Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTEK

TUNE UP ENGINE

Disusun untuk memenuhi tugas :

Mata kuliah : Tune Up and Overhoul Engine

Dosen: H. SABERANI, ST , M.T.

Disusun Oleh :

Nama : Jeni Kariadi

NIM : B020321034

Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Otomotif

Semester :4

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN


BANJARMASIN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Pengertian Tune Up Mobil
Apa yang dimaksud dengan tune up? Tune up berasal dari kata tune dan up, artinya
menyeting kembali. Jadi, tune up mobil adalah sebuah pekerjaan untuk menstandarisasi
semua komponen dan sistem pada kendaraan seperti semula baik dengan cara penyetelan,
atau pembersihan.
I.2 Manfaat Tune Up untuk Mobil
Manfaat tune up mobil adalah untuk memaksimalkan performa mesin agar tetap optimal
layaknya mobil baru dan memperpanjang usia pakai mobil kamu. Selain itu, fungsi tune
up mobil lainnya adalah menghindari resiko kerusakan yang lebih parah jika mobil
mengalami gangguan mesin. Tune up sering disebut dengan istilah servis ringan yang
dilakukan pada mesin mobil kamu agar performanya tetap dalam kondisi baik. Hal ini
mengingat mobil digunakan setiap hari sehingga kondisinya akan mengalami penurunan.

BAB II
ISI
II.1 Urutan Tune Up Mobil
Setelah memahami pengertian dan fungsi tune up mobil mesin, sekarang waktunya untuk
mengetahui urutan tune up mobil secara lengkap. Dengan mengetahui macam-macam
tune up mobil, akan membantu kita mengecek apakah bengkel yang di datangi telah
melakukan tune up mobil yang benar. Berikut adalah langkah-langkah tune up mobil atau
cara tune up mobil yang perlu dipahami:
1. Memeriksa/mengganti air pendingin dan tutup radiator.
Jenis tune up mobil injeksi yang pertama harus dilakukan yaitu tune up mobil
radiator. Caranya, periksa air pendingin pada tangki reservoir dan radiator
tambahkan air jika kurang, tetapi bila air sangat keruh atau kotor sebaiknya air
dikuras dan diganti. Periksa tutup radiator, periksa karet atau katup pada tutup
radiator dan kekuatan pegasnya/kerjanya. Bila karet sudah keras dan retak-retak
serta pegasnya terlalu keras atau terlalu lemah, ganti tutup radiator.
2. Memeriksa/mengganti/menyetel tali kipas.
Periksa tali kipas dari kemungkinan aus dan retak. Hal ini dapat menyebabkan tali
kipas putus dan mesin panas atau naik temperaturnya. Periksa kekerasan tapi
kipas. Bila terlalu kendor atau terlalu kencang harus disetel kembali.
Kekerasan tali kipas = bila ditekan dengan kuat (10 kg) kelengkungan tali kipas 7-
11 mm.
3. Periksa oli mesin dengan cara mencabut stick-nya.
Bila oli sudah hitam dan encer, oli harus diganti. Ganti oli dilakukan setiap 3.000
km atau jenis oli tertentu mencapai 5.000 km, tetapi jika oli sering kurang atau
habis harus segera dilakukan perbaikan pada sistem pelumasan oli agar proses
tune up mesin mobil dapat berjalan lancar.
4. Memeriksa/membersihkan/mengganti saringan bensin dan saringan udara.
Langkah selanjutnya adalah tune up mobil bensin. Periksa saringan bensin. Bila
saringan bensin kotor dapat menyebabkan suplai bensin terlambat hingga mesin
tersendat-sendat. Bersihkan saringan bensin dengan menghembuskan udara
bertekan dari arah luar (out) ke arah masuk (in).

Periksa saringan udara. Bila saringan udara kotor dapat menghambat aliran udara
yang masuk ke karburator,sehingga putaran mesin tidak stabil. Bersihkan saringan
udara dengan menghembuskan udara bertekanan dari arah dalam ke luar. Jika
sudah terlalu kotor dan rusak, saringan harus diganti.
5. Memeriksa baterai (accu).
Periksa terminal dan klem pengikatnya. Bila kotor dan longgar, menyebabkan
suplai arus kurang, harus dibersihkan dengan cara mengamplas dan mengeraskan
klem pengikatnya. Periksa jumlah air accu. Tambahkan air accu (bukan accu sur)
jika kurang. Periksa berat jenis air accu dengan menggunakan alat Hidrometer,
sedot air accu hingga masuk ke dalam hidrometer dan baca hasil pengukurannya.
Berat jenis air accu yang baik = 1,26 - 1,28. Jika kurang dari ketentuan
menyebabkan saat stater kurang kuat, baterai harus disetrum (charger).
6. Memeriksa/mengganti kabel busi.
Ukuran kabel busi dengan menggunakan AVO meter. Tahanan kabel busi diukur
pada bagian ujung-ujungnya. Ketentuan tahanannya = 25 kilo Ohm/meter. Bila
kabel busi sudah keras atau retak-retak serta tahanannya tidak sesuai ketentuan
menyebabkan kebocoran arus dan tarikan mesin kurang, kabel busi harus diganti.
7. Memeriksa/membersihkan tutup distributor dan Rotor distributor.
Periksa terminal pada tutup distributor dan rotor distributor. Bila kotor dapat
menyebabkan aliran arus atau tegangan listrik tidak maksimum sehingga mesin
grejet atau tidak stabil, harus dibersihkan dengan mengamplas (amplas halus).
8. Memeriksa/membersihkan/mengganti/menyetel busi.
Periksa busi dari kemungkinan kotor, celah busi yang terlalu renggang atau terlalu
sempit dan kondisi busi yang setengah mati bisa menyebabkan api busi kecil dan
pembakaran tidak sempurna sehingga mesin sulit hidup atau hidup tapi tidak
normal. Busi yang setengah mati harus diganti, sedangkan busi yang kotor
dibersihkan dengan mengamplas menggunakan amplas halus dan setel celah busi,
celah busi diukur dengan menggunakan feeler gauge. Celah busi yang baik = 0,70
mm - 0,80 mm. Busi yang baik memercikkan api besar kebiru-biruan dan arahnya
tegak lurus, sebaliknya busi yang jelek percikan apinya kecil, berwarna merah,
dan arah loncatan apinya ke berbagai arah.
9. Memeriksa/membersihkan/mengganti/menyetel platina.
Periksa platina, apakah kotor, tipis (habis), rusak (bentol), dan celahnya terlalu
besar atau terlalu sempit. Bila ini terjadi, akan menyebabkan aliran arus dan
tegangan pengapian tidak baik/tidak maksimum sehingga menghasilkan percikan
api busi yang kecil. Akibatnya, mesin sulit hidup walaupun hidup tapi tidak
normal. Untuk itu, periksa platina bila masih tebal. Amplas platina dengan amplas
halus sampai bersih dan rata, kemudian setel celah platina, 0,45 mm, diukur
dengan feeler gauge. Bila platina tipis atau habis ganti sekaligus dengan
kondensornya kemudian lakukan penyetelah celah platina = 0,45 mm, celah
platina diukur dengan feeler gauge.
10. Memeriksa centrifugal advancer dan vacum advancer.
Periksa centrifugal advancer dengan cara menggerakkan rotor distributor ke arah
kiri. Bila memegas dan kembali, berarti centrifugal advancer bagus. Akan tetapi,
bila tidak bergerak berarti jelek. Lakukan perbaikan dengan melakukan overhaul
distributor. Periksa vacum advancer dengan cara menyedot selang vakum pada
advancer. Bila plunger advancer bergerak, berarti bagus dan bila tidak bergerak
berarti jelek, harus diganti vacum advancer-nya. Kerusakan advancer tarikan
gasnya tidak lambat dan sentakan tarikannya kurang, juga akan menghasilkan
suara ledakan pada knalpot pada saat pedal gas dilepaskan setelah digas.
11. Memeriksa/menyetel celah katup.
Periksa celah katup dari kemungkinan terlalu renggang/sempit, bila celah katup
terlalu renggang mesin panas dan tenaga kurang. Sebaliknya bila terlalu sempit
bahan bakar (bensin) boros dan mengeluarkan asap hitam. Untuk itu, bila celah
katup tidak benar harus disetel lagi, dengan cara:

a) Topkan silinder nomor satu pada posisi kompresi, periksa celah katup pada
katup-katup yang bebas. Bila celahnya tidak sesuai dengan ketentuan harus
disetel.

b) Putar puli 360 derajat, kemudian celah katup yang bebas (yang tadi belum
diperiksa). Bila celah katupnya tidak sesuai dengan ketentuan, harus disetel.

