Anda di halaman 1dari 4

Apa bedanya service dan tune up?

Servis yang dilakukan teknisi lebih pada pengecekan bagian yang lebih cepat aus atau kotor
seperti filter udara atau sistem injeksi. Sedangkan tune up mobil adalah pengecekan yang
dilakukan lebih jauh ke komponen penting seperti sistem katup.

tune up mobil adalah untuk memaksimalkan performa mesin agar tetap optimal


layaknya mobil baru dan memperpanjang usia pakai mobil kamu. Selain itu, fungsi tune up
mobil lainnya adalah menghindari resiko kerusakan yang lebih parah jika mobil mengalami
gangguan mesin.

1. Memeriksa/mengganti air pendingin dan tutup radiator.


Jenis tune up mobil injeksi yang pertama harus dilakukan yaitu tune up mobil radiator. Caranya,
periksa air pendingin pada tangki reservoir dan radiator tambahkan air jika kurang, tetapi bila air
sangat keruh atau kotor sebaiknya air dikuras dan diganti. Periksa tutup radiator, periksa karet
atau katup pada tutup radiator dan kekuatan pegasnya/kerjanya. Bila karet sudah keras dan retak-
retak serta pegasnya terlalu keras atau terlalu lemah, ganti tutup radiator.
2. Memeriksa/mengganti/menyetel tali kipas.
Periksa tali kipas dari kemungkinan aus dan retak. Hal ini dapat menyebabkan tali kipas putus
dan mesin panas atau naik temperaturnya. Periksa kekerasan tapi kipas. Bila terlalu kendor atau
terlalu kencang harus disetel kembali. Kekerasan tali kipas = bila ditekan dengan kuat (10 kg)
kelengkungan tali kipas 7-11 mm.
3. Periksa oli mesin dengan cara mencabut stick-nya.
Bila oli sudah hitam dan encer, oli harus diganti. Ganti oli dilakukan setiap 3.000 km atau jenis
oli tertentu mencapai 5.000 km, tetapi jika oli sering kurang atau habis harus segera dilakukan
perbaikan pada sistem pelumasan oli agar proses tune up mesin mobil dapat berjalan lancar.
4. Memeriksa/membersihkan/mengganti saringan bensin dan saringan udara.
Langkah selanjutnya adalah tune up mobil bensin. Periksa saringan bensin. Bila saringan bensin
kotor dapat menyebabkan suplai bensin terlambat hingga mesin tersendat-sendat. Bersihkan
saringan bensin dengan menghembuskan udara bertekan dari arah luar (out) ke arah masuk (in).
Periksa saringan udara. Bila saringan udara kotor dapat menghambat aliran udara yang masuk ke
karburator,sehingga putaran mesin tidak stabil. Bersihkan saringan udara dengan
menghembuskan udara bertekanan dari arah dalam ke luar. Jika sudah terlalu kotor dan rusak,
saringan harus diganti.
5. Memeriksa baterai (accu).
Periksa terminal dan klem pengikatnya. Bila kotor dan longgar, menyebabkan suplai arus
kurang, harus dibersihkan dengan cara mengamplas dan mengeraskan klem pengikatnya. Periksa
jumlah air accu. Tambahkan air accu (bukan accu sur) jika kurang. Periksa berat jenis air accu
dengan menggunakan alat Hidrometer, sedot air accu hingga masuk ke dalam hidrometer dan
baca hasil pengukurannya. Berat jenis air accu yang baik = 1,26 - 1,28. Jika kurang dari
ketentuan menyebabkan saat stater kurang kuat, baterai harus disetrum (charger).
6. Memeriksa/mengganti kabel busi.
Ukuran kabel busi dengan menggunakan AVO meter. Tahanan kabel busi diukur pada bagian
ujung-ujungnya. Ketentuan tahanannya = 25 kilo Ohm/meter. Bila kabel busi sudah keras atau
retak-retak serta tahanannya tidak sesuai ketentuan menyebabkan kebocoran arus dan tarikan
mesin kurang, kabel busi harus diganti.
7. Memeriksa/membersihkan tutup distributor dan Rotor distributor.
Periksa terminal pada tutup distributor dan rotor distributor. Bila kotor dapat menyebabkan aliran
arus atau tegangan listrik tidak maksimum sehingga mesin grejet atau tidak stabil, harus
dibersihkan dengan mengamplas (amplas halus).
8. Memeriksa/membersihkan/mengganti/menyetel busi.
Periksa busi dari kemungkinan kotor, celah busi yang terlalu renggang atau terlalu sempit dan
kondisi busi yang setengah mati bisa menyebabkan api busi kecil dan pembakaran tidak
sempurna sehingga mesin sulit hidup atau hidup tapi tidak normal. Busi yang setengah mati
harus diganti, sedangkan busi yang kotor dibersihkan dengan mengamplas menggunakan amplas
halus dan setel celah busi, celah busi diukur dengan menggunakan feeler gauge. Celah busi yang
baik = 0,70 mm - 0,80 mm. Busi yang baik memercikkan api besar kebiru-biruan dan arahnya
tegak lurus, sebaliknya busi yang jelek percikan apinya kecil, berwarna merah, dan arah loncatan
apinya ke berbagai arah.
9. Memeriksa/membersihkan/mengganti/menyetel platina.
Periksa platina, apakah kotor, tipis (habis), rusak (bentol), dan celahnya terlalu besar atau terlalu
