari yang merambah para siswa, ternyata
pendidikan itu ada di rumah ketika kita berteman.
Jadi, tujuan penciptaan manusia dalam pendidikan adalah bahwa hanya ada satu tujuan
manusia, yaitu bahwa kita harus baik, berbuat baik kepada orang lain, untuk mencapai
kehidupan setelah kematian, jika kita mengikuti ajarannya dan lurus ke satu arah, mengajar .
agar pelajaran yang diberikan nantinya akan meninggalkan nilai yang baik. Memberi siswa
pesan tentang tugas yang harus mereka lakukan ketika mereka masih menjadi siswa belum
selesai, hanya saja itu selalu mengingatkan mereka akan hal-hal baik tentang belajar.
Mengatasi siswa malas di kelas adalah untuk memberikan motivasi lebih agar nantinya
mereka dapat menyadari bahwa siswa tersebut memiliki pengetahuan khusus dan tidak lagi
malas. Jika ada yang malas akan didorong agar guru memberikan kesempatan untuk
melanjutkan menulis materi atau menjawab pertanyaan yang diberikan dan mereka akan terus
memantau dan jika ada yang sulit atau ada yang kurang dipahami. Sebaiknya anda bertanya
agar dapat memantau dan mendampingi agar anak tidak ragu dengan jawaban yang
diberikan, karena pada kenyataannya ada beberapa anak yang ragu dengan jawaban yang
diberikan kepada guru atau yang ditulis sedemikian rupa. cara mereka dengan jawaban yang
mereka berikan perlu dibenarkan.
Yang aktif menjelaskan materi atau siswa yang harus aktif belajar mandiri, berpendapat
lebih memilih siswa yang lebih aktif dalam praktek karena tujuan perlakuan, proses atau
praktek prosesnya adalah latihan Communiqués yang siswa melaksanakan maka mereka akan
lebih aktif dan akan mengerjakan latihan-latihan dan selama pembelajaran di kelas akan
menerima materi tentang contoh soal, maka anak atau siswalah yang harus berkembang untuk
lebih memahami materi yang diberikan karena mereka mencari sendiri dan dengan
pengertian sehingga nantinya dapat mengerjakan contoh soal atau soal lain yang diberikan.
Untuk menyampaikan pentingnya suatu pendidikan kepada siswa, mereka diberikan motivasi
bahwa mereka atau siswa seusianya harus menerima pendidikan, karena pendidikan tidak
hanya datang dari sekolah atau tidak hanya dari guru, siswa dapat berasal dari teman
sekelasnya, itu bisa dari game dan lain-lain, yang lain seperti itu, jadi kalian harus mengerti
bahwa siswa membutuhkan pendidikan ini. Siswa harus dapat memahami semua pelajaran
yang diajarkan di sekolah dan sebagian, tetapi minimal anak-anak harus dapat memahami
setiap mata pelajaran yang mereka kuasai sehingga mereka tahu ke mana mereka akan pergi
selanjutnya Dari sekolah menengah. kelulusan.
Memberi pesan kepada siswa yang harus dilakukan ketika mereka menjadi siswa
selalu menjadi pengingat bahwa kita memulai dengan tugas-tugas yang harus diselesaikan
agar mereka dapat kembali belajar di rumah. Perkembangan juga berdampak pada proses
pembelajaran, Pak Parno. Bagi sebagian siswa hal ini dapat menjadi kendala atau gangguan
karena masih dalam masa pubertas, sehingga ada sebagian siswa yang merasa terganggu
pada saat ini. . Namun umumnya hanya sedikit yang merasa terganggu. Cara guru
membangun interaksi belajar yang baik dengan siswa di kelas adalah dengan menanyakan
materi yang belum dipahami dan belum dipahami siswa.
Siswa mengerti bahwa mereka adalah subjek pendidikan, dimana siswa menyadari
bahwa dia adalah seorang siswa sehingga dia belajar dan terbukti dengan adanya tugastugas
yang diberikan oleh guru itu setidaknya dikerjakan dengan semampunya. Siswa harus bisa
memahami semua pelajaran yang diajarkan disekolah dan menurut bapak Parno Idealnya
memang begitu seluruh pelajaran yang diberikan harus dipahami tetapi kita juga menyadari
bahwa siswa juga memiliki keterbatasan seperti keterbatasanketerbatasan hitungan atau
hafalan jadi ya tidak apaapa untuk tidak dipahami semua namun setidaknya harus ada satu
pelajaran yang benarbenar dikuasai.
D.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Penciptaan manusia menurut al quran menurut para guru selalu dilakukan dengan
mengawali pembelajaran dengan doa, dan mengetahui tujuan penciptaan manusia
dalam pendidikan adalah dengan ilmu yang diperoleh maka akan bisa menjadi
pemimpin yang baik. Dan pembelajaran yang menerapkan hakikat manusia diterapkan
dibeberapa pembelajaran dimana manusia merupakan makhluk yang perlu menapat
pendidikan, serta keterkaitan konsep fisika dengan al quran dikaitkan bahwa firman
dalam al quran merupakan landasan ilmu di dunia.
2. Tahapan tugas perkembangan manusia diawali dengan adanya perubahan yang
signifikan antara fase SMP ke SMA yang cukup mempengaruhi pembelajaran siswa.
3. Dimensi manusia sebagai human educandum untuk siswa dibangun dengan interaksi
yang baik antara guru dengan siswa, dan hal ini akan bisa membangkitkan semangat
siswa dan menghilangkan sifat pemalas siswa dan menjadikan siswa lebih mengerti
pejelasan yang disampaikan, semakin baik interaksi maka akan semakin baik respn
yang diberikan siswa.
4. Manusia sebagai subjek pendidikan merupakan hal yang penting untuk diketahui
siswa agar nantinya bisa mengetahui bagaimana pendidikan yang harus didapatkan
oleh siswa dan akhirnya bisa mendapatkan pemahaman yang baik untuk semua
pembelajaran dari sekolah dan diluar sekolah.
2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, para pembaca bisa mengetahui tentang
penciptaan manusia menurut al quran, tahapan tugas perkembangan manusia, dimensi
manusia sebagai human educandum dan manusia sebagai subjek pendidikan. Terlebih
khusus lagi kepada calon guru semoga bisa menjadi ahan pembelajaran yang baik dan
bisa diterapkan nanti saat sudah menjadi guru.
Daftar Pustaka
Aan Nurjanah, Ali Sudin, Atep Sujana, “Literasi Sains dalam Pembelajaran PBL(Penelitian
Preexperimental terhadap siswa kelompok atas, tengah, dan bawah SDN Waringin II
dan SDN Palasah I di Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka pada Materi
Energi Panas)”Jurnal Pena Ilmiah Vol 2, No 1, (Program Studi PGSD UPI Kampus
Sumedang, 2017), hh. 581- 590.
Adawiyah, Rabiatul. 2016. “Integrasi Sains dan Agama dalam Pembelajaran Kurikulum PAI
(Perspektif Islam dan Barat serta Implementasinya)”. AlBanjari. 15(1): 99-124.
Adinata, I Wayan., Nengah Maharta, I Dewa Putu Nyeneng. “Pengembangan Komik
Pembelajaran Fisika Berbasis Desain Grafis.” Jurnal Pembelajaran Fisika Vol. 3 No.
5 (2015).
Aditama, Rizky dan Setyo Admoko. 2016. “Pengembangan Buku Ajar IPATerintegrasi Ayat-
Ayat Alquran pada Materi Pergerakan Matahari, Bumidan Bulan untuk Kelas VIII
SMP/MTS”. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). 5(2):89-93.
Aningtyas, A., Mimien Henie Irawati, & Hadi Suwono, “Pengaruh Model Pembelajaran
Connect Extend Challenge Melalui Peta Konsep Terhadap Penalaran Saintifik Siswa
Biologi”, Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 3, No.1, ISSN: 2338-9117, Universitas
Negeri Malang, 2015:17-21
Ardianto, Didit & Bibin Rubini, “Literasi Sains dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran IPA
Terpadu Tipe SHARED”, USEJ (Unnes Science Education Journal) prodi
Pendidikan IPA, Progrma Pascasarjana Universitas Pakuan, Bogor, (Volume 5, No.
1, p-ISSN: 2252-6617, 2016: 1167-1174.
Arslan, H. O, Cigdemoglu, C, & Moseley, C. 2012. A Three-Tier Diagnostic Test to Assess
Pre-Service Teachers’ Misconceptions about Global Warming, Greenhouse Effect,
Ozone Layer Depletion, and Acid Rain. International Journal of Science Education.
Asmuniv. Pendekatan Terpadu Pendidikan STEM Dalam Upaya Mempersiapkan Sumber
Daya Manusia Indonesia Yang Memiliki Pengetahuan Interdisipliner Untuk
Menyongsong Kebutuhan Bidang Karir Pekerjaan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Jurnal. Widyaiswara PPPPTKVEDC Malang, 2015:1-9.
Bahri, Syaiful, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Edisi revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bahtiar, Achmad. 2017. “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Penerapan
Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Kompetensi Dasar Menyebutkan Ayat Alquran
yang Berkaitan dengan Qada dan Qadar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas IX-5 SMP Negeri 1 Namorambe Semester Genap TP. 2012/2013”. Jurnal
ANSIRU. 1(2): 74-87.
Basyarahil, Aziz Salim, (1996), Masalah-Masalah Agama. Jakarta: Gema Insani.
Braithwaite, D. W. & Robert L. G. “Effects of Variation and Prior Knowledge on Abstract
Concept Learning”, Journal Cognition and Instruction, 33(3), ISSN: 0737-0008,
DOI: 10.1080/07370008.2015.1057215, (Carnegie Mellon University & Indiana
University, 2015:226-256 .
Budiman, A. A., “Aplikasi Mobile Augmented Reality berbasis android sebagai media
pembelajaran”, Jurnal teknik dan ilmu komputer, Vol. 21, No. 6, Universitas Darma
Persada, Jakarta, 2017:60-72.
Cao, Z., Yu Wang, Dianqing Li, “Quantification of Prior Knowledge in Geotechnical Site
Characterization”, ELSEVIER Journal Engineering Geology, DOI: 10. 1016.
Department of Architecture and Civil Engineering, City University of Hong Kong,
Tat Chee Avenue, Kowloon, Hong Kong, 2015:107-116.
Capraro, R. M., Capraro, M. M., Morgan, J. R., & Slough, S. W., “STEM ProjectBased
Learning: An Integrated Science, Technology, Engineering, and Mathematics
(STEM) Approach”, International Journal of Environmental & Science Education,
5(4), http://doi.org/10.1007/978-94- 6209-143-6 (Turki, 2013).
Corebima, Aloysius Duran, dkk. 2018. “Increasing Islamic Junior High School Students
Learning Outcomes through Integration of Science Learning and Islamic Values”.
International Journal of Instruction. 11(4): 841-854.
Departemen Agama RI, (2003) al quran dan terjemahannya, Jakarta: Jamunu.
El Khuluqo, Ihsana. 2017. Belajar dan Pembelajaran; Konsep Dsar, Metode dan Aplikasi
Nilai-Nilai Spiritualitas dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Esack, Farid, (2000), Membebaskan yang Tertindas: Al-Quran, Liberalisme, Pluralisme,
Mizan.
Fariyani, Qisthi, Rusilowati Ani dan Sugianto.2015. Pengembangan Four-Tier Diagnostic
Test Untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X. Journal of
Innovative Science Education.
Fitriah, Lutfiyanti. 2017. Diagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Kalor Dengan
Menggunakan Three-Tier Essay dan Open–Ended Test Items. Berkala Ilmiah
Pendidikan Fisika Vol 5 No 2.
Galant, D. J. Science, Technolgy, Engineering, Mathematics (STEM) Education. Journal
STEM, Ohio State University, 2015:1-8 .
Hakim, A.,Liliasari, &adarohman, A. 2012. Student Concept Understanding of Natural
Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolites Using the Data
Collecting Technique of Modified CRI. International Online Journal of Educational
Sciences. Hasan, S,Bagayoko D dan Kelley,E L. 1999. Misconceptions and the
Certainty of Response Index (CRI). Physics Education Research American Journal
Of Physics.
Handayani, V. T. “Pengaruh Pengetahuan Awal, Kedisiplinan Belajar, Dan Iklim
Komunikasi Kelas Terhadap Hasil Belajar Produktif Akuntansi Siswa SMK”. Jurnal
Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 1. SMK Negeri 3
Bangkalan, 2015:91-102 .
Hawton, Hector, 2003. Filsafat yang Menghibur, Terj. Supriyanto Abdullah, Yogyakarta:
Ikon Teralitera,
Herawati. 2018. “Pembelajaran IPA Berbasis Alquran dengan Pendekatan Active Learning”.
Journal of Education Science. 4(2): 8-16.
Huda, Miftahul. 2015. Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Praktik, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Indrawaty, Y, M. Ichwan, dan Wahyu Putra, “Media Pembelajaran Interaktif Pengenalan
Anatomi Manusia Menggunakan Metode Augmented Reality (AR)”, Jurnal
Informatika, Jurusan teknik infformatika institut Teknologi Nasional Bandung,
Bandung, 2016, h. 11-22.
Iskandar, Syahrullah. 2016. “Studi Al-Quran dan Integrasi Keilmuan: Studi Kasus UIN
Sunan Gunung Djati Bandung”. Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya. 1(1): 86-
93.
Jubaedah, Dkk. 2017. Pengembangan Tes Diagnostik Berformat Four-Tier Untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Topik Usaha Dan Energi.Bandung. P-
ISSN:2339-0654.
Kadir, Abdul, dkk. 2014. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Madkour, Ibrahim, (1993), Filsafat Islam Metode dan Penerapan, Bagian I. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Miftah Faridl, (2005), Pokok-pokok Ajaran Islam, Pustaka Bandung.
Muspiroh, Novianti. 2013. “Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran IPA (Perspektif
Pendidikan Islam)”. Integrasi Nilai Islam. 28(3): 484 498.
Nurmawati, Agustina Ganik. 2017. Peran Cognitive Behabour Theraphy (CBT) Dalam
Mengurangi Perlaku Bermasalah Siswa Sekolah Menengah Pertama. Universitas
Katolik Widya Mandala Madiun. ISBN : 978-602- 361-0608-6.
Nursarifa Zahra, Kamaluddin dan Muslimin. 2015.Identifikasi Miskonsepsi Fisika Pada
Siswa SMAN Di Kota Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako. Vol. 3.
O. Kattsoff, Louis, 2004. Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargono, Yogyakarta:
Penerbit Tiara Wacana Yogya,
Pesman, H, dan Eryilmaz, A. 2010. Development of a Three-Tier Test to Assess Misconcept
S. Praja, Juhaya, 2008. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Jakarta: Kencana,
Sholihat, Fitri Nurul,Samsudin, Achmad dan Nugraha, Muhammad Gina.2017. Identifikasi
Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic
Test Pada Sub Materi Fluida Dinamik : Azas Kontinuitas. Bandung. P-ISSN 2461-
0933.
Suhartono, Suparlan, 2008. Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
Suprihatiningrum, Jamil dkk., 2008. Makalah Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Ilmu,
Prodi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta,
Syahidin. 2009. Menulusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran. Bandung: Alfabeta.
Tafsir, Ahmad. 1991. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wafiyah, Nurul. 2012. Identifikasi Miskonsepsi Siswa dan Faktor-Faktor Penyebab Pada
Materi Permutasi dan Kombinasi di SMA Negeri 1 Anyar. Universitas Islam
Terpadu. Vol. II No. 2.
Wardhani, A, dan Ningsih, R. 2012. Pengembangan Tes Diagnostik Berbasis Komputer
menggunakan Program PHP-MySQL Pada materi Pokok Kesetimbangan kiMIPA
Sma Kelas XI. Unesa Journal of Chemical Education. Vol. 1, No.1.
Wardana, Rendy Wikrama. 2015. Kajian Konsepsi alternatif Dalam Pembelajaran Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Fisika II. Universitas Pendidikan Indonesia, ISBN :
978-602-14671-1-4.
Agenchale, R (2004). The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of
Environmental & Science Education Vol. 4, No. 3.
Dewi, P. S., & Rochintaniawati, D. (2016). Kemampuan Proses Sains Siswa Melalui
Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada tema Global Warming.
Jurnal UIN Jakarta Vol. 8 No. 1.
Lampiran
Lembar wawancara
SMAN SURULANGUN
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana cara Bapak/Ibu sebelum memulai pelajaran kita berdoa dulu untuk
mengingatkan murid tehadap Allah mengingat bahwa adanya Tuhan Yang Maha Esa di
yang telah menciptakan mereka ? dalam
Menurut pendapat Bapak/Ibu agar manusia itu lebih mengenal dunia lebih luas lagi
apakah tujuan penciptaan manusia sehingga ia semakin giat untuk belajar untuk
dalam pendidikan ? mengetahui apapun di dalam pembelajaran ilmu fisika
Apakah dalam proses pembelajaran Karena manusia diciptakan itu untuk menjadi khalifah
Bapak/Ibu menerapkan hakikat di bumi sehingga dengan begitu dia mempunyai masa
musia? depan yang lebih baik dengan pendidikan
Apakah setiap sebelum memulai Iya, manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin.
Sehingga harus berilu jadi harus belajar.
proses pembelajaran Bapak/Ibu
selalu memberitahu/mengingatklan
siswa terhadap tujuan manusia
diciptakan?
