Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era reformasi dan globalisai ini, tatanan kehidupan masyarakat

banyak mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi di segala bidang, yaitu

di bidang politik, keagamaan, pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya dan

pendidikan. Dampak positif dari era ini adalah banyaknya peluang dari

masyarakat untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Kondisi ini

mendorong masyarakat untuk terus berpikir, meningkatkan kemampuanya,

dan tidak puas terhadap apa yang telah dicapai. (Nurihsan, 2005: 67)

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama

lahir ke dunia, telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan; manusia

berushaha mendidik anak-anaknya, itupun dalam keadaan yang sederhanan.

Dari uraian ini dijelaskan kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah

masalah setiap orang dari dulu hingga sekarang, dan di waktu-waktu yang

akan datang. Keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab,

bahwa dia dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam cara yang

sesuai dengan “keadaan” si anak didik (Suryabrata, 2011: 1)

Untuk itu, para pelajar perlu dibekali dengan berbagai kompetensi

yang perlu dimiliki oleh para pelajar dan mahasiswa untuk mengembangkan

kompetensi kepemimpinannya adalah stratesi pengendalian diri. Strategi

pengendalian diri ini akan membekali pera pelajar dalam menghadapi

1
2

godaan yang akan menghancurkan dirinya dengan itu pengendalian diri

dapat didefinisikan sebagai tindakan menahan diri untuk tidak melakukan

perbuatan-perbatanyang akan merugikan dirinya di masa kini maupun di

masa yang akan datang (Nurihsan, 2005: 68)

Pengendalian diri (self control) merupakan kemampuan seseorang

dalam mengendalikan perilaku mereka guna mencapai tujuan tertentu.

Seorang individu dengan kendali diri yang baik, memahami benar

konsekuensi akibat tindakan yang akan mereka lakukan. Dengan kata lain

individu dengan pengendalian diri yang baik tidak akan bersikap gegabah

sehingga dapat merugikan diri mereka sendiri (Nurihsan, 2005: 70)

Pengendalian diri tidak sebatas dalam mengelola kondisi emosional

saja, lebih dari itu pengendalian diri juga melibatkan unsur kognitif dan fisik

Averil ( dalam Zulkarnaen 2002). Pengendalian diri terdiri atas tiga aspek

yaitu kendali perilaku (behavioral control), kendali kognisi (cognitive

control), dan mengendalikan keputusan (decisional control). Kendali

perilaku (behavioral control) dapat diartikan sebagai kemampuan individu

dalam memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan, kendali

perilaku ini terdiri atas kemampuan mengendalikan perilaku dan

kemampuan mengendalikan stimulus.

Sedangkan perilaku dapat dikurangi atau dihilangkan, bahkan perilaku

yang baru terbentuk pun dapat dikurangi atau dihilangkan perilaku yang

tidak menguntungkan atau tidak menyenangkan cenderung akan dihilangkan

atau dikurangi kemunculannya oleh si subjek. Cara menghilangkan atau


3

mengurangi perilaku tersebut disebut dengan prosedur penghapusan atau

pengurangan perilaku.

Tokoh aliran utama Behaviorisme ialah Jhon. B. Watson (1878-1958).

Pada dasarnya, aliran ini mencoba untuk menghilangkan perilaku manusia,

yang pada akhirnya memunculkan paradigma bahwa semua perilaku

manusia harus diamati salah satunya adalah perilaku yang dimiliki manusia

yaitu perilaku agresi.

Myers 2012 (dalam Widiyastuti, 2014: 118) yaitu mengatakan

“hostile aggression” yaitu perilaku agresi yang yang didorong oleh

kemarahan dann dilakukan dengan tujuan untuk melampiaskan kemarahan

dan “Instrumental aggression” yaitu agresi yang digunakan sebagai alat

untuk mencapai tujuan lain.

Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel siswa SMP N 1

Sumberrejo Bojonegoro Kelas VIII Tahun Ajaran 2016/2017.

Berdasarkan paparan di atas peneliti memilih judul “Hubungan Antara

Pengendalian Diri dengan Perilaku Agresi Pada Siswa SMP N 1 Sumberrejo

Bojonegoro”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka

dapat dirumuskan masalah peneliti sebagai berikut: Adakah hubungan

antara pengendalian diri dengan perilaku agresi pada siswa SMP N 1

Sumberrejo Bojonegoro ?
4

C. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ada

hubungan antara pengendalian diri dengan perilaku agresi pada siswa SMP

N 1 Sumberrejo Bojonegoro”

Ha = diduga ada hubungan antara pengendalian diri dengan perilaku agresi

pada siswa SMP N 1 Sumberrejo Bojonegoro.

Ho = diduga tidak ada hbungan antara pengendalian diri dengan perilaku

agresi pada SMP N 1 N Sumberrejo Bojonegoro.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada beberapa manfaat untuk

berbagai kalangan antara lain:

1. Guru

Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang hubungan antara

pengendalian diri dengan perilaku agresi pada siswa sehingga dapat

menambah ketrampilan guru terutama guru pembimbing dalam

membantu siswa, dan memberi pandangan tentang apa yang akan di

lakukan guru pembimbing jika menemukan kasus/permasalahan seperti

ini.

2. Sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini dari pihak-pihak sekolah dapat menindak

lanjuti dan membimbing mengendalikan diri dengan perilaku agresi

siswa agar siswa tidak memiliki perilaku yang menyimpang.


5

3. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

peneliti, dan dapat menjadi referensi untuk penelitian berikutnya dengan

menambahkan variabel yang lain.

E. Definisi Oprasional

1. Pengendalian Diri
Menurut Corey, 1991 (dalam Gunarsa 2011: 225) Pengendalian diri

(Penguasaan diri) adalah mengatur diri (Self management) yang meliputi

pemantauan diri (Self monotoring), memberi hadiah terhadap diri sendir

(self reward), kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting)

dan penguasaan terhadap rangsangan (simulus control) dan diamalkan untuk

menghadapi ansietas, depresi, rasa nyeri dan perilaku-perilaku

ketergantungan pada minuman keras, makan yang tidak terkendali dan yang

berhubungan dengan kebiasaan belajar.

2. Perilaku Agresi
Perilaku agresi dapat didefinisikan sebagai perrilaku fisik atau verbal

yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Tetapi Menurut Myers (dalam

Widyastutik 2014 : 116) yaitu “hostile aggression” yaitu agresi yang

didorong oleh kemarahan dan dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan

kemarahan dan dilakukan dengan tujuan untuk melampiaskan kemarahan itu

sendiri dan “instrumental aggression” yaitu agresi yang digunakan sebagai

alat untuk mencapi tujuan lain.

Anda mungkin juga menyukai