PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Konselor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang
pelayanan konseling yang merupakan tenaga profesional. Sehingga ada
karakteristik yang harus ada dan dimiliki oleh konselor ataupun yang harus
dipenuhi oleh seorang konselor untuk mencapai keberhasilannya dalam
proses konseling. Karakteristik tersebut dapat dilihat dalam aspek
kepribadian, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.
Menjadi seorang konselor adalah suatu pekerjaan yang umumnya menjadi
cita – cita seorang mahasiswa bimbingan dan konseling. Tentunya tidak
mudah untuk mencapai hal tersebut. Karena seorang konselor yang tidak
konsisten atau tidak disiplin bisa berdampak buruk pada seorang klien.
Dampak buruk itu bisa dalam bentuk jangka panjang atau jangka pendek.
Sebagai seorang teladan, seharusnya konselor Islami menjadi
rujukan bagi kliendalam menjalani kehidupan, oleh karena itu, sebagai suri
teladan, maka sudah tentukonselor adalah seorang yang menjadi rujukan
dalam perilaku kehidupan sehari-harinya. Kehidupan konselor menjadi
barometer bagi konseli.Pada dasarnya tugas konselor adalah usaha
memberikan bimbingan kepada klien dengan maksud agar klien mampu
mengatasi permasalahan dirinya.
2. RUMUSAN MASALAH
Nuansa konseling sangat luas,maka dari itu kami sebagai penulis
membatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi konselor dan apa saja karakteristik konselor?
2. Apa itu konseling islami?
3. Apa peran utama konselor dalam konseling islami?
4. Bagaimana cara konselor berbicara dengan klien?
3. TUJUAN MASALAH
Dari rumusan masalah diatas dapat di simpulkan bahwa tujuan penulisan
makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi konselor dan karakteristik konselor
2. Untuk mengetahui konseling islami
3. Untuk mengetahui peran utama dalam konseling islami
4. Untuk mengetahui cara konselor berbicara dengan klien
1
BAB II
PENDAHULUAN
1
Hartono, dkk. Psikologi Konseling Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana 2012), hal:50
2
Menampilkan nilai norma dan moral yang berlaku
dan berakhlak mulia
Menampilkan integritas dan stabilitas kepribadian
dan kematangan emosional
Cerdas, kreatif, mandiri dan berpenampilan menarik
b) Karakteristik khusus
Secara khusus Corey mengemukakan karakteristik
kepribadian konselor sebagai berikut:
Memiliki cara-cara sendiri
Memiliki kehormatan diri dan apresiasi diri
Mempunyai kekuatan yang utuh mengenal dan
menerima kemampuan diri sendiri
Terbuka terhadap perubahan dan mau mengambil
resiko yang lebih besar
Terlibat dalam proses-proses pengembangan
kesadaran tentang diri dan klien
Memiliki kesanggupan untuk menerima dan
memberikan toleransi terhadap ketidakmenentuan
Memiliki identitas diri
Mempunyai rasa empati yang tidak posesif
Hidup (eksistensi)
Autentik, nyata, sejalan, jujur dan bijak
Memberi dan menerima kasih sayang
Hidup masa kini
Dapat berbuat salah dan mau mengakui kesalahan
Dapat terlibat secara mendalam dengan pekerjaan-
pekerjaan dan kegiatan-kegiatan kreatif, menyerap
makna yang kaya dalam hidup melalui kegiatan-
kegiatan.
2. Karakteristrik pengetahuan
Dilihat dari aspek pengetahuan (knowledge), konselor
adalah tenaga ahli dalam bidang pendidikan dan psikologis
(psikopedagosis). Ia memiliki pengetahuan luas tentang teori-
teori psikologi, konseling dan pendidikan, sehingga dapat
mengembangkan dan menerapkannya dalam pelayanan
konseling kepada klien.
Dari aspek psikologi, konselor memiliki pengetahuan dan
pemahaman luas tentang dinamika perilaku dan perkembangan
3
individu yang meliputi motif yang mendasari tingkah laku,
teori-teori perkembangan, tahap-tahap perkembangan.
