Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROFESIONALISME KEBIDANAN

“PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN


(CONTINOUS PROFESIONAL DEVELOPMENT) DAN PENTINGNYA
BELAJAR SEPANJANG HAYAT”

OLEH KELOMPOK IX

1. LIZA LISTYANA
2. FEBRIANTI
3. LEYLYAN VIANY SIAHAYA
4. MULIYAH NUR MALASARI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


PRODI S1 KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2022

PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
cinta kasih-Nya lah kami dapat menyelesaikan modul ini. Penyusunan modul ini
bertujuan untuk memenuhi tugas Professinalisme Kebidanan. Selain itu, penyusunan
modul ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai:
Pengembangan Professional yang Berkelanjutan (Continuty Professional Development)
dan Pentingnya Belajar Sepanjang Hayat Akhirnya kami menyadari bahwa modul ini
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
menerima saran dan masukan agar penyusunan modul selanjutnya menjadi lebih baik.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga modul ini bermanfaat
untuk pembaca.

Makassar, 02 Oktober 2022

Kelompok IX

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………...………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................

C. Tujuan..................................................................................................

D. Manfaat................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Profesional Berkelanjutan.........................................

B. Pentingnya Belajar Sepanjang Hayat..................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Menteri Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2010: 2– 3) bahwa
sebagai konsekuensi profesional adalah melaksanakan pembelajaran sepanjang
hayat secara bertahap dan berkelanjutan yang disebut pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB). Berdasar pada kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan yang dirancang dan dikembangkan oleh Kementerian
Pendidikan nasional tersebut bahwa kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan untuk membina yang profesional atas dasar profil kinerja yang
didukung dengan hasil evaluasi diri.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah “Bagaimana
pengembangan Profesional Berkelanjutan (Continous Profesional Development)
dan pentingnya belajar sepanjang hayat?”

C. TUJUAN
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar diharapkan mahasiswa dapat :
Memahami dan menerapkan Professional yang Berkelanjutan (Continuty
Professional Development) dan Pentingnya Belajar Sepanjang Hayat.

D. MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui apa itu pengertian profesional berkelanjutan
2. Mahasiswa mampu mengembangkan keprofesionalisme berkelanjutan
3. Mahasiswa mengetahui apa itu penting nya belajar sepanjang hayat

BAB II
PENDAHULUAN

A. PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN


Pengembangan profesional adalah proses berkelanjutan yang dilakukan
sepanjang masa karier individu. Proses pengembangan tidak mungkin dilakukan
sekali waktu pada awal karier, namun harus terus dilakukan secara kontinu. Saat ini
perkembangan ilmu dan teknologi tidak terbatas dan makin terus berkembang
sepanjang waktu, seperti hal tersebut, keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman
juga harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis.
Pengembangan keprofessian berkelanjutan adalah bentuk kegiatan
pembelajaran bagi guru secara berkelanjutan dan merupakan kendaraan utama
dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan
siswa. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang perlu dilakukan
meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Agar hasil
pengembangan kegiatan keprofesian berkelanjutan dapat diangka kreditkan, maka
pengembangan kegiatan harus sesuai dengan aturan, format, dan kaidah yang
ditetapkan dalam Permenpan. Dalam Publikasi ilmiah merupakan karya tulis ilmiah
yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi terhadap
peningkatan kualitas proses pembelajaran dan pengembangan dunia pendidikan
secara umum, seperti melakukan sebuah penelitian
Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau
penemuan baru sebagai bentuk kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses
pembelajaran dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni,
seperti :
a. menemukan/menciptakan karya seni.
b. membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/ praktikum.
c.mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya

Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya
dalam melindungi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik. Bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofi
yang dianut keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan dan kode etik profesi
yang dimiliki. Bidan memiliki tugas-tugas yang sangat unik yaitu :
a. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anakanaknya.
b. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat
melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu.
c. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat.
d. Anggota memiliki jasa atau pelayanan yang dilakukan dengan tetap
memegang teguh kode etik profesi.

