PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Selain itu, pemahaman tentang teori-teori perkembangan juga akan membantu kita
dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mendukung
perkembangan optimal individu dalam berbagai aspek kehidupan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Teori-Teori Perkembangan
Pada makalah ini, akan diuraikan beberapa teori utama dalam bidang
perkembangan manusia yang memberikan pemahaman mendalam tentang
bagaimana individu mengalami perubahan dalam berbagai aspek kehidupan
mereka sepanjang rentang usia. Berikut adalah beberapa teori yang akan dikaji
secara detail dalam makalah ini:
3
4
Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahap dalam teori
Piaget mengenai perkembangan kognitif anak Piaget. Selama periode ini, bayi
mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman
sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).
Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada
objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri.
Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun.
Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan
operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah,
menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.
Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa
dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik
Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau
pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. Anak mulai
menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun
anak bisa memecahkan masalah dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir
secara abstrak atau hipotesis.
Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir
secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada
manipulasi konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis,
berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari
tindakan tertentu.
Level 1
Level ini berarti tingkat kapabilitas yang paling rendah, sebab tingkatan ini
hanya menuntut daya pemahaman dan pengetahuan dari siswa. Apabila mengarah
pada taksonomi Bloom, soal untuk tingkat ini hanya berupa mengingat atau C1
dan memahami dan C2.
Level 2
Level 3
Terakhir, level 3 yang merupakan tingkatan paling tinggi dari dua tingkat
sebelumnya. Sebab, tingkatan ini menuntut siswa untuk dapat melakukan analisis,
sintesis, dan evaluasi. Pada taksonomi Bloom, soal untuk tingkatan ini termasuk
analisis atau C4, evaluasi atau C5, dan menciptakan atau C6.
Proses belajar pada ranah kognitif mengarah pada level kecerdasan seseorang,
seperti keterampilan berpikir dan ilmu pengetahuan. Inilah sebabnya, guru
memberikan ujian untuk mengukur bagaimana tingkat kecerdasan siswa pada
lingkungan sekolah. Pembuatan soal ini sesuai mengacu pada taksonomi Bloom.
1. Pengetahuan (C1)
2. Pemahaman (C2)
3. Aplikasi (C3)
4. Analisis (C4)
6
5. Evaluasi (C5)
6. Mencipta (C6)
Teori psikoanalisis klasik merujuk pada istilah yang dipopulerkan oleh Freud.
Secara garis besar, teori ini menyatakan bahwa “ketidaksadaran” pada individu
memiliki peran yang utama dalam diri seseorang. Dengan landasan teori ini,
Freud melakukan pengobatan mereka yang menderita gangguan psikis.
Teori Psikoanalisis Freud telah menjadi teori yang paling banyak digunakan
dan dikembangkan hingga saat ini. Konsep teori ini digunakan untuk meneliti
kepribadian seseorang terhadap proses psikis yang tidak terjangkau oleh hal yang
bersifat ilmiah.
Sama seperti perumpamaan akar pohon, disini alam bawah sadar atau
ketidaksadaran merupakan hal yang paling menentukan kehidupan manusia.
Dimana penyebab dari penyimpangan perilaku ini berasal dari faktor alam bawah
sadar ini. Hal yang seperti inilah yang dianalisa oleh Freud untuk mengungkap
kepribadian seseorang dan menjadikan analisa ini sebagai metode penyembuhan.
Freud membagi struktur ini menjadi tiga aspek yaitu : id, ego dan
superego. Berikut penjelasannya:
1. Id
Id berasal dari kata latin “Is” yang artinya es. Kepribadian ini disebut
Freud sebagai kepribadian bawaan lahir. Didalamnya terdapat dorongan yang
didasari pemenuhan biologis guna kepuasan bagi dirinya sendiri. Karakter
khas pada aspek ini adalah tidak adanya pertimbangan logis dan etika sebagai
prinsip pengambilan keputusan. Lebih sederhana, id berwujud pada gambaran
nafsu, hasrat seksual dan perasaan superior (ingin berkuasa).
2. Ego
Aspek kepribadian ini terjadi akibat pengaruh yang ia dapatkan dari apa
yang terjadi didunia/lingkungannya. Ciri khas dari aspek ini, ego mengatur id
dan juga superego untuk pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kepentingan
kepribadian yang terlibat. Artinya, berbeda dengan id yang hanya
mementingkan diri sendiri, ego merupakan aspek yang mementingkan
keperluan lebih luas (tidak hanya dirinya).
3. Superego
Aspek kepribadian yang satu ini akan lekat kaitannya moral atau nilai
kehidupan. Ranah superego berisi tentang batasan untuk membedakan mana
yang baik dan yang buruk. Dengan kata lain, superego memiliki peran
penting untuk menjadi penengah antara id an ego. Ia menjadi penyekat dari
sinyal yang dikirimkan aspek id serta memotivasi ego untuk melakukan hal
yang menjunjung moralitas.
