Anda di halaman 1dari 14

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

TEKNIK KONSELING TRIADIK DALAM PENGEMBANGAN KENDALI DIRI (SELF-CONTROL) SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 SINGAJAYA

Disusun Oleh : SURYANA, S.Pd. NIP. 132165183

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 SINGAJAYA 2007

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1. Judul Penelitian :Teknik Konseling Triadik dalam Pengembangan Kendali Diri (Self-Control) Siswa Kelas IX-A SMP Negeri 1 Singajaya. 2. Peneliti a. Nama lengkap dan gelar : Suryana, S.Pd. b. Jenis kelamin c. Golongan pangkat d. Jabatan e. Unit kerja Alamat 3. Lama penelitian Mengetahui Kepala Sekolah, : Laki-Laki : IVa : Guru Bimbingan Konseling : SMP Negeri 1 Singajaya : Jl. Raya Singajaya Garut 44173 : 2 (dua) bulan Singajaya, September 2006 Peneliti,

AHMAD GUNAWAN, BA, S.IP., M.H. NIP. 131013926

SURYANA, S.Pd. NIP. 132165183

A. Judul: Teknik Konseling Triadik dalam Pengembangan Kendali Diri (Self-Control) Siswa Kelas IX-A SMP Negeri 1 Singajaya B. Bidang Kajian: Bimbingan Konseling C. Pendahuluan Perkembangan dunia anak dan remaja dari masa ke masa selalu menjadi fenomena yang menarik untuk diperbincangkan. Terdapat sederet masalah yang mengintai remaja saat ini, misalnya ancaman narkoba, seks bebas, kasus-kasus bunuh diri yang akhir-akhir ini sering diberitakan oleh media masa. Contoh konkret adalah anak berusia 13 tahun yang nekad gantung diri, karena tidak mampu membayar uang SPP, remaja usia 12 tahun mecoba gantung diri karena tidak mampu membayar biaya ekstrakurikuler sebesar Rp. 2.800, remaja putra usia 12 tahun ditemukan tewas di rumah orang tuanya, karena untuk memiliki televisi tidak terpenuhi, remaja usia 12 tahun ditemukan gantung diri di plafon dapur rumah kakaknya, ia diduga karena menahan kerinduan terhadap mendiang ibunya, serta sederet kasus lain yang mungkin tidak sempat diberitakan media masa (Republika, edisi Maret 2003). Menurut Willis (2005: 56) permasalahan-permasalahan tersebut merupakan representasi dari rendahnya penyesuaian diri remaja terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Menyesuaikan diri terhadap diri sendiri merupakan istilah yang mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri. Akibat tidak mampu menyesuaikan diri dapat dilihat dari konflik batin, hasrat mencapai suatu cita-cita tinggi tetapi kemampuan untuk mencapainya sangat kurang, akan menimbulkan

kegelisahan yang mengakibatkan tidak dapat memusatkan perhatian, kurang bersemangat, gemetar, gagap, dan sebagainya. gejala-gelaja tersebut diawali oleh lemahnya kendali diri. Lebih lanjut Willis mengatakan bahwa kegagalan dalam penyesuaian diri dapat disebabkan oleh adanya peristiwa terdahulu yang pernah dialami seseorang. Jika individu pada masa kanak-kanak banyak mengalami rintangan hidup dan kegagalan, frustrasi (kekecewaan) dan konflik (pertentangan) akan mengalami kegagalan penyesuaian diri pada masa remaja. Sebaliknya, jika seorang banyak mendapat keberhasilan dan kebahagiaan pada masa kanak-kanak ia akan memandang positif dan optimis terhadap segala masalah baru yang dihadapi. Penanganan masalah-masalah siswa yang berkaitan dengan kendali diri tersebut perlu mengubah atau memperbaiki pendekatan konseling yang selama ini berlangsung dengan mengubah yang bersifat pendekatan diadik (pendekatan langsung) dengan pendekatan triadik (melalui pendekatan perantara).

