Anda di halaman 1dari 8

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

MAKALAH

Disusun dan Diajuakan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Psikologi pendidikan

Dosen Pengampu: Rahmat Aminudin, M.Pd.

Oleh:

Ainul Luthfiah

Umi Sarah

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NAWAWI

PURWOREJO

2021
A. PENDAHULUAN

Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu upaya mencapai target atau tujuan yang
secara runtut mengarah pada perbaikan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik.
Perubahan-perubahan itu menunjukkan tahap-tahap yang harus dilewati. Tanpa proses itu
tujuan tidak dapat tercapai, proses yang dimaksud adalah proses pendidikan dan pengajaran.
Pengajaran adalah proses dengan fungsi menuntun peserta didik dalam menjalani kehidupan,
yaitu menuntun serta memaksimalkan potensi diri sesuai dengan amanat perkembangan yang
harus dilalui para peserta didik.
Tugas-tugas perkembangan tersebut meliputi kebutuhan bertahan hidup sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial serta sebagai makhluk yang diciptakan Sang Pencipta.
Pendidikan merupakan rangkaian humanisasi berasal dari pemikiran faham humanistik. Hal
tersebut relevan dengan arti fundamental faham humanistik sebagai pengedukasian manusia.
Sistem edukasi Islam yang disusun di atas fondasi nilai-nilai kemanusiaan sedari awal
kelahirannya sejalan dengan esensi Islam sebagai agama yang humanistik. Islam
memposisikan aspek kemanusiaan sebagai arah pendidikannya.
Edukasi dan proses pembelajaran di bangku sekolah dipandang kurang demokratis.
Minimnya wadah bagi siswa atau siswi untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreasi
dengan sudut pandang mereka. Padahal, daya kreasi dan kompetensi kritis dalam berpikir
adalah modal berharga bagi anak supaya dapat mengatasi tantangan dan lebih kompetitif.

Rumusan Masalah

a. Apa Itu Teori Belajar Humanistik?


b. Apa Saja Prinsip Dalam Belajar Humanistik?
c. Apa Tujuan Belajar Teor Pskolog Humanstk?

2
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Teori Belajar Humanistik
Secara luas definisi teori belajar humanisitk ialah sebagai aktivitas jasmani dan rohani guna
memaksimalkan proses perkembangan. Sedangkan secara sempit pembelajaran diartikan sebagai
upaya menguasai khazanah ilmu pengetahuan sebagai rangkaian pembentukan kepribadian secara
menyeluruh. Pertumbuhan yang bersifat jasmaniyah tidak memberikan perkembangan tingkah laku.
Perubahan atau perkembangan hanya disebabkan oleh proses pembelajaran seperti perubahan habit
atau kebiasaan, berbagai kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap maupun keterampilan.1

Dalam teori belajar humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Konsep belajar Teori humanistik ini lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka
punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.

Teori belajar humanistik pada dasarnya memiliki tujuan belajar untuk memanusiakan manusia.
Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila si pembelajar telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Artinya peserta didik mengalami perubahan dan mampu
memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Dengan kata
lain, si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada
dalam diri mereka. Selain itu teori belajar humanistik sifatnya sangat mementingkan isi yang
dipelajari dari pada proses pembelajaran itu sendiri.

Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham


Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham, yang
terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada
sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit”
seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud.
Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia
membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang
disebut sebagai potensi manusia.  Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan
untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau
1
Fajri Ismail, Evaluasi Pendidikan, (Palembang: Tunas Gemilang Press, 2014), hlm. 25
3
kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. 2
2. Prinsip-prinsip belajar humanistic
Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:
a. Psikologi humanis menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk
memahami sifat dan keadaan manusia.
b. Psikologi humanis menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam
bidang tingkahlaku.
c. Psikologi humanis menawarkan metode yang lebih luas akan kaedah-kaedah yang lebih efektif
dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.
Penerapan teori humanistic pada kegiatan belajar hendaknya pendidik menuntun peserta
didik berpikir induktif, mengutamakan praktik serta menekankan pentingnya partisipasi peserta
didik dalam pembelajaran.
Hal tersebut dapat diaplikasikan dengan diskusi sehingga peserta didik mampu
mengungkapkan pemikiran mereka di hadapan audience. Pendidik mempersilakan peserta didik
menanyakan materi pelajaran yang kurang dimengerti. Proses belajar menurut pandangan
humanistic bersifat pengembangan kepribadian, kerohanian, perkembangan tingkah laku serta
mampu memahami fenomena di masyarakat. Tanda kesuksesan penerapan tersebut yaitu
peserta didik merasa nyaman dan bersemangat dalam proses pembelajaran serta adanya
perubahan positif cara berpikir, tingkah laku serta pengendalian diri3
3. Tujuan Belajar Menurut Teori Psikologi Humanistik
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses
yang umumnya dilalui adalah:
a. Merumuskan tujuan belajar yang jelas.
b. Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang
bersifat jelas, jujur dan positif.
c. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta
didik untuk belajar atas inisiatif sendiri.
d. Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri.

2
http://salmisyahrir.blogspot.com/2018/05/humanism-learning-theory.html
3
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 34
4
e. Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung
resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
f. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan
pikiran peserta didik, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong
peserta didik untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau
proses belajarnya.
g. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya.
h. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta
didik. Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini tepat untuk
diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah peserta didik merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri).
Menurut Dakir, psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini
adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator, yaitu:
a. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana situasi situasi
kelompok, atau pengalaman kelas.
b. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di
dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik untuk melaksanakan tujuan-
tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam
belajar yang bermakna tadi.
d. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas
dan mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk membantu mencapai tujuan mereka.
e. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.
f. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik
isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi
dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok.
g. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperanan sebagai seorang peserta didik yang turut berpartisipasi, seorang anggota
kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti peserta
didik yang lain.
h. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil
secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh peserta didik.
5
C. SMPULAN

6
Secara luas definisi teori belajar humanisitk ialah sebagai aktivitas jasmani dan rohani
guna memaksimalkan proses perkembangan. Sedangkan secara sempit pembelajaran diartikan
sebagai upaya menguasai khazanah ilmu pengetahuan sebagai rangkaian pembentukan
kepribadian secara menyeluruh. Pertumbuhan yang bersifat jasmaniyah tidak memberikan
perkembangan tingkah laku. Perubahan atau perkembangan hanya disebabkan oleh proses
pembelajaran seperti perubahan habit atau kebiasaan, berbagai kemampuan dalam hal
pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Teori belajar humanistik pada dasarnya memiliki tujuan belajar untuk memanusiakan
manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila si pembelajar telah
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Artinya peserta didik mengalami perubahan dan
mampu memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.Dengan kata lain, si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan utama para
pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-
masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Selain itu teori belajar
humanistik sifatnya sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses pembelajaran itu
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Fajri, Ismail, 2014. Evaluasi Pendidikan. Palembang: Tunas Gemilang Press.


7
http://salmisyahrir.blogspot.com/2018/05/humanism-learning-theory.html

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai