KEWIRAUSAHAAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada Kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Wirausaha Rekayasa Jasa Profesi dan
Profesionalisme. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Nilza Humaira Salsabila
S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pembimbing kami yang telah meberikan kesempatan untuk membuat
makalah ini serta semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga tuhan meridhoi segala usaha kami.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu aktivitas dalam segala hal membutuhkan keahlian yang sesuai dengan
bidangnya dan mempunyai sebuah kompetensi standard dalam suatu bidang yang pekerja
tersebut, apabila orang melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan
kompetensinya maka suatu hal buruk akan menimpanya karena sebuah pekerjaan
memerlukan keahlian ahli dalam bidang pekerjaan tersebut.
Seorang profesional tidak bisa tumbuh hanya dengan sebuah rangsangan dari
seseorang atau saran yang diberikan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan,
melainkan profesional harus ditempuh dengan beberapa tahapan dan aksi praktik dalam
sebuah pekerjaan.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Diri
Konsep diri merupakan pandangan dan sikap individu terhadap dirinya
sendiri yang meliputi dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi.
Perilaku kerja dalam usaha jasa profesi dan profesionalisme sangat dibutuhkan
terkait dengan upaya membangun usaha, baik berupa produk jasa maupun barang
secara profesional.
3
Kelembagaan sertivikasi profesi dibedakan menjadi beberapa bagian
yang terdiri atas:
1) LSP Pihak 3, didirikan oleh asosiasi industri dan profesi dengan
dukungan lembaga teknis pemerintah;
2) LSP Pihak 2, Didirikan oleh industri untuk melakukan sertii kasi
pemasoknya;
3) LSP Pihak 1, yang didirikan oleh industri atau lembaga
pendidikan vokasi;
4) LSP Proi siensi, didirikan oleh industri atau organisasi dengan
dukungan asosiasi profesi untuk memelihara kompetensi profesi.
➢ Persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan diri
dengan perilaku kerja yang disiplin, jujur, bertanggung jawab,
semangat juang tinggi, dan berintegritas.
c. Pilihan berwirausaha
Pilihan mendirikan usaha diawali dengan menyusun rencana bisnis,
persiapan modal kerja, menentukan sasaran konsumen, lokasi tempat usaha,
rekan kerja sama, dan pesaing. Identivikasi sumber daya yang ada meliputi
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, sumber daya alam sebagai
bahan baku, keinginan pasar yang membutuhkan jasa, menjadi penting untuk
memulai usaha jasa profesi. Contohnya ada seseorang yang memiliki
kemampuan penggunaan software AutoCAD, Autodesk Inventor, Solidworks.
Usaha jasa yang dapat dikembangkan di antaranya berupa jasa drafting,
4
engineering service, mechanical design. Pemanfaatan sumber daya alam di
antaranya meliputi pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, mineral yang diolah menjadi produk dan memiliki nilai tambah.
Kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang
tinggi, yaitu pola perilaku yang baik dalam pelayanan untuk kepentingan
masyarakat di segala bidang kegiatan dan kehidupan, sehingga tercipta kualitas
masyarakat yang semakin baik. Ciri profesional di antaranya:
• Terus menerus mengembangkan ilmu dan keahlian;
• Memiliki keahlian khusus dengan latar belakang pendidikan tertentu
• Mandiri independent
• Bekerja sebagai kegiatan utama
• Cara kerja tertib dan bertanggung jawab
• Berorientasi pada pelayanan mengabdi kepentingan umum.
5
Tingginya peran media elektronik dan kemudahan akses informasi tanpa
batas, serta peningkatan ilmu dan teknologi seiring dengan kemajuan zaman,
dapat menimbulkan perubahan gaya hidup masyarakat. Peka terhadap perubahan
yang ada, termasuk jasa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pedoman
yang komprehensif dan integratif tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki,
berupa kode etik profesi, dikembangkan oleh profesional mempunyai pengaruh
dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi, dapat membawa seseorang
mengembangkan nilai-nilai, baik internal maupun eksternal dalam kehidupan
sebagai pedoman dalam mencapai keselarasan memberikan pelayanan
profesional.
Standar profesi dan kode etik profesi menjadi pedoman bagi profesional untuk
bertindak secara mandiri yang dilandasi oleh kemampuan berpikir logis dan
sistematis. Upaya peningkatan layanan terus dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan, penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi dibidang
profesi yang terkait sehingga tercipta kualitas masyarakat yang semakin baik.
Keberhasilan dan kegagalan suatu usaha dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
teknis dan non teknis. Faktor teknis dapat dilakukan dengan terus menjaga
kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Faktor nonteknis yang menentukan
keberhasilan atau kegagalan suatu usaha, antara lain: perencanaan, menetapkan
tujuan, kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan yang ada, inovasi,
pemasaran yang merupakan kunci keberhasilan, semangat juang tinggi.
6
B. Produk Jasa Profesi dan Profesionalisme
Kunci dari keberhasilan usaha jasa adalah terus melakukan inovasi dan
belajar untuk menyempurnakan kompetensi dalam menjalankan usaha yang
sedang ditekuni dan menjadi pilihan untuk benar-benar bertindak secara
profesionalisme dengan memperhatikan rambu-rambu yang harus dikuasai untuk
mendukung profesi tersebut. Pengembangan produk jasa semakin meluas seiring
dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
7
Usaha jasa berbasis pelanggan dimaksudkan adalah jasa yang dibuat atas
dasar sasaran layanan pasar dan variabel yang berpengaruh signifikan atas
penggunaan jasa oleh pelanggan. Peluang usaha jasa profesi dan profesionalisme
terdapat pada berbagai sektor, di antaranya sektor pertanian, perikanan,
perkebunan, pendidikan, kesehatan, akutansi, transportasi, atau sektor lain yang
termasuk dalam sektor pendukung industri kreatif seperti ditunjukkan pada
Gambar berikut.
8
akurat, dan bermanfaat untuk ditindaklanjuti dalam menyiapkan jasa sesuai
dengan harapan pelanggan, sehingga didapatkan layanan yang tepat, efektif, dan
efisien.
9
keanekaragaman produk yang memiliki nilai dan daya saing tinggi dalam
memenuhi kebutuhan. Industri kreatif digital di bidang pendidikan
(Education), dapat dikembangkan antara lain sistem informasi aplikasi
pendidikan, media pembelajaran interaktif, promosi produk, pariwisata, dan
budaya.
b. Sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha jasa profesi dan profesionalisme
Sumber daya manusia sebagai pelaku usaha jasa profesi dan
profesionalisme harus memiliki persyaratan-persyaratan yang disesuaikan
dengan sektor yang membutuhkan jasa tersebut. Persyaratan berupa
kompetensi kerja, perlu dikembangkan pada seorang profesional. Kompetensi
kerja yang dimaksud meliputi:
1. Kompetensi personal (emotionalstability, selfmanagement, orientation
towards work)
2. Kompetensi sosial (capability for communication and teamwork)
3. Kompetensi teknis (subject related skill, knowledge, and abilities)
4. Kompetensi metodologi (analysis, planning, abstract thinking,
implementation and control, information)
10
2. Teamwork, berkontribusi produktif terhadap hubungan dan hasil kerja
3. Problem solving, berkontribusi produktif terhadap hasil guna
4. inisiatif dan enterprise, berkontribusi untuk hasil guna yang inovatif
5. Self-management, berkontribusi untuk kepuasan dan pertumbuhan
pekerja
6. Belajar, berkontribusi pada peningkatan berkelanjutan dan ekspansi
pada pekerja dan operasi perusahaan dan hasilnya
7. Teknologi, berkontribusi untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif
11
4. Wilayah Pariwisata, jasa pembuatan souvenir/kerajinan, jasa cafe, jasa
pelayanan hotel, jasa pemandu wisata, jasa pelatihan bahasa Inggris,
jasa pembuatan tenun dan batik, jasa fotografi.
5. Wilayah Pertanian, dapat dikembangkan jasa operator alat berat, jasa
pengeringan hasil pertanian, jasa penyedia benih, pengolahan lahan
pertanian, jasa pengairan, jasa pembuatan tepung.
6. Wilayah Peternakan dan Perkebunan, dapat dikembangkan jasa wisata
lingkungan, jasa pembesaran unggas/ayam potong, jasa pemeliharaan
kandang, jasa penggemukan sapi, jasa pembuatan kompos, jasa
penyedia biogas.