D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah gambaran kendali diri siswa sebelum penggunaan teknik konseling triadik? 2. Bagaimanakah gambaran kendali diri siswa setelah penggunaan teknik konseling triadik? 3. Adakah perbedaan antara gambaran kendali diri siswa sebelum penggunaan teknik konseling triadik dan gambaran kendali diri siswa setelah penggunaan teknik konseling triadik? E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Memperoleh gambaran kendali diri siswa sebelum penggunaan pendekatan teknik konseling triadik. 2. Memperoleh gambaran kendali diri siswa sesudah pendekatan teknik konseling triadik. 3. Memperoleh gambaran tentang perubahan kendali diri siswa setelah penggunaan pendekatan teknik konseling triadik.

F. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah: 1. Secara teoritis dapat mempertegas manfaat penggunaan konseling triadik dalam membantu pengembangan kendali diri siswa. 2. Secara praktis dapat membantu guru bimbingan dan konseling memperkaya pengalaman dalam melaksanakan perlakuan konseling terhadap siswa-siswa bermasalah.

G. Kajian Pustaka 1. Pengertian Kendali Diri Calhoun dan Acocella (terjemahan Satmoko, 1995:130) berpendapat bahwa kendali diri (self-control) adalah pengaruh seseorang terhadap fisiknya, tingkah laku dan proses-proses psikologisnya serta peraturan tentang fisiknya, tingkah laku dan proses-proses psikologisnya. Dengan kata lain, kendali diri adalah sekelompok

proses yang mengikat dirinya. Oleh karena itu, dalam aktivitas sehari-hari individu menggunakan kendali dirinya dalam berperilaku. Hal ini selaras dengan Gangey (1981:117) yang berpendapat bahwa kendali diri adalah kendali yang digunakan individu dalam mengarahkan perilakunya. Senada dengan yang diungkapkan oleh Mischel (Pervin, 1984:410) bahwa kendali diri mengarah pada kekuatan individu untuk mengatur atau mengendalikan tindakannya, menghadapi situasi terkendali. Sukartini (2003:77) mendefinisikan kendali diri sebagai upaya siswa untuk mengatur diri dalam berpikir dan bertindak berdasarkan keyakinannya bahwa segala yang terjadi atas dirinya merupakan akibat tindakannya. Dengan kata lain, dalam kendali diri terdapat usaha untuk dapat mengendalikan hal-hal yang terdapat dalam diri individu. Berdasarkan definisi tersebut, kendali diri merupakan kemampuan individu dalam mempengaruhi diri terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami dan konsekuensi-konsekuensi yang diterima serta mengarahkan perilakunya dalam menghadapi situasi sebagai konsekuensi dari tindakannya.

2. Ciri-ciri Kendali Diri Menurut Logue (1995:24) orang yang mampu mengendalikan diri adalah orang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Memegang teguh tugas yang berulang meskipun berhadapan dengan

berbagai gangguan. b. c. Mengubah perilakunya sendiri sesuai dengan norma yang ada. Tidak menunjuk perilaku yang dipengaruhi kemarahan.

d.

Bersikap toleran terhadap stimulus yang berlawanan.

Sedangkan menurut Sukartini (2003:77-78) terdapat beberapa aspek dari kendali diri, meliputi: a. Penguasaan situasi, yaitu kemampuan memikirkan cara-cara

menguasai dan mengendalikan situasi sekitarnya yang berkaitan dengan peraturan sekolah. b. Motivasi bertindak, yaitu kemampuan memilih tindakan untuk

mengatasi masalah seputar peraturan sekolah. c. Kesediaan menerima resiko, yaitu kesanggupan menerima resiko

atas tindakan yang dilakukan.

3. Perkembangan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kendali Diri Kendali diri akan terus berkembang sejalan dengan pertambahan usia. Anak-anak cenderung menunjukkan perilaku impulsive, dan remaja menunjukkan lebih mampu mengendalikan diri (Logue, 1995:15). Selanjutnya Logue mengemukakan bahwa individu melakukan kendali diri berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran. Pada perkembangan awal, perilaku anak dikendalikan oleh agen eksternal, seperti orang tua, kakak atau guru yang menetapkan standar penilaian dan menunjukkan akibat untuk setiap penampilan perilaku. Standar akan berbeda untuk setiap perilaku. Hadiah ditunjukkan ketika anak mampu mencapai standar yang ditetapkan, sedangkan hukuman diberikan jika anak menyimpang dari standar yang ditetapkan.

Sejalan bertambahnya usia, individu belajar mengendalikan dirinya sendiri. Pola penguatan dan hukuman, berkembang setelah menerima berbagai dukungan. Menurut Bandura (Dahar, 1996:30-31) manusia mengamati perilakunya sendiri, mempertimbangkan (judge) perilaku itu terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, dan kemudian memberi penguatan (reinforcement) berupa hadiah atau hukuman pada dirinya sendiri. Teori belajar sosial mengungkapkan bahwa sebagian besar kriteria yang dimiliki individu untuk penampilan perilakunya dapat dipelajari dari model-model dalam dunia sosial individu. Respon-respon kognitif individu terhadap perilakunya mengarahkan individu untuk mengatur perilakunya sendiri. Dengan memberi hadiah atau hukuman diri, individu dapat mengendalikan perilakunya secara positif. Individu dapat menilai perilakunya sendiri dengan cara melihat bagaimana orang lain menilai perilakunya. Individu dapat belajar dari model dengan cara mengamati perilaku orang lain dan konsekuensi-konsekuensinya. Individu dalam menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan, dipengaruhi oleh dorongan naluriah, orang lain dan peristiwa-peristiwa masa lalu (Nurwanti, 2004:20). Melalui penelitian awal diperoleh gambaran atau informasi ditemukannya beberapa siswa yang menunjukkan gangguan dalam penyesuaian dirinya.

H. Rencana dan Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan model konseling triadik adalah survey dan deskriptif analisis. Metode ini dipilih karena penelitian ini

bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan mengenai gejala spsifik dan fenomena kendali diri siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Metode ini dipilih untuk meningkatkan kendali diri siswa melalui pendekatan konseling triadik. Metode ini sesuai dengan pendapat Ortrun Zuber Skerritt dalam bukunya New Direction in Action Research (1996:3) yang berpendapat bahwa metode penelitian yang tepat untuk mengembangkan bidang pendidikan adalah penelitian tindakan. Sifat penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian konseling kolaboratif (triadik). Peneliti bekerja sama dengan orang tua, teman siswa, guru mata pelajaran untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program bimbingan. 1. Subjek dan waktu penelitian sebagai berikut: a. Subjek penelitian ini mengamati siswa kelas IX-A SMP Negeri 1 Singajaya tahuan ajaran 2007/2008. b. Waktu dan lamanya tindakan: lima (5) bulan mulai bulan September 2007 sampai bulan Januari 2008. c. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua (2) siklus, siklus 1 dilaksanakan dalam 2 minggu dengan frekuensi 2 kali pertemuan dan siklus 2 dilaksanakan berdasarkan refleksi terhadap siklus 1. siklus ini dilaksanakan dalam 2 minggu dengan frekuensi 2 kali pertemuan. Setelah siklus 2 selesai direfleksi kembali. Selanjutnya hasil penelitian dilaporkan.

2. Perencanaan Tindakan Konseling ini akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Layanan informasi b. Memberikan arahan c. Menentukan tindakan d. Melaksanakan tindakan e. Evaluasi f. Refleksi Siklus 1 Untuk mendapatkan permasalahan dikumpulkan data mengenai kendali diri dengan menyebarkan instrumen. Lalu diolah dan ditafsirkan untuk memperoleh gambaran kendali diri siswa setelah memperoleh gambaran direncanakanlah urutan tindakan yang mungkin dapat dilakukan secara rasional. Tahap berikutnya dilakukan tindakan sesuai dengan urutan prioritas dan setelah itu subjek diamati untuk memperoleh gambaran tentang kekurangan dari pelaksanaan tindakan kemudian kekurangan dari pelaksanaan tindakan. Selanjutnya dikumpulkan data sebagai bahan refleksi 1 yang memungkinkan munculnya permasalahan baru.

Siklus 2 Pada siklus 2 dilaksanakan atas dasar bahan refleksi 1. Kalau masih ada permasalahan baru yang muncul maka dibuatkan perencanaan tindakan ke-2, lalu pelaksanaan tindakan ke-2. setelah itu, diamati, direfleksi dan dievaluasi apakah

10

sudah ada perubahan kea rah perbaikan atau belum. Jika tidak memerlukan perbaikan berarti siklus sudah selesai dilaksanakan dan hasil tindakan sudah dilakukan siswa.

Refleksi dan Evaluasi Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengingat kembali apa yang sudah dilakukan. Untuk kepentingan evaluasi dilaksanakan assessment tentang kendali diri dalam bentuk angket pilihan tertutup. Adapun sistem penyekorannya adalah sebagai berikut: jawaban yang sesuai diberi skor 1 dan jawaban yang tidak sesuai diberi skor 0.

Indikator Keberhasilan Indiktor keberhasilan dari pendekatan konseling triadic ini adalah peningkatan kendali diri siswa. Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada siklus penelitian berikut pada halaman berikut ini.

11

Permasalahan

Perencanaan Tindakan Siklus 1

Pelaksanaan Tindakan Sklus 1

Siklus 1 Refleksi Pengamatan/ Pengumpulan Data 1

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan Tindakan 2

Pelaksanaan Siklus 2

Siklus 2

Refleksi 2

Pengamatan/ Pengumpulan data 2

Bila permasalahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Gambar 1. Siklus Penelitian (a. Perencanaan, b. Pelaksanaan, c. Refleksi, d. Evaluasi)

3. Instrumen Pengumpul Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan data yang akan diungkap dalam penelitian, yaitu: a. b. c. Angket kendali diri siswa (terlampir pada lampiran 1) Pedoman wawancara terhadap orang tua (terlampir pada lampiran 2) Studi dokumentasi

12

I. Jadwal Penelitian
NO 1. 2. 3. 5. 6. 7. 8. 9. Rencana Kegiatan Minggu kePenyerahan proposal Tindakan 1 & refleksi Tindakan 2 & refleksi Penyusunan laporan Seminar Penyempurnaan laporan Penyerahan laporan Penulisan artikel Penyerahan artikel SEPT 3 4 x 1 OKT 2 3 4 x x x x x x x x x Lap JKT x x x NOV 1 2 3 4 1 DES 2 3 4 JAN 1

J. Personalia Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh seorang peneliti Nama Golongan Jabatan Unit Kerja : Suryana, S.Pd. : IVa : Guru BK : SMP Negeri 1 Singajaya

K. Daftar Pustaka Calhoun, J.F. dan Acocella, J.R. Alih bahasa oleh RS. Satmoko. (1995). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press. Dahar, Ratna W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Logue, Alexandra W. (1995). Self-Control Waiting unti Tomorrow for What You Want Today. New Jersey: Prentice Hall. Pervin, L.A. (1984). Personality: Theory and Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. Sukartini, Sri Patmah. (2003). Model Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengembangkan Dimensi Kendali Pribadi yang Tegar. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Willis, Sofyan S. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

13

Lampiran 1 KISI-KISI INSTRUMEN PENGUNGKAP KENDALI DIRI SISWA


Aspek Indikator Sub. Indikator No. Butir Pernyataan + 1, 2 21 3 22, 23 4 24 5 6 7, 8 9 10, 11 12 13 14 15 16 17 25 26 27 28 29, 30 31 32 33 34, 35 36 37, 38 39 40

resikoKesediaan menerima

Berpikir positif Dapat memikirkan manfaat Dapat menguasai Dapat menguasai perasaan perasaan marah Dapat menguasai perasaan bahagia Dapat menguasai cemas Dapat mengatasi Dapat menganalisis masalah masalah Dapat memilih cara penyelesaian masalah Dapat mencari penyebab masalah Mendahulukan Masalah belajar pekerjaan yang lebih penting Masalah di luar belajar Dapat Dapat menetapkan tujuan memusatkan Dapat mencapai tujuan perilaku pada tujuan Dapat Memiliki cita-cita merencanakan masa depan Dapat memilih cara mencapai cita-cita Tidak Penolakan terhadap pengaruh terpengaruh hal- negatif dari teman sekolah hal negatif dari lingkungan Bertanggung Bersedia menanggung akibat jawab terhadap jika melakukan kesalahan perilaku Memberi hadiah terhadap diri sendiri setelah mencapai tujuan

Motivasi bertindak

Penguasaan situasi

18 19, 20

20

20

40

14

Anda mungkin juga menyukai