Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hanifah Friska V.

Kelas : Teori Psikologi Perkembangan - D2


NIM : 112111133206

Tugas Pertemuan Kedua Teori Psikologi Perkembangan

1. Bagaimana keterkaitan antara fakta dan teori dalam memahami perkembangan manusia?
Jawab : Perkembangan manusia dijelaskan secara detail melalui teori-teori
perkembangan. Pada teori perkembangan dijelaskan mengenai perubahan yang terjadi
saat individu mengalami perkembangan, mekanisme pertumbuhan dan perkembangan
manusia, serta proses pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan fakta adalah
pembuktian dan kumpulan data mengenai penerapan teori pada kehidupan nyata.
Keterkaitan antara fakta dan teori dalam memahami perkembangan terletak pada
pengelompokan bukti penerapan teori perkembangan serta pemaknaan data data yang
berkorelasi dengan fakta teori perkembangan.

2. Bagaimana dasar filosofi perkembangan manusia?


Jawab : Manusia mengalami perkembangan yang terjadi semasa hidupnya, hal ini
merupakan kualitas fungsi psikologis yang dimiliki manusia. Dalam perkembangannya,
manusia dipengaruhi oleh dua hal yang saling berkaitan yaitu nature (faktor genetik) dan
nurture (pengaruh lingkungan dan pengalaman). Dua hal ini saling berinteraksi secara
organismik yang artinya perubahan dan perkembangan manusia terkait dengan bawaan
individu dan lingkungannya. Kedua hal ini harus berinteraksi dengan baik agar
menimbulkan perkembangan dengan kualitas positif pada diri manusia. Selain itu,
individu juga harus aktif dalam memainkan peranan dalam perkembangan dirinya.

3. Bagaimana pengelompokan teori-teori perkembangan berdasarkan pendekatannya, lalu


jelaskan masing-masing pendekatan tersebut dengan memberikan pula contoh-contoh
teori yang mencakup di dalamnya.
Jawab :
● The Stage Theory View of Development (Walter Emmerich, 1968)
Perkembangan manusia berdasarkan teori ini bersifat universal dan berlaku untuk
semua orang (Nomotetik). Perpindahan dari masing-masing tahap bersifat transisional
dan gradual serta terdapat perbedaan kecepatan perubahan antara individu satu dengan
yang lain. Perubahan yang dialami manusia menurut teori ini bisa mencakup semua
aspek atau hanya beberapa saja, karenanya perlu dideteksi ciri yang sering muncul
untuk mengetahui tahap perkembangan seseorang.
Contoh : Teori kognitif Piaget yang dapat dijadikan landasan bagi pendidikan anak
usia dini, dimana pembelajaran bahasa memainkan peran penting dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional.
● The Differential Approach to Development
Perkembangan sekelompok manusia dibedakan menjadi beberapa sub grup
berdasarkan status dan atribut perilakunya. Fokus dari teori ini adalah diperolehnya
kajian yang lebih spesifik baik dari atribut status maupun perilaku. Atribut perilaku
bisa berupa perilaku yang bertolak belakang dari dimensi psikologisnya.
Contoh : Pada karyanya yang berbentuk jurnal, Snyder menciptakan skala
pengukuran baru yaitu Junior Self-Monitoring yang dikembangkan dan dikaitkan
dengan perbedaan individu dalam kecenderungan anak untuk terlibat dalam social
comparison dalam pengambilan keputusan. Dalam karyanya, Snyder membagi anak
menjadi 2 kelompok yaitu anak dengan tingkat pemantauan diri yang cenderung
tinggi dan anak dengan tingkat pemantauan diri yang rendah. Skala ini berguna untuk
mengeksplorasi asal usul dan proses perkembangan yang mengarah pada individu
dewasa dalam pemantauan dirinya nanti.
● The Ipsative Approach to Development
Teori ini terfokus pada aspek ideografis (pemisah/pembeda individu satu dengan yang
lain) sehingga teori ini lebih berfokus pada perkembangan secara individu bukan
kelompok. Perubahan perkembangan pada teori ini menganut pada perubahan yang
bersifat individual dan ontogenetic change (penyesuaian respon setiap individu
terhadap hal yang dialami sehingga menimbulkan perbedaan proses perkembangan).
Contoh : Ipsative assessment pada prestasi siswa di bidang akademik dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang berisi poin agar dijawab oleh siswa tersebut.
Poin kemudian dijumlahkan dan dari jumlah poin tersebut dapat diketahui sejauh
mana siswa berkembang dari segi prestasi akademik. Ipsative assessment cenderung
dinilai positif karena perbandingan prestasi siswa tidak dibandingkan dengan orang
lain melainkan dengan dirinya sendiri. Hal ini membantu banyak siswa dengan
prestasi rendah untuk cenderung meningkat

Anda mungkin juga menyukai