Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRUKTUR ORGANISASI BIMBINGAN KONSELING DI SD

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling di SD

Dosen Mata Kuliah :

Bapak Drs. Syaiful Imam, S. Pd, M. Pd.

Disusun Oleh :

Cut Syarafina Fildzah (190151602410


Farah Labibah (190151602668)
Rumondang Mei Sandora Sirait (190151602455)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
NOVEMBER 2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Judul yang kami peroleh dari makalah ini adalah “Struktur OrganisasiBimbingan
KonselingdiSD”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini. apabila terdapat kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf dan kami juga mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 2
A. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling ....................... 2
1. Pengertian Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling ......................................................... 2
2. Tujuan dan Manfaat Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling .......................................... 2
B. Prinsip-prinsip, Pola dan Struktur Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling ...................... 3
1. Prinsip-prinsip Organisasi Bimbingan dan Konseling ............................................................. 3
2. Pola dan Struktur Pengorganisasian BK ................................................................................. 4
C. Kinerja Elemen Sekolah dalam Pengorganisasian Layanan Bimbingan dan Konseling............ 5
BAB III ............................................................................................................................................. 9
PENUTUP ........................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan............................................................................................................................ 9
B. Saran ..................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Tujuan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan adalah agar tercapai
perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing, yaitu agar siswa dapat
mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan mampu
berkembang sesuai dengan lingkungannya serta mampu bersikap mandiri.
Program bimbingan dan konseling ini dapat terlaksana dengan baik jika semua pihak
sekolah baik Kepala Sekolah, Wakasek, staff pengajar, ataupun staff TU terlibat di dalamnya.
Agar hal ini mampu berjalan secara optimal maka diperlukan pengorganisasian bimbingan
dan konseling.
Dalam praktek di sekolah bimbingan dan konseling sering kali ditimpakan pada guru
pembimbing saja tanpa melibatkan elemen-elemen sekolah yang lain. Pada kasus yang lain
terkadang bimbingan dan konseling dikhususkan pada guru BK tetapi jumlah guru BK
tersebut kurang mencukupi dibandingkan dengan permbandingan jumlah siswa sehingga
sering kegiatan ini tidak intensif dan menyeluruh bahkan hanya ditujukan untuk siswa-siswa
yang bermasalah saja.
Maka dari perlu adanya pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling.
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai pengorganisasian program layanan
bimbingan dan konseling

A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian, tujuan dan manfaat pengorganisasian bimbingan dan konseling di
SD?
2. Bagaimana pola, struktur dan prinsip-prinsip pengorganisasian bimbingan dan
konseling di SD?
3. Bagaimana kinerja elemen sekolah dalam pengorganisasian layanan bimbingan dan
konseling di SD?

B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat pengorganisasian bimbingan dan
konseling
2. Mendeskripsikan pola,struktur dan prinsip pengorganisasian bimbingan dan
konseling
3. Mendeskripsikan kinerja elemen sekolah dalam pengorganisasian layanan bimbingan
dan konseling

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling


1. Pengertian Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang sruktur formal,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para
anggota, agar tujuannya dapat dicapai dengan efisien. Pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan efektif antara personel sehingga mereka dapat bekerja secara efisien
dan mendapat kepuasan pribadi dalam menjalankan tugasnya.
Pengorganisasian merupakan langkah menuju pelaksanaan perencanaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi merupakan alat administrasi untuk untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, maka susunan bentuk dan besar kecilnya organisasi harus
disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Jadi demikian dapat dinyatakan bahwa pengorganisasian kegiatan bimbingan dan
konseling adalah bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan pola atau
mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan dan konseling
dapat berjalan dengan lancer, tertib, efektif dan efesien apabila dilaksanakan dalam suatu
organisasi yang baik dan teratur. Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling
ditandai oleh adanya dasar dan tujuan organisasi, personel dan perencanaan yang matang.

2. Tujuan dan Manfaat Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling


Pengorganisasian bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan
bimbingan dan konseling, meningkatkan pemahaman terhadap stakeholder dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling, membangun komunikasi dari berbagai petugas
bimbingan dan konseling sehingga terjadi persepsi yang sama, dan membangun dan
menetapkan akuntabilitas dalam layanan bimbingan dan konseling (Sugiyo, 2011:39)
Adapun manfaat organisasi bimbingan dan konseling, khususnya di sekolah dapat
dikemukakan, antara lain sebagai berikut :
a. Ruang lingkup pelayanan bimbingan jauh lebih luas dan semua siswa harus
mendapatkan pelayan bimbingan, terutama melalui bimbingan kelompok.
b. Pelayanan bimbingan menjadi usaha yang dilakukan bersama oleh staf bimbingan
sebagai tim kerja.
c. Sarana personal dan materiil dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga dari segi
finansial lebih dapat dipertanggung jawabkan dan efisien.
d. dSifat bimbingan yang lebih ditonjolkan ialah sifat preventif dan perseveratif.
e. Pelayanan bimbingan dalam semua komponen program bimbingan mendarah daging
dalam kehidupan sekolah.
f. Kedudukan, wewenang, dan tugas konselor sekolah diakui oleh staf pendidik di sekolah
dan di nilai lebih positif karena disamping program pengajaran, terdapat program
bimbingan yang sama sama dikelola secara profesional.

2
g. Dibuktikan bahwa pelayanan bimbingan tidak hanya meliputi wawancara konseling,
tetapi mencakup berbagai kegiatan lainnya untuk semua satuan kelas.
h. Lebih mudah menentukan urutan prioritas, yaitu layanan bimbingan yang diutamakan di
institusi pendidikan tertentu pada jenjang pendidikan tertentu.
i. Tenaga bimbingan oleh para siswa tidak di pandang sebagai satpam sekolah, petugas
membina disiplin, guru cadangan, ahli menangani kasus kenakalan, serta kasus
keabnormalan, dan sebagainya.
j. Diperjelas bahwa layanan bimbingan mengandung unsur proses, yang membawa hasil
secara gradual sebagai akibat dan usaha tenaga bimbingan dan siswa bersama-sama,
sama seperti pengajaran yang juga mengenal unsur proses.

B. Prinsip-prinsip, Pola dan Struktur Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling

1. Prinsip-prinsip Organisasi Bimbingan dan Konseling


Sekolah adalah organisasi formal, yang di dalamnya terdapat usaha-usaha administrasi
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran nasional. Adapun bimbingan dan
konseling adalah suborganisasi dari organisasi sekolah.
Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu diperhatikan beberapa
prinsip organisasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Adapun prinsip-prinsip organisasi, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,sehingga tidak mungkin
suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
b. Prinsip skala Hierarki
Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehinnga dapat mempertegas ddalam pendelegasian
wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi
secara keseluruhan.
c. Prinsip kesatuan perintah
Dalam hal ini seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seseorang atasan saja.
d. Prinsip pendelegasian wewenang
Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam
pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan
tindakan tanpa meminta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya.
e. Prinsip pertanggung jawaban
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya
kepada atasan.
f. Prinsip pembagian pekerjaan
Adanya kejelasan dalam pembagian tugas akan memperjelas dalam pendelegasian
wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektifitas jalannya organisasi
g. Prinsip rentang pengendalian

3
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe
organisasi.
h. Prinsip fungsional
Secara fungsional, tugas dan wewenang, kegiatan, hubungan kerja, serta tanggungjawab
seorang pegawai harus jelas.
i. Prinsip pemisahan
Tanggung jawab tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain
j. Prinsip keseimbangan
Keseimbangan disini adalah keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dan
tujuan organisasi.
k. Prinsip fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
dinamika organisasi sendiri (inter factor) dank arena adanya pengaruh di luar organisasi
(external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai
tujuan.
l. Prinsip kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya,diperlukan pemimpin atau dengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktifitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang
digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.

Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab
para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam
struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik
sekolah masing-masing. jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung
oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan
konseling yang lebih kompleks.

2. Pola dan Struktur Pengorganisasian BK


Struktur atau pola BK di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah
Adalah penanggunh jawab pelaksanaan teknis bimbingan di sekolah.
b. Koordinator Bimbingan/Guru Pembina Ekstrakulikuler
Adalah pelaksanaan bimbingan utama yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait
dalam Guru Mata Pelajaran/Pelatih
c. Guru Mata Pelajaran/Pelatih ekstrakurikuler
Adalah pelaksana pengajaran dan pelatihan serta bertanggung jawab memberikan
informasi tentang siswa untuk kepentingan bimbingan
d. Wali Kelas/Guru Pembina
Adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola suatu kelas
siswa tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan
e. Siswa
Adalah peserta didik yang berhak menerima pelajaran, latihan, dan pelayanan bimbingan

4
f. Tata Usaha
Adalah pembantu kepala sekolah dalam penyelnggaraan administrasi, ketatausahaan
sekolahan pelaksanaan administrasi bimbingan.
g. Komite Sekolah
Adalah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu
pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan teman-teman, sarana
dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
h. Tenaga Ahli/Instansi Terkait
Adalah tenaga yang berperan memberikan rekomondasi kepada kepala sekolah dan guru
pembimbing tentang kondisi siswa.
i. Personal
Personal layanan bimbingan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam
struktur organisasi pelayanan bimbingan konseling dengan koordinator guru pembimbing
khusus sebagai pelaksana utama.
Personal yang dapat berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling terentang
secara vertikal dan horizontal. Pada umumnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Personal pada Kantor Dinas Pendidikan yang bertugas melakukan pengawasan
(penyeliaan) dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling di satuan pendidikan.
- Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh
(termasuk di dalamnya program bimbingan dan konseling) di satuan pendidikan
masing-masing.
- Guru Pembimbing atau Guru Kelas, sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
- Guru-guru lain, (guru mata pelajaran Guru Praktik) serta wali kelas, sebagai
penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau kelas
masing-masing.
- Orang tua, sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-
luasnya.
- Ahli-ahli lain, dalam bidang non bimbingan dan nonpelajaran/ latihan (seperti dokter,
psikolog, psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.
- Sesama peserta didik, sebagai kelompok subyek yang potensial untuk
diselenggarakannya “bimbingan sebaya”