Catatan: Setiap jenis/merek kendaraan memiliki ketentuan ukuran celah katup


sendiri-sendiri, dapat dilihat pada buku petunjuk perawatan mobil. Contoh Toyota
Kijang, katup masuk = 0,20 mm, katup buang = 0,30 mm. Daihatsu, katup masuk
dan katup buang sama = 0,20 mm.
12. Memeriksa tekanan kompresi.
Periksa tekanan kompresi dengan menggunakan alat ukur compression tester.
Pasangkan alat ukur tersebut pada lubang busi dan tekan kuat-kuat, buka handle
atau pedal gas penuh, serta lakukan penyetaraan sampai didapat 4-5 kali kompresi
dan jarum pengukur tidak bergerak lagi. Baca hasil pengukuran dan cocokkan
dengan ketentuan atau standar. Lakukan pengukuran pada seluruh silinder
(standar tekanan kompresi untuk kendaran menengah = 12 kg/cm2). Bila hasil
pengukuran tidak sesuai standar atau hasil pengukuran kompresi antara silinder
yang satu dengan yang lainnya tidak sama, dengan perbedaan lebih dari 1-2
kg/cm2, mesin tidak mungkin di-tune-up sebab mesin akan bergetar/pincang dan
mesin harus dibongkar (overhaul).
13. Memeriksa/menyetel ketepatan saat pengapian.
Pemeriksaan ketepatan saat pengapian dilakukan setelah seluruh komponen
terpasang dalam kondisi yang baik. Sebelum saat pengapian diukur dengan alat
terlebih dulu diposisikan sebagai berikut, posisikan ketepatan tanda-tanda saat
pengapian (pada puli atau flywheel). Dekatkan kabel koil yang menuju ke
distributor ke masa kurang lebih 1 cm. On-kan kunci kontak dan geserkan
distributor ke kanan atau ke kiri sampai didapat percikan api, lalu keraskan
distributor. Selanjutnya hidupkan mesin dan pasangkan alat ukur timing light.

Periksa ketepatan pengapian dengan menggeserkan distributor secara perlahan


sampai tanda timing pas. Jika timing terlalu cepat/maju, mesin di staternya berat
bisa menimbulkan detonasi. Sebaliknya bila terlalu lambat saat distater lama
hidupnya dan sentakan/akselerasinya kurang baik, juga tenaga mesin lemah. Oleh
karena itu, saat pengapian harus tepat sesuai ketentuannya. Standar saat pengapian
antara 5-10 derajat sebelum TMA.
14. Memeriksa/menyetel putaran idle (langsam).
Pemasangan tachometer pada mesin yang sudah hidup dan baca hasil ukurannya,
atur/setel idle adjusting screw untuk mengatur campuran bensin dengan udara
sampai pada putaran tertinggi, lalu atur/setel sekrup pengatur katup gas/katup
throttle sampai didapatkan putaran yang halus/baik. Jumlah putarannya sesuaikan
dengan standarnya, untuk mesin 4 silinder, 700 sampai 750 rpm, AC dimatikan,
dan 1.000 rpm, bila AC dihidupkan. Atau putaran disesuaikan dengan buku
petunjuknya.

BAB III
DOKUMENTASI TUNE UP
BAB IV
PENUTUP
Tune up mobil merupakan kegiatan yang wajib dilakukan sebagai salah satu rangkaian kegiatan
rutin dalam merawat mobil tersebut. Untuk melakukan tune up, tidak boleh sembarangan karena
sudah ada jadwal tune up mobil. Lalu kapan waktu tune up mobil dapat dilakukan? waktu yang
paling tepat untuk melakukan tune up mobil adalah saat mobil sudah mencapai kilometer batas
maksimal sekali service, seperti minimal mencapai lima ribu kilometer pasca melakukan
perawatan atau service berkala. Pada umumnya, jangka waktu tune up mobil dilakukan setahun
sekali dengan berbagai rangkaian perawatan dan juga pencegahan.
BAB V

Anda mungkin juga menyukai