1
kebutuhan yang bersifat hirarkis. Menurut Maslow, manusia termotivasi
untuk memenuhi
ke. Abraham Maslow
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi
butuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki
tingkatan atau
hirarki, adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah
a. Kebutuhan aktualisasi diri
b. Kebutuhan untuk dihargai
c. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
d. Kebutuhan akan rasa tenteram dan aman
e. Kebutuhan fisiologi/dasar
2. Arthur Combs
Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan
dengan
kehidupan siswa. Guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia ersepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha
merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Combs memberikan
lukisan persepsi diri
dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik
pusat pada satu yaitu
lingkaran kecil dan lingkaran besar.
3. Carl Roger
Carl Rogers adalah seorang psikolog humanisme yang menekankan
perlunya sikap
saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu
mengatasi masalahmasalah
kehidupannya. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses
pembelajaran adalah
pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran
serta juga sejumlah
PENERAPAN TEORI HUMANISME
Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan
siswa untuk
berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan
keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar. Hal ini diterapkan melalui kegiatan diskusi,
membahas materi
secara berkelompok. Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini
cocok untuk diterapkan
pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial
PENERAPAN TEORI BELAJAR HUMANISME
Menurut Gage dan Berliner, prinsip dasar dari pendekatan humanisme
untuk
mengembangkan pendidikan : Murid akan belajar dengan baik apa yang
mereka mau dan
perlu ketahui. Mengetahui bagaimana cara belajar lebih penting daripada
membutuhkan
banyak pengetahuan. Evaluasi diri adalah satu satunya evaluasi yang
berarti untuk pekerjaan
murid.
Perasaan adalah sama penting dengan kenyataan. Murid akan belajar
dengan lebih baik dalam
lingkungan yang tidak mengancam
KESIMPULAN
Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi
perkembangan
kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan
tersebut. Teori
humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran
yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis
terhadap fenomena
sosial. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai
fasilitator
Pengertian Humanistik
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun
dirinya
untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini
yang
disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran
humanisme
biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan
positif ini.
Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi
positif
yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang
sangat kuat
yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
Dalam artikel some educational implications of the Humanistic
Psychologist Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud
dan
behavioristik. Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia
adalah
potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi
perkembangan
kepribadian manusia daripada berfokus pada ketidaknormalan atau
sakit
seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat
kejadian...
Menurut Combs, perilaku yang keliru atau tidak baik terjadi karena tidak
adanya kesediaan seseorang melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai
akibat dari adanya sesuatu yang lain, yang lebih menarik atau memuaskan.
Misalkan guru mengeluh murid-muridnya tidak berminat belajar, sebenarnya hal
itu karena murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang dikehendaki oleh
guru. Kalau saja guru tersebut lalu mengadakan aktivitas-aktivitas yang lain,
barangkali murid-murid akan berubah sikap dan reaksinya (Rumini, dkk. 1993).
Sesungguhnya para ahli psikologi humanistik melihat dua bagian belajar,
yaitu diperolehnya informasi baru dan personalisasi informasi baru tersebut.
Adalah keliru jika guru berpendapat bahwa murid akan mudah belajar kalau
bahan pelajaran disusun dengan rapi dan disampaikan dengan baik, sebab arti dan
maknanya tidak melekat pada bahan pelajaran itu; murid sendirilah yang
mencerna dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut ke dalam
dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana bahan
pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu murid memetik arti dan
makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut, yakni apabila murid
dapat mengaitkan bahan pelajaran tersebut dengan hidup dan kehidupan mereka,
guru boleh bersenang hati bahwa missinya telah berhasil.
Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang (dunia) dari pusat
lingkaran lingkaran (persepsi diri), semakin kurang pengaruhnya terhadap
seseorang. Sebaliknya, semakin dekat hal-hal tersebut dengan pusat lingkaran,
maka semakin besar pengaruhnya terhadap seseorang dalam berperilaku. Jadi
jelaslah mengapa banyak hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena
sedikit sekali kaitannya dengan dirinya.
2. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada
dua hal :
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang
mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang
sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki
dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya
semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat
itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh
hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti
kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di
atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki
kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang
harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan
bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan
dasar si siswa belum terpenuhi.
3. Carl Ransom Rogers
Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal
8 Januari 1902 di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari
kota ke daerah pertanian diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu
pertanian. Ia pun belajar pertanian di Universitas Wisconsin. Setelah lulus pada
tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary di Big Apple dan selama
masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di sebuah gereja kecil. Meskipun
belajar di seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College yang bertetangga
dengan seminarinya.
Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child Guindance dan
mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak
menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga banyak dipengaruhi oleh Otto
Rank dan John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis. Perbedaan teori yang
didapatkannya justru membuatnya menemukang benang merah yang kemudian
dipakai untuk mengembangkan teorinya kelak.
Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk
mengembangkan idenya tentang psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor, Rogers
http://psikologi.or.id Page 6
menjadi profesor psikologi di Universitas Universitas Negeri Ohio. Kepindahan
dari lingkungan klinis ke lingkungan akademik membuat Rogers mengembangkan
metode client-centered psychotherapy. Disini dia lebih senang menggunakan
istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi dibandingkan memakai istilah
pasien. Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
1. Kognitif (kebermaknaan)
2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori
holistik, namun keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya.
Teori humanistik Rogers pun menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang
berpusat pada pribadi (person centered), non-directive, klien (client-centered),
teori yang berpusat pada murid (student-centered), teori yang berpusat pada
kelompok (group centered), dan person to person). Namun istilah person centered
yang sering digunakan untuk teori Rogers.
Asumsi dasar teori Rogers adalah:
- Kecenderungan formatif
Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal
yang lebih kecil.
- Kecenderungan aktualisasi
Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke
kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai
kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
Struktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan
berkembang, dan ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya:
Organisme, Medan fenomena, dan self.
1. Organisme
Pengertian organisme mencakup tiga hal:
Mahkluk hidup
Organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya
dan merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam
http://psikologi.or.id Page 7
kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai kejadian yang
terjadi dalam diri dan dunia eksternal
Realitas Subyektif
Organisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya.
Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk
tingkah laku.
Holisme
http://psikologi.or.id Page 13
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai
proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil
belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar
atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran
secara mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya
sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku
yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa,
tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan
pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari
keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau
etika yang berlaku.
http://psikologi.or.id Page 14
Beberapa perbandingan antara teori behaviorisme dengan teori humanistik
yaitu :
a. Teori behaviorisme
Teori : Proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi
antara stimulis dan respon.
Tujuan : adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik.
Metode : dibagi dalam bagian-bagian kecil sampai kompleks.
Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan
dapat menjadi kebiasaan.berorientasi pada hasil yang dicapai, tidak
menggunakan hukuman.
Kekurangan : Sentral,bersikap otoriter,komunikadi satu arah. Guru
melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari siswa.Pasif, perlu
motivasi dari luar, dan sangat dipengarihi oleh penguatan yang
diberikan oleh guru,mendengarkan dan menghafal.
Penerapan : pada mata pelajaran yang membutuhkan praktek dan
pembicaraan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas,
kelenturan, refleks, daya tahan, dan sebagainya. Misal dalam:
percakapan bahasa asing, mengetik, menari, olagraga,dll.
Guru : guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat
yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui
simulasi
Murid : melakukan sendiri apa yang menjadi instruksi dan
melakukannya berulang-ulang sampai hasilnya baik.
Evaluasi : Didasarkan pada perilaku yang dicapai sebagai hasil dari
latihan yang dilakukan.
b. Teori humanistic
Teori : belajar untuk memenusiakan manusia.
Tujuan : menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran
yang mewarnai metode-metode yang diterapkan.
Metode : mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar
yang bersifat jelas ,jujur , dan positif.
Kekurangan : terlalu memberi kebebasan pada siswa.
http://psikologi.or.id Page 15
Penerapan : materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan.
Guru : memberi motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan siswa.
Siswa : pelaku utama (student center) yang memaknai poses
pengalaman belajar sendiri
Evaluasi : diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi
siswa.