sempit. Bila ini terjadi, akan menyebabkan aliran arus dan tegangan pengapian tidak baik/tidak
maksimum sehingga menghasilkan percikan api busi yang kecil. Akibatnya, mesin sulit hidup
walaupun hidup tapi tidak normal. Untuk itu, periksa platina bila masih tebal. Amplas platina
dengan amplas halus sampai bersih dan rata, kemudian setel celah platina, 0,45 mm, diukur
dengan feeler gauge. Bila platina tipis atau habis ganti sekaligus dengan kondensornya kemudian
lakukan penyetelah celah platina = 0,45 mm, celah platina diukur dengan feeler gauge.
10. Memeriksa centrifugal advancer dan vacum advancer.
Periksa centrifugal advancer dengan cara menggerakkan rotor distributor ke arah kiri. Bila
memegas dan kembali, berarti centrifugal advancer bagus. Akan tetapi, bila tidak bergerak
berarti jelek. Lakukan perbaikan dengan melakukan overhaul distributor. Periksa vacum
advancer dengan cara menyedot selang vakum pada advancer. Bila plunger advancer bergerak,
berarti bagus dan bila tidak bergerak berarti jelek, harus diganti vacum advancer-nya. Kerusakan
advancer tarikan gasnya tidak lambat dan sentakan tarikannya kurang, juga akan menghasilkan
suara ledakan pada knalpot pada saat pedal gas dilepaskan setelah digas.
11. Memeriksa/menyetel celah katup.
Periksa celah katup dari kemungkinan terlalu renggang/sempit, bila celah katup terlalu renggang
mesin panas dan tenaga kurang. Sebaliknya bila terlalu sempit bahan bakar (bensin) boros dan
mengeluarkan asap hitam. Untuk itu, bila celah katup tidak benar harus disetel lagi, dengan cara:
a) Topkan silinder nomor satu pada posisi kompresi, periksa celah katup pada katup-katup yang
bebas. Bila celahnya tidak sesuai dengan ketentuan harus disetel.
b) Putar puli 360 derajat, kemudian celah katup yang bebas (yang tadi belum diperiksa). Bila
celah katupnya tidak sesuai dengan ketentuan, harus disetel.
Catatan: Setiap jenis/merek kendaraan memiliki ketentuan ukuran celah katup sendiri-sendiri,
dapat dilihat pada buku petunjuk perawatan mobil. Contoh Toyota Kijang, katup masuk = 0,20
mm, katup buang = 0,30 mm. Daihatsu, katup masuk dan katup buang sama = 0,20 mm.
12. Memeriksa tekanan kompresi.
Periksa tekanan kompresi dengan menggunakan alat ukur compression tester. Pasangkan alat
ukur tersebut pada lubang busi dan tekan kuat-kuat, buka handle atau pedal gas penuh, serta
lakukan penyetaraan sampai didapat 4-5 kali kompresi dan jarum pengukur tidak bergerak lagi.
Baca hasil pengukuran dan cocokkan dengan ketentuan atau standar. Lakukan pengukuran pada
seluruh silinder (standar tekanan kompresi untuk kendaran menengah = 12 kg/cm2). Bila hasil
pengukuran tidak sesuai standar atau hasil pengukuran kompresi antara silinder yang satu dengan
yang lainnya tidak sama, dengan perbedaan lebih dari 1-2 kg/cm2, mesin tidak mungkin di-tune-
up sebab mesin akan bergetar/pincang dan mesin harus dibongkar (overhaul).
13. Memeriksa/menyetel ketepatan saat pengapian.
Pemeriksaan ketepatan saat pengapian dilakukan setelah seluruh komponen terpasang dalam
kondisi yang baik. Sebelum saat pengapian diukur dengan alat terlebih dulu diposisikan sebagai
berikut, posisikan ketepatan tanda-tanda saat pengapian (pada puli atau flywheel). Dekatkan
kabel koil yang menuju ke distributor ke masa kurang lebih 1 cm. On-kan kunci kontak dan
geserkan distributor ke kanan atau ke kiri sampai didapat percikan api, lalu keraskan distributor.
Selanjutnya hidupkan mesin dan pasangkan alat ukur timing light.
Periksa ketepatan pengapian dengan menggeserkan distributor secara perlahan sampai tanda
timing pas. Jika timing terlalu cepat/maju, mesin di staternya berat bisa menimbulkan detonasi.
Sebaliknya bila terlalu lambat saat distater lama hidupnya dan sentakan/akselerasinya kurang
baik, juga tenaga mesin lemah. Oleh karena itu, saat pengapian harus tepat sesuai ketentuannya.
Standar saat pengapian antara 5-10 derajat sebelum TMA.
14. Memeriksa/menyetel putaran idle (langsam).
Pemasangan tachometer pada mesin yang sudah hidup dan baca hasil ukurannya, atur/setel idle
adjusting screw untuk mengatur campuran bensin dengan udara sampai pada putaran tertinggi,
lalu atur/setel sekrup pengatur katup gas/katup throttle sampai didapatkan putaran yang
halus/baik. Jumlah putarannya sesuaikan dengan standarnya, untuk mesin 4 silinder, 700 sampai
750 rpm, AC dimatikan, dan 1.000 rpm, bila AC dihidupkan. Atau putaran disesuaikan dengan
buku petunjuknya.

Anda mungkin juga menyukai