Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SUPARDI NOTONEGORO

NIM : 220203502018

Timing light

Cara Menggunakan Timing Light


Dalam menggunakan timing light untuk pengukuran timing pengapian perlu diperhatikan
prosedur-prosedurnya. Berikut merupakan cara menggunakan timing light:

1. Mempersiapkan timing light dan kendaraan yang akan diukur saat pengapiannya.
2. Memasang kabel berwarna merah pada kutup positif baterai sebagai catu daya positif.
3. Memasang kabel berwarna hitam pada kutup negatif baterai sebagai catu daya negate.
Cara satu dan dua tidak dilakukan apabila timing light mempunyai catu daya internal.
4. Memasang kabel inductive pick coil pada kabel tegangan tinggi pada busi silinder satu.
5. Menghidupkan mesin dan memastikan kondisi mesin sudah panas.
6. Memastikan mesin berputar pada posisi stasioner atau idle yaitu 750-800 RPM sesuai
dengan standar pada kendaraan. Hal ini diperlukan agar sistem pemaju saat pengapian
tidak bekerja saat dilakukan proses pengukuran sehingga menyebabkan pengukuran tidak
presisi.
7. Melepas selang vacuum pada sub vacuum advancer distributor agar sistem pemaju saat
pengapian yang bekerja berdasarkan beban mesin sehingga tidak akan mempengaruhi
pengukuran.
8. Menyalakan timing light dengan menekan tombol ON pada timing light. Jika
menggunakan non adjustable timing light maka arahkan timing light ke tanda yang
terdapat pada cover pulley timing ataupun pada flywheel.
9. Amati angka derajat yang ditunjukan oleh lampu strobo timing light. Apabila standar
pada kendaraan 5 derajat maka lampu strobo harus menunjukan angka 5 derajat sebelum
titik mati atas.
10. Apabila menggunakan timing light jenis adjustable timing light maka distel terlebih
dahulu pada 5 derajat. Kemudian arahkan pada tanda timing pada pulley ataupun
flywheel. Dalam kondisi ini maka lampu strobo harus menunjukan angka nol derajat.
11. Apabila tidak sesuai dengan standar maka lakukan penyetelan dengan menggeser
distributor dengan mengendorkan baut distributor. Kemudian cek sampai timing
pengapian sesuai dengan standar yang ada.
12. Mengencangkan kembali baut distributor agar saat pengapian tidak bergeser kembali.
13. Setelah selesai maka pasang kembali selang vacuum dan merapikan alat yang digunakan.

Fungsi Timing Light


Fungsi timing light adalah untuk memeriksa dan membaca saat pengapian atau saat busi
memercikan busi sesuai dengan sudut putar pada poros engkol dimana secara langsung
berhubungan dengan piston dengan memanfaatkan cahaya strobe yang bekerja berdasarkan
aliran listrik tegangan tinggi pada kabel busi.
Hasil pengukuran saat pengapian digunakan untuk menentukan sistem pengapian apakah bekerja
dengan baik atau tidak. Apabila saat pengapian terlalu maju atau terlalu mundur tentunya dapat
menimbulkan berbagai permasalahan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyetelan dengan menggeser
distributor untuk mendapatkan saat pengapian yang sesuai dengan standar.

Cara Kerja Kerja Timing Light


Timing light memanfaatkan arus induktif pada kabel tegangan tinggi busi untuk menyalakan
lampu strobo sehingga dapat menunjukan saat pengapian dengan jelas. Pada umumnya timing
light membutuhkan catu daya entah dari baterai maupun catu daya luar seperti baterai kendaraan.
Selain itu terdapat satu kabel induktif yang terhubung dengan kabel tegangan tinggi busi.

Inductive pick up coil ini mengambil sinyal induktif yang dihasilkan dari tegangan tinggi pada
kabel busi silinder nomor satu. Sinyal induktif ini akan diterima oleh penguat arus yang terdapat
pada mekanisme timing light untuk menyalakan lampu strobo. Sistem penguat arus pada timing
light mampu meningkatkan tegangan dari 12 volt menjadi 10000 volt. Selain itu proses
penyalaan lampu strobo sangat cepat sesuai dengan kecepatan putaran mesin.

Pada dumper pulley atau bagian flywheel terdapat tanda saat pengapian mulai dari 0 sampai 20
derajat. Cahaya stroboscopic diarahkan pada mark atau tanda pada dumper pulley maka kedipan
cahaya akan menunjukan angka seberapa besar saat pengapian.

Apabila sudah diketahui saat pengapian atau saat busi memercikan bunga api, maka mekanik
dapat menentukan apakah perlu dilakukan penyetelan atau tidak. Apabila saat pengapian terlalu
maju maka perlu dimundurkan, sementara apabila saat pengapian terlalu mundur maka perlu
dimajukan. Untuk mengetahui saat pengapian terlalu mundur atau maju maka tinggal
membandingkan dengan standar yang ada.

Anda mungkin juga menyukai