OLEH :
NIM : 2229111001
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Ida sang hyang widhi wasa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Pengembangan Pribadi Konselor
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................................ 2
2.1 Konselor yang efektif........................................................................................................... 2
2.2 Karakteristik konselor yang efektif....................................................................................... 3
2.3 Cara Mengembangkan Pribadi Konselor yang diharapkan.................................................... 8
2.4 Persyaratan Menjadi Konselor ............................................................................................. 10
BAB III. PENUTUP................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
Bab I
Pendahuluan
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui maksud konselor yang efektif
Mengidentifikasi karakteristik konselor yang efektif
Mengetahui cara Mengembangkan Pribadi Konselor yang diharapkan
BAB II
PEMBAHASAN
3. Empathy
Empati adalah kemampuan untuk mengetahui bagaimana merasakan perasaan orang
lain. Secara sederhana, empati dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk membayangkan
diri sendiri berada pada tempat dan pemahaman yang dimiliki orang lain, mencakup
perasaan, hasrat, ide-ide, dan tindakan-tindakannya.
Menurut Sugiharto dan mulawarman (2007) ada 7 karakteristik pribadi yang harus dimiliki
oleh seorang konselor, yaitu :
Kesadaran akan diri dan nilai – nilai
Kesadaran akan pengalaman budaya .
Kemampuan menganilisis kemampuan konselor sendiri.
Kemampuan sebagai teladan atau model
Altruisme
Penghayatan etik yang kuat
Tanggung jawab
Menurut Surya (2003) ada beberapa karakteristik kualitas konselor yang efektif , yaitu :
2. Kompetensi
Kompetensi mempunyai makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial,
dan moral yang harus dimiliki konselor dalam membantu klien. Kompetensi sangat penting
bagi konselor, karena klien datang pada konseling untuk belajar dan mengembangkan
kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai yang lebih efektif dan bahagia.
4. Dapat dipercaya
Artinya seorang konselor bukan sebagai suatu ancaman bagi klien dalam konseling,
namun sebagai pihak yang memberikan rasa aman dapat dipercaya dapat diwujudkan dalam
hal sebagai berikut :
Menepati janji dalam setiap perjanjian konseling
Dapat menjamin kerahasiaan klien
Bertanggung jawab terhadap semua ucapannya dalam konseling
5. Kejujuran
Artinya seorang konselor harus terbuka, otentik, dan sejati dalam penampilannya. Hal
ini sangat penting mengingat bahwa keterbukaan atau kejujuran memudahkan konselor
berinteraksi dalam suasana keakraban psikologis, dan konselor dapat menjadi model
bagaimana menjadi manusia jujur dengan cara – cara yang konstruktif.
9. Kesabaran
Dalam proses konseling, konselor tidak dapat memaksa atau mempercepat
pertumbuhan psikologis klien untuk segera mengubah perilaku yang malapdatif. Hal ini
membutuhkan kesabaran untuk mencapai keberhasilan sehingga konselor tidak memfokuskan
pada klien akan tetapi lebih banyak terfokus pada cara dan tujuan.
10. Kepekaan
Artinya seorang konselor sadar akan kehalusan dinamika yang timbul dalaam diri
klien dan konselor sendiri. Kepekaan diri konselor sangat penting dalam konseling karena hal
tersebur akan memberikan rasa aman bagi klien dan akan lebih percaya diri manakala
berkonsultasi dengan konselor yang memiliki kepekaan.
11. Kebebasan
Konselor yang mempunyai kebebasan mampu memberikan pengaruh secara
signifikan dalam kehidupan klien, sambil konselorr memahami klien secara lebih nyata.
Dalam hal ini konselor tidak memaksakan kehendak maupuan nilai – nilai yang dimilikinya,
walaupun setiap konselor membawa nilai – nilai yang akan berpengaruh pada proses
konseling.
1. Selaku konselor profesional harus memiliki kesadaran dalam melakukan pekerjaan dengan
menampilkan keutuhan pribadi seorang konselor
Seorang konselor dalam menjalankan tugasnya harus dalam keadaan sadar dan menampilkan
kepribadian yang sesuai dengan keprofesonalitasnya. Syarat petugas bimbingan, dalam hal ini
adalah seorang konselor di sekolah diantaranya adalah sifat kepribadian konselor. Seorang
konselor harus memiliki kepribadian yang baik. Kepribadian konselor sangat berperan dalam
usaha membantu siswa untuk tumbuh. Banyak penelitian telah dilakukan oleh sejumlah ahli
tentang ciri-ciri khusus yang dibutuhkan oleh seorang konselor. Sifat-sifat kepribadian
konselor diantaranya:
Konselor adalah pribadi yang intelegen, memiliki kemampuan berpikir verbal dan
kuantitatif, bernalar dan mampu memecahkan masalah secara logis dan persetif.
Konselor menunjukkan minat kerja sama dengan orang lain, di samping seorang
ilmuwan yang dapat memberikan pertimbangan dan menggunakan ilmu pengetahuan
mengenai tingkah laku individual dan social.
Konselor menampilkan kepribadian yang dapat menerima dirinya dan tidak akan
menggunakan kliennya untuk kepuasan kebutuhan pribadinya melebihi batas yang
ditentukan oleh kode etik profesionalnya.
Konselor
memiliki nilai-nilai yang diakui kebenarannya sebab nilai-nilai ini akan
mempengaruhi perilakunya dalam situasi konseling dan tingkah lakunya secara umum.
Konselor menunjukkan sifat yang penuh toleransi terhadap masalah-masalah yang
mendua dan ia memiliki kemampuan untuk menghadapi hal-hal yang kurang menentu
tersebut tanpa terganggu profesinya dan aspek kehidupan pribadinya.
Konselor cukup luwes untuk memahami dan memperlakukan secara psikologis tanpa
tekanan-tekanan sosial untuk memaksa klien menyesuaikan dirinya.
3. Konselor yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, antara lain memiliki
kemampuan:
Menerapkan perbedaan budaya yang berperspektif gender dalam pelayanan
bimbingan dan konseling
Menerapkan perbedaan budaya yang berperspektif hak asasi manusia dalam
pelayanan bimbingan dan konseling
Menerapkan perbedaan responsif perbedaan budaya konselor dengan konseli dalam
pelayanan bimbingan dan konseling
4. Konselor yang menunjukkan integritas kepribadian yang kuat adalah ditunjukkan dalam
kepribadian antara lain memiliki kemampuan:
Menerapkan toleran terhadap stres yang dialami konseling
Mengantisipasi berbagai tekanan yang menimpa diri
Melakukan coping terhadap berbagai tekanan yang menimpa diri
5. Konselor yang memiliki kesadaran terhadap komitmen profesional antara lain memiliki
kemampuan:
Dapat menjelaskan dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional
Dapatmenyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan
kewenangan profesional konselor
Berupaya meningkatkan kopetensi akademik dan profesional diri
6. Komitmen profesional konselor terhadap komitmen etika profesional antara lain meiliki
kemampuan:
Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi konselor
Menjaga kerahasiaan konseling
3.1 Kesimpulan
Profil Guru BK atau Konselor Sekolah adalah guru yang memiliki standar kualifikasi akademik
konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah Sarjana
Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling atau berpendidikan Profesi Konselor.
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK) telah disusun oleh BSNP dan
ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008, bagi Konselor yang telah memenuhi
SKAKK harus mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan beban
kerja yang diamanatkan yaitu mencakup kegiatan; merencanakan program, melaksanakan,
menilai, menganalisis serta menindaklanjuti hasil analisis evaluasi kegiatan bimbingan dan
konseling.
3.2 Saran
Dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
REFERENCE
Prayitno, Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Retno Tri Hariastuti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: University Press
DYP. Mugiharto dan Mulawarman. 2007. Psikologi Konseling. Buku Ajar Universitas Negeri
Semarang
Thohari Musnamar dan Tim (Ed.). (1992). Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling
Islami. Yogyakarta : UII Press.