Hal tersebut akan tetap diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan
anggota profesi yang harus diimbangi dengan memperoleh pendidikan lanjutan
pelatihan dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.

Bidan sebagai tenaga professional termasuk rumpun kesehatan untuk menjadi


jabatan professional bidan harus menunjukkan ciri-ciri jabatan professional. Bidan
merupakan suatu jabatan professional karena memiliki ciri :

a. Pelakunya secara nyata dituntut cakap dalam bekerja, memiliki keahlian


sesuai tugas-tugas khusus secara tuntutan jenis jabatannya.
b. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan hasil
pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi,tetapi perlu memiliki wawasan
keilmuan yang mantap . jabatan profesional menuntut pendidikan
c. Pekerja professional dituntut berwawasan luas sehingga pilihan jabatan serta
kerjanya harus disadari oleh nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya.
Pekerja professional bersikap positif terhadap jabatan dan
perannya,bermotivasi dan berusaha berkarya sebaik-baiknya.
d. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau
negaranya.

Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi
oleh pelakunya. Ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan
tanggung jawab professional Sebagai tenaga professional bidan harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan.
c. Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat .
d. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas.
e. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah.
f. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
g. Memiliki kode etik bidan
h. Memiliki etika bidan
i. Memiliki standar pelayanan
j. Memiliki standar praktik
k. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi
sebagai kebutuhan masyarakat
l. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebgai wahana pengembangan
kompetensi

Sebagai bidan professional selain memiliki syarat-syarat jabatan professional


bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date terus menembangkan


keterampilan dan kemahirannya agar bertambah luas serta mencakup semua
aspek peran seorang bidan.
b. Mengenali batas-batas pengetahuan,keterampilan pribadinya dan tidak
berupaya melampaui wewenangnya dalam praktik klinik.
c. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi
dalam keputusan tersebut.
d. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (Bidan,dokter dan perawat)
dengan rasa hormat dan martabat.
e. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal.
f. Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang menakup penilaian sejawat,
pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus audit maternal/perinatal.
g. Berkerjasama dengan masyarakat tempat bidang praktek, meningkatkan
akses dan mutu asuhan kebidanan.
h. Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka
dan menghilangkan praktik kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.

Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan


jenjang jabatan dan jejang pangkat bagi seorang pegawai negerti pada suatu
organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya.
Pengembangan karir bidan meliputi :

a. Pendidikan lanjutan, adalah suatu untuk meningkatkan kemampuan teknis,


hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui
pendidikan formal dan non formal.
b. Job fungsional (jabatan fungsional), merupakan kedudukan yang
menunjukkan tugas,kewajiban hak dan wewenang pegawai negeri sipil yang
dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan
pangkatnya menggunakan angka kredit.
c. Pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran fungsi dan tanggung
jawab bidan. Peran fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik Dan peneliti, sedangkan Tanggung jawab
bidan, meliputi konseling, pelayanan kebidanan normal, pelayanan kebidanan
abnormal, pelayanan kebidanan pada anak, pelayanan KB dan pelayanan
kesehatan masyarakat.

Ekstensi Bidan

1. Dosen-Praktis Bidan bisa menjadi dosen, walaupun sebagian besar dosen


kebidanan saat ini bekerja di universitas, mereka juga cenderung memegang
kontrak honorer untuk melanjutkan praktek bidan.
2. Peneliti ahli klinis Bidan dapat menjadi peneliti oleh karena itu agar beberapa
bidan menjalankan bagian penting dari waktu mereka dalam mengambangkan
keterampilan meneliti.
3. Pendidikan kebidanan Untuk mengejar karir dalam pendidikan bidan harus
menjadi praktis yang berpengalaman (setidaknya selama 3 tahun penuh) dan
telah terlibat dalam pengajaran dan pembimbing mahasiswa dalam area praktek
kebidanan untuk diterima kedalam suatu perkuliahan yang kompeten diakui
untuk persiapan menjadi dosen kebidanan. Para pelamar harus sudah lulus
sarjana dan telah melewati pendidikan kebidanan yang lebih tinggi.
4. Supervisi Kebidanan Bidan sebagai seorang supervisor memiliki tanggung jawab
hukum yang penting untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan serta
kesejahteraan ibu dan bagi persiapan program supervisior merupakan program
belajar jarak jauh dengan dosen dan atau konselor serat supervisor dan atau
mentor pendukung setiap supervisor berwenang memberikan pedoman untuk
supervisi yang efektif dalam oreo geografik mereka-bidan umumnya
dinominasikan untuk memegang peranan ini oleh supervisor kebidanan mereka
sendiri.
5. Manager kebidanan Para bidan yang menunjukkan keahlian dalam managemen
dapat menjadi manager kebidanan atau manager dalam pelayanan maternitas
namun sangat penting agar beberapa bidan mengikuti jenjang karir management
yang umum sehingga kebutuhan khusus ibu dan bayi tidak terlupakan ketika
dewan (Trust board) terlibat dalam membuat strategi perencanaan.

Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional/ahli. Secara populer seorang


bidan sering dikatakan professional. Bidan professional dalam bahasa keseharian
adalah bidan yang terampil atau cakap dalam kerjanya walaupun keterampilan
tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan. Berkaitan dengan
pendapat Scum.E.H mempertegaskan bahwa bidan memenuhi karakteristik
professioanl, adalah :
1. Berbeda dengan amatir, terkait pekerjaan seumur hidup yang merupakan
sumber pengahasilan utama.
2. Mempunyai pilihan kuat untuk pemilihan karir profesinya dan mempunyai
komitmen seumur hidup yang mantap terhadap karirnya.
3. Mempunyai kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus melalui
pendidikan dan pelatihan yang lama.
4. Mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan prinsip-prinsip dan teori.
5. Berorientasi pada pelayanan yang menggunakan keahlian demi kebutuhan
khusus klien.
6. Pelayanan yang diberikan pada klien berdasarkan kebutuhan klien.
7. Mempunyai otonomi dalam mempertahankan tindakan.
8. Membuat perkumpulan profesi.
9. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan
mereka dianggap khusus.
10. Dalam memberikan pelayanan tidak boleh advertensi dalam mencari klien

B. PENTINGNYA BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Belajar sepanjang hayat (continuing learning) adalah suatu konsep, suatu idea,
gagasan pokok, dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsungdi
lembaga-lembaga pendidikan formal, seseorang masih dapat
memperolehpengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di
suatulembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti
sebenarnyaadalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang.
Dengan terusmenerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan
dapatmemperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah
berusialanjut. Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak
akanterasing dan generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun
secaradini, dan tetap dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan
dilingkungannya.

Hal yang perlu dipersiapkan oleh para perancang pendidikan:


1. Menentukan arah pendidikan
2. Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka
mampumenyelesaikan tugas perkembangannya.
3. Menyiapkan materi pembelajaran yang tepat.
4. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangan itu.

Hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah:


1. Adanya sifat ingin tahu menyelidiki dunia yang lebih luas
2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalumaju
3. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru.

