Kelompok 2 :
Dosen Pembimbing :
DR. LUKMAN FAHMI, S .AG, M. PD
KELAS B1
SEMESTER IV
BIMBINGAN dan KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH dan KOMUNIKASI
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang Karakteristik Konselor Sebagai
Seorang Pribadi Dan Profesional.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................................. 11
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui profil kepribadian konselor.
2. Agar pembaca mengetahui karakteristik konselor sebagai seorang pribadi dan
profesional.
3. Agar pembaca mengetahui trilogi profesi konselor.
BAB II
PEMBAHASAN
Kepribadian konselor merupakan intervensi utama, karena seorang tidak akan dapat
memberikan bantuan tanpa memiliki kepribadian yang membantu. Konselor menciptakan
dan mengembangkan interaksi yang membantu klien untuk mengaktualisasikan potensi
secara optimal, mengembangkan pribadi yang utuh dan sehat, serta menampilkan perilaku
efektif, kreatif dan produktif.
a. Aspek spritual
b. Aspek moral
c. Aspek profesional.
Dengan demikian seorang konselor yang efektif harus memahami berbagai teknik yang
efektif untuk perubahan perilaku dan mempunyai berbagai kualitas tertentu, sehingga dapat
dijadikan model oleh kliennya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Brammer, Abrego, dan
Shostrom (1993) dalam bukunya Janette Murad Lesmana, bahwa “efektivitas konseling
dikatakan maksimal jika konselor balans dalam personal relationship skills dan techinal
qualifications”
1
Pius A Partanto, M Dahlan Al Barry, Kamus Iliah Populer (Surabya : arloka, 1994), h. 627
Kompetensi yang harus dimikiki seorang konselor dapat dirumuskan ke dalam
kompetensi pedagogis, kepribadian, social, dan professional sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogis
1) Menguasai teori dan praksis pendidikan.
2) Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta
perilaku konseli.
3) Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur,
jenis dan jenjang satuan pendidikan.2
b. Kompetensi Kepribadian
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Menghargai dan menjunjung tinggi niai-nilai kemanusiaan,
individualitas dan kebebasan memilih.
3) Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat.
4) Manampilkan kinerja berkualitas tinggi. 3
c. Kompetensi Sosial
1) Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat kerja.
2) Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan
konseling.
3) Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi.
d. Kompetensi Profesional
1) Menguasai konsep dan praksis penilitian untuk memahami kondisi,
kebutuhan, dan masalah konseli.
2) Mengusai kerangka teoritis dan praktis bimbingan dan konseling.
3) Merancang program bimbingan dan konseling.
4) Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang
komprehensif.
5) Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling.
6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika professional.
2
Syaiful Sagala, Kemampuan professional Guru dan tenaga kependidikan, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. iv
3
Ulya Makhmudah, Mempersiapkan Kompetensi Kepribadian Calon Konselor untuk Menghadapi mesyarakat
Ekonomi ASEAn (MEA), Jurnal Psikologi dan Konseling Vol. 1 No. 1, juni 2017, http;//Jurnal.uns.ac.id/jpk,
h. 71
7) Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan
konseling. 4
B. Karakteristik Konselor Sebagai Seorang Pribadi dan Profesional
Menurut Wilis (2014:86-87) ada 13 karakteristik kepribadian yang harus ada pada
seorang konselor. Karakteristik kepribadian tersebut, yakni beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Menyenangi manusia, menjadi komunikator yang terampil dan
pendengar yang baik, memilih ilmu dan wawasan tentang manusia, sosial budaya,
fleksibel, tenang dan sabar; menguasai keterampilan teknikdan memiliki instuisi,
memahami etika profesi, sikap hormat, menghargai, konsisten dan bertanggung jawab.
Karakteristik kepribadian ideal calon konselor di Indonesia berasal dari teks Permediknas
Nomor 27 Tahun 2008.
Sesuai peraturan menteri pendidikan nasional nomor 27 tahun 2008 yang berisi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor. Keberadaan konselor dalam sistem
pendidikan nasional dinyatakn sebagai salah satu kualifikasi pendidikan, sejajar dengan
kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU
No. 23 Tahun 2003 pasal 1 ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk
konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspetasi kinerja. Standar kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka
pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan profesional
sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari kiat
pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling. Kompetensi akademik
merupakan landasan bagi pengembangan kompetensi profesional, yang meliputi : (1)
Memahami secara mendalam konseli yang dilayani, (2) Menguasai landasan dan kerangka
teoritik bimbingan dan konseling, (3) Menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan
konseling yang mendirikan, dan (4) Mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor
secara berkelanjutan. Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke
4
Sri Astutik, Pengantar Bimbingan dan Konseling(Surabaya:Uinsa Press,2014), h. 50.
empat kompetensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi
yang mendukung.5
Selain hal tersebut karakteristik konselor juga meliputi : (1) Pembimbing yang tulus,
(2) Melakukan interaksi dengan konseli, tanpa ada rasa terintimidasi atau rasa terintrograsi,
(3)Bijaksana dalam menanggapi fenomena, (4) Profesional dana sabar dalam dalam
melayani klien, (5) Menjunjung tinggi kejujuran, (6) Memiliki pandangan bahwa setiap
individu memiliki kekurangan, (7) Memiliki kemampuan melihat suatu perbedaan nilai, (8)
Memeberi kebebasan individu untuk mandiri memlih keputusan. 6
Bagaimana sikap Konselor yang professional menghadapi klien dalam perbedaan nilai
dan kebudayaan, Bishop dalam Moh. Sholeh (2005 : 56) memberikan petunjuk sebagai
berikut :
1. Bantulah klien untuk merasakan bahwa nilai-nilai keagamaan-nya merupakan
bagian yang diterima dalam proses terapeutik.
2. Pandanglah nilai-nilai agama sebagai bagian dari pemecahan problem klien,
bahkan sebagai bagian dari problemnya.
3. Tingkatkan pemahaman terhadap budaya, nilai-nilai keagamaan, keyakinan,
praktek-praktek dan usahakan isu-isu tersebut secara tak terpisahkan dengan
teori psikologi dan praktek konseling.
4. Libatkan diri kedalam masyarakat atau kegiatan-kegiatan professional yang
dapat meningkatkan interaksi dengan orang-orang yang berasal dari budaya
yang berbeda-beda yang mempunyai nilai agama yang bervariasi.
5. Kembangkan bahasa dalam berkomunikasi agar tidak menyinggung. 7
5
Dody Riswanto, Karakteristik Kepribadian Ideal konselor Jurnal Pendidikan : Teori, penelitian, dan
pengembangan. Vol. 1 No. 11 ( November 2016), h.2116
6
Wahyu Nanda eka Saputra, Identifikasi Karakteristik Konselor Efektif Berdasarkan Tokoh Punokawan Bagong,
Jurnal konseling dan Pendidikan Vol. 4 No. 1, Februari 2016, h. 64
7
Tarmizi, Profesionalisasi Profesi konselor Berwawasan Islami, (Medan : Perdana Publishing, 2018), h.235
atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi” (UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 4).
Untuk menjadi profesional seseorang harus menguasai dan memenuhi ketiga
komponen Trilogi Profesi, yaitu (1) Komponen dasar keilmuan, (2) Komponen Substansi
profesi, dan (3) Komponen praktik profesi. Komponen dasar keilmuan memberikan landasan
bagi calon tenaga profesional dalam wawasan, pengetahuan, ketrampilan,nilai dan sikap
berkenaan dengan profesi
yang dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi
fokus dan objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnnya. Komponen praktik mengarahkan
calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran
pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna. Konselor sebagai tenaga
profesional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi profesi dalam bidang
pendidikan, khususnya bidang konseling yaitu :
Komponen dasar keilmuan : Ilmu pendidikan
Komponen Substansi Profesi : Proses pembelajaran terhadap pengembangan diri/
pribadi individu melalui modus pelayanan konseling.
Komponen praktik profesi : Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap
sasaran pelayanan melalui modus pelanyan konseling.
Berikut adalah Komponen pofesi Konselor :
a) Ilmu Pendidikan
Konselor diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan
kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan konseling. Karena konselor digolongkan ke
dalam kualifikasi pendidikan; dan oleh karenanya pula kulaifikasi akademik seorang
konselor pertam-tama adalah sarjana pendidikan. Dalam hal ini proses konseling tidak lain
adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan bersama konselornya.
Dalam arti yang demikian pulalah, konselor sebagai pendidik diberi label juga sebagai
agen pembelajaran.
b) Substansi Profesi Konseling.
Di atas kaidah-kaidah ilmu pendidikan itu konselor membangun substansi profesi
konseling yang meliputi objek praktis spesifik profesi konseling, pendekatan, dan
teknologi pelayanan, pengelolaan dan evaluasi, serta kaidah-kaidah pendukung yang di
ambil dari bidang keilmuan lain. Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan
konselinh adalah kehidupan efektif sehari-hari (KES). Dalam hal ini, sasaran pelayanan
konseling adalah kondisi KES yang dikehendaki untuk dikembangkan dan kondisi
kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T). Dengan demikian, pelayanan
konseling pada dasarnya adalah upaya pelayanan dalam pengembangan KES dan
penanganan KES-T.
Berkenaan dengan pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan
konseling, konselor wajib menguasai bebagai jenis layanan dan kegiatan pendukungnya
dengan landasan teori, acuan praksis, standar prosedur (SOP), serta implementasinya
dalam praktik konseling. Pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan
itu perlu didukung oleh kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi seperti psikologi, sosiologi,
TIK sebagai alat untuk bantu konseling.
c) Praktik pelayanan Konseling.
Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan merupakan puncak dari
keberadaan bidang konseling pada pelayanan pekerjaan tertentu. Mutu pelayanan
konseling diukur dari penampilan paktik pelayanan oleh konselor terhadap sasaran
pelayanan. Penguasaan konselor atas materi ketiga komponen trilogi profesi konseling
tersebut diperoleh dari studi pada program bidang konseling tingkat sarjana (S-1) ditambah
dengan pendidikan profesi konselor (PPK). Seluruh materi tersebut dipadukan dalam
bentuk praktik pelayanan konseling melalui persiapan yang matang berupa berbagai
program pelayanan sesuai dengan kebutuhan sasaran pelayanan. 8
8
Prayitno, Trilogi Profesi Konselor, di akses dari Konselor.or.id/ tripologi profesi konselor September 2008
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian konselor merupakan intervensi utama, karena seorang tidak akan dapat
memberikan bantuan tanpa memiliki kepribadian yang membantu. Konselor menciptakan
dan mengembangkan interaksi yang membantu klien untuk mengaktualisasikan potensi
secara optimal, mengembangkan pribadi yang utuh dan sehat, serta menampilkan perilaku
efektif, kreatif dan produktif.
Karakteristik kepribadian ideal calon konselor di Indonesia secara umum tertera dalam
Permediknas Nomor 27 Tahun 2008. Yang berisi : (1) Memahami secara mendalam
konseli yang dilayani, (2) Menguasai landasan dan kerangka teoritik bimbingan dan
konseling, (3) Menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang mendirikan,
dan (4) Mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, Sri. 2014. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Uinsa Press
Makhmudah, Ulya. 2017. Mempersiapkan Kompetensi Kepribadian Calon Konselor
untuk Menghadapi mesyarakat Ekonomi ASEAn (MEA), Jurnal Psikologi dan Konseling Vol.
1 No. 1, http;//Jurnal.uns.ac.id/jpk
Partanto, Pius A M Dahlan Al Barry. 1994. Kamus Iliah Populer. Surabya: arloka
Prayitno. 2008. Trilogi Profesi Konselor, di akses dari Konselor.or.id/ tripologi
profesi konselor
Riswanto, Dody. 2016. Karakteristik Kepribadian Ideal konselor Jurnal Pendidikan : Teori,
penelitian, dan pengembangan. Vol. 1 No. 11
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan professional Guru dan tenaga kependidikan.
Bandung : Alfabeta
Saputra, Wahyu Nanda Eka. 2016. Identifikasi Karakteristik Konselor Efektif Berdasarkan
Tokoh Punokawan Bagong, Jurnal konseling dan Pendidikan Vol. 4 No. 1
Tarmizi. 2018. Profesionalisasi Profesi konselor Berwawasan Islami. Medan : Perdana
Publishing