Apakah Bapak/Ibu sering Iya, contohnya dalam penciptaan tata surya.
mengaitkan hubungan antara
konsep fisika dengan alqur’an ?
Menurut Bapak/Ibu apakah karena pemahaman materi tingkat SMA itu lebih tinggi
perkembangan sikap/cara pikir dibandingkan dengan SMP maka jelas ada perbedaan
siswa SMP dan SMA memiliki antara anak SMP dengan SMA
perubahan yang sangat signifikan
terhadap proses pembelajaran ?
Saat membuka pelajaran, dalam untuk mengingatkan kembali anak itu bahwa ada tugas
pembelajaran, atau menutup proses yang harus dilaksanakan setelah proses
pembelajaran apakah Bapak/Ibu pembelajarannya
ada memberikan pesan kepada
murid tetrhadap tugas yang harus
dilakukan ketika menjadi seorang
siswa ?
Bagaimana cara Bapak/Ibu dengan cara memberikan pembelajaran yang lebih
membuat perkembangan dalam menarik dari hari ke hari pertemuan
mengembangkan proses
pembelajaran setiap harinya ?
Apakah siswa Bapak/Ibu telah Iya, dilihat dari semangat mereka untuk mengumpulkan
melaksanakan tugas menjadi tugas yang diberikan keaktifannya dalam belajar
seorang siswa dengan baik ? mengerjakan soal-soal latihan Dan maju ke depan itu
untuk mengerjakan soal yang saya berikan
Apakah perkembangan siswa Iya kalau dia tidak ada perkembangan berarti tidak ada
Bapak/Ibu dapat mempengaruhi kemajuan dalam pembelajaran itu
proses pembelajaran?
Bagaimana cara Bapak/Ibu Menemui anak dari perorangan dengan berinteraksi,
membangun interaksi belajar yang dengan menunjuk anak untuk menjawab soal baik
baik dengan siswa di kelas? dibangku atau maju kedepan.
Bagaimana cara Bapak/ Ibu menanyakan Alasannya kenapa dia malas orang tuanya
mengatasi siswa yang pemalas di mengetahui latar belakang dalam kehidupannya
kelas ? sehingga tidak tahu Apa penyebab kemalasan dari tadi
apakah dalam proses pembelajaran Guru aktif siswa juga aktif sehingga adanya Interaksi
Bapak/Ibu yang aktif menjelaskan yang baik antara guru dan siswa bagaimana cara
materi atau murid yang harus aktif mengatasi siswa yang sulit mengerti pelajaran yang
belajar mandiri ? disampaikan kepada siswa materi pelajaran yang belum
dipahami oleh siswa
Bagaimana cara Bapak/Ibu Saya akan menanyakan kepada siswa manakah
mengatasi siswa yang sulit pelajaran yang belum dipahami, kemudian akan
mengerti pelajaran yang dijelaskan ulang untuk materi yang belum dipahami.
disampaikan di kelas?
Apakah sikap/prilaku siswa Iya, sangat baik.
terhadap pembelajaran yang ibu
berikan di respon baik ?
Apaka dalam proses Tidak ditanyakan
membuka/menutup proses
pembelajaran Bapak/Ibu ada
menyampaikan mengenai penting
adanya subjek pendidikan (guru
dan murid)?
Apakah siswa Bapak/Ibu mengerti Tidak ditanyakan
bahwa mereka adalah subjek
pendidikan?
Bagamana cara Bapak/Ibu Tidak ditanyakan
menyampaikan kepada siswa
tentang pentingnya sebuah
pendidikan
Menurut pendapat Bapak/Ibu semua pelajaran sekolah karena dari pelajaran tertentu
apakah siswa harus bisa memahami
nanti akan kelihatan siswa tersebut akan menyenangi
semua pelajaran yang diajarkan
disekolah ? dan memahami pelajaran yang sangat dipahami karena
tujuannya nanti setelah tamat dari SMA ia akan fokus
ke pelajaran tertentu yang dia paham Tadi maka dia
setelah kuliah memilih bisa didapatkan di sekolah
Menurut Bapak/Ibu apakah proses pelajaran itu yang terpenting itu dari rumah dan tindak
pembelajaran hanya bisa lanjutan dari rumah ke sekolah itu antara di rumah
didapatkan disekolah ? dengan yang diperoleh sehingga akan membentuk
karakter dan pemahaman siswa itu lebih baik
SMAN 7 SAROLANGUN
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana cara Bapak/Ibu Biasanya kalau seandainya materinya Ada yang
mengingatkan murid tehadap
berhubungan dengan manusia sebagai makhluk pasti
Allah yang telah menciptakan
mereka ? disampaikan, tapi tidak semua pelajaran
Menurut pendapat Bapak/Ibu manusia itu dalam pendidikan itu yang jelasnya ya penting
apakah tujuan penciptaan dan menerapkan terus dalam proses pembelajaran
manusia dalam pendidikan ?
Apakah dalam proses dalam proses belajar mengaitkan hubungan antara konsep
pembelajaran Bapak/Ibu fisika dengan materinya yang tidak semua materi yang
menerapkan hakikat musia? bisa gimana Tapi kalau seandainya di awal pembelajaran
itu lancar-lancar saja biasanya jarang sekali mengingatkan
ibu membuat perkembangan dalam mengembangkan
proses belajar setiap harinya jadi perkembangannya itu
biasa dilihat dari proses pembelajaran awal hari ini kita
belajar ini Perkembangan siswanya minggu depan seperti
ini kenapa anaknya seperti masih ada dalam
perkembangan itu
Apakah setiap sebelum Tidak selalu
memulai proses pembelajaran
Bapak/Ibu selalu
memberitahu/mengingatklan
siswa terhadap tujuan manusia
diciptakan?
Apakah Bapak/Ibu sering Iya sering, namun tidak semua materi.
mengaitkan hubungan antara
konsep fisika dengan alqur’an ?
