0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang landasan psikologis pendidikan yang mencakup pemahaman perkembangan pribadi anak, teori-teori belajar seperti teori kognitif, humanistik, dan behavioristik, serta jenis-jenis upaya pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang landasan psikologis pendidikan yang mencakup pemahaman perkembangan pribadi anak, teori-teori belajar seperti teori kognitif, humanistik, dan behavioristik, serta jenis-jenis upaya pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang landasan psikologis pendidikan yang mencakup pemahaman perkembangan pribadi anak, teori-teori belajar seperti teori kognitif, humanistik, dan behavioristik, serta jenis-jenis upaya pendidikan.
& RAHMAT SUTEDI, M.PD. Pemahaman terhadap Perkembangan Pribadi Anak
Pemahaman terhadap perkembangan pribadi anak yaitu
melalui observasi, eksperimen, instropeksi, dan empati
Pemahaman dunia anak :
1. Sebagai makhluk biologis, 2. Sebagai makhluk psikis dan spiritual.
Secara umum perkembangan kehidupan anak dapat dibagi
kedalam periodisasi sebagai berikut : 1. Anak bayi (0 - 1 tahun) 2. Kanak-kanak (1 – 5 tahun) 3. Anak sekolah (6 – 12 tahun) 4. Remaja atau adolesensi (12 – 18 tahun) Periodisasi Perkembangan Anak 1. Anak Bayi (0 – 1 tahun) Disebut dengan periode vital. Periode ini mempunyai makna mempertahankan hidup, yaitu anak dilengkapi dengan beberapa kemampuan, terutama dengan insting atau naluri.
2. Periode Kanak-kanak (3 – 5 tahun)
Periode kanak-kanak merupakan usia prasekolah sebagai periode peralihan dari usia bayi ke usia anak sekolah. Kohnstamm menyebut periode ini dengan periode estetis yang berarti keindahan.
3. Anak Sekolah (6 – 12 tahun)
Periode ini oleh Kohnstamm disebut periode intelektual, karena sebagian besar waktu dipergunakan untuk pengembangan kemampuan intelektuanya.
4. Masa Remaja, pubertas, dan adolensensi (12 – 18 tahun)
Kohnstamm menyebut periode ini dengan periode sosial karena dalam masa ini anak mempunyai minat terhadap hal-hal kemasyarakatan dan senang hidup dalam ikatan organisasi atau berbagai club olahraga atau club-club lainnya. Beberapa Teori Belajar dalam Pendidikan 1. Teori Psikologi Kognitif Menurut pandangan Kurt Lewin, John Dewey, dan Kohler proses belajar pada manusia melibatkan proses pengenalan yang bersifat kognitif
Para ahli psikologi kognitivisme memandang bahwa perkembangan
kognisi seseorang mengalami tahap-tahap perkembangan sesuai bertambahnya usia individu.
Menurut Jean Piaget, tahap-tahap perkembangan kognisi ada 4:
1. Tahap sensori-motorik (0,0 – 2,0) 2. Tahap operasi awal (2,0 – 7,0) 3. Tahap operasi konkrit (7,0 – 11,0) 4. Tahap operasi formal (11,0 – ke atas)
Jerome Bruner mengemukakan tiga sistem pengolahan informasi oleh
individu yang berkaitan dengan perkembangan kognisi.
3 sistem atau tahapan perkembangan intelektual, yaitu :
1. Tahap enactive 2. Tahap iconic 3. Tahap symbolic Peranan guru dalam proses belajar mengajar yang didasarkan pada teori Piaget : 1. Merancang program, menata lingkungan yang kondusif, memilih materi pelajaran, dan mengendalikan aktivitas murid untuk melakukan inkuiri dan interaksi dengan lingkungan, 2. Mendiagnosa tahap perkembangan murid, menyajikan permasalahan kepada murid yang sejajar dengan tingkat perkembangannya, 3. Mendorong perkembangan murid ke arah perkembangan berikutnya dengan cara memberikkan latihan, bertanya dan mendorong murid melakukan eksploitasi.
Pengaruh teori belajar kognitif terhadap pendidikan 2. Teori Psikologi Humanistik Tokoh yang mendukung teori humanisme : Abraham H. Maslow dan Carl R. Rogers.
Menurut aliran humanisme ini mengatakan bahwa perilaku manusia itu
di tentukan oleh dirinya sendiri. Yaitu oleh faktor internal. Bukan dari kondisi lingkungannya ataupun pengetahuannya .
Aliran humanisme meyakini bahwa motivasi belajar harus
datang dari dalam diri individu sendiri.
Menurut Carl R. Rogers prinsip – prinsip belajar yaitu sebagai berikut :
1. Manusia memiliki dorongan untuk belajar, dorongan ingin tahu, melakukan eksplorasi, dan mengasimilasi pengalaman baru. 2. Belajar akan bermakna, apabila yang di pelajari itu relevan dengan kebutuhan anak. 3. Belajar di perkuat dengan jalan mengurangi ancaman eksternal. 4. Belajar dengan inisiatif sendiri akan melibatkan keseluruhan pribadi baik intelektual maupun perasaan. 5. Sikap berdiri sendiri. Pandangan kaum humanis tentang proses belajar mengimplikasikan perlunya penataan prioritas kegiataan pendidikan dan peranan guru.
Tujuan pendidikan menurut kaum humanisme adalah realisasi diri ,
yakni suatu kondisi dimana individu mencapai kesadaran akan diri sendiri, lingkungan dan sistem nilai.
Guru berperan sebagai fasilitator menurut Carl R. Rogers :
1. Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif dan sikap positiv terhadap belajar 2. Membantu siswa mengklasifikasikan tujuan belajar 3. Membantu siswa mengembangkan dorongan dan tujuannya sebagai kekuatan untuk belajar 4. Menyediakan sumber – sumber belajar Saran Carl R. Rogers (1969), dalam membantu guru menciptakan iklim kelas yang memungkinkan terjadinya proses belajar bermakna, yaitu : 1. Terimalah kondisi siswa sebagaimana apa adanya 2. Kenali dan bina minat siswa 3. Usahakan sumber belajar yang dapat di peroleh siswa 4. Gunakan pendekatan ‘discovery’ 5. Tekankan pentingnya penilaian diri sendiri 6. Biarkan siswa mengambil tanggung jawab
Pengaruh teori belajar
humanistik terhadap pendidikan 3. Teori Belajar Behavioristik
Behavioristik menurut E.L Thorndike dan B.F. Skinner berpandangan bahwa
aliran behavioristik perilaku manusia adalah hasil pembentukan melalui kondisi lingkungan atau dikenal dengan prinsip “operant conditioning” yang dikembangan oleh Skinner.
Asumsi pokok yang melandasi behaviorisme,menurut M.I.Soelaeman adalah :
1. Perilaku itu dipelajari dan terbentuk dengan adanya ikatan aosiatif antara stimulus dan respon (S-R) 2. Manusia pada dasarnya mencari kesenangan dan menghindari hal hal yang menyakitkan 3. Perilaku pada dasarnya ditentukan oleh lingkungan
Menurut teori belajar behavioristik ada 3 hal yang mempengaruhi proses
belajar seseorang yaitu : 1. Stimulus 2. Respon 3. Akibat
Proses belajar behaviorisme menekankan pentingnya keterampilan dan pengetahuan
akademis maupun perilaku sosial sebagai hasil belajar Tujuan pendidikan menurut aliran behaviorisme adalah berorientasi pada pengembangan kompetensi ,penguasaaan secara tuntas terhadap apa apa yang dipelajari
Tugas tugas guru dalam hal ini adalah :
1. Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari
2. Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar 3. Mengidentifikasi reinforcer yang memadai 4. Menghindarkan perilaku yang tidak diharapkan
Pengaruh teori belajar
Behavioristik terhadap pendidikan Jenis-jenis Upaya Pendidikan
Upaya pendidikan adalah suatu cara usaha pendidikan untuk
membimbing anak mencapai kedewasaan.
faktor pendidikan adalah suatu pengaruh yang tidak dengan
sengaja diadakan oleh pendidik , tetapi walaupun demikian dapat mempunyai pengaruh terhadap anak yang sama dengan upaya yang dengan sengaja di adakan oleh pendidik .
Upaya pendidikan dapat berupa : perintah , larangan , ajakan ,
saran , dorongan dsb.
Upaya pendidik di laksanakan berhubungan dengan 4 hal :
1. Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan , dapat di lakukan dengan membatasi tujuan – tujuan pendidikan yang terbagi menjadi beberapa jenis tujuan 2. Di hubungkan dengan siapa yang mempergunakan upaya itu 3. Di hubungkan dengan cara atau bentuk upaya yang di pergunakan 4. Bagaimana efeknya terhadap anak .