Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Konseling
Disusun oleh :
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “UNSUR-UNSUR KONSELING"
Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga
berterima kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan
rujukan.
Ketua Kelompok
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konseling sudah dikenal banyak orang terutama dalam dunia psikologi. Saat
ini, konsultasi banyak digunakan oleh konsultan profesional untuk membantu
orang memecahkan masalah mereka. Selain itu, pihak sekolah juga
mengaplikasikan sistem konseling. Hal ini dikarenakan konseling dianggap sebagai
cara yang penting untuk membantu siswa menjadi manusia yang dewasa dan
matang .
Konseling tersebut didasarkan pada banyak teori yang berbeda. Ada banyak
teori yang digunakan dalam konteks layanan konseling. Jika selama proses
konsultasi klien tidak sepenuhnya atau sepenuhnya mengkomunikasikan suatu
masalah dengan menjelaskannya kepada konsultan. Hal ini menimbulkan masalah
yang tidak dapat diselesaikan dan dapat menghambat kelancaran proses konsultasi.
Oleh karena itu, klien harus dapat mengungkapkan keprihatinan mereka secara
terbuka selama konsultasi. Sehingga konsultan dapat membantu klien memecahkan
masalah tersebut. Jadi, dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai unsur
konseling secara lebih rinci.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesionalisasi
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
petugasnya. profesional menunjukan pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria standar dalam
penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya
merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesianalan, baik dilakukan
melalui pendidikan latian prajabatan maupun pendidikan dalam jabatan. Maka dari
itu profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat dan tanpa
henti.
2. Pekerjaan yang disebut profesi adalah khas dan jelas batas- batasnya,
dilaksanakan dengan cara- cara ilmiah, dan dilaksanakan oleh petugas khusus yang
memiliki kewenangan yang diakui oleh badan resmi pemberi pengakuan.
3. Ada sistem ilmu dan pengetahuan yang mendasari pelaksanaa tugas sebagai
hasil pengembangan melalui proses ilmiah. Ilmu dan pengetahuan itu dipelajari
pada jenjang pendidikan tinggi.
5
4. Untuk memperoleh kewenangan menjalankan tugas profesi dipersyaratkan
pendidikan keahlian khusus tingkat tinggi yang memakan waktu panjang.
7. Para anggota profesi bergabung di dalam suatu himpunan dan berperan aktif di
dalamnya. Himpunan ini merupakan wadah para anggota untuk saling bertukar
pikiran dan berbagai pengalaman dengan tujuan memajukan kemampuan dan
keterampilan menjalankan tugas.
8. Para anggota profesi terus menerus memajukan diri dengan melakukan bacaan
teknis ilmiah (jurnal), kegiatan penelitian dan keikutsertaan di dalam pertemuan-
pertemuan ilmiah profesional seperti konvensi, seminar, simposium yang
diselenggarakan oleh organisasi. Semua itu dilakukan agar anggota profesi dapat
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir bidang profesinya, yang
akan berdampak meluaskan wawasan serta meningkatkan kemampuan dan
keterampilan profesionalnya.
6
1. Bersifat layanan kemasyarakatan
Bidang tugas layanan suatu profesi harus jelas bedanya dengan bidang tugas
profesi yang lain. Sifat inilah yang rupanya tidak begitu nyata. Konseling sebagai
suatu bentuk layanan bimbingan, juga dilakuakan oleh profesi- profesi yang
lainnya seperti psikolog klinik, psikoterapi, psikiater, dokter dan guru. Dalam
praktek di sekolah, realitanya konselor juga diberikan tugas seperti mengajar dan
menangani urusan tata tertib di sekolah. Banyak konselor merangkap tugas
pengajaran, sebaliknya guru melakukan semacam konseling juga terhadap siswa-
siswa yang mengalami masalah.
7
konseling. Sebagian besar dari petugas bimbingan adalah guru yang dialihtugaskan
menangani program bimbingan karena desakan kebutuhan. Kurangnya tenaga
bimbingan dan konseling berpendidikan khusus di sekolah sebetulnya pada tahun
1980-an sudah diatasi melalui usaha- usaha pembaharuan oleh LPTK, diantaranya
lulusannya harus tamatan S1 dan S2 program Bimbingan dan konseling.
Kode etik merupakan tanggung jawab setiap individu konselor yang menuntut
disiplin diri yang tinggi untuk menaati dan menegakkannya. Tetapi secara sistem,
ini semua tanggung jawab organisasi IPBI dan divisi-diviasinya. Usaha-usaha
professionalisasi bimbingan dan konseling menjadi tanggung jawab para warga
professional selaku pribadi dan juga tanggung jawab IPBI selaku organisasi.
8
E. Peningkatan Mutu Konselor
Kualitas konselor merupakan salah satu syarat pengembangan profesionalisasi
bimbingan dan konseling. Implementasi bimbingan dan konseling untuk menuju
profesional masih membutuhkan waktu dan kemampuan di segala bidang.
Diantaranya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan
mutu konselor, (Munandir, 2000) yaitu :
Pengembangan profesi merupakan proses yang terus menerus. Ini sejalan dengan
pengembangan ilmu yang juga merupakan kegiatan yang tiada hentinya.Konselor
9
selaku pekerja yang sadar profesi merasa terpanggil dan ada kebutuhan untuk terus
meningkatkan mutu layanan bantuannya.
Demikian pun para pakar profesi bantuan dan ilmu-ilmu perilaku yang diberikan,
khususnya di perguruan tinggi program pendidikan konselor, yaitu dosen dan
peneliti, melihat bahwa merekalah pihak yang diharapkan paling berperan dalam
usaha-usaha berkelanjutan pengembangan dan pemutakhitran profesi bimbingan
dan ilmu-ilmu pendukungnya.
10
BAB III
KESIMPULAN
1. Profesionalisasi menunjukan pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standar
dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi.
11
DAFTAR PUSTAKA
2. Prayitno, dan Amti, Erman. Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling. 2004.
Jakarta : Rineka Cipta
3. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9146/46.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
4. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318571/pengabdian/Microsoft+Word+-
+MENJADI+KONSELOR+PROFESIONAL_TRAINING+HIMA+PPB_.pd
f
5. http://nanafitriyana.blogspot.com/2013/10/makalah-profesionalisasi-
bimbingan-dan.html?m=1
12