Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSELOR EFEKTIF

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pengembangan Pribadi Konselor

DOSEN PENGAMPU : ULVINA RACHMAWATI, M. Pd

Disusun oleh :

1. IRMA AYUNING MAGHFIROH (210801024)


2. FUAD FUAIDIYAH (210801026)
3. RAHMA SAFIRA PUTRI (210801079)
4. RANGGA NEFRIDIO PUTRA (210801080)

KELAS A
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAN NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‘alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT telah
memberikan kita semua rahmat taufiq serta hidayat-Nya sehingga makalah ini bisa
sampai kepada pembaca sekalian tanpa kendala apapun. Tak luput dari ajaran Nabi
Muhammad SAW sehingga kita senantiasa berada di jalan yang di ridhoi Allah
SWT, Beliau yang memperjuangkan dan mendakwahkan ajaran islam hingga akhir
hayat beliau. Allahumma Sholliala Sayyidina Muhammad.

Penulisan makalah “Konselor Efektif” ini membutuhkan cukup banyak


waktu agar teman-teman sekalian, mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Offering
A dan Ibu Dosen pengampun mata kuliah Profesi bimbingan konseling, Ibu Ulvina
Rachmawati, M. Pd dari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri dapat membaca
makalah ini secara bersama-sama dengan tujuan yang sama pula tentunya.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT semata. Dan yang menulis hanyalah manusia biasa. Jika
terdapat beberapa kata dan kalimat yang kurang tepat, kami sebagai penulis
mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih atas apresiasinya.
Semoga makalah ini bisa menjadi manfaat bagi kita semua.

Bojonegoro, 15 Mei 2022

Penulis

ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
D. Manfaat ................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2
A. Pengertian Konselor ................................................................................................ 2
B. Konselor Efektif ...................................................................................................... 2
C. Pengertian karakter ................................................................................................ 2
D. Cara menjadi konselor yang efektif ........................................................................ 4
BAB III .................................................................................................................................. 8
PENUTUP ............................................................................................................................. 8
KESIMPULAN ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan layanan yang tidak bisa dilakukan
oleh sembarang orang. Namun harus memiliki prifesionalisme dalam bidang
tersebut. Layanan bimbingan dan konseling harus berpijak dari suatu landasan
yang kokoh dan juga pada hasail hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak
terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua
pihak. Maka, pengusaaan tentang sikap efektif para konselor sangat diperlukan.
Tentunya seorang konselor harus memiliki sikap yang efektif untuk penerima
jasa layanan yaitu konseli. Oleh karena itu, dalam upaya memberikan
pemahaman tentang bagaimana karakter seorang konselor yang efektif, melalui
makalah ini akan dipaparkan tentang beberapa hal tentang konselor efektif

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konselor efektif ?
2. Bagaimana karakter seorang konselor yang efektif ?
3. Bagaimana cara menjadi konselor yang efektif ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian konselor efektif
2. Mengetahui dan memahami karakter seorang konselor yang efektif
3. Memahami dan mengetahui tentang bagaimana menjadi seoang konselor
yang efekif.

D. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan / pengetahuan terkait tentang pengembangan
konselor efektif

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konselor
Menurut Wibowo konselor merupakan petugas profesional yang mempunyai
penidikan khusus diperguruan tinggi dan mencurahkan waktunya pada layanan
bimbingan dan konseling (Wibowo,1986:4).

Menurut Hartono dan Boy Seodarmadji konselor adalah seorang yang memiliki
keahlian dalam bidang pelayanan konseling dan tenaga profesional dalam
pelayanan sosial masalah yang terjadi didalam masyarakat (Buku Psikologi
Konseling).

Menurut Sukardi Konselor merupakan petugas profesional yang artinya secara


formal mereka telah disiapakan oleh lembaga atau instusi pendidikan yang
berwenang. Mereka dididik secara khusus untuk mengusai seperangkat kompetensi
yang diperlukan bagi pekerja bimbingan dan konseling (Sukardi, 1984:19).

Dengan demikian konselor adalah seseorang yang memiliki keahlian


profesional dalam bidang bimbingan dan konseling yang dididik secara khusus
serta memiliki kompetensi yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling

B. Konselor Efektif
Konselor yang efektif adalah konselor yang memiliki karakteristik keunggulan
yang terdiri dari keunggulan pribadi, pengetahuan, wawasan, serta keterampilan
nilai-nilai budaya. Konselor yang efektif merupakan panutan bagi remaja dalam
membentuk perilaku yang memiliki identitas budaya bangsa dan menjadi
permasalahan ketika remaja tidak mengetahui bagaimana sebenarnya identitas
budaya yang dia miliki (Kushendar, 2017).

C. Pengertian karakter

Karakter berasal dari bahasa latin “ kharakter”, “kharassein” , “kharax” yang


berarti membuat tajam. Menurut KBBI , karakter diartikian sebagai tebiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan

2
yang lain. Sementara sebagai ciri khusus dari struktur dasar kepribadian seseorang.
bahwa karakter dapat didefinisikan sebagai panduan dari pada segala tabiat
manusiaa yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk
membedakan orang yang satu dengan yang lain .

Karakter Konselor yang efektif


Karakteristik konselor tidak dapat dipelajari terlepas dari proses konseling,
oleh sebab itu tiap variabel dalam proses konseling seharusnya menjadi bahan
penelitian secara simultan. Studi tentang kepribadian itu relevan dengan efektif
konseling konselor yang efektif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki komitmen

Konselor yang efektif bersifat memelihara dan berafilisasi dengan konseli.


Konselor harus bersifat profesional dengan menghindari rasa simpati yang berlebih
kepada konseli. Konselor juga harus mendorong konseli untuk menaati kesepakatan
yang sudah disepakati, seperti datang tepat waktu, memberikan
pemberitahuanketika membatalkan janji, dan membayar biaya sebagaimana yang
dinegosiasikan. Konselor harus mampu membangun komitmen bersama konseli
untuk bekerja sama .

2. Dapat Membangun kepercayaan dengan konseli

Pengembangan kepercayaan dalam hubungan konseli sangat penting.


Tanggung jawab utama konselor ada;lah menawarkanhubungan interpersonal bagi
konseli yang cenderung menghasilkan kepercayaan dengan cara memberikan
perhatian yang hangat kepada konseli.

3. Memiliki Empati

Empati mengacu pada kemampuan konselor untuk benar-benar memahami


konseli dari perspektif konseli. Empati seorang konselor adalah mencoba untuk
membuat perasaan konseli obyektif dari pengalaman konseli, bukan kekhawatiran,
belas kasihan, atau kesedihan mendalam konseli. Kegegalan empati dapat
digunakan seorang konselor untuk membuka peluang dalam proses konselingjika
seorang konselor mamapu memahami dan mengenali ketidak nyamanan konseli
(Wolf,1988)

4. Mmapu Menjaga Kerahasiaan

Hal yang cukup penting dan unik dari hubungan konseling (dibandingkan
dengan hubungan pribadi atau tidak resmi) adalah pemeliharaan kerahasiaaan
untuk memastikan keamanan dan privasi. Penhgetahuan yang dimiliki oleh

3
seorang konselor profesional dan efektif harus mampu memenuhi standar etika
dalam melakukan hubungan konseling dengan melindungi hak individu yang
memiudahkan konseli untuk melakukan curhat rahasia pribadi. Dengan demikian,
konseli menjadi labih terbuka dan mempu membicarakan hal-hal yang belum
pernah diungkapkan.

D. Cara menjadi konselor yang efektif


Seorang konselor yang efektif harus memenuhi beberapa persyaratan agar
adapt berhasil dalam meaksanakan profesinya. Menurut Carl Rogers (1971) dalam
Jeanette (2006) menyebutkan ada tiga karakteristik utama yang harus dimiliki oleh
seorang konselor yang efektif, yaitu:

1. Coungruence (geniuneness, authenticity)

Maksud dari kongruensi adalah bahwa seorang konselor yang efektif


mampu membedakan individu mana yang betul-betul sesungguhnya adalah
dirinya yang benar benar mengatakan apa yang ingin dikatakannya (means
exactly what he says ), dan perasaan yang ada di dalam lubuk hatinya yang
terdalam adalah sama dengan yang diaekspresikan. Orang semacam ini menerima
perasaan-perasaaan yang ada di dalam dirinya dan orang lain paham “dimana dia
berdiri”. Dia adalah dirinya sendiri dan perasaan serta reaksinya sesuai dan tepat
sama dengan yang ada didalam kesadarannya tantang perasaan – perasaan dan
reaksi-reaksinya ini. Kongruensi sangat penting sebagai dasar sikap yang harus
dimiliki oleh seorang konselor. Konselor harus paham tentang dirinya sendiri,
baik pikiran, perasaan dan pikirannya harus marah, yang tercermin pula dalam
tindakannya. Koselor menyadari hal ini. Ia dapat membuat pembedaan antara
dirinya dan orang laij dan tahu bahwa orang lain bukan dirinya.

