Anda di halaman 1dari 5

Review Materi Kelompok 5 Belajar dan Pembelajaran

Nama : Imam Wahyudin


NIM : 220203502023
Jurusan/Kelas : Pendidikan Teknik Otomotif (02)

Judul : Teori Belajar Kognitif


Penduluan

Secara bahasa kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya berfikir. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif berarti segala sesuatu yang berhubungan
atau melibatkan kognisi, atau berdasarkan pengetahuan faktual yang empiris.
Teori kognitf pada awalnya dikemukakan oleh Dewwy, dilanjutkan oleh Jean
Piaget, Kohlberg, Damon, Mosher, Perry dan lain-lain, yang membicarakan
tentang perkembangan kognitif dalam kaitannya dengan belajar. Kemudian
dilanjutkan oleh Jerome Bruner, David Asubel, Chr. Von Ehrenfels Koffka,
Wertheimer dan sebagainya. Teori belajar kognitif muncul dilatarbelakangi oleh
ada beberapa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan para
ahli sebelumnya mengenai belajar, sebagaimana dikemukakan oleh teori
Behavior, yang menekankan pada hubungan stimulus-responsreinforcement.
Menurut paham kognitif, tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh
reward (ganjaran) dan reinforcement (penguatan). Tingkahlaku seseorang
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan untuk mengenal atau
memikirkan situasi di mana tingkahlaku itu terjadi. Pendahuluan ini memberikan
gambaran yang cukup jelas mengenai konsep kognitif dan sejarah perkembangan
teori kognitif. Penjelasan mengenai asal-usul kata "kognitif" dari bahasa Latin
"Cogitare" dan definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan dasar
pemahaman yang baik. Kelompok 5 berhasil merinci beberapa tokoh yang
berkontribusi dalam perkembangan teori kognitif, seperti Dewey, Jean Piaget,
Kohlberg, Damon, Mosher, Perry, Jerome Bruner, David Asubel, Chr. Von
Ehrenfels, Koffka, dan Wertheimer. Hal ini memberikan konteks sejarah yang
baik dan menunjukkan keragaman pandangan dalam teori kognitif. Pentingnya
penjelasan bahwa teori belajar kognitif muncul sebagai respons terhadap
ketidakpuasan terhadap teori perilaku (Behavior) memberikan latar belakang yang
baik. Penekanan pada fakta bahwa tingkah laku tidak hanya dikendalikan oleh
reward dan reinforcement, tetapi juga oleh kognisi, membantu membuka wawasan
mengenai kompleksitas faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Satu hal
yang dapat ditingkatkan adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kontribusi
masing-masing ahli yang disebutkan dalam perkembangan teori kognitif.
Misalnya, apa kontribusi khusus Jean Piaget, Jerome Bruner, atau ahli lainnya
dalam mengembangkan pemahaman kita tentang kognisi dan belajar.

Pembahasan

Jean Piaget mengemukakan bahwa proses belajar akan terjadi apabila ada
aktivitas individu berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya.
Pertumbuhan dan perkembangan individu merupakan suatu proses sosial. Individu
tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi
sebagai bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada di
antara individu dengan lingkungan fisiknya. Teori kognitif adalah suatu proses
atau usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia
sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk
memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah
laku, keterampilan, nilai dan sikap yang bersifat relatif dan berbekas. Misalnya,
seseorang mengamati sesuatu ketika dalam perjalanan. Dalam pengamatan
tersebut terjadi aktifitas mental. Kemudian ia menceritakan pengalaman tersebut
kepada temannya. Pernyataan ini mencerminkan pandangan Jean Piaget tentang
proses belajar dan perkembangan individu. Piaget menekankan pentingnya
interaksi individu dengan lingkungan sosial dan fisiknya dalam proses belajar.
Dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu merupakan suatu
proses sosial, di mana individu dilihat sebagai bagian dari kelompok sosial dan
tidak terpisah dari lingkungan fisiknya. Konsep bahwa individu tidak hanya
berinteraksi dengan lingkungan fisik sebagai entitas terisolasi, tetapi sebagai
bagian dari kelompok sosial, memberikan pemahaman bahwa lingkungan sosial
berada di antara individu dan lingkungan fisiknya. Pemahaman ini
menggambarkan bahwa pengaruh sosial memiliki peran penting dalam
perkembangan individu. Pernyataan tentang teori kognitif menggarisbawahi
bahwa belajar melibatkan aktivitas mental yang terjadi sebagai hasil dari interaksi
aktif dengan lingkungan. Proses ini bertujuan untuk mencapai perubahan dalam
berbagai aspek, seperti pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan,
nilai, dan sikap. Contoh yang diberikan, di mana seseorang mengamati sesuatu
selama perjalanan dan kemudian berbagi pengalaman dengan temannya,
memberikan ilustrasi konkret tentang bagaimana aktivitas mental terlibat dalam
proses belajar.

Tahap-tahap terkembangan mognitif menurut Jean Piaget yaitu tahap


sensorimotor (usia 0-2 tahun), individu memahami sesuatu atau tentang dunia
dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris, (seperti melihat,
dan 7 mendengar) dan dengan tindakan-tindakan motorik fisik. Tahap pra-
operasional (usia 2-7 tahun), individu mulai melukiskan dunia melalui tingkah
laku dan kata-kata. Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), individu mulai
berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian yang bersifat konkret. Tahap
operasional formal (11 tahun ke atas), sementara Salvin menjelaskan bahwa pada
operasional formal terjadi pada usia 11 sampai dewasa awal. Pernyataan tersebut
memberikan gambaran singkat tentang tahap-tahap perkembangan kognitif
menurut Jean Piaget. Pemahaman ini bergantung pada usia individu dan
menyoroti perubahan signifikan dalam cara individu memahami dunia sekitarnya.
Tahap sensorimotor, yang mencakup usia 0-2 tahun, menyoroti penggunaan
pengalaman sensoris dan tindakan motorik fisik sebagai sarana utama pemahaman
individu terhadap dunia. Pada tahap ini, individu secara aktif terlibat dalam
memproses informasi melalui indra dan gerakan fisik. Tahap pra-operasional,
yang terjadi pada usia 2-7 tahun, menunjukkan transisi individu ke penggunaan
tingkah laku dan kata-kata sebagai alat untuk menggambarkan dunia. Ini
mencerminkan perkembangan kemampuan simbolis dan kreatifitas dalam
pemikiran anak-anak. Tahap operasional konkret, yang melibatkan usia 7-11
tahun, menekankan kemampuan individu untuk berpikir secara logis tentang
kejadian-kejadian yang bersifat konkret. Ini mencerminkan perkembangan
kemampuan berpikir yang lebih abstrak. Terakhir, tahap operasional formal, yang
dimulai pada usia 11 tahun ke atas, menyoroti kemampuan individu untuk berpikir
secara formal dan abstrak. Merujuk pada penjelasan tambahan dari Salvin, tahap
ini tampaknya melibatkan perkembangan kognitif dari masa anak-anak hingga
awal dewasa.

Individu dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri yang menjadi titik pusat


dari teori belajar kognitif Piaget ialah individu mampu mengalami kemajuan
tingkat perkembangan kognitif atau pengetahuan ke tingkat yang lebih tinggi.
Maksudnya adalah pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dapat dibentuk
dan dikembangkan oleh individu sendiri melalui interaksi dengan lingkungan
yang terus-menerus dan selalu berubah. Individualisasi dalam proses
pembelajaran, perlakuan terhadap individu harus didasarkan pada perkembangan
kognitifnya. Atau dengan kata lain, dalam proses pembelajaran harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan individu. Belajar akan lebih berhasil apabila
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Pernyataan ini
mencerminkan pandangan dasar dalam teori belajar kognitif Jean Piaget, yang
menempatkan individu sebagai pusat dari proses pembelajaran mereka. Konsep
utama yang dijelaskan adalah bahwa individu memiliki kemampuan untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sendiri, dan kemajuan dalam
perkembangan kognitif dapat dicapai melalui interaksi terus-menerus dengan
lingkungan yang selalu berubah. Pentingnya individualisasi dalam proses
pembelajaran, yang ditekankan dalam pernyataan tersebut, menunjukkan bahwa
pendekatan pembelajaran harus mempertimbangkan tingkat perkembangan
kognitif setiap individu. Artinya, strategi pembelajaran yang efektif harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Pendekatan ini
sejalan dengan pandangan Piaget tentang belajar sebagai suatu proses yang terjadi
secara aktif melalui interaksi individu dengan lingkungan mereka. Dengan
memfokuskan pada individualisasi, pernyataan ini menekankan pentingnya
menyelaraskan metode pembelajaran dengan kemampuan kognitif individu, yang
diharapkan akan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai