Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEKNIK LABORATORIUM II (MODEL KONSELING)

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas kelompok Pada

Mata Kuliah Teknik Laboratorium II (Model Konseling)

Dosen Pengampu : M. Harwansyah Putra Sinaga, M.Pd., Kons

Disusun Oleh Kelompok 9:

Dewi Purnama Sari (0303213107)

Tara Latifah Nur Qulby (0303213110)

Zachra Aulia (0303213102)

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022/2023

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Teknik menjernihkan, memudahkan, mengarahkan, dan diam”.
Shalawat dan salam tercurahkan penuh kepada Rasulullah Saw. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Dosen Pengampu Yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada
kami.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan berbagai sumber
referensi dasar yang relevan dari buku maupun sumber lainnya memang sengaja dipilih dan
digunakan untuk memperkuat pembahasan ini, agar mudah dipahami. Penulis sangat berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca mengenai “Teknik menjernihkan,
mengarahkan, memudahkan, dan diam”. Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih
mempunyai kekurangan, baik dari segi teknis maupun isi, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari dosen maupun dari mahasiswa sekalian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, 11 September 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
A. Menjernihkan .................................................................................................................. 2
B. Memudahkan................................................................................................................... 2
C. Mengarahkan................................................................................................................... 2
D. Diam ................................................................................................................................ 3
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 4
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium BK dirancang untuk mendukung pembelajaran yang lebih
mengarah pada terbentuknya kompetensi profesional calon konselor sekolah.
Prayitno,(2012) menjelaskan bahwa proses konseling pada dasarnya adalah suatu
proses untuk mengadakan perubahan pada diri klien. Perubahan itu sendiri merupakan
penimbulan suatu yang baru, yang sebelumnya belum ada atau belum berkembang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan adalah keadaan yang
menyatakanadanya sesuatu yang lain dari keadaan sebelumnya. Merubah adalah
usaha agar sesuatu menjadi lain dari keadaan semula. Perubahan pada diri klien terjadi
apabila pada diri klien itu ternyata ada sesuatu yang lain dibandingkan dengan
keadaansebelumnya. Dalam suatu proses perubahan dapat dilihat berbagai unsur yang
tercakup di dalamnya. Pertama-tama adalah siapa yang berubah (yang diharapkan
berubah). Dilihat dari segi subjek yang berubah ini terlihat adanya keadaan sebelum ia
berubah dan keadaan sesudah ia berubah. Jarak antara “sebelum” dan “sesudah”
berubah merupakan isi dan besarnya perubahan yang diperoleh oleh subjek yang
berubah itu. Untuk memperoleh “isi dan besarnya perubahan” itu subjek yang berubah
melalui suatu proses, yaitu proses perubahan. Proses perubahan ini terjadi melalui cara-
cara dan suasana tertentu yang membawa subjek dari keadaan semula ke keadaan
yang baru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik menjernihkan?
2. Apa yang dimaksud dengan teknik mengarahkan?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik memudahkan?
4. Apa yang dimaksud dengan teknik diam?

C. Tujuan Makalah
1. Agar mengetahui tentang teknik mengarahkan
2. Agar mengetahui tentang teknik mengarahkan
3. Agar mengetahui tentang teknik memudahkan
4. Agar mengetahui tentang teknik diam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menjernihkan
Clarifying yaitu teknik untuk menjernihkan ucapan-ucapaan klien yang samar-
samar, kurang jelas, dan agak meragukan. Tujuannya adalah (1) mengundang klien
untuk menyatakan pesannya dengan jelas, dengan ungkapan kata-kata yang tegas, dan
dengan alasan-alasan yang logis; (2) agar klien menjelaskan, mengulang, dan
mengilustrasikan perasaannya. Contoh dialog :

Klien : “Perubahan yang terjadi di keluarga saya membuat saya bingung. Saya
tidak mengerti siapa yang menjadi pemimpin di rumah itu.”

Konselor : “Bisakah Anda menjelaskan persoalan pokoknya? Misalnya pran ayah,


ibu, atau saudara-saudara Anda.”

Tujuan dari teknik ini yakni untuk menjernihkan tutur kata klien yang kurang jelas
atau samar-samar dalam menyampaikan permasalahannya. Konselor bertugas untuk
memperjelas apa yang ingin disampaikan klien. Menjernihkan adalah suatu
keterampilan untuk menjernihkan ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang
jelas, dan agak meragukan.

