PSIKOLOGIS HUMANISTIK
OLEH
KELOMPOK VI
ROHIMA ( 8156122026 )
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan
1. Apakah pengertian teori belajar humanistik?
2. Bagaimana pandangan beberapa tokoh terhadap teori belajar humanistik?
3. Bagaimana penerapan teori belajar humanistik dalam kegiatan pembelajaran?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori belajar humanistik?
2. Mengetahui pandangan beberapa tokoh terhadap teori belajar humanistik?
3. Mengetahui penerapan teori belajar humanistik dalam kegiatan pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
Teori maslow didasarkan pada asumsi bahwa didalam diri individu ada dua hal, yaitu:
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu
Self
actuali
zation
needs
Esteem needs
Physiological needs
Pada diri masing-masing orang mempunyai perasaan takut seperti takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan dan lain sebagainya. Akan tetapi, disisi lain
seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju kearah keutuhan, keunikan diri, juga kearah
berfungsinya semua kemampuan, kearah kepercayaan diri menghadapi dunia luar, dan pada saat
itu juga ia dapat menerima diri sendiri.
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia. Bila seseorang telah telah dapat
memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan
kebutuhan yang terletak diatasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.
Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi penting yang harus
diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan
motivasi belajar tidak mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
Hierarki Maslow merupakan bimbingan umum untuk yang berguna untuk memahami
perilaku. Hierarki Maslow dapat membantu guru memahami siswa dan menciptakan sebuah
lingkungan untuk memperkuat pembelajaran. Tidaklah realistis mengharapkan siswa
menunjukkan minat pada aktivitas kelas jika mereka memiliki defisiensi fisiologi atau
keamanan.
2. Carl Rogers
Rogers (1969; Rogers & Frieberg, 1994) membahas pendidikan dalam bukunya Freedom to
Learn. Pembelajaran yang bermakna dan dialami memiliki kaitan dengan keutuhan seseorang,
memiliki keterlibatan personal (melibatkan kognisi dan perasaan pembelajaran), diawali oleh diri
sendiri (dorongan untuk belajar berasal dari dalam diri), meresap (memengaruhi perilaku, sikap,
dan kepribadian pembelajar), dan dievaluasi oleh siswa (mengacu pada apakah hal ini memenuhi
kebutuhan atau membawa pada tujuan). Pembelajaran yang penuh makna berbeda dengan
pembelajaran tanpa makna, yang tidak membuat siswa menyatu dengan pembelajarannya,
diawali oleh orang lain, tidak memengaruhi beragam aspek dalam diri pembelajaran, dan tidak
dievaluasi oleh siswa mengacu pada apakah hal itu memenuhi kebutuhan mereka.
Siswa menganggap pembelajaran yang bermakna sebagai sesuatu yang berkaitan karena
mereka percaya hal ini akan meningkatkan diri mereka secara pribadi. Belajar membutuhkan
partisipasi aktif yang digabungkan dengan kritik terhadap diri dan evaluasi diri yang dilakukan
siswa dan keyakinan bahwa belajar itu penting. Ketimbang menyampaikan pelajaran, tugas
utama guru ialah bertindak sebagai fasilitator yang membangun iklim diruangan kelas yang
berorientasi pada pentingnya pembelajaran dan membantu siswa memperjelas tujuan mereka.
Fasilitator menyusun sumber-sumber yang bisa digunakan untuk memenuhikebutuhan mereka
sehingga pembelajaran bisa terjadi dan, karena mereka adalah sumber, bagilah perasaan dan
pikiran mereka dengan siswa.
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
a. Kognitif (kebermaknaan)
b. Experiential (Pengalaman atau signifikan)
Prinsip humanistik sangat berkaitan dengan kelas. Beberapa prinsip penting yang bisa
dibangun kedalam tujuan pengajaran dan pelatihan yaitu:
a. Menunjukkan pengakuan positif pada siswa.
b. Memisahkan siswa dari tindakan mereka
c. Mendorong pertumbuhan pribadi dengan memberikan pilihan dan kesempatan bagi
siswa.
d. Membantu pembelajaran dengan memberikan sumber dan dorongan.
Teori Rogers merupakan penerapan psikoterapi yang luas. Fokus untuk membantu orang-
orang berusaha dalam menentang dan memaksimalkan potensi mereka merupakan hal yang
penting untuk motivasi dan pembelajaran.
3. Arthur Combs
Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967), mereka mencurahkan banyak perhatian pada
dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan.
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak
disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa Matematika atau Sejarah
bukan karena bodoh, melainkan karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya
tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain
hanyalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan
kepuasan baginya.
Oleh sebab itu, guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia
persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin mengubah perilakunya, guru harus berusaha
mengubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang
dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi
bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana
mestinya. Padahal, arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Dengan demikian, yang
penting ialah bagaimana membawa siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi
pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar
dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.
a. Lingkaran kecil adalah gambaran dari persepsi diri;
b. Lingkungan besar adalah persepsi dunia.
Semakin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri, semakin berkurang pengaruhnya
terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, semakin
mudah hal itu terlupakan.
3.1 Kesimpulan
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia dan proses belajar dianggap
berhasil jika si pebelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Tujuan utama para
pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-
masing individu untuk mengenali diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Tokoh penting dalam teori belajar humanistik antara lain yaitu Abraham Maslow yang
menekankan pada motivasi untuk mengembangkan potensi seseorang secara penuh, Carl Rogers
yang membahas pembelajaran dan pengajaran, dan Arthur Combs yang menyatakan guru harus
memahami perilaku siswa apabila ingin mengubah perilakunya.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam pendekatan
belajar yang dikemukakan oleh Ausubel yang mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi
berrmakna. Agar belajar bermakna bagi siswa, diperlukan inisiatif dan keterlibatan penuh dari
siswa sendiri. Maka siswa akan mengalami belajar eksperensial. Dalam prakteknya teori ini
cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta
membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa,
sedangkan guru memberikan motivasi, keasadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar-humanistik.html