Teknik ini pada dasarnya adalah tentang membangun hubungan baik dengan
klien/pasien. Sehingga para pasien dapat menceritakan pengalaman masa
lalunya. Freud membuat ajang bagi para pasien untuk mengalirkan rasa
sehingga hati mereka lega dari apa yang membebaninya.
Meski begitu, Freud menganggap teknik ini memiliki kelemahan karena apa
yang diceritakan oleh pasien adalah hal yang berada pada alam sadar.
Dianggap kurang tepat karena permasalahan sesungguhnya terjadi pada alam
ketidaksadaran.
2. Teknik Kartasis
Freud berusaha memasuki alam bawah sadar pasien dengan metode ini. Ia
menggabungkan momen setengah sadar, untuk bisa mengavaluasi persoalan
pasien. Istilah yang biasa kita dengar berkaitan dengan teknik ini adalah
metode hipnosis. Meski Freud pernah berhasil menangani pasien penderita
gangguan saraf. Namun kemudian ia menyatakan kurang puas dengan metode
ini, dan mulai mengembangkan teknik terapinya.
Teknik ini banyak dikembangkan oleh para psikolog kontemporer dan bisa
kita temui sehari-hari. Teknik ini meminta para pasien untuk rileks dan
beristirahat sejenak dari pikiran yang biasanya meliputi para pasien setiap
hari. Kemudian mereka diminta untuk menceritakan hal-hal yang membuat
dirinya trauma.
Menurut Freud, mimpi merupakan hasil psikis yang tergambar ketika kita
tidur. Tidak puas dengan teknik sebelumnya karena mereka bekerja pada
alam sadar, Freud menggunakan mimpi sebagai materi yang muncul ketika
seseorang tidak sadar. Dari hal yang diceritakan pasien lewat mimpinya,
Freud mendapat kepuasan karena ia dapat mengupas memori pasien pada
masa lalu.
Erik Erikson seorang psikolog Jerman yang terkenal dengan teori tentang
delapan tahap perkembangan pada manusia. Sebenarnya Erikson adalah seorang
psikolog Freudian, namun teorinya lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan
jika dibandingkan dengan para psikolog Freudian lainnya.
hubungan cinta dengan orang lain berhasil, anda dapat mengalami cinta dan
menikmati keintiman ( hubungan yang sangat dekat ). Sementara yang gagal
akan merasa terisolasi.
Menurut Irham dan Wiyani, teori perkembangan belajar sosial yaitu proses
belajar seseorang akan lebih banyak melalui proses pengamatan terhadap situasi
dan kondisi lingkungannya. Jadi teori belajar sosial adalah teori belajar yang
mengedepankan perubahan perilaku melalui proses pengamatan. Teori ini
menganggap bahwa harus ada pemodelan yang nantinya bisa dijadikan
pengamatan oleh individu yang sedang belajar. Itulah mengapa teori sosial sama
dengan teori pemodelan.
1. Determinis resiprokal
Pada dasarnya, teori yang digagas Bandura memiliki konsep yang tidak terlalu
rumit, yaitu seseorang hanya mengamati lalu meniru atau mengulang kembali hal
yang ia amati. Pengamatan itupun tidak harus dalam bentuk melihat aktivitas
fisik, melainkan bisa berupa kegiatan mendengarkan.
Selain itu pandangan lain dari Oakley juga berpendapat bahwa Teori
Vygotski ini juga berfokus pada empat konsep yaitu budaya (culture), bahasa
(language), zona perkembangan proksimal (zone of proximal development atau
ZPD), dan scaffolding. Implikasi teori Vygotski dalam pembelajaran menurut
Oakley yaitu sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan tingkat
perkembangan potensial siswa. Siswa seharusnya diberikan tugas yang dapat
membantu mereka untuk mencapai tingkat perkembangan potensialnya.
13
14
15
17
DAFTAR PUSTAKA
Cherry, K. (2021). How the Bobo Doll Experiment Illustrated Bandura's Social
Learning Theory. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/bobo-doll-
experiment-2794994
Feldman, R. S. (2016). Development Across the Lifespan. Pearson.
Kartono, K. (2003). Psikologi Anak. PT RajaGrafindo Persada.
McLeod, S. A. (2018). Piaget’s Theory of Cognitive Development. Simply
Psychology. https://www.simplypsychology.org/piaget.html
McLeod, S. A. (2020). Erik Erikson's Stages of Psychosocial Development.
Simply Psychology. https://www.simplypsychology.org/Erik-Erikson.html
Oakley, G. (2004). Life-span Developmental Psychology. Boston College.
https://www.bc.edu/content/dam/files/schools/cas_sites/psych/pdf/Oakley
%20Lifespan.pdf
18