Anda di halaman 1dari 6

Nama : Shelsa Mafilija Putra

Notar : 19.03.0624

Prodi : D-III PKB / TO C

Prosedur Penggunaan tacho meter :


1. Tekan tombol “mode” pada jam tangan Anda hingga Anda berada dalam mode
chronograph. Setelah itu, jarum detik pada jam Anda akan berhenti bergerak ketika
mencapai jam 12.
2. Pilih titik penentu di mana Anda ingin memulai pengukuran kecepatan Anda. Untuk
percobaan pertama Anda, gunakan penanda mil atau kecepatan saat mengemudi.
Ketika Anda melewati tanda ini, tekan tombol set untuk memulai fungsi chronograph
tersebut. Jarum detik akan melanjutkan searah jarum jam di sekitar wajah. Tekan
tombol set lagi ketika Anda telah bepergian dengan batas yang Anda tetapkan.
3. Lihat jarum detik jam tangan Anda. Tentukan dimana posisinya menunjuk pada dial
tachometer. Jumlah ini merupakan kecepatan di mana Anda bepergian dalam satuan
per jam. Contohnya, jika Anda memerlukan waktu satu menit untuk mencapai jarak 1-
2 km, kemungkinan akan mengarah ke angka 90, ini artinya Anda melaju dengan
kecepatan 90 km per jam.
4. Mengukur benda yang bergerak lebih lambat dapat menyebabkan pembacaan dan
penunujukkan tachometer secara terbagi. Contohnya, tidak mungkin pelari dapat
melakukan perjalanan satu mil dalam satu menit. Sebaliknya, jam akan mencatat
jumlah waktu yang ia perlukan untuk pergi dalam fraksi preset satu mil. Misal,
mengukur seperdelapan dari satu mil, lalu membagi hasilnya pada tachometer
(anggap saja, 60, jika ia menyelesaikan satu mil dalam satu menit) dibagi delapan.
Anda akan mendapatkan hasil bahwa ia berjalan atau lari 7,5 menit / mil.
5. Lakukan hal yang sama untuk objek yang bergerak terlalu cepat pada tachometer,
melainkan kali ini kalikan hasil Anda, tidak membaginya. Kenaikan terkecil yang
dapat tercatat secara umum adalah 7,5 detik.

Prosedur Penggunaan dwell tester

1. Siapkan alat dwell tacho meter, kemudian tempatkan saklar atau selektor ke arah
dwell (untuk mengukur sudut dwell).
2. Lakukan set “0” jarum penunjuk dengan memutar sektup penyetel.
3. Pasang dwell meter, kabel warna merah ditempatkan ke negatif coil atau terminal
pada distributor dan kabel warna hitam ditempatkan ke massa atau ground (negatif
baterai).
4. Hidupkan mesin dan bacalah hasil pengukuran sudut dwell pada alat ukur.
5. Baca sesuai angka yang ditunjukkan oleh jarum pununjuk (pointer) sesuai dengan
jumlah silinder mesin, pada alat ukur ini terdapat dua skala jumlah silinder yaitu 6
dan 8 silinder, apabila yang diukur adalah mesin dengan 4 silinder maka gunakan
skala pada alat ukur di 8 silinder, baca hasil pengukuran lalu kalikan 2.

Prosedur Penggunaan compression tester

1. Lepas kabel tegangan tinggi busi dan kabel tegangan tinggi koil.
2. Hubungkan kabel tegangan tinggi koil ke massa. Hal tersebut untuk menghindari
agar tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian tidak mengalir ke tubuh
kita.
3. Lepas semua busi yang ada pada tiap silinder (untuk mesin yang memiliki beberapa
silinder).
4. Masukkan ujung selang dari compression tester ke lubang busi.
5. Buka katup gas penuh.
6. Starter mesin kurang lebih 10 sampai 15 detik.
7. Baca tekanan kompresi pada manometer alat ukur.
8. Bandingkan tekanan kompresi hasil pengukuran dengan tekanan kompresi
spesifikasi.
9. Lakukan pengukuran tekanan kompresi pada semua silinder mesin.
10. Setelah selasai melakukan tes kompresi, lepas compression tester dan hilangkan
tekanan pada compression tester dengan menekan tombol (pressure release button)
untuk menghilangkan tekanan.
11. Setelah itu, pasang kembali busi, kabel tegangan busi dan kabel tegangan tinggi
koil dengan benar.

Prosedur Penggunaan timing light

1. Siapkan alat ukur timing light.


2. Hidupkan mesin dan tunggu sampai panas mesin mencapai temperatur kerjanya.
3. Pastikan mesin dalam keadaan stasioner pada RPM 750 – 800 untuk mesin dengan
4 silinder (untuk lebih tepatnya lihat buku manual kendaraan tersebut). Apabila
RPM mesin tinggi maka governor advancer telah bekerja untuk memajukan saat
pengapian sehingga pemeriksaan saat pengapian menjadi tidak tepat.
4. Lepas selang vakum dari distributor dan lalu sumbat selang vakum tersebut.
Apabila selang vakum dalam keadaan terpasang maka vacum advancer dalam
keadaan bekerja untuk memajukan pengapian.
5. Pasang timing light, pada timing light dengan tiga kabel maka kabel merah
dipasangkan ke positif baterai atau positif koil dan kabel hitam ke negatif baterai
(massa) serta kabel pemicu dipasang ke kabel busi no 1. Pemasangan kabel pemicu
tidak boleh terbalik, tanda panah pada kabel pemicu harus menghadap ke arah busi,
apabila pemasangannya terbalik maka dapat membuat hasil pemeriksaan tidak
tepat.
6. Pada timing light dengan satu kabel, yaitu satu kabel pemicu saja maka kabel
pemicu langsung dipasangkan ke kabel busi no 1 dengan cara yang sama.
7. Tekan tombol power pada timing light dan arahkan timing light ke puli poros
engkol kemudian periksaa kapan waktu pengapian terjadi.tepatnya lihat buku
manual kendaraan tersebut).
8. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan nilai spesifikasinya maka lakukan
penyetelan.
9. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, lepas timing light dan pasang kembali
selang vakum pada distributor

Prosedur penggunaan radiator tester

1. Memeriksa tutup radiator


Pemeriksaa tutup radiator dilakukan untuk mengetahui bukaan dari tutup radiator.
Pada tutup radiator terdapat dua buah katup yaitu katup tekan dan katup vakum.

Ketika mesin panas maka suhu dan tekanan air radiator akan naik sehingga bila
tekanan telah melebihi tekanan spesifikasi yaitu antara 0,8 – 1,2 bar maka katup
tekan akan membuka dan sebagian air pada radiator akan disalurkan ke reservoir
tank. Jika tekanan air radiator tidak dijaga pada tekanan kerjanya atau tekanan
melebihi spesifikasinya maka air radiator akan cepat mendidih.
Ketika suhu mesin turun setelah mesin dimatikan maka lama kelamaan tekanan air
pendingin di dalam radiator juga akan mengecil sehingga akan terjadi perbedaan
tekanan antara tekanan di dalam radiator dengan tekanan di luar radiator (tekanan
atmosfer). Di dalam radiator akan terjadi kevakuman karena tekanan kurang dari
satu atmosfer sehingga akan membuka katup vakum. Karena katup vakum terbuka,
air pada reservoir tank akan kembali mengisi radiator. Lama-kelamaan tekanan di
dalam radiator akan sama dengan tekanan atmosfer, ketika tekanan sama maka
katup vakum akan menutup kembali.

Pemeriksaan tutup radiator dengan menggunakan radiator tester dapat dilakukan


dengan cara :
 Lepaskan tutup radiator dari radiator kendaraan.
 Pilih adapter yang sesuai kemudian pasang radiator cup tester pada tutup
radiator.
 Tekan pompa radiator cup tester sehingga tekanan melebihi tekanan
spesifikasi pada tutup radiator. Pada saat ini katup tekan akan membuka.
 Amati tekanan pada manometer alat ukur, apakah terjadi penurunan tekanan
atau tidak saat katup tekan terbuka.
 Jika terjadi penurunan tekanan kemudian tekanan berhenti pada tekanan
spesifikasinya maka keadaan katup tekan baik, kemudian amati kembali
pada manometer, setelah tekanan pada batas spesifikasinya, maka tekanan
harus tetap tidak boleh turun, namun jika masih turun maka hal tersebut
menandakan adanya kebocoran pada tutup radiator.
2. Memeriksa kebocoran air pendingin
Pemeriksaan kebocoran air pendingin dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
kebocoran pada sistem pendingin di mesin atau tidak. Kebocoran air pendingin
dapat terjadi pada sambungan selang, sambungan pompa, water jacket dan lain
sebagianya.

Jika terjadi kebocoran air pendingin maka akan menyebabkan volume air pendingin
menjadi berkurang sehingga dapat menyebabkan terjadinya over heating pada
mesin karena sistem pendinginan yang tidak optimal.
Pemeriksaan kebocoran air pendingnin dapat dilakukan dengan cara :
 Lepas tutup radiator.
 Pasang radiator tester ke lubang tutup radiator.
 Tekan pompa radiator sampai tekanan spesifikasi. Jangan menekan pompa
melebihi tekanan spesifikasi karena dapat merusak sambungan-sambungan pada
sistem pendingin, contohnya sambungan selang.
 Amati apakah terjadi kebocoran atau rembesan air pendingin pada sambungan-
sambungan di sistem pendingin.
 Jika terjadi kebocoran segera lakukan langkah perbaikan.

Prosedur penggunaan hydrometer

 Buka semua tutup sel baterai dan masukkan alat ukur hydrometer ke dalam masing-
masing sel baterai kemudian tekan pipet untuk menghisap elektrolit ke dalam gelas
kaca.
 Setelah itu, periksa elektrolit yang masuk ke dalam tabung kaca hydrometer.
 Pada gambar diatas, gambar paling kiri ( tanda O ) menunjukkan cara pengukuran
yang benar sedangkan gambar lainnya ( tanda X ) menunjukkan cara pengukuran
yang salah.
 Setelah itu lakukan pembacaan pada skala yang berada pada pelampung
hydrometer.
 Pembacaan pada hydrometer dilakukan secara tegak lurus, sejajar atau lurus dengan
mata. Jika pembacaan hydrometer tidak dilakukan secara sejajar maka dapat
mempengaruhi hasil pembacaan yang salah atau tidak valid.

Skala yang terdapat pada pelampung di dalam gelas hydrometer terdiri dari :

Berdasarkan tabel di atas, nilai standar berat jenis elektrolit adalah antara 1.220 – 1.270
pada temperatur 20 0 C. Bila berat jenis menunjukkan skala 1.210 atau kurang artinya
baterai kekurangan arus dan harus dilakukan pengisian, namun apabila pengukuran berat
jenis menunjukkan 1.280 atau lebih artinya baterai perlu di tambah air suling

 Lakukan pengukuran berat jenis pada semua sel yang ada pada baterai.
 Saat melakukan pengukuran berat jenis elektrolit baterai jangan menumpahkan
elektrolit ke body kendaraan dikarenakan dapat merusak cat dan logam.
 Jika elektrolit terkena kulit kita maka segera basuh dengan menggunakan air, cairan
elektrolit yang terkena kulit dapat membuat kulit kita menjadi gatal.

Anda mungkin juga menyukai