MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ketrampilan Dasar Konseling
Dosen pengampu
Drs. Suharso, M.Pd., Kons.
Muslikah, S.Pd, M.Pd.
Oleh
1. Dardaniela Yosi Wardani (1301418010)
2. Oka Frina Adi Pastimo (1301418025)
3. Raffael Juan Bilyardo A (1301418041)
4. Dita Kamila Rahmawati (1301418069)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah “Evaluasi Bimbingan Konselin di
Sekolah Dasar”.Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Ketrampilan Dasar Konseling..
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
Ketrampilan Dasar Konseling yang telah mengizinkan pembuatan makalah ini. Selain
itu, ucapan terimakasih juga saya tujukan kepada orang tua dan teman-teman yang
telah memberikan doa, dukungan serta bantuan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Pada penyajian makalah ini saya menyadari masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, kami mengharapkan perbaikan berupa kritik dan saran
yang membangun demi penyempurnaan masalah ini.
Demikianlah makalah ini saya susun dengan segala kelebihan dan
kekurangan.Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan dan memperluas wawasan pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
2.1 Leading
2.1.1 Hakikat Leading
Lead adalah teknik atau keterampilan yang berupa ungkapan verbal
konselor yang secara khusus berniat mengarahkan perhatian dan
pembicaraan konseli pada alur pembicaraan yang dikehendaki menurut
proses dan isi bahasan konseling. Oleh karena dalam menggunakan teknik
lazim dengan menggunakan kata-kata pertanyaan atau permintaan, maka
sering disebut pula sebagai teknik bertanya (questioning).
Dalam keterampilan ini memiliki tujuan yaitu mendorong klien untuk
dapat merespon pembicaraan terutama pada ketika awal pembicaraan.
Selain itu ada beberapa tujuan dari lead antara lain:
a. Tergugahnya konseli memulai diskusi isu penting
b. Terhindarnya konseli dari bebera detail yang kurang relevan
c. Ditemukannya gagasan pembicaraan tertentu oleh konseli
d. Terfokusnya pembicaraan mennurut proses dan alur konseling
Komponen danVariasi
a. Kata permintaan,himbauan,atau kata tanya
b. Kata petunjuk bidang isu yang diharapkan (umum & khusus)
c. Kata penjelasan atau keterangan
Contoh: “Anda dapat menjelaskan perbuatan anda kepada ayah setelah
perdebatan anda dengannya?”
Kata-kata permintaan yang lazim dipakai :
a. Rasanya perlu anda uraikan ikhwal..
b. Menarik ungkapan lebih jauh mengenai..
c. Dapatkah anda dapat uraikan lebih detail..
Kata-katatanya yang lazim dipakai :
2
3
a. Apakah..?/denganapa…?
b. Kapan..?/Bilamana…?
c. Sejauhmana..?/Seberapa..?
d. Dimana…?/Kapan…?
e. Siapa…?/DenganSiapa…?
f. Bagaimana..?/Dalamkeadaanapa..?
g. Mengapa..?/Apasebab…?
2.1.2 Jenis-jenis Leading
1. Lead Umum
Lead umum adalah suatu teknik pertanyaan dimana dalam teknik
ini anak diberikan suatu kesempatan untuk dapat
memadukan/mengelaborasi, mengeksplorasi atau bahkan memberikan
jawaban sesuai keinginan mereka secara bebas. Lead umum juga dapat
diartikan sebagai pernyataan himbauan konselor agar konseli responnya
terfokus pada topik konseling.
Contoh : Anda boleh menceritakan ikhwal studi Adaa menurut
pengalaman Anda selama ini
2. Lead Khusus
Lead khusus adalah suatu teknik pengarahan atau pertanyaan
dimana klien memberikan suatu reaksi atau jawaban yang spesifik.
Dalam melakukan lead ada beberapa yang harus diperhatikan oleh
konselor yaitu:
a. Ketika awal pembicaraan, sebaiknya konselor menggunakan lead
umum daripada lead khusus. Hal ini dilakukan agar konseli
merasakan adanya kebebasan atau keluasaan dalam menyampaikan
sesuatu.
b. Dalam melakukan konseling, sebaiknya konselor menggunakan
variasi komunikasi dalam berkomunikasi dengan klien, jangan
hanya terpaku pada teknik lead saja. Hal tersebut dilakukan agar
4
itu dan memberikan keterbukaan yang lebih besar untuk menghadapi hal-
hal yang terkait dengan masalahnya (Yeo dalam Sugiharto & Mulawarman,
2007: 58)
Clarification merupakan teknik dasar komunikasi dalam konseling
yang berarti penegasan pernyataan. Clarification dilakukan oleh konselor
untuk menanggapi pembicaraan konseli dengan cara memperjelas kata-kata
yang telah diucapkan oleh konseli melalui pemetikan atau pengambilan inti
pembicaraan yang dianggap penting (Fauzan, 2008:34)
Klarifikasi ialah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan
kembali isi pernyataan konseli dengan menggunakan kata-kata baru dan
segar. Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan: pada
dasarnya, pada pokoknya, pada intinya, singkat kata, dengan kata lain, dan
sebagainya.
2.3.2 Tujuan
Menurut Sofyan Willis (2007: 198) tujuan clarification adalah agar
konseli dapat menyatakan pesannya (perasaan, pikiran, dan pengalaman)
dengan jelas, alasan yang logis, dan dapat mengilustrasikan perasaan
dengan cermat. Selain itu, clarification juga bertujuan menangkap pesan
konseli yang samar-samar (tidak jelas) atau meragukan, serta menyusun
kalimat yang menjernihkan pernyataan-pernyataan yang samar-samar,
tidak jelas, dan meragukan. Sedangkan menurut Fauzan Lutfi, dkk. (2008:
34) tujuan clarification adalah:
a) Konseli memperoleh balikan bahwa konselor memahaminya secara
Utuh.
b) Diperoleh kejelasan inti isi pembicaraan konseli
c) Konseli terbantu mendiskriminasikan perbuatan ataupun situasi
yang dihadapi
d) Mengarahkan pembicaraan lebih lanjut ke arah uraian situasi
ataupun perbuatan yang lebih luas dan dalam
11
2.3.3 Manfaat
Manfaat penggunaan teknik clarification ini adalah sebagai salah satu
upaya untuk memahami konseli secara lebih utuh. Dengan clarification,
konselor dapat memahami maksud yang ingin di sampaikan atau pesan-
pesan yang disampaikan konseli melalui pernyataan-pernyataannya.
Sehingga akan memperjelas dan mempermudah konselor mengarahkan
proses wawancara konseling.
2.3.4 Contoh
a. Contoh 1
Konseli : Saya harus bagaimana, “Ibu menginginkan saya putus
dengan pacar saya dan mencari pengganti yang sama-sama anak kuliah,
Bapak menghendaki saya untuk bertunangan dengan putra sahabat
dekatnya sewaktu SMA, saya sendiri lebih suka cowok pilihanku.
Konselor : Pada dasarnya anda berada dipersimpangan jalan.
(Arah pembicaraan Agar konseli mengungkap lebih jauh aspek-aspek
konflik pilihanya)
b. Contoh 2
Konseli : “Saya harus menjadi seperti apa, setiap langkah yang
saya lakukan selalu saja tidak disetujui ibu dan ayah, setiap saya mau
ini, harus begitu, saya benar- benar lelah harus mengikuti apa yang
mereka inginkan, seakan-akan aku seperti boneka saja”.
Konselor : “ Pada dasarnya anda kurang suka atas sikap orang tua
anda, yang suka mengatur-atur anda”
c. Contoh 3
Konseli : saya benar-benar bingung harus memilih si A atau si
B?
Konselor : anda bingung memilih A yang sangat baik dan
mencintai anda dengan tulus tapi anda tidak mencintainya, atau
12
1.1 Kesimpulan
Lead adalah teknik atau keterampilan yang berupa ungkapan verbal
konselor yang secara khusus berniat mengarahkan perhatian dan pembicaraan
konseli pada alur pembicaraan yang dikehendaki menurut proses dan isi
bahasan konseling.
Refleksi perasaan adalah salah satu ketrampilan mikro yang paling
bermanfaat ketikam dipraktikan dengan benar dan pada saat yang tepat selama
proses konseling. Refleksi perasaan adalah merefleksikan kepada klien
ekspresi – ekspresi emosional yang terjadi dalam diri klien.
Clarification adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan
kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar
dengan mengambil inti pembicaraan klien yang dianggap penting. hal ini
dimaksudkan untuk memperjelas dari pernyataan klien, supaya klien dapat
menyatakan pesannya (perasaan, pikiran, dan pengalaman) dengan jelas, alasan
yang logis, dan dapat mengilustrasikan perasaan dengan cermat. Dan supaya
konselor tidak salah tangkap apa yang telah diungkapkan klien.
1.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran agar seorang
konselor dapat menguasi Teknik-tekin ketrampulan dasar konseling seperti
Teknik leading, reflection of feeling dan clarification agar konseling berjalan
dengan lancar.
13
iv
DAFTAR PUSTAKA
Himsonadi. 2019. Keterampilan Komunikasi Hiptonic Konseling. Jurnal al-Tazkiah.
Vol.8. No. 1.
Kusmaryani, Rosita Endang. 2010. Penguasaan Keterampilan Konseling Guru
Pembimbing di Yogyakarta. Jurnal Pendidikan. Vol. 40. No. 2.
Rahmi, Siti dan Suriata. 2019. Analisis Pemahaman Mahasiswa Terhadap
Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Pada Mata Kuliah Mikro
Konseling. Indonesia Journal of Learning Education and Counseling. Vol. 1.
No. 2.
Fauzan, Lutfi dkk. 2008. Teknik-teknik Komunikasi Untuk Konselor. UM : UPTBK
http://himcyoo.wordpress.com/2011/02/18/latihan-keterampilan-dasar
konseling/Diakses 16 November 2013
Sugiharto, DYP & Mulawarman.2007.Buku Ajar Psikologi Konseling.Semarang :
Jurusan bimbingan dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang : UNNES
PRESS