2. Unconditional positive regard ( acceptance )

Penerimaan tanpa syarat atau respek kepada konseli harus mampuj


ditunjukkan oleh seorang konselor kepada konselinya. Seorang konselor harus
dapat menerima bahwa orang orang yang dihadapinya mempunyai nilai-nilai
sendiri, kebutuhan-kebutuhan sendiri yang lain dari pada yang dimiliki oleh
dirinya.

3. Empati

Empati adalah kemempuan untuk mengetahui bagaimana merasakan


perasaan orang lain. Secara sederhana, empati dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk membayangkandiri sendiri berada pada tempat dan

4
pemahaman yang dimiliki orang lain, mencakup perasaan, hasrat, ide-ide dan
tindakan-tindakannya. Dalam dunia konseling, oada dasarnya seorang konselor
bekarja atas dasar dan melalui proses empati. Pada proses konseling, baik konselor
maupun konseli dibwa keluar dari dalam dirinya dan bergabung dalam kesatuan
psikis yang sama. Emosi dan keinginan keduanya menjadi bagian dari kesatuan
psikis yang baru ini . sebagai konsekuensinya masalah-masalah konseli akan
ditimpakan kepada seorang “manusia baru” , dan dalam hal ini konselor
menanggung setengahnya stabilitas psikologi dari kejelasan pikiran, keberanian
dan kekuatan keinginan yang dimiliki konselor akan menyangkup kedalam diri
konseli, dan memberikan bantuan yang besar dalam perjuangan kepribadiannya.
Untuk itu seorang konselor harus mempunyai empati.

Seorang konselor efektif hendaknya memiliki 7 kompetensi area:

1. Keterampilan Interpersonal

Konselor yang efektif mampu mendemonstrasikann perilaku


mendengar,berkomunikasi, empati, kejhadiran, kesadaran komunikasi non v
erbal, sensitivitas terhadap kualitas suara responsivitas terhadap ekspresi, emosi
menstruktur waktu dan penggunaaan bahasa.

2. Keyakinan dan sikap Personal

Kapasitas untuk meneriama yang lain, yakin adanya potensi untuk berubah,
kesadaran terhadap nilai yang dipegang oleh konseli dan diri. Komponen dsalam
bidang keyakianan dan sikap pribadi bukan hanya memandang dunia , konseli
mungkin memiliki rengkaian dan sikap yang agak berbeda, dan terkadang
menolak legitimasi bahwa apa yang mereka terima merupakan cara konselor
memandang sesuatu. Untuk dapat mengatasi situasi semacam ini, konselor
dituntut untuk mampu melepaaskan diri dari posisi filosofisnya sandiri sebagai
cara agar para konseli mengetahui bahwa ia menerima perspektif yang berbeda.

3. Kemampuan Konsptual

Kemampuan untuk memahami dan menilai masalah konseli, mengatasi


konsekuansi tindakan di masa depan, memahami proses kilat dalam kerangka
skema informasi yang berkenaan dengan konseli, dan keterampilan dalam
memecahkan masalah.

4. Ketegaran Personal

Tidak adanya kebutuhan pribadi atau keyakinan irasional yang sanagat


merusak hubungan konseling, percaya diri, kemampuan untuk menoleransi
perasaan yang kuat atau tidak nyaman dalam hubungan dengan konseli, batasan
pribadi yang aman tidak mempunyai prasangka sosial dan etnosentrisme.

5
5. Menguasai Teknik

Pengetahuan tentang kapan dan bagaimana melaksanakan pelayanan


konseling, kemampuan untuk menilai efektifitas pelayanan konseling, memahami
dasar pemikiran dasar dasar konseling dan memiliki simpanan pengetahuan yang
cukup.

6. Kemampuan untuk paham dan bekerja dalam sistem sosial

Termasuk kesadaran akan keluarga dan hubungan kerja dengan konseli,


pengaruh konselor kepada konseli yang mungkin bersumber dari perbedaan gener,
etnis, atau kelompok, umur.

7. Terbuka untuk belajar dan bertanya

Kompetensi ini mendasari semua komunikasi yang disebutkan atas, sebab


merupakan hal yang penting bagi seorang konselor untuk terus berusaha belajar
dari konseli, dan berusaha secara aktif mencari pengetahuan dan hubungan
konseling membawa mereka melampaui pengetahuan yang mereka kuasai
sekarang ini.

Konselor yang efektif merupakan faktor yang menentukan jalannya


konseling. Tidak hanya ilmu dan teknik teknik yang harus dimiliki oleh seorang
konselor . selain ilmu atau wawasan akademik, seorang konselor juga harus
mempunyai kepribadian yang baik, berkualitas dan dapat dipertangung jawabkan
. berikut kami sampaikan cara menjadi konselor efektif.

➢ Memiliki pengetahuan akademik.


Yang dimaksud pengetahuan akademik disini adalah pengetahuan
yang harus dimiliki oleh seorang konselor yang berhubungan dengan bidang
konseling. Seorang konselor harus mengetahui layanan apa saja yang
digunakan dalam konseling. Tahapan dalam konseling serta masih banyak
lagi yang semuanya dapat diperoleh dari pembelajaran pada waktu
perkuliahan, seminar-seminar, workshop-workshop yang dapat menunjang
pengetahuan akademik seorang konselor.
➢ Self- knowledge (memahami diri)
Self-knowledge ini berarti bahwa konselor memahami dirinya
dengan baik, dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan, mengapa dia
melakukan hal itu dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Pemahaman
diri sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan berikut. :

• Konselor yang memiliki persepsi yang akiurat tentang dirinya


cenderung akan memiliki persepsi yang akurat pula akan lebih
mempu mengenal diri orang laij secara tepat pula ).

6
• Konselor yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan
terampil juga memahami orang lain.
• Konselor yang memahami dirinya, maka dia akan mampu mengajar
cara memahami diri itu kepada orang lain.
• Pemahaman tentang diri memungkinkan konselor untuk dapat
merasa dan berkomunikasi secara jujur dengan konseli pada saat
proses konseling berlangsung.
• Konselor menyadari dengan baik tentang perasaan-perasaannya ,
perasaan perasaan itu seperti : rasa marah, takut, bersalah, dan cinta.
Ketidak sadaran konselor akan perasaannya dapat berakibat buruk
terhadap proses konseling.
• Konselor menyadari tantang apa yang membuat dirinya cemas dan
konseling, ada apa yang ,menyebabkan dirinya melakukan
pertahanan diri dalam rangka meredukasi kecemasan tersebut.
• Konselor memahami atau mengakui kelebihan (kekuatan) atau
kelamahan (kekurangan (kekurangan) dirinya .

7
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Konselor yang efektif adalah konselor yang memiliki karekteristik
keunggulan yang terdiri dari keunggulan pribadi, pengetahuan, wawasan, serta
keterampilan nilai-nilai budaya. Seorang konselor yang efektif harus memenuhi
beberapa persyaratan agar dapat berhasil dalam melaksanakan profesinya. Ada tiga
karakteristik utama seorang konselor efektif yaitu, Genuine, Unconditional positive
regard (acceptance), dan Empathy.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan karakteristik
konselor efektif, yakni memiliki pengetahuan akademik. Self-knowledge atau
memahami diri, memiliki kesehatan pskilogis yang baik, jujur, hangat, aktif
responsive, peka, dan dapat dipercaya. Karakter konselor yang efektif sangat
diperlukan sebagai pijakan menuju pribadi seorang konselor yang profesional

8
DAFTAR PUSTAKA

McLeod, John. 2006. Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus. Jakarta :
Kencana.

Kottler, Jeffrey A dan David S. Shepard.2008. Introduction to Counseling :


Voices from the Field. USA : Thomson Brooks/Cole.

Kushendar. 2017. Karakteristik Konselor yang Efektif dalam Memahami Krisis


Identitas Perspektif Budaya Nusantara. https://www.researchgate.net.
Online. Diakses pada 20 September 2018 Pukul 17.32 WIB.

Wilis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual : Teori dan Praktek. Bandung :


Alfabeta.

Kushendar. 2017. Karakteristik Konselor yang Efektif dalam Memahami Krisis


Identitas Perspektif Budaya Nusantara. https://www.researchgate.net.
Online. Diakses pada 20 September 2018 Pukul 17.32 WIB.

Anda mungkin juga menyukai