Dari aspek teori konseling, konselor memiliki pengetahuan dan
pemahaman luas tentang model-model konseling. Dari aspek
pendidikan, konselor mempunyai pengetahuan dan pemahaman
luas tentang: 1) hubungan pendidikan yang di dalamnya terlibat
unsur-unsur pendidikan; 2) kaidah-kaidah belajar yang meliputi
prinsip belajar, suasana belajar dan proses pembelajaran; 3)
alat-alat pembelajaran mencakup kurikulum, teknologi
pembelajaran, media pembelajaran, sumber dan lingkungan
belajar, dan lain-lain.
3. Karakteristik Keterampilan
Konselor sebagai tenaga profesional memiliki keterampilan
(skill) yang memadai dalam memberikan pelayanan konseling.
Keterampilan konselor ini meliputi:
Keterampilan dalam meciptakan dan membina
hubungan konseling kepada klien (helping
relationship). Dalam hubungan konseling, konselor
mampu menciptakan suasana yang hangat, simpatik,
empati yang didukung sikap dan perilaku konselor yang
tulus dan ikhlas untuk membantu konseli, jujur dan
bertanggungjawab, terbuka, toleran dan setia.
Keterampilan dalam menerapkan wawancara konseling.
Menurut Hosking dan Brammer terdapat beberapa
keterampilan dasar wawancara konseling yang harus
dikuasai oleh konselor seperti keterampilan membuka
percakapan, keterampilan memberi informasi dan lain-
lain.
4. Karakteristik Pengalaman
a) Pengalaman kerja konselor di setting sekolah
Praktik konseling di setting sekolah mencakup berbagai
pelayanan konseling yang diberikan konselor kepada klien
(peserta didik). Semakin banyak pengalaman konselor
dalam melakukan praktik konseling, akan semakin
meningkat kualitas konselor itu sendiri. Jadi pengalaman
kerja seorang konselor sangat diperlukan dalam
pembentukan konselor pofesional.
b) Pengalaman kerja konselor di luar sekolah
Pengalaman kerja ini diperoleh karena seorang konselor
melakukan praktik konseling di masyarakat. Kesempatan
ini di satu pihak dapat menjadikan peluang, dan di lain
pihak juga dapat menjadikan tantangan bagi konselor itu
sendiri. Menjadikan peluang, bila konselor mampu
4
melakukan praktik konseling di masyarakat dan
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Menjadikan
tantangan, dalam arti konselor harus mampu menjamin
mutu pelayanan konseling itu sendiri, bila tidak, akan
kehilangan kepercayaan masyarakat yang akhirnya
merugikan eksistensi profesi konseling.2
c. Konseling Islami
Konselor islami, dalam tugas membantu klien menyelesaikan
masalah kehiupan, haruslah memperhatikan nilai-nilai dan moralitas
islami. Apalagi yang ditangani adalah membantu mengatasi masalah
kehidupan yang dialami oleh klien atau konseli, maka sudah
sewajarnyalah konselor harus menjadi teladan yang baik, agar klien
merasa termotivasi dalam menyelesaikan masalah kehidupannya.
Karena konselor adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
melakukan konsultasi berdasarkan standar profesi. Konselor pada
dasarnya tidak dapat melepaskan diri dari kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya. Konselor selalu terikat dengan keadaan dirinya. Dengan
kata lain, faktor kepribadian konselor menentukan corak pelayanan
konseling yang dilakukannya. Kepribadian konselor dapat menentukan
bentuk hubungan antara konselor dan konseli, bentuk kualitas
penangan masalah, dan pemilihan alternatif pemecahan masalah.
Tugas konselor pada dasarnya usaha memberikan bimbingan kepada
konseli dengan maksud agar konseli mampu mengatasi permasalahan
dirinya. Tugas ini berlaku bagi siapa saja yang bertindak sebagai
konselor. Sekalipun sudah memiliki kode etik profesi yang menjadi
landasan acuan perlidungan konseli, bagi konselor muslim tidak ada
salahnya apabila dalam dirinya juga menambahi sifat-sifat atau
karakter-karakter konselor yang dipandangnya perlu bagi aktivitas
konseling. Yang terpenting bahwa dalam upaya konseling tersebut
harus memenuhi kaidah bahwa pemberian bantuan tidak didasarkan
pada pekerjaannya.3
2
Ibid.hlm 51-66
3
Drs. Samsul Munir Amin M.A, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta:AMZAH,2016)
hlm.259-260.
