Disusun Oleh:
Febriyanti
NIM: 732286201058
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad
Junaedi Mahyuddin,S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Pribadi Konselor yang telah memberikan bimbingan dan arahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu dari
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis tentunya dan bagi seluruh teman-teman.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C.Tujuan ..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
B.Personal Therapy
................................................................................................................................
10
A,Kesimpulan
............................................................................................................................................
16
B.Saran..................................................................................................................
C.Recomendasi
............................................................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................................................
18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Eksplorasi
Karakteristik Konselor
Menurut Munro, dkk (1970) menyatakan bahwa tidak ada pola yang tegas
tentang sifat-sifat atau cirri-ciri kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor
2
yang efektif, tetati sekurang-kurangnya seorang konselor hendaknya memiliki
sifat-sifat luwes, hangat, dapat menerima orang lain, terbuka, dapat merasakan
penderitaan orang lain, mengenal diri sendiri, tidak berpura-pura, menghargai
orang lain, tidak mau mengenang sendiri, dan obyektif. Munro, dkk (1979)
mengatakan bahwa untuk menunjukkan sifat-sifat kepribadian konselor yang
diingin kan dalam diri konselor adalah: (1) konselor sebagai model, (2) hubungan
konseling, (3) Keberanian konselor melakukan konseling.
Hubungan Konseling
Konselor yang efektif adalah mereka yang dapat menciptakan hubungan
yang bersifat membantu dan tanpa tekanan dengan kliennya, sehingga konselor
dank lien itu sama-sama dapat merasakan tentram dan aman untuk saling
berhubungan secara bebas dan spontan.
Hasil penelitian tentang sikap konselor, Shertzet & Stone, (1980) dapat
diringkas sebagai berikut:
3
Pandangan konselor tentang hakikat manusia.
Gendin melaporkan modifikasi terapi client-clientred.
Termasuk dalam aspek sikap ialah pemahaman realitas.
Sikap emphaty terhadap klien, menghormati klien secara wajar.
Pengalaman
Kehas dan Moris meneliti konselor yang sebelumnya pernah menjadi guru.
Menjadi guru bahwa ternyata menyebabkan ia lebih memahami konseling, namun
ia mengalami kesulitan dalam hal peranannya.
Keterbukaan
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara
keterbukaan konselor dengan kemampuan konseling membuka diri.
Persepsi
Konseling yang berhasil menunjukkan adanya hubungan sosial yang lebih
baik, dan ini disebabkan adanya persepsi yang lebih luas dari konselor.
Konsep Diri
Konselor yang tergolong baik, mempunyai konsep diri yang baik dengan
cirri-ciri antara lain: memahammi dirinya, serius, sabar, bicaranya lunak, sadar
akan kepribadiannya, lebih kekeluargaan dan semangat tidak mudah kondor.
Komunikasi
4
Komunikasi verbal atau non verbal dapat digunakan tergantung situasinya.
Tingkah laku yang dapat menunjang komunikasi adalah hangat, empati, dan
keaslian.
Teknik Eksplorasi
1) Eksplorasi Perasaan
5
Eksplorasi perasaan, yaitu keterampilan konselor menggali perasaan
konseli yang tersimpan. Konselor dapat menggunakan kalimat-kalimat
berikut ini untuk memulai keterampilan eksplorasi perasaan.
Contoh :
2) Eksplorasi Pengalaman
Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan konselor untuk menggali
pengalaman yang dialami oleh konseli
Contoh:
“Saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui. Namun saya ingin
memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya
terhadap pendidikan Anda. ”
3) Eksplorasi Pikiran
Eksplorasi pikiran adalah keterampilan konselor untuk menggali ide,
pikiran, dan pendapat konseli. Dalam mengoperasikan keterampilan ini
konselor dapat menggunakan kalimat berikut ini.
Contoh :
“Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih jauh tentang apa
pendapat anda tentang hadirnya ibu tiri dalam rumah Anda.”
“Saya kira, pendapat Anda mengenai hal itu sangat baik sekali,
dapatkan Anda menguraikannya lebih lanjut?”
6
Calon konselor mampu berkomunikasi dengan konseli dengan menggunakan
kata/kalimat yang dapat menggugah perasaan, pikiran, dan pengalamannya
sehingga dengan jujur mengungkapkan secara dalam dan rinci.
