Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN KOMPONEN SISTEM

PENGAPIAN BATTERY KONVENSIONAL
Oleh:
Wahyu Hartono, S.Pd., M.Pd

Secara garis besar, pemeriksaan komponen sistem pengapian battery konvensional


adalah mencakup : (a) Busi, (b) Kabel busi, (c) Unit Distributor dan Ignition Coil
1.        Pemeriksaan Busi
Tegangan tinggi dari ignition coil membangkitkan loncatan api listrik antara
elektroda tengah (elektroda positif) dan elektroda sisi (elektroda negatif) busi untuk
membakar campuran udara dan bahan bakar yang dimampatkan dalam ruang
bakar. Busi harus menjaga kemampuan pengapiannya dalam periode yang cukup
lama  dalam menghadapi pembakaran dan tekanan temperatur yang tinggi. Bila
busi kotor atau rusak akan berakibat tenaga engine kurang, putaran engine tidak
dapat idel, pincang dan sulit distarter.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menangani busi adalah (1) pada
saat melepas kabel busi (high tension cable) tariklah bagian ujung fittingnya, dan
jangan menarik kabel busi secara kasar, (2) pada waktu melepaskan busi gunakan
kunci busi, posisikan dengan tepat dan jangan miring karena kedudukan kunci busi
yang tidak tepat akan merusak insulator busi, (3) pada saat memasang busi
putarlah ujung kunci dengan tangan, yakinkan bahwa ulir telah masuk dengan
tepat, baru kemudian kencangkan dengan menggunakan stang.
a.    Pemeriksaan Insulator
Dengan menggunakan lap bersihkan elektroda busi, dan periksalah
apakah insulator elektroda ada keretakan, gantilah busi bila terdapat keretakan
pada busi
b.    Pemeriksaan Ulir Busi
Bersihkan (dengan bensin) ulir busi, dan periksalah apakah ulirnya telah rusak /
aus
c.    Periksa Keausan dan Warna Elektroda Busi
Bersihkan busi dan periksalah keausan (akibat terbakar) elektroda dan warnanya.
Warna abu-abu muda menandakan pembakaran baik, warna
putih menunjukan engine terlalu panas (over heat), warna hitam basah
menunjukan minyak pelumas ikut terbakar, warna hitam kering menandakan
campuran yang terlalu kaya.

Gambar 1.  Memeriksa Keausan dan Warna Elektroda Busi

d.   Periksa Gasket Busi
Periksa keausan gasket, kebocoran gas sering terjadi gasket antara insulator dan
rumah busi (plug housing) aus atau rusak.
e.    Periksa Celah/Gap Elektroda Busi
Periksa celah busi dengan memasukkan alat pengukur (feeler gauge) antara
elektroda tengah dan elektroda sisi. Celah busi disetel dengan membengkok-kan
elektroda massa dan celahnya disesuaikan dengan petunjuk yang tertera pada
buku pedoman reparasi.

Gambar 2. Memeriksa dan Menyetel Celah Elektroda Busi


Catatan:
-       Jangan menggunakan pembersih busi terlalu lama.
-       Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara tekan.
-       Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator.

Gambar 3. Membersihkan Busi

2.    Memeriksa Kabel Tegangan Tinggi


Gangguan kabel tegangan tinggi pengapian akan berakibat engine sulit distarter,
tidak dapat berputar idle, pincang dan tenaga kurang. Hal ini dapat terjadi karena
tahanan kabel menjadi sangat besar. Periksalah semua kabel tegangan tinggi
tahanan kabel :kurang dari 25 kW.

Gambar 4. Cara Melepas Kabel Busi

Gambar 5. Cara Memeriksa Tahanan Kabel Busi

3.    Memeriksa Unit Distributor


Gangguan pada distributor akan berakibat kinerja sistem pengapian tidak
sempurna, yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine : engine sulit
distart, tenaga kurang, panas berlebihan dan komponen-komponen utama
engine cepat rusak. Adapun perawatannya meliputi:

a.    Memeriksa Distributor Cup


Periksa tutup distributor dari kemungkinan :
1)        Retak, berkarat, kotor atau terbakar.
2)        Terminal-terminal kotor atau terbakar.
3)        Pegas karbon terminal tengah lemah atau macet.

Gambar 6. Pemeriksaan Tutup Distributor

b.   Memeriksa Rotor Distributor


Rotor berfungsi untuk meneruskan tegangan tinggi dari ignition coil ke
masing-masing busi.
1)        Periksa contact plate rotor dari kemungkinan aus atau terbakar
2)        Periksa rotor dari kemungkinan retak atau bocor
3)        Periksa klem / pegas pengunci rotor dari kemungkinan patah
Gambar 7 Rotor Distributor

c.    Memeriksa Vaccum Advancer


1)Lepas tutup distributor
2)Lepas slang vaccum yang menuju distributor pada karburator. Hisap slang
dengan mulut dan perhatikan plat dudukan kontak pemutus harus bergerak.

Gambar 8. Memeriksa Vaccum Advancer

Gambar 9. Memeriksa Centrifugal Advancer

d.   Memeriksa Governor / Centrifugal Advancer


                1)          Lepas tutup distributor
                2)          Putar rotor dengan tangan sesuai dengan arah
putarannya, rotor harus dapat berputar 10 – 150 terhadap pegas governor
dan dapat kembali sendiri ke posisi semula. Jika tidak, governor harus
diperbaiki atau diganti baru.

e.    Memeriksa dan Menyetel Breaker Point Atau Celah Udara


Breaker point berfungsi untuk memutus-hubungkan aliran arus
listrik dari primary coil ke  massa. Periksa breaker point setiap 5000 km dan
gantilah setiap 20.000 km. Periksa breaker point dan bersihkan apabila
terlihat kotoran / kerak yang bisa menghambat aliran arus
listrik.  Jika breaker point aus, rusak atau terbakar ganti dengan yang
baru. Apabila breaker point diganti maka condensator juga harus diganti.
1)   Memeriksa Breaker Point
a)    Memeriksa pointer (titik kontak) dari kemungkinan aus / terbakar.

Gambar 10. Memeriksa Pointer

b)   Memeriksa persinggungan dan posisi pointer.

Gambar 11 Memeriksa Insulator Pointer (+)

c)    Memeriksa insulator pointer (+) dari kemungkinan retak atau bocor.


2)   Mengganti Breaker Point
a)    Kendorkan mur 8 mm pengikat terminal kabel di samping luar bodi
distributor
b)   Lepaskan kabel breaker point bagian dalam
c)    Kendorkan 2 buah baut pengikat breaker point
d)   Perhatikan jangan sampai baut lepas dan masuk ke dalam rumah
distributor
e)    Lepaskan breaker point

3)   Memeriksa / Menyetel Celah Breaker Point / Celah Udara


Celah breaker point atau disebut juga celah pointer (point gap) adalah celah
antara pointer (+) dan pointer (-) pada sistem pengapian konvensional.
Sedangkan celah udara adalah celah antara rotor signal generator dengan
pick up coil pada sistim pengapian transistor.

Gambar 12 Memeriksa Celah

a)   Pastikan bahwa silinder I pada posisi Top Kompresi dengan cara melihat
posisi katup, jika kedua katup pada silinder I (intake valve dan exhaust
valve) sedang menutup, berarti posisi piston silinder I pada posisi Top
Kompresi.a)    Posisikan piston silinder I pada posisi Top Kompresi dengan
cara memutar crank shaft sehingga tanda / alur pada pulley crank shaft satu
garis lurus dengan angka “0” yang terdapat di timing cover.
b)    Periksa celah breaker point / point gap dengan menggunakan feeler
gauge (0,20 – 0,30 mm, lihat manual book).
c)   Jika celahnya tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, stel celah
breaker point.
d)    Kendorkan baut pengikat dan baut penyetel breaker point.
e)    Stel pointer dengan cara mengungkit pointer ke kanan atau kiri dengan
menggunakan obeng.

Gambar 13 Menyetel Breaker Point

4)   Memeriksa / Menyetel Celah Rubing Block


Celah Rubing Block adalah celah antara rubing block dengan sisi datar cam
shaft pada sistem pengapian konvensional. Metode ini sering digunakan
untuk menghindari menempelnya minyak pelumas yang kemungkinan ada
pada feeler gauge ke contact point.

Gambar 14. Menyetel Celah Rubing Block

a)    Bersihkan breaker point dari kotoran/minyak


b)   Putar crank shaft sehingga sisi rata dari cam shaft sejajar dengan rubing
block breaker point.
c)    Dengan menggunakan feeller (0.4-0.5 mm) ukur celah antara cam
shaft dan sisi datar cam shaft.
d)   Keraskan baut pengikat breaker point
e)    Periksa rotor menghadap busi no. 2 pada saat silinder no 1 Top
Kompresi

5)   Menyetel Saat Pengapian (Ignition Timing)


a)     Posisikan piston silinder I atau silinder IV pada posisi Top Pengapian
dengan cara memutar crank shaft sehingga tanda / alur pada pulley crank
shaft satu garis lurus dengan Timing Mark yang terdapat di timing cover
(umumnya antara 10º BTDC sampai dengan 2º ATDC, spesifikasi lihat
manual book).
b)     Kendorkan baut pengikat unit distributor sehingga unit distributor dapat
diputar.
c)     Penyetelan bisa dilakukan dengan beberapa alat bantu, yaitu:

d)   Penyetelan Ignition Timung Menggunakan Test Lamp


-   Hubungkan satu kabel test lamp ke massa dan kabel lainnya ke terminal
(-) ignition coil atau ke terminal input distributor.
-   Posisikan switch contact pada posisi ON, perhatikan test lamp.
-   Jika pada saat switch contact ON test lamp menyala, putar unit distributor
beberapa derajat searah dengan arah putaran rotor, sehingga lampu mati.
-   Putar unit distributor berlawanan dengan arah putaran rotor sampai lampu
mulai menyala.
-   Pada saat test lamp mulai menyala, tahan posisi unit distributor dan
kencangkan kembali baut pengikat unit distributor.

Gambar 15. Menyetel Ignition Timing dengan Menggunakan Test Lamp

e)   Menyetel Ignitinon Timing Menggunakan Volt Meter


-   Hubungkan probe negatif volt meter ke massa dan probe positif ke
terminal (-) ignition coil atau ke terminal input distributor.-   Posisikan switch
contact pada posisi ON, perhatikan volt meter.
-   Jika pada saat switch contact on jarum volt meter menunjukkan adanya
tegangan, putar unit distributor beberapa derajat searah dengan arah
putaran rotor, sehingga volt meter menunjuk angka “0”.
-   Putar kembali unit distributor berlawanan dengan arah putaran rotor
sampai volt meter menunjukkan adanya tegangan.
-   Pada saat volt meter menunjukkan adanya tegangan, tahan posisi unit
distributor dan kencangkan kembali baut pengikat unit distributor.

4.   Memeriksa Ignition Coil


a.    Pemeriksaan Ballast Resistor
1)   Menggunakan OHM METER, periksalah nilai resistensi ballast
resistor dengan mengukurnya seperti pada Gambar 17.

Gambar 16. Memeriksa Ballast Resistor

b.    Pemeriksaan Primary Coil


1)   Menggunakan OHM METER, periksalah nilai resistensi primary coil
dengan mengukurnya antara terminal positif dan negatif ignition coil.

Gambar 17. Memeriksa Primary Coil


2)   Nilai resistensi ballast resistor adalah 1.5 – 1.9 Ω.

c.    Pemeriksaan Secondary Coil2)   Nilai resistensi primary coil adalah 1.3 –


1.6 Ω.
1)   Menggunakan OHM METER, periksalah nilai resistensi secondary coil
dengan mengukurnya antara terminal positif dan sekunder (tegangan tinggi)
ignition coil.

Gambar 18. Memeriksa Secondary Coil


2)   Nilai resistensi secondary coil adalah 10,7 – 14,5 KΩ.

Daftar Pustaka:

Astra Daihatsu Motor (2001, Training Manual Intermediate


1. Jakarta: PT. Astra Daihatsu Motor
Astra Daihatsu Motor (2001, Training Manual Intermediate
2. Jakarta: PT.  Astra Daihatsu Motor
Buntarto (1993). Cara Pemeriksaan, Penyetelan dan Perawatan Kelistrikan
Mobil. Yogyakarta: Andi Offset
Toyota Astra Motor (1981), Pedoman Reparasi Toyota 2K,3K,4K,5K. Jakarta:
PT. Toyota  Astra  Motor.
Toyota Astra Motor (1995), Training Manual New Step 1. Jakarta: PT.
Toyota  Astra  Motor.
Toyota Astra Motor (1981), Pedoman Reparasi Toyota 2K,3K,4K,5K. Jakarta:
PT. Toyota  Astra  Motor.

PEMERIKSAAN KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN 1


A+A-
PrintEmail
×
Agar sistem pengapian bekerja secara optimal, maka komponenkomponen yang dipasang didalamnya

harus dirawat sedemikian rupa sehingga kondisi komponen-komponen tersebut selalu siap pakai. 

Selain dilakukan secara visual, komponen sistem pengapian juga harus diperiksa dengan pengukuran. 

1. Pemeriksaan Koil 

Pada dasarnya sebuah koil tidak memerlukan pemeliharaan yang rumit karena bagian-bagiannya tidak

banyak. Walaupun demikian pada kondisi tertentu koil perlu diperiksa agar kemampuannya bisa 

diketahui. Dewasa ini pada sistem pengapian konvensional, selain menggunakan koil biasa, juga

terdapat sistem pengapian yang koilnya dilengkapi dengan external resistor (ballast resistor), 

dengan demikian tahanan koilpun berbeda, oleh karena itu dalam pemeriksaan koil harus selalu

merujuk pada buku petunjuk. Satu hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan 

koil yakni temperatur koil harus dalam suhu normal (tidak dingin) dengan langkah-langkah sebagai

berikut : 

a. Memeriksa kumparan primer 

Periksa kumparan primer dengan menggunakan ohmmeter pada skala “X satu” ohm. Hubungkan

kedua kabel ohmmeter pada terminal (-) dan (+) koil. Baca penunjukkan pada ohmmeter dan

bandingkan dengan spesifikasi pabrik.

b. Memeriksa kumparan sekunder 

Untuk memeriksa tahanan kumparan sekunder gunakan skala 1000 (kilo)ohm. Hubungkan salah satu

kabel ohmmeter pada terminal (-) koil dan kabel yang lain dihubungkan pada terminal tegangan

tinggi. Baca ohmmeter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.


c. Memeriksa tahanan isolasi 

Hubungkan salah satu kabel ohmmeter pada terminal (+) koil dan kabel yang lain pada badan koil.