Teori kebutuhan Maslow tersebut meliputi kebutuhan:Fisik, rasa aman, cinta, harga diri
dan aktualisasi diri. Berdasarkan teori ini, belajarsepanjang hayat khususnya bagi orang
dewasa dan orang tua akan menjadi efektif dalam arti menghasilkan perubahan tingkah
laku (perilaku), apabila isi dan carabelajarnya sesuai dengan kebutuhan yang
dirasakan.Konsep belajar seumur hidup sering menjadi keliru untuk konsep
pendidikanseumur hidup, tetapi harus ditekankan bahwa itu bukan hal yang
sama.Pendidikan hanya mencakup terorganisir proses belajar, sementara belajar
adalah sebuah konsep luas yang juga mencakup non-disengaja, tidak terorganisir
danspontan pengetahuan akuisisi dan dapat berlangsung sepanjang hidup.Empat pilar
pendidikan untuk masa depan:
1. Learningto know - menguasai alat belajar bukan perolehanpengetahuan
terstruktur.
2. Learningto do - memperlengkapi orang untuk jenis pekerjaan yangdibutuhkan
sekarang dan di masa depan termasuk inovasi danadaptasi belajar untuk
lingkungan kerja di masa depan.
3. Learningto live together, and with others secara damai menyelesaikan konflik,
menemukan orang lain dan budaya mereka, membina masyarakat kemampuan,
kompetensi individual dan kapasita, ekonomi, dan ketahanan.
4. Learning to be-pendidikan memberikan kontribusi bagi seseorang menyelesaikan
pembangunan pikiran dan tubuh, kecerdasan, kepekaan, apresiasi estetika dan
spiritualitas.
Belajar sepanjang hayat bisa menanamkan kreativitas, inisiatif danrespon pada orang
sehingga memungkinkan mereka untuk beradaptasidalam masyarakat pasca-industri
melalui peningkatan keterampilan untuk :
1. Mengelola ketidak pastian
2. Berkomunikasi melintasi dan dalam budaya, sub-kultur, keluarga danmasyarakat,
3. Negosiasi konflik
Sementara beberapa hambatan ini adalah ekonomi dan dapat diatasi dengan bantuan keuangan,
banyak orang yang terhalang dari terlibat dalam pendidikan dan pelatihan oleh faktor-faktor sosial
dan pribadi. Dengan mengakui berbagai faktor yang bertindak sebagai motivasi dan penghalang
untuk keterlibatan dalam pendidikan dan pelatihan, kebijakan belajar sepanjang hayat cenderung
untuk meningkatkan partisipasi dalam pembelajaran untuk kepentingan sendiri ketimbang sebagai
sarana untuk suatu akhir tertentu (mis. kerja).

Karakteristik Lifelong Learning


1. Karakteristik pertama belajar seumur hidup adalah bahwa hal itumeliputi kedua
jenis non-formal/informal formal dan pendidikan danpelatihan. belajar formal
termasuk hirarkis terstruktur sekolah sistem yang berjalan dari sekolah dasar
melalui universitas dan programsekolah seperti terorganisir dibuat dalam bisnis
dan professional pelatihan teknis. Sedangkan pembelajaran informal
menjelaskanproses seumur hidup dimana individu memperoleh sikap,
nilai,keterampilan, dan pengetahuan dari pengalaman sehari-hari danpengaruh
pendidikan dan sumber daya di lingkungan nya, darikeluarga dan tetangga, dari
bekerja dan bermain, dari tempat pasar,perpustakaan dan media massa.
2. Tema umum yang kedua belajar seumur hidup adalah pentingnyamotivasi diri
dalam belajar. Ada penekanan pada kebutuhan individuuntuk mengambil
tanggung jawab untuk pembelajaran merekasendiri.
3. Pembelajaran mandiri yang didanai. Konsep belajar mandiri yang didanai ini
terkait dengan karakteristik pembelajaran termotivasi diri.Laporan Barat
mendefinisikan seorang pembelajar seumur hidupsebagai orang yang
mengambil tanggung jawab untuk belajarmereka sendiri dan yang siap untuk
menginvestasikan waktu, uangdan usaha di bidang pendidikan atau pelatihan
secara kontinu.
4. komitmen untuk partisipasi universal dalam pendidikan danpelatihan
Tahap-tahap pembelajaran sepanjang
1. Hayat-periode 6-24 tahun
Tujuan pembelajaran pada periode ini adalah pengembangan holistikpeserta didik
dalam empat aspek, yaitu: fisik, intelektual, kapasitas sosial,emosional dan perkembangan
mental.
2. periode 25-60 tahun
Orang dewasa belajar dari pengalaman dan memecahkan masalah, karenaitu mereka perlu
terus mengembangkan kecerdasan, kemampuan danintegritas.
3. periode 60 tahun keatas
Belajar di usia tua (lebih dari 60 tahun) orang tua dapat belajar banyak darikegiatan yang
sesuai dengan usia misalnya seni, musik, olahraga untuk,kerajinan tua dan pekerjaan social.