Agar para calon konselor mampu membuat rasa aman terhadap diri konseli
sehingga di terbuka, jujur, dan berpartisipasi dalam konseling.
Jika yang dibahas di muka terdapat pada konseli maka kemungkinan besar
konseling dapat berjalan dengan baik. Untuk itu konselor harus banyak berlatih
agar dapat mengungkap atau eksplorasi konseli agar terbuka dengan masalah yang
di hadapinya. Seorang calon konselor harus banyak latihan untuk dapat
memberikan teknik eksplorasi ini dengan konselinya. Dan berikut adalah
beberapa materi untuk dapat memberikan latihan dengan konseli:
(2) Latihan membuat konselor agar merasa aman, jujur, dan terbuka. Yaitu
dengan mengungkapkan pribadi yang jujur, terbuka dan pelindung, misalnya:
1) “Anda akan merasa aman disini, karena saya akan memelihara rahasia
anda.”
2) ”Saya percaya bahwa anda akan berkata jujur dan tulus tentang hal itu.”
Penggalian Masalah
7
konseling. Menurut Winkel (1991: 339-370), beberapa strategi yang bisa
dilakukan untuk melakukan penggalian masalah terhadap masing-masing
pendekatan adalah sebagai berikut.
1) Behavioristik
9
membimbing kearaha peningkatan pemahaman atas dinamika-dinamika yang
mendasarinya, yang tidak disadari oleh konseli.
PERSONAL THERAPHY
Meningkatkan Empati
10
langsung dari pengalaman konseli: frustrasi, keberhasilan, tantangan. Konselor
yang telah berpartisipasi dalam personal theraphy mereka sendiri akan memiliki
empati yang lebih besar bagi konseli mereka karena mereka telah ada. Sebagai
psikolog James Hillman menulis dalam buletin 1982 untuk Dallas Institut
Humaniora dan Budaya, "Dihadapkan dengan tak tertahankan di alam sendiri,
saya menampilkan beberapa keraguan -. Yang setelah semua bagian pertama dari
kasih sayang"
Terapi Memfasilitasi
12
dengan konseli. Sebuah pemahaman kerja perilaku dan perasaan pribadi secara
dramatis meningkatkan kesadaran pemula konselor 'bias unik, masalah neurotik
dan bintik-bintik buta dan bagaimana ini bisa muncul dalam pekerjaan klinis.
Tanpa kesadaran itu, seorang konselor baru bisa, tidak sadar dan dengan niat baik,
menanggapi konseli dengan cara yang berakar pada masalah teruji konselor
sendiri. Memiliki personal theraphy mengalami, konselor lebih mungkin untuk
mengenali, dan berhenti sejenak untuk merenungkan, sumber impuls dengan
konseli.
Personal theraphy adalah komponen inti dari perawatan diri konselor, yang
merupakan cara lain untuk mencegah bahaya konseli. Standard C.2.g. Kode Etik
ACA mengatakan, "Konselor selalu waspada terhadap tanda-tanda gangguan dari
masalah fisik, mental atau emosional mereka sendiri dan menahan diri dari
menawarkan atau memberikan jasa profesional ketika gangguan tersebut
cenderung merugikan konseli atau orang lain. Mereka mencari bantuan untuk
masalah yang mencapai tingkat kerusakan profesional. "
Meskipun kewajiban etis ini merupakan salah satu argumen yang lebih
jelas untuk personal theraphy, kekhawatiran bahwa iklim di bidang kesehatan
mental adalah sedemikian rupa sehingga beberapa konselor mencari personal
theraphy saja sebagai tindakan reaktif dalam situasi sulit.
13
awal oleh konselor pemula untuk santai mengabaikan dampak dari keadaan
pribadi mereka pada pekerjaan dengan konseli.
Melampaui Pengawasan
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terdapat 3 jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu (1) Eksplorasi perasaan, (2)
Eksplorasi pikiran, dan (3) Eksplorasi pengalaman.
Meningkatkan empati
Meningkatkan kesabaran dan toleransi ketidakpastian
Terapi memfasilitasi
Mencegah bahaya konseli melalui pengetahuan diri
Mencegah bahaya konseli melalui perawatan diri
Penurunan stigma psikoterapi
Melampaui pengawasan
Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Gantina. Eka dan Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks
18