Menurut Bapak/Ibu apakah Perubahan mulaimuncul ke kelas 11 sampai kelas 12.
perkembangan sikap/cara pikir Untuk kelas 10 mungkin masih seperti anak SMP
siswa SMP dan SMA memiliki
perubahan yang sangat
signifikan terhadap proses
pembelajaran ?
Saat membuka pelajaran, dalam Diingatkan bertemu dikelas, saat anak diingatkan untuk
pembelajaran, atau menutup mengumpulkan tugas, namun siswa tidak mengumpulkan.
proses pembelajaran apakah Namun termasuk yang jarang mengingatkan ya
Bapak/Ibu ada memberikan
pesan kepada murid tetrhadap
tugas yang harus dilakukan
ketika menjadi seorang siswa ?
Bagaimana cara Bapak/Ibu Perkembangan dilihat dari proses dari awal, dilihat
membuat perkembangan dalam
perkembangan siswa dan diulang minggu depannya lagi
mengembangkan proses
pembelajaran setiap harinya ?
Apakah siswa Bapak/Ibu telah Tidak semua, dimana banyak yang masih atau tidak
melaksanakan tugas menjadi
melaksanakan tugasnya sebagai siswa. Namun hal tersebut
seorang siswa dengan baik ?
menunjukkan keheterogenan siswa dikelas.
Apakah perkembangan siswa Fase perkembangan juga terlihat jelas. Dimana suatu kelas
Bapak/Ibu dapat mempengaruhi terkadang ada kasusu yang membuat pembelajaran tidak
proses pembelajaran? tercapai. Jadi ya tergantung situasi kelas.
Bagaimana cara Bapak/Ibu Dengan menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah agar
membangun interaksi belajar mereka lebih mudah mengerti.
yang baik dengan siswa di
kelas?
Bagaimana cara Bapak/ Ibu biasanya pendekatan dulu-dulu ditanya dulu karena itu
mengatasi siswa yang pemalas punya pengalaman maupun anak yang ternyata anak itu
di kelas ? punya punya masalah itu pun sebenarnya bukan salah
mereka mereka yang terpengaruh karena kedekatannya ya
tergantung kepada permasalahan yang ada yang yang yang
memang memang dianya yang seperti itu ada Memang
kenapa di situ harganya ada permasalahan tersebut
menjelaskan materi atau murid yang harus memahami
materi tersebut kalau di sini karena memang mereka Aku
jarang sekali yang membaca buku sebelum belajar jadi
memang harus dipancing dulu setelah kita pancing
pertanyaan biasanya Mau Tapi kalau seandainya mereka
yang minta ya baca ini kemudian sampaikan ke ibu apa
saja yang kamu baca akan tidak akan tercapai memang
harus seperti itu.
apakah dalam proses Harus dipancing terlebih dahulu agar nantinya ada
pembelajaran Bapak/Ibu yang ketertarikan dan kemauan anak mau menjelaskan sehingga
aktif menjelaskan materi atau 50:50 keaktifannya.
murid yang harus aktif belajar
mandiri ?
Bagaimana cara Bapak/Ibu Mendekati keanak, untuk pemahaman materi dan
mengatasi siswa yang sulit kemudian dijelaskan ulang pribadi terhadap anak.
mengerti pelajaran yang
disampaikan di kelas?
Apakah sikap/prilaku siswa Ya ada sebagian, ya tergantung lah dari siswanya. Ada
terhadap pembelajaran yang ibu yang reponsif ada yang tidak respon sama sekali.
berikan di respon baik ?
Apaka dalam proses Biasanya tidak secara tersurat, namun hanya tersirat dalam
membuka/menutup proses pembelajaran atau tidak dijeaskan secara langsung.
pembelajaran Bapak/Ibu ada
menyampaikan mengenai
penting adanya subjek
pendidikan (guru dan murid)?
Apakah siswa Bapak/Ibu Sebagian ada yang mengerti, dimana ada sebagian yang
mengerti bahwa mereka adalah saat guru tidak memberi maka mereka tidak mencari
subjek pendidikan? namun ada yang mencari terlebih dahulu sebelum guru
memberikan.
Bagamana cara Bapak/Ibu Untuk kelas 12 dan setelah sudah besar biasanya itu lebih
menyampaikan kepada siswa seperti ini karena mereka mau melanjutkan atau yang tidak
tentang pentingnya sebuah tidak melanjutkan pendidikan biasanya di kehidupan
pendidikan sehari-hari kamu sepenuhnya sekolahnya seperti ini
pendidikan itu perlu nih untuk kamu tidak menjadi siapa-
siapa tapi setidaknya menjadi ibu rumah tangga menjadi
menjadi kepala suatu pendidikan untuk masa anak-anak di
sekolah pelajaran-pelajaran itu bukan hanya kenangan.
Menurut pendapat Bapak/Ibu mengingat mungkin hanya 1 2 anak yang di yang suka di
apakah siswa harus bisa
hafalan mereka lebih lebih banyak pikiran itu datang ke
memahami semua pelajaran
yang diajarkan disekolah ? sekolah itu untuk belajar aja di rumah tidak
Menurut Bapak/Ibu apakah nah itu tadi di awal dijelaskan kayak fisika itu kan
proses pembelajaran hanya bisa contohnya dalam kehidupan sehari-hari jadi terkadang
didapatkan disekolah ? Ingatkah kamu tahu nggak kalau ada tukang tukang rumah
mereka itu anak SD belajar tentang titik berat kemudian
kamu tahu ada tukang yang buat rumah biar dia siku-
sikunya pythagoras artinya apa mereka belajar itu dari
pengalaman kerja di situ kalau ada materi yang dikaitkan
dalam kehidupan sehari-hari dari situ masuk ke siswa
ternyata pendidikan di sekolah di rumah ketika kita
berkawan.