Pengetahuan terdiri dari berbagai jenis:


1. Knowing about - Mengetahui tentang - peristiwa berita, dasar-dasar bidang,
konsep pengantar
2. Knowing to do - Mengetahui untuk melakukan - mengendarai mobil,memecahkan
masalah matematika, kode program, melakukan penelitian
3. Knowing to be - Mengetahui akan - untuk mewujudkan pengetahuandengan
kemanusiaan, untuk menjadi seorang dokter atau psikolog,untuk menjadi orang
etis, untuk mengasihi, untuk berhubungan, merasa
4. Knowing where - Mengetahui di mana - untuk menemukan pengetahuan bila
diperlukan, pencarian Web, perpustakaan,database, organisasi, mengetahui
yang mendekati untuk bantuan
5. Knowing to transform - Mengetahui untuk mengubah - untuk tweak,untuk
menyesuaikan, untuk bergabung kembali, untukmenyelaraskan dengan
kenyataan, untuk berinovasi.
Ada lima bidang utama bagi negara-negara untuk dipertimbangkan ketika ingin
menerapkan strategi untuk belajar sepanjang hayat untuk semua dan dalam
menentukan prioritas untuk reformasi kebijakan.
1. Pertama, mengakui segala bentuk pembelajaran, tidak hanya program studi formal.
2. Kedua, pentingnya mengembangkan keterampilan dasar yang lebih luas dari
pada yang secara tradisional diidentifikasi sebagai pusat,termasuk khususnya,
motivasi dan kapasitas untuk belajar mandiri.
3. Ketiga, ada penekanan pada reformulasi prioritas akses dan ekuitasdalam
konteks seumur hidup, dengan melihat peluang yang tersediabagi individu di
seluruh siklus hidup mereka dan dalam pengaturan yang berbeda dimana
pembelajaran dapat terjadi.
4. Keempat, menekankan pentingnya mempertimbangkan alokasi sumber daya di seluruh
sektor dan pengaturan, termasuk bisa menambahkan insentif menghadapi berbagai peserta
dan efek kemungkinan insentif tersebut pada hasil dalam hal belajar sepanjang hayat.
5. Kelima, kebutuhan untuk berkolaborasi dalam pengembangan kebijakan dan
implementasi antara berbagai mitra, termasuk kementerian selain pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan profesional adalah proses berkelanjutan yang dilakukan
sepanjang masa karier individu. Proses pengembangan tidak mungkin dilakukan
sekali waktu pada awal karier, namun harus terus dilakukan secara kontinu. Saat
ini perkembangan ilmu dan teknologi tidak terbatas dan makin terus berkembang
sepanjang waktu, seperti hal tersebut, keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman juga harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang
dinamis.

Belajar sepanjang hayat (continuing learning) adalah suatu konsep, suatu


idea, gagasan pokok, dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya
berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal

B. SARAN

Dalam hal ini, belajar sepanjang hayat merupakan sebuah aspek penting
di dalam sebuah proses dalam menjalani hidup dan untuk membentuk
pendidikan yang berkualitas, kita juga harus bisa menganalisis situasi pendidikan
agar bisa tercapainya proses pembelajaran yang efektif dan berkembangnya
profesional yang berkepanjangan.

DAFTAR PUSTAKA
Puspitaningrum, Ika. 2017. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.Yogyakarta: Cv. Budi
Utama Safrudin,Sri Mulyani, Rosni Lubis.2018.Pengembangan Kepribadian dan Profesionalisme
Bidan.Malang:Wineka Media.

Anda mungkin juga menyukai