C. Kinerja Elemen Sekolah dalam Pengorganisasian Layanan Bimbingan dan


Konseling
Pengorganisasian program layanan bimbingan konseling di sekolah adalah upaya
melibatkan orang-orang ke dalam organisasi bimbingan sekolah, serta upaya pembagian kerja
diantara anggota organisasi bimbingan sekolah. Di bawah ini dijelaskan tugas personal
sekolah berkaitan dengan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, antara lain:

1. Kepala Sekolah

5
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan sekolah, tugas kepala sekolah ialah:
- Mengoordinasi seluruh kegiatan pendidikan meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan dan
bimbingan dan konseling di sekolah,
- Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah,
- Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan konseling di sekolah,
- Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah,
- Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas koordinasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru-
guru pembimbing,
- Membuat surat tugas guru pembimbing tiap awal caturwulan,
- Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling,
- Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling, serta
- Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa, bagi kepala sekolah
yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.

2. Wakil Kepala Sekolah


Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam hal :
- Mengoordinasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personel
sekolah,
- Melaksanakan kebijakan pimppinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan dan
bimbingan konseling, serta
- Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala
sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.

3. Koordinator Guru Pembimbing (Konselor)


Tugas-tugas koordinator guru pembimbing seperti:
a) Mengoordinasikan para guru pembimbing dalam:
- Memasyarakatkan pelayanan bimbingan,
- Menyusun program
- Melaksanakan program
- Mengadministrasikan kegiatan bimbingan,
- Menilai program, dan
- Mengadakan tindak lanjut.
b) Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana,
serta prasarana, dan
c) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan kepada kepala sekolah.

4. Guru Pembimbing (Konselor)


Adapun tugas guru pembimbing ialah:
- Memasyarakatkan kegiatan bimbingan,
- Merencanakan program bimbingan,

6
- Melaksanakan pelaksanaan kegiatan bimbingan,
- Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi
tanggungjawabnya minimal sebanyak 150 siswa. Apabila diperlukan, karena jumlah guru
pembimbing kurang mencukupi dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada, seorang
guru pembimbing dapat menangani lebih dari 150 siswa; dengan menagani 150 siswa
secara intensif dan menyeluruh, berarti guru pembimbing telah menjalankan tugas wajib
seorang guru, yaitu setara dengan 18 jam pelajaran seminggu.
- Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan,
- Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan,
- Menganalisis hasil penilaian,
- Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian,
- Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, serta
- Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada kooordinator guru pembimbing.

5. Staf Administrasi
Seperti personel bimbingan lain, staf administrasi adalah personel yang memiliki tugas
bimbingan khusus, antara lain:
- Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah,
- Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, serta
- Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling.

6. Guru Mata Pelajaran


Guru mata pelajaran adalah personel yang sangat penting dalam aktivitas bimbingan.
Tugas-tugasnya adalah :
- Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa
- Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasikan siswa yang
memerlukan bimbingan
- Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing,
- Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan
pengayaan),
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dari guru
pembimbing,
- Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan
bimbingan, serta
- Ikut serta dalam program layanan bimbingan.

7. Wali Kelas
Wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga memiliki tugas-tugas bimbingan, yaitu:
- Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggungjwabnya,
- Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas
yang menjadi tanggungjawabnya, untuk ikut layanan bimbingan,

7
- Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh layanan bimbingan
dari guru pembimbing,
- Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu mendapat
perhatian khusus, dan
- Ikut serta dalam konferensi kasus.
Setiap orang yang terlibat dalam organisasi bimbingan itu mampu dan dapat
menjalankan tugas, tanggungjawab, serta wewenangnya dengan sebaik-baiknya, diperlukan
kegiatan untuk mengarahkan kegiatan bimbingan dan konseling.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang didapat adalah :
1. Pengorganisasian dalam program layanan bimbingan dan konseling adalah usaha
untuk melibatkan elemen-elemen sekolah untuk ikut serta dalam organisasi bimbingan
sekolah.
2. Tujuan dari pengorganisasian bimbingan konseling agar terjadi hubungan efektif
antara personel sehingga mereka dapat bekerja secara efisien dan mendapat kepuasan
pribadi dalam menjalankan tugasnya.
3. Dalam pengorganisasian diperlukan pemahaman mengenai prinsip-prinsip organisasi
yang harus dipenuhi oleh setiap elemen-elemen sekolah.
4. Setiap elemen-elemen sekolah perlu memahami tugas yang berkaitan dengan kegiatan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah

B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan pengorganisasian bimbingan konseling secara intensif dan teratur di
sekolah agar tujuan dari bimbingan konseling terpenuhi,
2. Perlu dikaji kembali agar pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat berjalan
secara efektif dan menyeluruh sehingga dapat memberikan layanan kepada siswa,
3. Pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai salah satu cara
mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui kegiatan bimbingan yang
terorganisir dan melibatkan banyak elemen-elemen pendidikan di sekolah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Syaiful Imam,S.Pd,M.Pd.2010.Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar


https://irmaanisaa.blogspot.com/2018/12/makalah-pengorganisasian-bimbingan-
dan.html

10

Anda mungkin juga menyukai