Teknik ini mempunyai tujuan: agar klien dapat menyatakan pesannya dengan
jelas, agar klien dapat menjelaskan, mengulang, mengilustrasikan perasaannya.

B. Memudahkan
Teknik ini dilakukan dengan keterampilan konselor yang mampu membuka
komunikasi agar klien mudah berbicara dan menyatakan perasaan, pikiran, dan
pengalamannya secara bebas. Facilitating yaitu teknik untuk membuka komunikasi
agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan,
pikiran, serta pengalaman secara bebas. Contohnya dengan perkataan: “Saya yakin
Anda akan berbicara apa adanya, karena saya akan mendengarkan dengan sebaik-
baiknya.”

C. Mengarahkan
Teknik ini menuntut konselor harus memiliki kemampuan mengarahkan klien
untuk berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling, agar klien bersedia
melakukan sesuatu yang diarahkan konselor.

2
Teknik mengarahkan ini yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien
melakukan sesuatu. Misalnya, menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor
atau mengkhayalkan sesuatu. Misalnya :

Klien : “Ayah saya sering marah-marah tanpa sebab. Saya tak dapat lagi menahan
diri. Akhirnya, terjadi pertengkaran sengit.”

Konselor : “Bisakah Anda mencoba memperlihatkan di depan saya bagaimana


sikap dan kata-kata ayah Anda jika memarahi Anda.”

Untuk mengajak klien berpartisipasi secara penuh di dalam proses konseling perlu
ada ajakan dan arahan dari konselor. Keterampilan konseling yang mengatakan
kepada klien, agar dia berbuat sesuatu, mengarahkannya agar melakukan sesuatu.

D. Diam
Teknik diam ini memiliki alasan yakni agar konselor memberi waktu klien untuk
berpikir, berperilaku melayani, dan memiliki empati. Banyak orang bertanya tentang
kedudukan diam dalam kerangka proses konseling. Sebenarnya diam adalah sangat
penting digabung dengan teknik attending. Diam bukan berarti tidak ada komunikasi
akan tetapi tetap ada, yaitu melalui perilaku nonverbal. Yang paling ideal, diam itu
paling lama 5-10 detik, dan selebihnya dapat diganti dengan dorongan minimal. Akan
tetapi, jika konselor yang menunggu klien yang sedang berpikir, mungkin diamnya
bisa lebih dari 5 detik, hal ini relatif, tergantung dari feeling konselor.

Teknik diam dilakukan dengan cara attending, paling lama 5-10 detik.
Komunikasi yang terjadi dalam bentuk perilaku non verbal. Tujuannya adalah (1)
mananti klien sedang berpikir; (2) sebagai protes jika klien ngomong berbelit-belit;
serta (3) menunjang perilaku attending dan empati, sehingga klien bebas bicara.
Contoh dialog ;

Klien : “Saya tidak senang dengan perilaku guru itu.”

Konselor : “….” (diam)

Klien :”Saya …. Harus bagaimana …, Saya … tidak tahu …”

Konselor ; “….” (diam)

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik laboratorium konseling adalah bahwa teknik ini efektif dalam membantu
individu atau kelompok dalam mengatasi masalah dan mencapai tujuan yang
diinginkan. Teknik ini menyediakan ruang yang aman untuk eksplorasi dan
pengembangan diri melalui berbagai kegiatan dan latihan. Selain itu, teknik
laboratorium konseling dapat membantu individu atau kelompok dalam
meningkatkan komunikasi, pemecahan masalah, keterampilan sosial, dan pemahaman
diri. Dengan demikian, teknik laboratorium konseling dapat digunakan secara luas
dalam konteks layanan konseling untuk mencapai perubahan dan pertumbuhan yang
positif.

4
DAFTAR PUSTAKA

Hana, Attia Mahmoud. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan. Jakarta: Bulan Bintang,
1978.
Kartono, Kartini. Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya. Jakarta: CV Rajawali,
1985.
Natawidjaja, Rahman. Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok.
Bandung: Syamil Cipta Media, 1987.
Nurihsan, Achmad Juntika. Bimbingan dan Konseling: Dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama, 2006.
Prayitno dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta, 1999.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004.
Supriadi, Dedi. Profesi Konseling dan Keguruan. Bandung: PPs IKIP Bandung, 2004.
Tarmizi. Bimbingan Konseling Islami. Medan: Perdana Publishing, 2018.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset,
1995.
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT
Refika Aditama, 2006.

Anda mungkin juga menyukai