SMAN 6 MERANGIN
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana cara Bapak/Ibu kalau kita di sela-sela pelajaran nanti akan diberikan
mengingatkan murid tehadap
pengertian seperti saat di sela-sela pelajaran ada siswa
Allah yang telah menciptakan
mereka ? yang mengganggu kawannya nanti akan dijelaskan yang
jelas kita didunia ini
Menurut pendapat Bapak/Ibu Tujuan kita kan hanya satu ya yaitu kita berbaik berbuat
apakah tujuan penciptaan baik kepada sesama untuk mencapai akhirat seperti itu jadi
manusia dalam pendidikan ? saat kita mengajar Ya kita mengajar sesuai dengan
ajarannya dan sesuai dengan arah yang lurus agar nantinya
pelajaran yang diberikan itu akan meninggalkan jejak yang
baik.
Apakah dalam proses Kalau saya sih jika dihubungkan dengan hal tersebut Ya
pembelajaran Bapak/Ibu saya sih bukan manusia yang sempurna ya cuma ya saya
menerapkan hakikat musia? tetap mengikuti atau melaksanakan anjuran yang diberikan
oleh junjungan kita ya Rasulullah jadi saat posisi anak-
anak sedang rusuh itu tidak saya anggap sebagai sebuah
gangguan namun saya hanya diam nanti akan ada beberapa
anak nggak tau salah satu anak yang sadar dan kemudian
anak-anak itulah yang akan menenangkan diri mereka
sendiri karena kesadaran mereka akan diamnya saya
seperti itu.
Apakah setiap sebelum Nggak sih karena dalam praktek hal tersebut cukup
memulai proses pembelajaran bertolak belakang ya jadi seperti urutan pada umumnya
Bapak/Ibu selalu saja jadi mahasiswa masuk nanti absen berdoa dan
memberitahu/mengingatklan menanyakan untuk materi-materi sebelumnya Apakah sulit
siswa terhadap tujuan manusia dimengerti atau akan ada yang ditinjau kembali dan
diciptakan? kemudian Ya lanjut ke materi selanjutnya saja
Apakah Bapak/Ibu sering Tidak selama ini ngajar tidak.
mengaitkan hubungan antara
konsep fisika dengan alqur’an ?
Menurut Bapak/Ibu apakah Iya sepertinya berubah ya karena seperti misalnya anak
perkembangan sikap/cara pikir yang dari SMP itu bandel Badung pemalas itu saat masuk
siswa SMP dan SMA memiliki ke SMA kadang mereka berubah ya seperti pola belajar
perubahan yang sangat pola berfikir pola pertemanan yang mereka lakukan ya
signifikan terhadap proses semacam pola pendewasaan siswa saja.
pembelajaran ?
Saat membuka pelajaran, dalam Tidak ada sih ya paling cuma kalau udah selesai pelajaran
pembelajaran, atau menutup menutup Ya udah langsung keluar seperti itu.
proses pembelajaran apakah
Bapak/Ibu ada memberikan
pesan kepada murid tetrhadap
tugas yang harus dilakukan
ketika menjadi seorang siswa ?
Bagaimana cara Bapak/Ibu Ya dengan menanyakan untu pelajaran atau materi
membuat perkembangan dalam
mengembangkan proses pertemuan sebelumnya apakah sudah memahami semua
pembelajaran setiap harinya ?
atau masih ada yang harus dijelaskan lagi.
Apakah siswa Bapak/Ibu telah Ya Sebagian ada yang sudah mengikuti dengan baik ya
melaksanakan tugas menjadi
Sebagian ada yang sudah mencukupi lah namun memang
seorang siswa dengan baik ?
harus tetap dipantau.
Apakah perkembangan siswa Hal tersebut tentunya tergantung guru ya dimana jika guru
Bapak/Ibu dapat mempengaruhi tersebut bisa merangkul muridnya dengan baik maka
proses pembelajaran? pastinya murid-murid tersebut akan mengikuti.
Bagaimana cara Bapak/Ibu Bangun kemistri ya saat pertama atau pertemuan pertama
membangun interaksi belajar atau Kedua pasti akan ada keseganan karena memang Kan
yang baik dengan siswa di saya tipikal orang yang akan membaca terlebih dahulu
kelas? Bagaimana karakter siswa atau bagaimana siswa-siswa
yang akan saya hadapi dan nantinya saat saya sudah
membaca maka saya akan mengetahui bagaimana siswa
tersebut dan bagaimana cara saya untuk bisa masuk
terhadap siswa tersebutKemudian dilanjutkan dengan
interaksi karena memang kita semua tahu karakter anak
kan beda-beda bahkan karakter kelas seperti kelas A dan
kelas B saja sudah berbeda jadi ya disesuaikan dengan cara
menanggapinya.
Bagaimana cara Bapak/ Ibu Saat ada siswa yang malas ya akan saya berikan motivasi
mengatasi siswa yang pemalas yang lebih agar nantinya dia menyadari bahwa siswa
di kelas ? tersebut memiliki keahlian dan tidak bermalas-malasan
lagi sehingga Jika ada yang malas ya akan saya berikan
dorongan seperti itu saya akan membiarkan dia atau
memberikan kesempatan dia untuk tetap menulis materi
atau memberikan jawaban jawaban dari soal-soal yang
diberikan dan nantinya akan tetap dipantau dan apabila dia
merasa kesulitan atau ada yang tidak dipahami maka dia
harus bertanya sehingga saya pantau dan saya dampingi
cara mengerjakannya nya agar anak tersebut juga tidak
merasa ragu dengan jawaban yang diberikan karena
memang ada beberapa anak yang merasa ragu dengan
jawaban yang telah diberikan kepada guru atau telah
ditulis sehingga perlu diberikan pembenaran akan jawaban
yang mereka berikan Sehingga nantinya bisa memberikan
Daya juang anak dan tidak menjadi anak yang malas lagi
dan akan berubah menjadi anak yang lebih semangat
dalam belajar.
apakah dalam proses Kalau saya sendiri saya lebih memilih untuk siswa yang
pembelajaran Bapak/Ibu yang lebih aktif apalagi dalam praktik ya karena saat praktek
aktif menjelaskan materi atau maka saya akan memberikan tujuan dari perlakuan yang
murid yang harus aktif belajar diberikan Urutan atau proses praktek yang dilakukan yang
mandiri ? kemudian siswa lah yang akan lebih aktif dan melakukan
praktek tersebut dan selanjutnya saat dalam pembelajaran
dikelas Ya saya akan memberikan materi yang berkaitan
dengan contoh soal saja Kemudian anak atau murid lah
yang harus mengembangkan agar mereka juga bisa Lebih
memahami dengan materi yang diberikan karena mereka
mencari sendiri dan dengan daya paham mereka masing-
masing Sehingga nantinya mereka juga bisa mengerjakan
contoh soal yang diberikan ataupun soal-soal lainnya
Bagaimana cara Bapak/Ibu Iya itu kita datangi mereka 1 1 kemudian kita lihat
mengatasi siswa yang sulit bagaimana cara mereka bekerja kita Pantau mereka
mengerti pelajaran yang memahami pelajaran sampai mana atau mereka mampu
disampaikan di kelas? sampai mana kemudian baru kita Arahkan hingga nantinya
mereka bisa mengerjakan dan memahami materi tersebut.
Apakah sikap/prilaku siswa Ya alhamdulillah sih mereka semangat
terhadap pembelajaran yang ibu
berikan di respon baik ?
Apaka dalam proses Ada beberapa yang bisa dikaitkan seperti hukum
membuka/menutup proses Archimedes yang bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-
pembelajaran Bapak/Ibu ada hari Contohnya seperti pada kapal selam ada ikan.
menyampaikan mengenai
penting adanya subjek
pendidikan (guru dan murid)?
Apakah siswa Bapak/Ibu Ya jadi saya selalu memberikan penjelasan-penjelasan
mengerti bahwa mereka adalah bahwa anak itu harus harus mendapatkan pendidikan anak
subjek pendidikan? itu penting untuk mendapatkan pendidikan bukan hanya di
bidang akademik juga harus di bidang non-akademik pula
Bagamana cara Bapak/Ibu Saya diberikan motivasi-motivasi bahwa mereka atau
menyampaikan kepada siswa murid-murid di usia seperti mereka ini harus mendapatkan
tentang pentingnya sebuah pendidikan karena pendidikan itu kan tidak hanya dari
pendidikan sekolah ya atau tidak hanya dari guru ya bisa-bisa mereka
dapat dari teman sebaya bisa dari permainan dan berbagai
hal lainnya seperti itu Jadi mereka harus memahami kalau
mereka membutuhkan pendidikan tersebut.
Menurut pendapat Bapak/Ibu Kalau untuk memahami mereka tidak dituntut untuk
apakah siswa harus bisa
memahami semua pelajaran sih tapi ya minimal mereka
memahami semua pelajaran
yang diajarkan disekolah ? mengikuti semua pelajaran dengan baik jadi jadi karena
memang semua orang kan tidak tidak bisa memahami
semua pelajaran Ya mungkin hanya ada sebagian tapi
anak-anak tersebut minimal harus bisa memahami salah
satu pelajaran kan yang mereka kuasai agar nantinya
mereka selesai SMA ini mengetahui mereka akan lanjut
kemana
Menurut Bapak/Ibu apakah Oh tidak pendidikan itu kan bisa didapat dari masyarakat
proses pembelajaran hanya bisa dari keluarga dan dari lain-lainnya ya kan Karena sekolah
didapatkan disekolah ? itu kan hanya fasilitator.
SMAN 1 MERANGIN
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana cara Bapak/Ibu mereka sebelum mengawali pembelajaran kita harus
mengingatkan murid tehadap
diawali dengan berdoa terlebih dahulu.
Allah yang telah menciptakan
mereka ?
Menurut pendapat Bapak/Ibu Manusia itu diciptakan oleh Allah itu kan sebagai khalifah
apakah tujuan penciptaan ya di bumi jadi untuk manusia itu diciptakan untuk
manusia dalam pendidikan ? beribadah kepada Allah jadi semua tingkah laku yang
dilakukan oleh semua manusia itu harus berdasarkan
tujuan untuk ibadah.
Apakah dalam proses Iya karena Kita diciptakan sebagai makhluk ciptaan Allah
pembelajaran Bapak/Ibu jadi mengingat hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan
menerapkan hakikat musia?
Apakah setiap sebelum Sering namun tidak seluruh pelajaran atau pokok bahasan
memulai proses pembelajaran selalu mengingatkan karena dikaitkan dengan materi yang
Bapak/Ibu selalu akan kita sampaikan jadi Jadi kadang-kadang tapi sering.
memberitahu/mengingatklan
siswa terhadap tujuan manusia
diciptakan?
Apakah Bapak/Ibu sering Iya karena firman-firman Allah yang dituangkan dalam
mengaitkan hubungan antara
Alquran itu sebagai dasar dalam ilmu IPA jadi manusia
konsep fisika dengan alqur’an ?
sebagai ciptaan Allah harus di berikan contoh-contoh yang
relevan.
Menurut Bapak/Ibu apakah Iya karena anak SMA masih dalam tingkatan remaja dan
perkembangan sikap/cara pikir masuk masa masa pubertas jadi pola berpikirnya sudah
siswa SMP dan SMA memiliki mulai secara kritis
perubahan yang sangat
signifikan terhadap proses
pembelajaran ?
Saat membuka pelajaran, dalam Iya kita selalu ingatkan dengan diawali dengan kita
pembelajaran, atau menutup memberi tugas yang harus dikerjakan supaya di rumah
proses pembelajaran apakah juga belajar kembali Jadi pas saat di rumah waktunya
Bapak/Ibu ada memberikan Tidak terbuang sia-sia
pesan kepada murid tetrhadap
tugas yang harus dilakukan
ketika menjadi seorang siswa ?