5
d. Peran utama konselor dalam konseling islami
Jadi, Peran utama konselor dalam konseling dengan pendekatan ini
adalah sebagai “pengingat”. Yaitu sebagai orang yang mengingatkan
individu yang dibimbing dengan cara Allah. Dikatakan mengingatkan
sebab :
a) Pada dasarnya individu telah memiliki iman, jika iman yang ada
pada individu tidak tumbuh diduga individu lupa merawatnya, lupa
member pupuknya, atau diserang penyakit; akibat iman itu tidak
tumbuh dan tidak berfungsi dengan baik.
b) Allah telah mengutus rasulnya dengan membawa kitab suci sebagai
pedoman hidup, jika ada individu yang mengalami kebingungan
atau salah jalan diduga mereka belum memahami petunjuk itu.
Oleh karena itu, bagi mukmin yang memiliki keahlian (konselor)
berkewajiban untuk mengingatkannya.
a) Dengan cara yang terbaik, dengan rujukan paling benar atau bebas
dari kesalahan, dan mendatangkan manfaat atau kebaikan yang
paling besar (bil-hikmah)
6
b) Dengan upacan-ucapan yang menyentuh hati dan mengantar
kebaikan (almau’idhah al-khasanah); agar ucapan itu bisa
menyentuh hati maka perlu keteladanan dari yang
menyampaikannya, dan
c) Jika erlu dilakukan diskusi, maka diskusi itu dilakukan diskusi
maka diskusi itu dilakukan dengan cara-cara yang baik, yaitu
dengan argument-argumen yang bisa diterima.
7
4. Memberikan dukungan terhadap ungkapan tertentu.
5. Merangkumkan
8
6. Berbagi tanggung jawab dalam komunikasi
7. Ungkapan dengan cara yang benar
8. Meyatakan pemahaman
9. Mengajukan pernyataan
10. Bersikap secara baik
3. Keefektifan Komunikasi Antar Pribadi
Keefektifan komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut :
1. Keterbukaan
2. Empati
3. Mendukung
4. Positif
5. Keseimbangan
6. Percaya diri
7. Kesegaran
8. Manajemen
9. Pengungkapan
10. Orientasi kepada orang lain
9
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Konselor dalam istilah bahasa inggris disebut counselor atau
helper merupakan petugas khusus yang berkualifikasi dalam bidang
konseling (counseling). Dalam konsep counseling for all, didalamnya
terdapat kegiatan bimbingan (guidance). Kata counselor tidak dapat
dipisahkan dari helping. Counselor menunjuk pada orangnya,
sedangkan helping menunjuk pada profesinya atau bidang garapannya.
Dapat kita simpulkan bahwa konselor adalah seseorang yang memiliki
keahlian dalam bidang pelayanan konseling, ia sebagai tenaga
professional.
Peran utama konselor dalam konseling dengan pendekatan ini
adalah sebagai “pengingat”. Yaitu sebagai orang yang mengingatkan
individu yang dibimbing dengan cara Allah. Dikatakan mengingatkan
sebab :
c) Pada dasarnya individu telah memiliki iman, jika iman yang ada
pada individu tidak tumbuh diduga individu lupa merawatnya, lupa
member pupuknya, atau diserang penyakit; akibat iman itu tidak
tumbuh dan tidak berfungsi dengan baik.
d) Allah telah mengutus rasulnya dengan membawa kitab suci sebagai
pedoman hidup, jika ada individu yang mengalami kebingungan
atau salah jalan diduga mereka belum memahami petunjuk itu.
Oleh karena itu, bagi mukmin yang memiliki keahlian (konselor)
berkewajiban untuk mengingatkannya.
2. SARAN
Kami telah menyusun makalah ini tetapi jika kiranya ada kekurangan.
Untuk itu, saran dan pendapat untuk membangun penulis harapkan dari
para pembaca untuk perbaikan yang akan datang
10
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, B. S. (2012). Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana.
https://jurnalismuslimah.wordpress. com/2012/05/01/komunikasi-dalam-
konseling/
11