Anda di halaman 1dari 2

SISTEM PENGAPIAN

Berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik di ruang bakar


sesuai waktu pembakaran ( timing ignition ) dan urutan pengapian(firing order )
untuk proses pembakaran.
A. Berdasarkan sumber tenaga listriknya
• Pengapian battery ( DC )
Adalah pengapian yang sumber tenaga listriknya dari battery, yang
kemudian tegangan battery yang rendah akan dirubah oleh sistem pengapian
menjadi tegangan tinggi ( 15 – 20 kv )
• Pengapian magneto ( AC )
Adalah pengapian yang sumber tenaga listriknya berupa generator AC
(spool pengapian AC) yang bertegangan sekitar 130 V ~ 220 V sebagai sumber
tegangan primer pada ignition coilnya
B. Berdasarkan sistem dan komponennya
• Pengapian konvensional (contact point/platina)
Adalah sistem pengapian yang proses induksinya masih di kontrol secara
manual / mekanik
• Pengapian transistor
Sistem pengapian transistor ini dilengkapi dengan Pick up coil, Igniter,
Magnet permanen
• Pengapian Capasitor
Pada saat magneto berputar maka pick up coil menghasilkan arus AC,
arus AC ini berfungsi mengontrol putus hubungnya arus primer ignition coil
melalui kerja SCR.
• Pengapian Full Electronic (Electronic Spark Advance)
Electronic Spark Advance (ESA) biasanya digunakan pada kendaraan
yang sudah dilengkapi dengan Engine Control Module (ECM).
Pemeriksaan Sistem Pengapian
1. Pemeriksaan celah platina
- Posisikan platina sampai terbuka penuh ukur celah antara nok dan platina
antara 0,4-0,5 mm (dwell 52 +/- 3)
2. Pemeriksaan celah udara pada sistem pengapian transistor
- Atur celah udara (air gap) sebesar : 0,2 – 0,4 mm
3. Pengukuran tahanan coil primary dan secondary.
Tahanan ignition coil pada 20 °C :
– Primary 1,3 - 1.6 Ω
– Secondary 10.7 - 14.5 kΩ
4. Pengukuran tahanan eksternal resistor : 1,3 – 1,5 Ω
5. Pengukuran tahanan sekunder untuk coil yang digunakan untuk 2 cylinder:
Tahanan sekunder
7.6 – 10.2 kΩ pada 20 °C, 68 °F
6. Pemeriksaan kabel busi:
• Ukur tahanan kabel busi (1) menggunakan ohmmeter (2).
• Tahanan kabel busi 10 - 22 kΏ/m
7. Pemeriksaan celah busi
• Celah busi “a”: 0.7 - 0.8 mm (dengan distributor) atau 1.0 – 1.1 mm
(tanpa distributor)
8. Pemeriksaan distributor:
9. Pemeriksaan platina
10. Pemeriksaan CKP Sensor
• Ukur resistance CKP sensor : 360 – 460 Ohm/20o C
• Ukur resistance antara terminal dan ground : 1 megaOhm atau lebih
11. Pemeriksaan CMP Sensor
• Lepaskan connector kabel CMP sensor
• ON kan kunci kontak dan periksa voltage setiap terminal connector CMP
sensor
12. Pemeriksaan Ignition Timing (Distributor Type)
13. PROSEDUR MEMERIKSA IGNITION TIMING (EPI TYPE)

Anda mungkin juga menyukai