7. Wilayah Pendidikan, dapat dikembangkan jasa fotokopi dan penjilidan
buku, jasa penyedia makanan, jasa pencucian dan setrika baju, jasa
pengetikan, jasa tempat tinggal, jasa penyedia sarana olahraga, jasa
penyedia media pendidikan, jasa penerbit dan percetakan buku.
Menurut Hansen dan Mowen (2001:633) “Harga jual adalah jumlah moneter yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau
jasa yang dijual atau diserahkan”. Menurut Mulyadi (2012:78) menyatakan “Pada
prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang
wajar, harga jualk sama dengan biaya produksi ditambah mark-up”, sedangkan R.A.
Supriyono (1991:332) mendefinisikan “Harga jual adalah jumlah mooneter yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau
jasa yang dijual atau diserahkan”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh produsen
kepada konsumen atas barang dan atau jasa yang diperolehnya senilai biaya produksi
ditambah dengan laba yang wajar yang diharapkan oleh produsen.
Secara teori, metode penetapan harga produk dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan:
12
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply and demand approach)
Permintaan dan penawaran ditentukan melalui harga dan keseimbangan
(equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen
dan harga yang akan diterima oleh produsen sehingga akan terbentuk jumlah yang
diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
Penghitungan harga jual produk jasa ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Standar upah atau gaji, terkait sertifikasi profesi yang dimiliki
2. Tingkat kesulitan pekerjaan, seperti pada pekerjaan service kendaraan
3. Bahan atau suku cadang yang digunakan
4. Standar upah minimum tiap daerah
13
konsumen untuk melakukan pembelian ulang dan mencoba produk baru. Adapun
tujuan dari promosi penjualan adalah meningkatkan permintaan dari konsumen,
kinerja perusahaan, dan mendukung serta mengkoordinasi kegiatan personal
selling dan iklan. Media promosi adalah sarana untuk terjadinya promosi.
14
perlu diperhatikan dalam bisnis sekarang adalah bagaimana cara memperluas
pemasaran dan memperoleh konsumen fanatik serta menghemat biaya. Dalam
praktiknya ternyata cara yang banyak digunakan adalah penjualan konsinyasi.
Banyak unit usaha yang mempraktikkan penjualan jenis ini.
Para ahli memiliki pendapat mengenai makna dari konsinyasi sebagai berikut:
a. Utoyo Widayat
Konsinyasi adalah kondisi dimana pemilik barang mengirimkan barang pada
orang lain yang dipercaya untuk menjualnya, tanpa adanya perpindahan hak
milik.
b. Tasli
Konsinyasi adalah adanya pihak lain atau dapat disebut sebagai komisioner
yang berlaku sebagai perantara dalam melakukan penjualan atas persediaan
barang dagang yang dimiliki oleh pemilik barang, dimana komisioner berhak
menerima komisi yang disepakati atas penjualan yang dilakukan.
c. Aliminsyah dan Padji
Konsinyasi ialah pengiriman barang untuk dijualkan oleh pihak penerima
dimana hak atas kepemilikan barang tersebut tetap ada ditangan pemiliknya
(consignor atau pengamanat).
15
tidak terbatas pada tempat tertentu atau melibatkan banyak orang (penjualan
secara langsung), tetapi dapat melakukannya dengan sistem online, termasuk juga
promosi dan penerapannya.
16
2. Keuntungan bagi Komisioner
• Jika barang konsinyasi terjual maka mendapatkan untung
• Menekan resiko, karena barang akan dikirim kembali jika tidak
laku
• Lebih hemat biaya penjualan.
• Produk lebih banyak varian untuk dipajang
• Kerugian Penjualan Konsinyasi
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari
kata sempurna kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber lebih banyak dan lebih bertanggung jawab.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, D.R. dan Mowen, M.M. (2009). Akuntansi Manajerial. Buku Satu. Diterjemahkan
Deny Arnos Kwary. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
http://repo.uinsatu.ac.id/23548/5/BAB%20II.pdf
Lestari, P. A. (2018, November). Penentuan Harga Jual pada Sebuah Desain. In SENADA
(Seminar Nasional Manajemen, Desain dan Aplikasi Bisnis Teknologi) (Vol. 1, pp. 86-90).
Sadiqin Amin. 2019. Advanced Accounting. (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019), hlm 29.
19