Anda di halaman 1dari 5

ALAT UKUR DWELL TACH TESTER

Setiap kendaraan setelah menempuk jarak tertentu atau telah mencapai usia tertentu
maka wajib untuk dilakukan pekerjaan servis pada kendaraan tersebut. Pada pekerjaan
servis, hal-hal yang dilakukan diantaranya adalah melakukan pemeriksaan, melakukan
penyetelan, melakukan penggantian dan melakukan perbaikan.

Beberapa hal yang diperiksa pada pekerjaan servis diantaranya adalah pemeriksaan
sudut dwell dan penyetelan putaran stasioner (idle). Pemeriksaan tersebut tidak dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat ukur, dan alat ukur yang dipakai pada pemeriksaan
tersebut adalah menggunakan alat ukur dwell meter/ dwell tester dan tacho meter/ tacho
tester.

Dwell meter dan tacho meter merupakan bagian dari peralatan atau alat ukur elektrik
karena alat ini dapat digunakan apabila ada sumber listrik (membutuhkan energi listrik).
Dwell meter berfungsi untuk mengukur sudut dwell pada suatu kendaraan. Sudut dwell
dapat diartikan dengan sudut lamanya platina menutup atau lamanya arus primer koil
mengalir. Sedangkan tacho meter berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran (RPM)
mesin.

Biasanya antara alat ukur dwell meter dan tacho meter dijadikan satu kesatuan, untuk
lebih jelasnya tentang alat ukur ini perhatikan gambar di bawah ini :

Pada alat ukur dwell tacho meter di atas terdiri dari dua buah kabel yaitu kabel warna
merah dan kabel warna hitam. Kabel warna merah digunakan untuk mengukur signal
tegangan sedangkan kabel warna hitam ditempatkan ke massa atau negatif baterai).

Selain itu, terdapat skala ukuran dan jarum penunjuk, selektor untuk memilih dwell
atau tacho serta sekrup penyetel untuk melakukan set “0”.

Cara menggunakan dwell meter

1. Mempersiapkan kendaraan dan alat yang akan digunakan


2. Untuk kalibrasi dwell tester yaitu dengan mengamati posisi jarum penunjuk apakah
tepat menunjuk angka nol atau tidak.Apabila tidak tepat menunjuk angka nol maka
perlu dilakukan penyetelan dengan memutar skrup penyetel menggunakan obeng
minus sampai jarum penunjuk tepat menunjuk pada angka nol. Setelah selesai
maka dwell tester siap digunakan untuk pengukuran baik sudut dwell maupun rpm
mesin.
3. Memasang kabel merah dwell tester pada terminal negatif koil atau dapat juga
dipasang pada terminal pada distributor pengapian.
4. Memasang kabel hitam pada ground atau negatif baterai. Namun untuk lebih
mudahnya, tinggal memasang kabel hitam pada bodi kendaraan atau bodi
distributor.

5. Hidupkan mesin kendaraan dan pastikan kondisi mesin sudah benar-benar panas
karena dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
6. Memilih selector pada posisi dwell. Kemudian baca hasil pengukuran yang
ditunjukan pada layar monitor dwell tester. Pembacaan bergantung pada spesifikasi
mesin kendaraan. Apabila mesin memiliki kapasitas mesin 6 silinder maka tinggal
membaca pada skala 6 silinder pada bagian dwell. Untuk mesin berkapasitas 8
silinder maka proses pembacaan dilakukan pada skala 8 silinder pada bagian
dwell. Sementara untuk mesin berkapasitas 4 silinder pembacaan dilakukan pada
skala 8 silinder posisi dwell kemudian hasilnya dikalikan dua.
7. Bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ada. Apabila hasil pengukuran
tidak sesuai maka perlu dilakukan penyetelan sudut dwell. Apabila hasil
pengukuran lebih besar maka celah kontak platina terlalu kecil, sementara apabila
sudut dwell terlalu kecil maka kontak platina terlalu besar.