Bagaimana cara Bapak/Ibu Dengan cara mengambil kesimpulan kesimpulan dari
membuat perkembangan dalam
pembelajaran yang terdahulu jadi untuk pembelajaran
mengembangkan proses
pembelajaran setiap harinya ? terdahulu yang bagus kita teruskan kemudian yang tidak
bagus kita revisi
Apakah siswa Bapak/Ibu telah Iya sebagian besar tapi ada 1 2 yang tidak
melaksanakan tugas menjadi
melaksanakannya dengan baik jika dipresentasikan maka
seorang siswa dengan baik ?
ada sekitar 95% yang sudah menyelesaikan pelajaran
dengan baik.
Apakah perkembangan siswa Untuk beberapa siswa mungkin hal ini cukup menjadi
Bapak/Ibu dapat mempengaruhi penghalang atau pengganggu karena memang mereka
proses pembelajaran? masih dalam fase pubertas maka ada beberapa siswa yang
terganggu akan masa tersebut Namun untuk keseluruhan
hanya sedikit saja yang merasa terganggu.
Bagaimana cara Bapak/Ibu Dengan cara menanyakan materi-materi yang tidak
membangun interaksi belajar dimengerti dan tidak dipahami oleh siswa Kemudian untuk
yang baik dengan siswa di siswa yang sudah tahu berarti menanyakan atau mereka
kelas? yang ditunjuk untuk menanyakan materi yang telah
diberikan
Bagaimana cara Bapak/ Ibu Untuk siswa memang lebih jumlah siswa dari seluruh
mengatasi siswa yang pemalas siswa Paling gak ada 1 atau 2 berapa yang malas ya
di kelas ? walaupun itu memang wajar Namun kita terus-menerus
untuk memberikan motivasi seperti untuk terus belajar
atau diskusi dengan temannya dan belajar lebih giat lagi.
apakah dalam proses Dalam pembelajaran kita atau guru dan murid itu harus
pembelajaran Bapak/Ibu yang saling aktif jadi para siswa itu aktif bertanya dan para guru
aktif menjelaskan materi atau itu aktif memberikan jawaban serta menjelaskan materi-
murid yang harus aktif belajar materi yang belum dimengerti Sehingga nantinya tujuan
mandiri ? dari pembelajaran tercapai.
Bagaimana cara Bapak/Ibu Dilakukan dengan metode pemberian tugas untuk
mengatasi siswa yang sulit dikerjakan dirumah kemudian Belajar bersama teman
mengerti pelajaran yang untuk nantinya bisa lebih menerima penjelasan dari
disampaikan di kelas? temannya tersebut.
Apakah sikap/prilaku siswa Iya karena memang hanya sebagian kecil yang merespon
terhadap pembelajaran yang ibu atau tidak merespon dengan baik biasanya yang
berikan di respon baik ? merupakan orang atau siswa yang kurang memahami
matematika itu yang terkadang tidak merespon dengan
baik dan berbeda dengan orang yang memiliki kemampuan
menghitung lebih baik maka akan merespon dengan baik
apalagi saat dilakukan praktikum.
Apaka dalam proses Iya selalu menyampaikan bahwa pendidikan itu penting
membuka/menutup proses sekali contohnya pendidikan di negara-negara maju itu
pembelajaran Bapak/Ibu ada pendidikannya sangat berkembang sekali dan berbeda
menyampaikan mengenai dengan negara-negara yang berkembang pendidikannya
penting adanya subjek masih kurang teknologinya kurang memadai
pendidikan (guru dan murid)?
Apakah siswa Bapak/Ibu Iya dia menyadari bahwa dia adalah seorang siswa
mengerti bahwa mereka adalah sehingga dia belajar dan terbukti dengan adanya tugas-
subjek pendidikan? tugas yang diberikan oleh guru itu setidaknya dikerjakan
dengan semampunya.
Bagamana cara Bapak/Ibu Kita memotivasi dengan kehidupan sehari-hari dan
menyampaikan kepada siswa contohnya misalnya saat nantinya kalian berkuliah atau
tentang pentingnya sebuah melanjutkan sekolah dan menjadi orang yang
pendidikan berpendidikan tinggi akan sesuai
Menurut pendapat Bapak/Ibu Idealnya memang begitu seluruh pelajaran yang diberikan
apakah siswa harus bisa
harus dipahami tetapi kita juga menyadari bahwa siswa
memahami semua pelajaran
yang diajarkan disekolah ? juga memiliki keterbatasan seperti keterbatasan-
keterbatasan hitungan atau hafalan jadi ya tidak apa-apa
untuk tidak dipahami semua namun setidaknya harus ada
satu pelajaran yang benar-benar dikuasai.
Menurut Bapak/Ibu apakah Oh tidak, kan Ya di sekolah itu kan hanya pendidikan
proses pembelajaran hanya bisa formal ya Nah pendidikan untuk non formal itu bisa
didapatkan disekolah ? dilaksanakan di luar sekolah seperti bimbingan atau pun
belajar dengan teman-teman atau keluarga.
Ibu Surya
N Tida
Penilaian Ya Keterangan
o k
Pembuka Pelajaran
√ Dilaksanakan
a. Dapat menarik interaksi siswa dengan baik
Ibu Maya
N Tida
Penilaian Ya Keterangan
o k
Pembuka Pelajaran
√ Dilaksanakan
f. Dapat menarik interaksi siswa dengan baik
Ibu Wahda
N Tida
Penilaian Ya Keterangan
o k
Pembuka Pelajaran
√ Dilaksanakan
k. Dapat menarik interaksi siswa dengan baik
Bapak Parno
N Tida
Penilaian Ya Keterangan
o k
Pembuka Pelajaran
√ Dilaksanakan
p. Dapat menarik interaksi siswa dengan baik
SMAN SURULANGUN
SMAN 7 SAROLANGUN
SMAN 6 MERANGIN
SMAN 1 MERANGIN