Anda di halaman 1dari 37

PEMERIKSAAN

TAMBAHAN UNTUK
FERTILITAS

BY: Ririn, M.Keb


outline

Penilaian hasil peme. semen


Lembar kurva temperatur basal
Intruksi penilaian hasil
Pemeriksaan mucus serviks tes fern
Uji pasca coitus (senggama)
Fertilitas

Berasal dari kata fertil yg berarti subur.

Fertilitas pria diartikan sbg kemampuan


utk dpt menghamili wanita.

Syarat suatu sperma yg baik/normal


adalah sesuai dgn parameter
spermatozoa normal.
Penilaian hasil pemeriksaan semen

Definisi

• Pemeriksaan yang dilakukan


untuk mengukur jumlah serta
kualitas semen dan sperma
seorang pria
• Tahap pertama pemeriksaan
kesuburan pria.
Analisa dasar semen

Makroskopik
Mikroskopik semen
semen
• volume • Motilitas (gerak)
• Warna • Viabilitas
(kemampuan
• Bau sperma)
• pH • Morfologi
• Viskositas (ukuran,bentuk,jmlh,
(kekentalan) gerak)
• Densitas (volume)
Pengambilan sampel semen

• Abstinensi (tidak dikeluarkan) min. 2 hari,


max 7 hari
• Transportasi < 1 jam
• Suhu simpan 20-40 C
• Semen mengalami likuifaksi (mencair) 15-
20 menit
Pemeriksaan makroskopik
(berdasarkan volume)
• Tidak mengeluarkan
aspermia semen sewaktu
ejakulasi

hipospermia • Volume semen < 1mL

hiperspermia • Volume semen >6 mL


Warna semen
• Normal  putih keruh/putih mutiara
• Putih kekuning-kuningan
kemungkinan leukosit infeksi
• Kemerahan kemungkinan
perdarahan di saluran reproduksi
pria
pH semen

• Normal : 7,2-7,8
• Ph >7,8 : curiga infeksi
• Ph <7 pada semen azoospermia,
kemungkinan terjadi disgenesis
pada vas deferens, vesika
seminalis atau epididimis
Viskositas semen
• Konsistensi tinggi : gerakan sperma
terhambat
• Terlalu encer : jumlah sperma rendah
Motilitas sperma

• Spermatozoa bergerak cepat


Kategori a dan lurus ke depan

• Gerak lambat/sulit maju lurus


Kategori b atau bergerak tidak lurus

• Tidak bergerak maju (maju di


Kategori c tempat)

• Tidak bergerak sama sekali


Kategori d
Morfologi sperma

normal
• Kepala oval
• Leher, midpiece utuh
• Ekor tunggal

abnormal
• Kepala besar/kecil, bentuk seperti tetesan
air mata/bundar/tak berbentuk/ganda
• Leher, midpiece rusak : tebal, patah, tipis
atau asimetris
• Ekor rusak
Kurva Temperatur Basal
suhu yang diperoleh dalam keadaan
istirahat dan harus diambil segera
setelah bangun di pagi hari setelah
setidaknya 6 jam tidur.

• Tujuan pencatatan suhu basal untuk


mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi
Suhu basal tubuh diukur dengan alat
yang berupa termometer basal.
Termometer basal ini dapat digunakan
secara oral, per vagina, atau melalui
dubur dan ditempatkan pada lokasi
serta waktu yang sama selama 5 menit
• Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36ºC Pada
waktu ovulasi
• suhu akan ↓ terlebih dahulu dan ↑ 37-38 ºc
kemudian tdk akan kembali pada suhu 35
ºC. Pd saat itulah terjadi masa
subur/ovulasi.
• Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi
sekitar 3-4 hari, kemudian akan ↓ kembali
sekitar 2º dan akhirnya kembali pada suhu
tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini
terjadi karena produksi progesteron ↓.
• Apabila pd grafik tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi. Hal
ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum
yang memproduksi progesteron.
• Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh
dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi
kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel
telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum
akan terus memproduksi hormon progesteron.
Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
Manfaat Metode suhu basal tubuh

• berguna bagi pasangan yang


menginginkan kehamilan (sbg konsepsi)
• berguna bagi pasangan yang
menginginkan menghindari atau mencegah
kehamilan (sbg kontrasepsi )
Efektifitas Metode suhu basal
tubuh
akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan
berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat
ovulasi.
Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 % atau
20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per
100 wanita per tahun.
Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti
kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang
berkala (calender method or periodic abstinence).
Keuntungan
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada
pasangan suami istri tentang masa subur/ovulasi
• Membantu wanita yang mengalami siklus haid
tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
• Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun
meningkatkan kesempatan untuk hamil
• Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain
pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti
perubahan lendir serviks.
• Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan
adalah wanita itu sendiri.
Keterbatasan
• Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
• Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis
• Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada
waktu yang sama.
• Tidak mendeteksi awal masa subur.
• Membutuhkan masa pantang yang lama.
Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu
Basal Tubuh
Suhu diukur pd waktu yg hampir sama setiap pagi
(sebelum bangun dari tempat tidur )
• Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
• Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari
pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi
dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu
tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
• Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam
atau gangguan ain.
• Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di
atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini
disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
• Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari
ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis
pelindung/suhu basal.
• Hari pantang senggama dilakukan sejak hari
pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara
berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode
masa tak subur.
• Masa pantang untuk senggama pada metode suhu
basal tubuh lebih panjang.
• Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang
dapat diamati.
• Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis
pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari.
Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk
menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari
berturut-turut suhu tercatat di atas garis
pelindung sebelum memulai senggama.

• Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh


tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh dan
melakukan senggama hingga akhir siklus haid
dan kemudian kembali mencatat grafik suhu
basal siklus berikutnya.
Pemeriksaan Mukus
Serviks

• untuk menilai pengaruh hormonal,


khususnya estrogen
• Penilaian volume, daya membenang
(spinnbarkeit), daya mendaun pakis
(ferning), pembukaan mulut rahim dan
kekentalan (consistency)
• terdiri dari air dan bermacam-macam
senyawa, karbohidrat, protein, asam lemak,
mineral dan enzim.
• mengalami perubahan fisik dan biokimia
sesuai dengan siklus haid
Mukus • Pada fase proliferasi - ovulasi (estrogen)
serviks konsentrasi protein (albumin) ↓, sedangkan
air dan konsentrasi musin ↑berangsur-angsur
 viskositas ↓  kemampuan sperma
menerobos mukus serviks ↑
• Sesudah ovulasi mukus serviks menjadi lebih
kental dan lebih keruh
Uji Mukus Serviks

Volume mukus serviks

Spinnbarkeit/daya membenang

• menilai elastisitas mucus serviks


• Jika mucus serviks yang berada dalam
kanalis servikalis diambil dengan pinset,
mucus serviks tidak terputus-putus
• maksimal saat ovulasi
Ferning/feming test, daun pakis
• mucus serviks dikeringkan diatas objek
glas dan dilihat dibawah mikroskop ,
tampak kristal dalam bentuk daun pakis
• tergantung pada konsentrasi NaCl dalam
sekret (↑ pada estrogen. ↓ pada
progesteron
Pembukaan mulut rahim,
• Consistency/kekentalan
Gambaran fern test dalam 1 siklus
masa menstruasi
Gambaran Fern test pada fase ovulasi
Uji pasca coitus (senggama)

TUJUAN :
1. Menentukan jumlah spermatozoa aktif dan
menilai sperm survival di dalam lendir
serviks.
2. Mengevaluasi perilaku sperma beberapa
jam setelah coitus.
3. Penilaian adanya antibodi sperma pada
pria atau wanita.
4. Menilai lendir serviks
Waktu pemeriksaan

Waktu pemeriksaan dilakukan sedekat mungkin


dengan waktu Ovulasi tetapi tetap sebelum
ovulasi
Penentuan didasarkan pada : Siklus haid, BBT,
Perubahanan cairan serviks, Sitologi vaginal,
Pemeriksaan Hormon LH dan Estrogen.
Cairan serviks diperiksa di lab antara 9 – 14 jam
setelah senggama.
UJI PASCA SENGGAMA INSTRUKSI
UNTUK PRIA :

1. Abstinensia seksualis 2 hari


2. Senggama dilakukan pada malam
sebelum tanggal pemeriksaan
3. Tidak boleh memakai pelicin
PROSEDUR PEMERIKSAAN :

 Masukkan speculum tanpa pelicin ke dalam


vagina.
 Ambil sebanyak mungkin cairan semen di fornix
posterior vagina dengan : spuit tuberclin tanpa
jarum, atau pipet pasteur, dengan pipet atau spit
lain diisap secukupnya cairan seviks dari canalis
endocervicalis
 Teteskan cairan serviks ke atas objek glass dan
tutup dengan gelas penutup
 Periksa di bawah mikroskop dengan
pembesaran 400 x.
YANG DIPERIKSA
1. Vaginal pool semen sample
2. Lendir seviks
3. Hasil uji pasca senggama
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai