Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSELING DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Nama Anggota Kelompok 9:

1. Sofi Darina Salukh


2. Milda Manu
3. Ningsih Akailupa
4. Mikhael M.Kleden.

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai ” Konseling Dalam
Keperawatan”, Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan, petunjuk maupun
pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca

Dalam Kesempatan ini juga kami mengucapkan Terima Kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
Penyusunan, Bahasa, ataupun Penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang
membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih baik di masa yang
akan datang.

Kupang, 02 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.2.Latar Belakang.....................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Konsep Dasar Konseling.....................................................................................................2
2.2 Pengertian.............................................................................................................................2
2.3 Karakteristik Konseling......................................................................................................3
2.4 Tujuan Konseling.................................................................................................................4
2.5 Jenis – jenis Konseling.........................................................................................................5
2.6 Teknik Konseling.................................................................................................................5
2.7 Tahapan proses konseling...................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................7
PENUTUP......................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................7
3.2 Saran.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN
1.2.Latar Belakang

Konseling sebagai proses berarti, konseling tidak dapat dilakukan sesaat. Dalam
beberapa hal konseling tidak hanya dilakukan sekali pertemuan untuk membantu klien yang
memiliki masalah cukup berat dan komplek. Jadi konseling dapat dilakukan beberapa kali
pertemuan secara berkelanjutan. Konseling sebagai Hubungan Spesifik, berarti hubungan
antara konselor dengan klien merupakan unsur penting dalam konseling, hubungan yang
dibangun konselor selama proses konseling dapat menuju keberhasilan konseling,
meningkatkan keberhasilan konseling dan di lain pihak dapat pula membuat konseling gagal.
“namun demikian, hubungan konseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda dengan
pola hubungan sosial biasa, karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya
perlu adanya keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara positif, tanpa syarat dan empati”.

Konseling adalah membantu klien, berarti bahwa hubungan konseling tidak bermaksud
mengalihkan pekerjaan klien kepada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya .Konseling unt
mencapai tujuan hidup, berarti bahwa konseling diselenggarakan untuk mencapai
pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak adaptif menjadi
adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya
“know about” tetapi juga belajar “how to” sesuai dengan kualitas dan kuantitas

1.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar dan pengertian konseling dalam keperawatan ?
2. Bagaimana Tujuan , karakteristik, dan jenis-jenis konseling dalam keperawatan?
3. Bagaimana teknik-teknik dalam melaksanakan konseling dalam keperawatan ?
1.2 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui konsep dasar, pengertian , karakteristik setra proses konseling dalam
keperawatan .
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Konseling
Konseling merupakan dasar inti bimbingan secara keseluruhan yang berkenan
dengan pengentasan masalah dan fasilitas perkembangan individu.
Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada individu
pada dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep yang
dikembangkan dalam ilmu pengetahuan dan profesinya. Konseling (counseling) kita
kenal dengan istilah bimbingan atau konsultasi, yang secara awam dimaknakan sebagai
pemberian penerangan, informasi atau nasehat kepada pihak lain.

2.2 Pengertian
Konseling keperawatan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang
menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam, dan usaha bersama antara
konselor (perawat) dengan konseli (pasien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat
berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku
atau sikap dalam ruang lingkup pelayanan keperawatan. Konseling dalam keperawatan
yaitu bantuan yang di berikan perawat melalui interaksi yang mendalam , dalam bentuk
kesiapan perawat untuk menampung ungkapan perasaan dan permasalaha klien
( meliputi aspek kognitif,afeketif,behaviroal,sosial ,emosional,dan religius.) kemudian
perawat sebagai konselor berusaha keras untuk memberikan alternatif pemecahan
masalah untuk menjaga kestabilan emosi dan motivasi klien (konseli) dalam menghadapi
masalah kesehatan .
Konseling adalah membantu klien, berarti bahwa hubungan konseling tidak
bermaksud mengalihkan pekerjaan klien kepada konselor, tetapi memotivasi klien untuk
lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya. Proses
konseling keperawatan menggambarkan adanya kerjasama antara perawat selaku
konselor dengan pasien dalam mencari tahu tentang maslah yang sedang dihadapi klien.
Proses ini memerlukan keterbukaan dari konseli dan perawat agar mencapai jalan keluar
terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pasien tersebut.
2.3 Karakteristik Konseling
1. Bersifat pedagogis Layanan konseling yang perawat berikan merupakan sarana untuk
meningkatkan pengetahuan dan pendidikan bagi klien terutama tentang masalah-masalah
kesehatan.
2. Melihat potensi klien bukan kelemahan Ketika klien (konseli) mengungkapkan
perasaan dan permasalahannya, konselor tidak hanya memandang sisi negatif atau
kelemahan yang dimiliki konseli namun melihat dan mencari sisi sisi positif yang
dimiliki. Dengan menggali potensi positif klien, konselor dapat membantu
membangkitkan dan mengembangkan potensi klien.
3. Menggembirakan klien Proses konseling yang dilaksanakan dengan penuh bersahabat
dapat menumbuhkan perasaan nyaman bagi klien.
Perasaan gembira menunjukkan klien nyaman dalam berinteraksi. Perasaan ini akan
sangat membantu proses konseling berjalan dengan lancar dan lebih terbuka.
Menggembirakan klien dapat dilakukan dengan cara
1) Acceptance adalah konselor menunjukkan sikap terbuka dan siap membantu konseli
dengan berbagai masalah yang dihadapinya,
2) Congruence yaitu konsisten antara ucapan dan perbuatan, tulus dan apa adanya,
3) Understanding, konselor memahami dengan hati dan empati terhadap masalah klien.
4) Nonjudgmental, konselor tidak menghakimi, memvonis atau membuat penilaian
terhadap masalah yang dihadapi klien,
5) Humor adalah kemampuan konselor menyisipi ungkapan-ungkapan humor dapat
mencairkan situasi tegang saat konseling, dan
6) Memuji hal positif yang dimiliki konseli.
4. Bersifat humanistik – religius. Konselor memandang bahwa interaksi yang dilakukan
dengan klien merupakan tindakan yang harus menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan,
saling menghormati dan menghargai, menjaga privasi klien, serta memperhatikan nilai-nilai
moral dan keagamaan sebagai solusi dalam mengatasi masalah klien.
5. Klien sebagai subyek memegang peranan dalam memutuskan tentang dirinya. Tugas
utama konselor adalah membantu mengurangi dan atau memecahkan masalah konseli dengan
menumbuhkan dan membangkitkan potensi yang dimiliki klien. Konselor membantu
memberikan alternatif-alternatif solusi dan klien lah yang mempunyai hak dan wewenang
membuat keputusan tentang dirinya konselor hanya membantu dan memberi alternatif bukan
memvonis atau menilai
2.4 Tujuan Konseling
Tujuan konseling yang dikemukanakan Steffire & Grant(1972) yaitu lebih membantu
pertumbuhan dalam waktu yang sesaat, membantu seseorang agar dapat menyesuaikan diri
dengan tepat sesuai peran . Secara umum tujuan konseling adalah membantu klien
mengembangkan potensi yang dilandasi oleh konseli atau klien menjadi efektif dalam
menjalani hidup sehari-hari dan klien mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Tujuan koseling keperawatan tidak bisa lepas dari tujuan konseling pada umumnya dapat
diklasifikasikan antara lain :
1. Self-actualization Konseling dilakukan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan
potensi klien dan salah satu manifestasi potensi diri tercapainya aktualisasi diri. Seorang
pasien akan merasa dapat mengekspresikan aktualisasi diri apabila perawat mmeberikan
kesempatan dengan tidak membatasi potensi diri klien.
2. Personal growth and personal development. Pertumbuhan dan perkembangan
individu dalam bersikap, berinteraksi dan kecakapan dalam pengambilan keputusan
menjalani hidup merupakan bagian dari tujuan dilaksanakan konseling. Klien atau
keluarganya menjadi kooperatif, lebih dewasa, lebih tenang dan mantap menghadapi masalah
kesehatan yang sedang dialami.
3. Okayness Sikap menghargai orang lain , peduli terhadap masalahdan kebutuhan
orang lain, menjaga hak dan privasi orang lain merupakan aspek aspek terwujudnya
hubungan yang harmonis, klien menghargai profesi perawat, memahami hak klien yang lain
merupakan sikap okayness(harmonis) klien dalam memanfaatkan layanan kesehatan
4. Effectiviness Setelah mengikuti konseling, seseorang diharapkan dapat menjalani
hidup lebih efektif lebih efisien dan sistematis dalam memilih alternative pemecahan
masalah. Dengan konseling yang dilakukaan klien mampu memilih jenis perawatan , kamar
rawat inap atau dokter yang merawat
5. Competent Bertambahnya kemampuan, baik dari aspek afektif dan kognitif, maupun
behaviour merupakan salah satu tujuan penting dalam konseling. Kemmapuan klien dalam
memahami diet yang tepat, aktivitas yang teratur dan pentingnya mengontrol kadar gula
darah secara teratur merupakan contoh dari kompetensi yang dimiliki klien setelah mengikuti
konseling.
2.5 Jenis – jenis Konseling
Jenis konseling terdapat tiga jenis konseling yaitu :
pertama konseling jangka pendek umumnya dilakukan mengatasi masalah pasien yang
relatif mudah. Konseling ini berorientasi pada penyelesaian masalah pasien dan keluarga
yang memerlukan tindakan segera. Konseling ini biasanya dilakukan pada situasi krisis atau
situasi lain yang memerlukan tindakan segera, Idealnya situasi seperti ini seorang perawat
yang profesional harus tetap berusaha untuk memberikan petunjuk atau mengarahkan pasien
tetap berusaha untuk memberikan petunjuk atau mengarahkan pasien agar menetapkan
pilihan yang terbaik untuk didiskusikan.
Kedua konseling jangka panjang konseling jangka panjang adalah konseling yang
diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu untuk mengatasi masalah pada prakteknya
pasien berkonsultasi dengan perawat setiap hari, setiap minggu, atau bahkan setiap bulan,
konseling ini dapat dilakukan melalui telepon tidak diharuskan untuk bertatap muka secara
langsung untuk menghemat waktu dan biaya, konseling ini dapat dilakukan sebagai tindak
lanjut perawatan dirumah.
Ketiga Konseling motivasi meliputi diskusi tentang perasan dan minat pasien sering
kali kita menjumpai pasien yang tidak memiliki minat atau dorongan diri untuk melakukan
perawatan diri, pasien tampak tidak koperatif terhadap program terapi atau pasif melakukan
perawatan diri dan kegiatan yang dapat meningkatkan derajat kesehatannya pada situasi
tersebut perawat membina hubungan teraupetik membantu pasien mengeksplorasi mengapa
motivasi serta dorongan pada dirinya hilang dan kemudian mengangkat masalah yang
ditemukan untuk dicari penyelesaiannya dalam konseling. Apabila pasien tidak ingin
mengikuti aktivitas belajar perawat dapat mengkaji faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar.

2.6 Teknik Konseling


Dalam melaksanakan konseling, penggunaan teknik merupakan salah satu cara agar
proses konseling dapat berlangsung dengan baik dan efektif beragamnya persoalan sebagai
materi konseling karakter individu menuntut perlunya pemilihan penerapan teknik konseling
yang tepat, terdapat tiga teknik pendekata yang dapat digunakan dalam konseling :
1. Teknik authoritarian atau directif, yaitu suatu teknik dimana proses konseling berpusat
pada konselor . Konselor mempunyai tangung jawab penuh dalam pemecahan masalah klien
sehingga pada teknik ini konselor nampak dominan dalam proses konseling.
2. Teknik Nondirectif atau konseling centre yaitu suatu pendekatan dimana konseli diberi
kesempatan lebih banyak untuk memimpin wawancara dan mempunyai tanggungjawab atas
pemecahan masalahnya sendiri.
3. Teknik Edetik, merupakan teknik yang proporsional dimana konselor mengunakan
cara yang tepat sesuai dengan kondisi konseli dan masalahnya. Perawat melaksanakan
konseling dengan menggunakan pendekatan yang holistik dimana konselor memandang
konseli secara utuh yang terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural dengan
tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras, bangsa, status ekonomi sosial, tetapi klien
dipandang secara utuh sebagai makhluk ciptaan tuhan

2.7 Tahapan proses konseling


Kegiatan konseling dilaksanakan dalam tiga tahapan :
1. Tahapan awal koseling Merupakan awal hubungan antar perawat sebagai konselor
dengan konseling, kegiatan pada tahap ini adalah perkenalan, menanamkan sikap
keterbukaan, mempung meperjelas dan mendefinisikan masalah, membuat penaksiran dan
penyampaian masalah, mengasosiasikan kontrak dengan klien.
2. Tahapan kerja Pada tahap ini konseling berlangsung mencakup kegiatan yang berorientasi
pada penentuan masalah dan pemecahan masalah meliputi :
a. Menjelajah dan mengeksplorasi masalah klien,
b. Menjaga hubungan tetap harmonis,
c. Menentukan masalah bersama dan membahas alternatif pemecahan masalah,
d. Memberi kesempatan kepada klien untuk menilai proses konseling yang berlangsung.
3. Tahapan akhir Membuat kesimpulan dari materi konseling, konselor mengevaluasi
keberhasilan konseling dengan melihat tanda-tanda konseli sebagai berikut: menurunnya
kecemasan, adanya perbahan perilaku yang lebih positif, dan mempunyai rencana masa
depan yang lebih baik dan terarah, membuat perjanjian pertemun berikutnya bila masih
diperlukan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konseling merupakan proses interaksi untuk menolong seseorang untuk menemukan
permasalahan dan memecahkan permasalahan tersebut. Proses interaksi terjadi antara pihak
yang memiliki permasalahan (konseli) dengan pihak yang memiliki keterampilan khusus
dalam memberi bantuan memcahkan masalah (konselor). Konseling adalah hubungan yang
formal dan profesional (1). Konseling keperawatan adalah bantuan yang diberikan perawat
dengan menggunakan interaksi yang mendalam yang berbentuk kesiapan untuk menampung
ungkapan dari permasalahan dan perasaan klien (meliputi aspek kognitif, afektif, behavioral,
sosial, emosional dan religius) kemudian perawat bertindak sebagai konselor bertindak
dengan keras untuk dapat memberikan alternatif pemecahan masalah untuk menjaga
kestabilan emosi dan motivasi klien (konseli) dalam menghadapi masalah kesehatan

3.2 Saran
Dalam proses konseling harus membangun kedekatan dalam proses komunukasi dengan
pasien sehngga dalam proses konseling dapat membangun hubungan baik dalam proses
konselor untuk dapat memcahkan masalah dan juga keterbukaan terhadap pasien
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Konsultasi Psikologi (Konseling).
2. Mundakir. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta : s.n., 2006.
3. Luddin, Abu Bakar M. Dasar-Dasar Konseling . Bandung : Citapustaka Media Perintis,
2010.
4. Gunarsa, Singgih D. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia, 2007.
5. Sudrajat, Akhmad. Proses Konseling. 2011. Mine coins - make money:
http://bit.ly/money_crypto

Anda mungkin juga menyukai