Bila koil dalam keadaan baik maka penunjukkan jarum pada ohmmeter ke arah tidak terhingga.

d. Memeriksa external resistor (ballast resistor) 

Untuk memeriksa external resistor, gunakan skala “X satu ohm”Hubungkan kabel ohmmeter seperti

ditunjukkan pada gambar berikut ini. Baca penunjukkan tahanan pada ohmmeter dan bandingkan

dengan spesifikasi pabrik.


2. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi 

Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakana ohmmeter.

Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm, tergantung

panjangnya. 

Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus

dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa

secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal yang berkarat atau rusak.

Pemeriksaan dan Penyetelan Saat Pengapian


 juan prasetyadi  10:55

Saat pengapian pada kendaraan harus tepat karena  saat pengapian yang tidak
tepat dapat menimbulkan masalah. Penyetelan saat pengapian perlu
dilakukan, jika saat pengapian tidak tepat.  Untuk kendaraan toyota
kijang seri 5k, spesifikasi atau nilai standar saat pengapiannya adalah
5o ± 2o sebelum TMA. Prosedur penyetelan saat pengapian dapat
dilakukan pada saat mesin mati atau pada saat mesin hidup. Sebelum
melakukan penyetelan saat pengapian, maka siapkan peralatan-
peralatan kerja terlebih dahulu yaitu tool box 1 set dan timing light.

Pemeriksaan saat pengapian


1. Pertama-tama periksa posisi oktan selektor, posisi oktan selektor
harus tepat pada standar. Stel posisi oktan selektor seperti pada gambar
dibawah ini :

2. Lepaskan selang kevakuman yang menuju ke vacum diafragma di


distributor, kemudian sumbatlah ujung dari selang vakumnya.

3. Nyalakan mesin, biarkan mesin berputar idle.


4. Pasangkan timing light dengan benar. Pada gambar A, kabel 1
dipasangkan ke kabel busi no. 1 (sebagai pendeteksi signal tegangan)
sedangkan pada gambar B, kabel 1 dipasangkan ke kabel busi no. 1
(sebagai pendeteksi signal tegangan), kabel 2 dan 3 ke sumber
tegangan, yaitu kabel 2 ke positif baterai (bisa juga ke positif koil) dan
kabel 3 ke negatif baterai (bisa juga ke massa body mesin).
5. Arahkan timing light ke arah puli poros engkol.

6. Periksa saat pengapian (untuk kendaraan toyota kijang seri 5k


saat pengapiannya adalah 5 o ± 2o sebelum TMA)
7. Hubungkan kembali selang vakum ke vakum diafragma di
distributor.
8. Matikan mesin

Penyetelan saat pengapian pada saat mesin hidup


1. Lakukan pemeriksaan saat pengapian seperti langkah diatas.
2. Bila saat pengapian tidak tepat maka setel saat pengapian dengan
cara kendorkan terlebih dahulu baut pengikat distributor, setelah itu putar
distributor sambil mengarahkan timing light ke arah puli poros engkol,
putar sampai saat pengapian tepat.
3. Setelah pengapian sudah tepat, kencangkan kembali baut
pengikat distributor.
4. Pasangkan kembali komponen-komponen yang telah dilepas
seperti pada keadaan semula.

Penyetelan saat pengapian pada saat mesin mati


1. Putar puli poros engkol, dan tempatkan tanda cowakan pada
posisi saat pengapian 5 o ± 2o pada Top 1 akhir langkah kompresi.

2. Buka tutup distributor, dan kemudian lepaskan rotor.


3. Kendorkan baut pengikat distributor.
4. Putar kunci kontak pada posisi On.
5. Putarkan secara pelan-pelan distributor sampai terlihat percikkan
bunga api pada platina.

6. Jika sudah terlihat percikkan bunga api pada platina, putar kunci
kontak ke posisi Off kemudian kencangkan kembali baut pengikat
distributor.
7. Pasang kembali rotor dan tutup distributor dengan benar.
8. Periksa kembali saat pengapian menggunakan timing light dengan
cara yang sama seperti langkah pemeriksaan saat pengapian diatas.

Anda mungkin juga menyukai