Menggunakan Tacho Meter 

1. Mempersiapkan alat dan kendaraan yang akan digunakan.


2. Kalibrasi dwell tester dengan cara yang sama seperti saat memposisikan pada
dwell tester.
3. Memasang kabel merah pada terminal negatif koil atau terminal masuk distributor.
4. Memasang kabel hitam pada negatif atau ground atau bisa juga pada bodi
kendaraan.
5. Memilih selector pada posisi tacho meter.
6. Menghidupkan mesin kendaraan sampai kondisi benar-benar panas sehingga hasil
pengukuran sesuai dengan kondisi mesin. 
7. Membaca hasil pengukuran pada monitor. Pembacaan bergantung pada spesifikasi
mesin kendaraan. Apabila mesin memiliki kapasitas mesin 6 silinder maka tinggal
membaca pada skala 6 silinder pada bagian tach. Untuk mesin berkapasitas 8
silinder maka proses pembacaan dilakukan pada skala 8 silinder pada bagian tach.
Sementara untuk mesin berkapasitas 4 silinder pembacaan dilakukan pada skala 8
silinder posisi tach kemudian hasilnya dikalikan dua.
8. Kemudian bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ada pada posisi idle
atau stasioner. Apabila tidak sesuai maka lakukan penyetelan. Apabila rpm mesin
terlalu tinggi maka kurangi setelan atau baut gas atau kurangi baut IMAS,
sedangkan apabila rpm mesin terlalu rendah maka tambahkan setelan atau baut
gas atau menambah setelan baut IMAS.

Timing Light (Fungsi, Prinsip Kerja, dan Cara Menggunakan)

Timing light adalah salah satu alat ukur elektrik


yang banyak digunakan pada bidang otomotif. Dalam
penggunaannya, fungsi timing light adalah untuk
membaca dan menentukan posisi saat pengapian
atau saat busi memercikan bunga api untuk proses
pembakaran. Timing light memancarkan cahaya
stroboscopic yang akan menyala berdasarkan
denyutan pulsa listrik tegangan tinggi yang terjadi
pada kabel busi silinder satu. Dari cahaya inilah saat
pengapian akan diketahui.

Apabila sudah diketahui saat pengapian atau


saat busi memercikan bunga api, maka mekanik
dapat menentukan apakah perlu dilakukan
penyetelan atau tidak. Apabila saat pengapian terlalu maju maka perlu dimundurkan,
sementara apabila saat pengapian terlalu mundur maka perlu dimajukan. Untuk
mengetahui saat pengapian terlalu mundur atau maju maka tinggal membandingkan
dengan standar yang ada.

Pada dumper pulley atau bagian flywheel terdapat tanda saat pengapian mulai dari 0
sampai 20 derajat. Cahaya stroboscopic diarahkan pada mark atau tanda pada dumper
pulley maka kedipan cahaya akan menunjukan angka seberapa besar saat pengapian.

Tentunya saat pengapian merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan.
Hal ini dikarenakan saat pengapian mempengaruhi kerja mesin. Saat pengapian yang
tidak tepat dapat menyebabkan berbagai hal seperti tenaga kurang, boros bahan bakar,
emisi gas buang yang berlebihan dan lain sebagainya. Apabila hal ini terjadi dalam jangka
waktu yang cukup lama maka tentunya dapat menyebabkan kerusakan pada mesin.

Timing light merupakan salah satu alat ukur yang sangat penting untuk proses
perbaikan dan perawatan pada kendaraan. Terutama kendaraan yang masih
menggunakan system pengapian full transistor kebawah sampai konvensional. Hal ini
terjadi karena untuk kendaraan tersebut masih menggunakan penyetelan saat pengapian
secara konvensional. Namun untuk kendaraan pada zaman sekarang yang sudah
menggunakan engine management system maka penyetelan saat pengapian tidak perlu
dilakukan karena sudah otomatis disesuaikan dengan kondisi mesin oleh electronic control
unit.

Fungsi Timing Light


Fungsi timing light adalah untuk memeriksa dan membaca saat pengapian atau saat
busi memercikan busi sesuai dengan sudut putar pada poros engkol dimana secara
langsung berhubungan dengan piston dengan memanfaatkan cahaya strobe yang bekerja
berdasarkan aliran listrik tegangan tinggi pada kabel busi.
Jenis Timing Light
Timing light sebenarnya terdapat beberapa jenis tergantung dari penggolongannya.
Berikut merupakan jenis timing light:

Jenis Timing Light Berdasarkan Catu Daya

1. Self Powered Timing Light merupakan salah satu jenis timing light yang
menggunakan baterai internal sebagai catu dayanya atau sumber daya.
2. External Powered Timing Light merupakan salah satu jenis timing light yang
menggunakan catu daya eksternal sebagai sumber dayanya. Biasanya timing light
jenis ini menggunakan batteray kendaraan sehingga dilengkapi dua kabel yaitu
positif dan negatif, serta satu kabel yang dihubungkan pada kabel busi silinder satu.

Jenis Timing Light Berdasarkan Cara Kerjanya

1. Non Adjustable Timing Light merupakan salah satu jenis timing light yang hanya
memiliki tombol ON dan OFF saja. Pembacaan saat pengapian tergantung pada
tanda derajat yang terdapat pada pulley cover timing ataupun di flywheel.
2. Adjustable Timing Light merupakan salah satu jenis timing light yang dapat diatur
atau dapat disetting pembacaan timing pengapiannya. Pembacaan timing
pengapian dapat dilakukan dengan mudah memanfaatkan tanda top pada pulley
dan tanda top pada mesin.

Prinsip Kerja Timing Light


Timing light memanfaatkan arus induktif pada kabel tegangan tinggi busi untuk
menyalakan lampu strobo sehingga dapat menunjukan saat pengapian dengan jelas.
Pada umumnya timing light membutuhkan catu daya entah dari baterai maupun catu daya
luar seperti baterai kendaraan. Selain itu terdapat satu kabel induktif yang terhubung
dengan kabel tegangan tinggi busi.

Inductive pick up coil ini mengambil sinyal induktif yang dihasilkan dari tegangan tinggi
pada kabel busi silinder nomor satu. Sinyal induktif ini akan diterima oleh penguat arus
yang terdapat pada mekanisme timing light untuk menyalakan lampu strobo. Sistem
penguat arus pada timing light mampu meningkatkan tegangan dari 12 volt menjadi 10000
volt. Selain itu proses penyalaan lampu strobo sangat cepat sesuai dengan kecepatan
putaran mesin.

Cara Menggunakan Timing Light


Dalam menggunakan timing light untuk pengukuran timing pengapian perlu diperhatikan
prosedur-prosedurnya. Berikut merupakan cara menggunakan timing light:

1. Mempersiapkan timing light dan kendaraan yang akan diukur saat pengapiannya.
2. Memasang kabel berwarna merah pada kutup positif baterai sebagai catu daya
positif.
3. Memasang kabel berwarna hitam pada kutup negatif baterai sebagai catu daya
negate. Cara satu dan dua tidak dilakukan apabila timing light mempunyai catu
daya internal.
4. Memasang kabel inductive pick coil pada kabel tegangan tinggi pada busi silinder
satu.
5. Menghidupkan mesin dan memastikan kondisi mesin sudah panas. 
6. Memastikan mesin berputar pada posisi stasioner atau idle yaitu 750-800 RPM
sesuai dengan standar pada kendaraan. Hal ini diperlukan agar sistem pemaju saat
pengapian tidak bekerja saat dilakukan proses pengukuran sehingga menyebabkan
pengukuran tidak presisi.
7. Melepas selang vacuum pada sub vacuum advancer distributor agar sistem pemaju
saat pengapian yang bekerja berdasarkan beban mesin sehingga tidak akan
mempengaruhi pengukuran.
8. Menyalakan timing light dengan menekan tombol ON pada timing light. Jika
menggunakan non adjustable timing light maka arahkan timing light ke tanda yang
terdapat pada cover pulley timing ataupun pada flywheel.

9. Amati angka derajat yang ditunjukan oleh lampu strobo timing light. Apabila standar
pada kendaraan 5 derajat maka lampu strobo harus menunjukan angka 5 derajat
sebelum titik mati atas.
10. Apabila menggunakan timing light jenis adjustable timing light maka distel terlebih
dahulu pada 5 derajat. Kemudian arahkan pada tanda timing pada pulley ataupun
flywheel. Dalam kondisi ini maka lampu strobo harus menunjukan angka nol
derajat. 
11. Apabila tidak sesuai dengan standar maka lakukan penyetelan dengan menggeser
distributor dengan mengendorkan baut distributor. Kemudian cek sampai timing
pengapian sesuai dengan standar yang ada.
12. Mengencangkan kembali baut distributor agar saat pengapian tidak bergeser
kembali.
13. Setelah selesai maka pasang kembali selang vacuum dan merapikan alat yang
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai