Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling di SD
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Judul yang kami peroleh dari makalah ini adalah “Struktur OrganisasiBimbingan
KonselingdiSD”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini. apabila terdapat kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf dan kami juga mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian, tujuan dan manfaat pengorganisasian bimbingan dan konseling di
SD?
2. Bagaimana pola, struktur dan prinsip-prinsip pengorganisasian bimbingan dan
konseling di SD?
3. Bagaimana kinerja elemen sekolah dalam pengorganisasian layanan bimbingan dan
konseling di SD?
B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat pengorganisasian bimbingan dan
konseling
2. Mendeskripsikan pola,struktur dan prinsip pengorganisasian bimbingan dan
konseling
3. Mendeskripsikan kinerja elemen sekolah dalam pengorganisasian layanan bimbingan
dan konseling
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
g. Dibuktikan bahwa pelayanan bimbingan tidak hanya meliputi wawancara konseling,
tetapi mencakup berbagai kegiatan lainnya untuk semua satuan kelas.
h. Lebih mudah menentukan urutan prioritas, yaitu layanan bimbingan yang diutamakan di
institusi pendidikan tertentu pada jenjang pendidikan tertentu.
i. Tenaga bimbingan oleh para siswa tidak di pandang sebagai satpam sekolah, petugas
membina disiplin, guru cadangan, ahli menangani kasus kenakalan, serta kasus
keabnormalan, dan sebagainya.
j. Diperjelas bahwa layanan bimbingan mengandung unsur proses, yang membawa hasil
secara gradual sebagai akibat dan usaha tenaga bimbingan dan siswa bersama-sama,
sama seperti pengajaran yang juga mengenal unsur proses.
3
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe
organisasi.
h. Prinsip fungsional
Secara fungsional, tugas dan wewenang, kegiatan, hubungan kerja, serta tanggungjawab
seorang pegawai harus jelas.
i. Prinsip pemisahan
Tanggung jawab tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain
j. Prinsip keseimbangan
Keseimbangan disini adalah keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dan
tujuan organisasi.
k. Prinsip fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
dinamika organisasi sendiri (inter factor) dank arena adanya pengaruh di luar organisasi
(external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai
tujuan.
l. Prinsip kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya,diperlukan pemimpin atau dengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktifitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang
digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab
para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam
struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik
sekolah masing-masing. jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung
oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan
konseling yang lebih kompleks.
4
f. Tata Usaha
Adalah pembantu kepala sekolah dalam penyelnggaraan administrasi, ketatausahaan
sekolahan pelaksanaan administrasi bimbingan.
g. Komite Sekolah
Adalah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu
pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan teman-teman, sarana
dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
h. Tenaga Ahli/Instansi Terkait
Adalah tenaga yang berperan memberikan rekomondasi kepada kepala sekolah dan guru
pembimbing tentang kondisi siswa.
i. Personal
Personal layanan bimbingan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam
struktur organisasi pelayanan bimbingan konseling dengan koordinator guru pembimbing
khusus sebagai pelaksana utama.
Personal yang dapat berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling terentang
secara vertikal dan horizontal. Pada umumnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Personal pada Kantor Dinas Pendidikan yang bertugas melakukan pengawasan
(penyeliaan) dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling di satuan pendidikan.
- Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh
(termasuk di dalamnya program bimbingan dan konseling) di satuan pendidikan
masing-masing.
- Guru Pembimbing atau Guru Kelas, sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
- Guru-guru lain, (guru mata pelajaran Guru Praktik) serta wali kelas, sebagai
penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau kelas
masing-masing.
- Orang tua, sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-
luasnya.
- Ahli-ahli lain, dalam bidang non bimbingan dan nonpelajaran/ latihan (seperti dokter,
psikolog, psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.
- Sesama peserta didik, sebagai kelompok subyek yang potensial untuk
diselenggarakannya “bimbingan sebaya”
1. Kepala Sekolah
5
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan sekolah, tugas kepala sekolah ialah:
- Mengoordinasi seluruh kegiatan pendidikan meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan dan
bimbingan dan konseling di sekolah,
- Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah,
- Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan konseling di sekolah,
- Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah,
- Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas koordinasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru-
guru pembimbing,
- Membuat surat tugas guru pembimbing tiap awal caturwulan,
- Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling,
- Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling, serta
- Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa, bagi kepala sekolah
yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
6
- Melaksanakan pelaksanaan kegiatan bimbingan,
- Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi
tanggungjawabnya minimal sebanyak 150 siswa. Apabila diperlukan, karena jumlah guru
pembimbing kurang mencukupi dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada, seorang
guru pembimbing dapat menangani lebih dari 150 siswa; dengan menagani 150 siswa
secara intensif dan menyeluruh, berarti guru pembimbing telah menjalankan tugas wajib
seorang guru, yaitu setara dengan 18 jam pelajaran seminggu.
- Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan,
- Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan,
- Menganalisis hasil penilaian,
- Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian,
- Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, serta
- Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada kooordinator guru pembimbing.
5. Staf Administrasi
Seperti personel bimbingan lain, staf administrasi adalah personel yang memiliki tugas
bimbingan khusus, antara lain:
- Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah,
- Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, serta
- Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling.
7. Wali Kelas
Wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga memiliki tugas-tugas bimbingan, yaitu:
- Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggungjwabnya,
- Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas
yang menjadi tanggungjawabnya, untuk ikut layanan bimbingan,
7
- Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh layanan bimbingan
dari guru pembimbing,
- Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu mendapat
perhatian khusus, dan
- Ikut serta dalam konferensi kasus.
Setiap orang yang terlibat dalam organisasi bimbingan itu mampu dan dapat
menjalankan tugas, tanggungjawab, serta wewenangnya dengan sebaik-baiknya, diperlukan
kegiatan untuk mengarahkan kegiatan bimbingan dan konseling.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang didapat adalah :
1. Pengorganisasian dalam program layanan bimbingan dan konseling adalah usaha
untuk melibatkan elemen-elemen sekolah untuk ikut serta dalam organisasi bimbingan
sekolah.
2. Tujuan dari pengorganisasian bimbingan konseling agar terjadi hubungan efektif
antara personel sehingga mereka dapat bekerja secara efisien dan mendapat kepuasan
pribadi dalam menjalankan tugasnya.
3. Dalam pengorganisasian diperlukan pemahaman mengenai prinsip-prinsip organisasi
yang harus dipenuhi oleh setiap elemen-elemen sekolah.
4. Setiap elemen-elemen sekolah perlu memahami tugas yang berkaitan dengan kegiatan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan pengorganisasian bimbingan konseling secara intensif dan teratur di
sekolah agar tujuan dari bimbingan konseling terpenuhi,
2. Perlu dikaji kembali agar pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat berjalan
secara efektif dan menyeluruh sehingga dapat memberikan layanan kepada siswa,
3. Pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai salah satu cara
mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui kegiatan bimbingan yang
terorganisir dan melibatkan banyak elemen-elemen pendidikan di sekolah.
9
DAFTAR PUSTAKA
10