Anda di halaman 1dari 11

JENIS DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Perencanaan Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr.H. Muhamad Arwani, S.Ag.,MPd.

Oleh:

Anjachani Fidaroeni

Muhammad Irfan

Umi Sarah

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NAWAWI
PURWOREJO
2021
A. PENDAHULUAN

Berbicara mengenai perubahan tentu sudah dapat terbayangkan terjadinya


dari hal yang positif ke negatif atau sebaliknya dari negative ke positif,namun itu
semua tidak mudah tentunya akan mendapatkan hambatan dan sebuah tantangan.
Dalam konteks untuk menemukan konsep pendidikan Islam ideal, maka menjadi
tanggung jawab moral bagi setiap pakar muslim untuk membangun teori Islam
sebagai paradigma ilmu pendidikan. Islam sebagai paradigma pendidikan
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan paradigma-paradigma lainnya yang
mendasari konsep-konsep pendidikan. Dewasa ini khususnya di Indonesia system
pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah merupakan bentuk adopsi sistematik
dari system pendidikan. Diantara belitan berbagai persoalan besar,ia dihadapkan pula
pada berbagai persoalan tantangan dan prospek ke depan. Mampukah Pendidikan
Islam keluar dari belitan permasalahn tersebut dan ikut ambil bagian secara aktif
dalam hiruk-pikuknya lalu-lintas perubahan intelektual dan Socio Cultural Global
Village dewasa ini.
Adalah pengembangan wawasan intelektual yang kreatif dan dinamis di
berbagai bidang dalam sinaran dan terintegrasi dengan Islam,merupakan kata kunci
yang harus di percepat prosesnya,baik pada dataran teoritis maupun praktis.Berbicara
tentang Pendidikan Islam atau pendidikan yang ada dan berkembang di Negara-
negara Muslim pada abad XXI,baik system,tujuan sampai pada dataran
operasionalnya masih menjadi bahan kajian di kalangan para ahli pendidikan Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa Pengertian Perencanaan Pendidikan?
b. Apa Saja jenis-jenis Perencanaan pendidikan?
c. Bagaimanakah Karakteristik Perencanaan Pendidikan?

2
C. PEMBAHASAN

1. Devinisi Perencanaan Pendidikan


Perencanaan menurut (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016) Intinya, mengatur bisa menjadi pengaturan persiapan latihan untuk
menyiapkan pilihan apa yang diantisipasi akan terjadi (kesempatan, keadaan,
lingkungan, dll). Perencanaan dan penataan formulir dilakukan agar dapat
terwujud di kemudian hari. Dalam menyusun hipotesis, penyelenggara
menerima bahwa jika kita gagal dalam menyusunnya, berarti kita sedang
mengatur kekecewaan itu sendiri.

Terdapat sebagian komentar definisi tentang perencanaan


pembelajaran yang rumusannya berbeda satu sama yang lain adalah:
a) Menurut kauffman (fattah,1999;49) perencanaan adalah metode
memutuskan tujuan atau untuk tujuan yang ingin dicapai, tentukan
metode dan aset yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
b) Definisi yang kedua mengemukakan bahwa fakry (saud dan makmun,
2007:4) dalam (K, 2016) mengemukakan bahwa: perencanaan dapat
dicirikan sebagai metode perencanaan berbagai pilihan yang akan
dilakukan dimasa depan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Perencanaan juga dapat diartikan sebagai persiapan untuk
membuat pengaturan untuk mengontrol tujuan yang telah diputuskan.
Selain itu, mengatur dapat menjadi upaya untuk memenuhi standar
nasional yang terkoordinasi dan aset yang dapat diakses yang dapat
diperlukn untuk mewujudkan keyakinan ini.
c) Menurut marno dan triyo supriyatno (2018:13) dalam (sahnan,2017)
perencanaan adalah salah satu hal wajib yang harus dilakukan untuk
setiap usaha dalam menata untuk mencapai suatu tujuan.
d) Becker (2000) dalam (taufiqurokhman, 2008) mengatakan bahwa
perencanaan merupakan cara perencanaan yang baik untuk waktu yang
lama.
e) (Kaufman 1972: hadikumoro 1980) dalam (manap Somantri, 2014)
perencanaan merupakan proyeksi dari apa yang harus dilakukan dalam
menata untuk mencapai tujuan dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya
f) Sedangkan menurut alder (1999) dalam (taufiqurokhman, 2008)
menyatakan bahwa : perencanaan merupakan proses untuk menentukan

3
apa yang perlu anda capai dimasa depan dan menentukan tahapan yang
diperlukan untuk mencapainya.
Kesimpulannya Perencanaan adalah proses yang menyesuaikan apa
yang ingin anda capai di masa depan dan mengatur kondisi yang anda
butuhkan untuk mencapainya. Dengan cara ini, proses perencanaan
dilakukan dengan mencoba beberapa cara sukses dan memeriksa banyak
hal dan mengukur komponen kami untuk cinta. Perencanaan mungkin
bentuk reguler dan formal.1
Sedangkan pengertian Pendidikan merupakan pilar terpenting
bagi kemajuan umat manusia dan peradaban dari tatanan sosial nasional
tertentu. Kemajuan ini akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dan
kemajuan ekonomi rumah tangga. Antara mendidik, kemajuan dan uang
muka terkait memiliki hubungan sebab akibat. Menurut (NO.20,2003)
pendidikan merupakan ekspresi yang sadar dan terorganisir untuk
membentuk lingakaran belajar dan bersiap untuk belajar sehingga siswa
secara layak membuat potensi mereka untuk kualitas dunia lain seperti
kebenaran, pengendalian diri, kepribadian, pengetahuan, karakter,
terhormat dan kapasitas yang dibutuhkan oleh diri mereka sendiri dan
masyarakat. Pengajaran menampilkan bagian penting dalam tatanan
individu manusia, dimana pengajar berupaya menjawab tantangan dalam
menciptakan kapasitas masing masing siswa (NO.20,2003).

Pengertian pendidikan menurut beberapa para ahli yaitu sebagai


berikut:

a. Pembelajaran berasal dari kata “didik”, kemudian kata ini menemukan


awalan kata “me”, sehingga jadi “mendidik” maksud artinya
memelihara serta berikan latihan. Dalam menjaga dan memberikan
persipan, penting untuk memiliki pelajaran, permintaan, dan otoritas
sehubungan dengan etika dan wawasan dalam (abdurahman, 2017).
b. Menurut (NO.20,2003) tentag kerangka pengajaran nasional, pendidik
dapat menjadi usaha yang disadari dan diatur untuk membentuk
lingkungan belajar dan pegangan pembelajaran sehinga siswa secara
efektif menciptakan potensi mereka untuk memiliki kualitas dunia lain
yang saleh, pengendalian diri, identitas, wawasan, karakter terhormat,
1
Yulia riski ramadhani dkk, dasar-dasar perencanaan pendidikan, (Medan: Yayasan kita menulis) hal.
43-44

4
dan bakat yang dibutuhkan oleh diri mereka sendiri, komunitas,
negara dan bangsa.
c. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati dalam (Sholichah, 2018) Secara
etimologis, Pendidikan berasal dari kata "paedagogie" dari bahasa
Yunani, yang terdiri dari kata "pais" yang berarti anak dan "sekali
lagi" yang berarti mengarahkan, sehingga jika diterjemahkan,
paedagogie berarti pengarahan yang diberikan kepada anak.
d. Abdul Kadir, dkk. 2012 dalam (Sholichah, 2018) Dalam bahasa
Romawi, pendidikan berasal dari kata "mendidik" yang berarti
mendorong sesuatu keluar
Dari jalan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
perecanaan pendidikan dapat merupakan kesiapan mental yang tiada
henti dalam penelitian, mendefinisikan dan menimbang serta memilih
dengan pilihan yang diambil harus memiliki (memenuhi standar) yang
secara tersistem berkaitan pada pilihan lain, atau baik dalam bidang lain
ataupun dalam hal yang lain di bawah kemajuan, dan belum ada batasan
waktu dan satu tindakan tidak harus terus menerus harus dilakukan
sebelumnya danditinggalkan sebelumnya oleh latihan lainnya.
Secara konseptual, perencanaan pendidikan sebagian besar
ditentukn oleh cara, sifat, dan cara pengambilan keputusan, sehingga
terlihat bahwa dalam hal ini terdapat berbagai komponen yang termasuk
dalam penyusunan.
Penataan perencanaan merupakan jalannya tindakan langkah-
langkah pembangunan yang akan dilakukan untuk mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Penataan dapat diatur berdasarkan
jangka waktu tertentu, yaitu jangka panjang, menengah, dan singkat;
setuju pada cakupan yang luas, khususnya rangkaian tindakan atau
rencana skala besar tertentu dan rangkaian tindakan berskala lebih kecil
dari yang diharapkan; mengatur pemahaman menjadi sentralisasi dan
desentralisasi yang luar biasa; dan sesuai dengan pertimbangannya, untuk
menjadi tindakan utama tertentu yang spesifik, tindakan pengaturan dan
perencanaan operasional. Dalam menata, hal terpenting dalam
menjalankan pertunjukan adalah harus dijalankan dengan tepat dan tepat
sasaran.2
2
Ibid hal 45-46

5
2. Jenis-jenis perencanaan pendidikan
a. Perencanaan makro, meso dan mikro
Perencanaan pendidikan jika ditinjau berdasarkan ruang lingkupnya
maka dapat dibedakan menjadi:
a) Perencanaan makro, yaitu perencanaan pendidikan yang bersifat
umum dan menyeluruh dalam lingkup nasional, kebijakan yang akan
ditempuh, tujuan yang akan dicapai, dan cara cara mencapai tujuan
ada pada tingkat nasional.
b) Perencanaan meso
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian
dijabarkan ke dalam program – program yang berskala kecil. Pada
tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan
dengan departemen atau unit –unit. Menurut Pidarta (1988:5)
“perencanaan meso adalah perencanaan yang ruang lingkupnya
mencakup wilayah pendidikan tertentu, misalnya suatu provinsi dan
dasar terjadinya perencanaan meso adalah akibat dari kondisi dan
situasi daerah berbeda – beda”. Perencanaan meso di bidang
pendidikan menengah dan dasar pada umumnya diprakarsai oleh
Kepala Kantor Wilayah Departemen Pedidikan dan Kebudayaan di
daerah bersangkutan. Sedangkan untuk perencanaan lembaga
pendidikan tinggi bisa diprakarsai tiap perguruan tinggi di wilayah itu
dengan mengikut sertakan semua perguruan tinggi yang ada di daerah
itu.
c) Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat
institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tinkat meso.
Kekhususan – kekhususan dari lembaga mendapat perhatian, namun
tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam
perencanaan makro maupun meso. Contoh perencanaan mikro, yaitu
kegiatan belajar mengajar.

b. Perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek

6
1) Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau
perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari
5 tahun, sering disebut sebagai rencana operasional perencanaan ini
merupakan penjabaran dari rencana jangka menengah dan jangka
panjang.
2) Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah mencakup kurun wanktu di atas 5-10
tahun. Perencanaan ini penjabaran dari rencana jangka panjang, tetapi
sudah lebih bersifat operasional.
3) Perencanaan jangka panjang
Perencanaan jangka panjang meliputi cakupan waktu di atas 10 tahun
sampai dengan 25 tahun. Perencanaan ini mempunyai jangka
menengah serta jangka pendek di dalamnya karena perencanaan
jangka panjang ini juga memiliki pembabakan yang didapat dari
perencanaan jangka pendek dan menengah yang fungsinya
menyempurnakan perencanaan jangka panjang tersebut.

c. Perencanaan kuantitatif dan kualitatif

1.Perencanaan kunantitatif

yaitu jika dalam perencanaan itu target-target yang ingin dicapai


ditetapkan secara tegas jumlahnya. Misalnya, akan meningkatkan
jumlah siswa baru di sekolah dasar (SD) di masa depan, akan
mengangkat jumlah guru SD untuk mencukupi kebutuhan, akan
membangun jumlah ruang keas SMP yang dibutuhkan untuk tahun
depan , dan lain sebagainya.
2. Perencannaan kualitatif
yaitu perencanaan yang berkaitan dengan pencapaian mutu, dimana
target-targetnya bukan berupa jumlah, tetapi berupa mutu. Misalnya,
tahun depan akan meningkatkan prestasi belajar siswa SD untuk
semua mata pelajaran yang diujikan secara nasional, akan
meningkatkan mutu guru SD dalam penguasaan materi pelajaran
melalui program pendidikan dan latihan dan tugas belajar, dan lain
sebagainya

7
d. Perencanaan sentralisasi dan desentralisasi
Berdasarkan kewenangan dalam pembuatannya, perencanaan
pendidikan dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu perencanaan
sentralisasi dan desentralisasi.
1) Perencanaan pendidikan sentralisasi, yaitu suatu perencanan
pendidikan dimana seluruh rencana baik untuk pusat maupun untuk
daerah disusun oleh unit organisasi di tingkat pusat, seperti
sekretariat jenderal kemendikbud, inspektorat jenderal
kemendikbud, direktorat jenderal di lingkungan jemendikbud, dan
lain lain, sementara daerah (provinsi, kota/kabupaten, kecamatan,
sekolah) tinggal melaksanankan apa yang telah diputuskan dan
digariskan oleh unit organisasi tingkat pusat.
2) perencanaan desentralisasi, yaitu perencanaan pendidikan untuk
suatu daerah (provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, sekolah)
disusun oleh daerah itu sendiri, tidak ditentukan olh unit di tingkat
pusat.

e. Perencanaan rutin dan pembangunan


Berdasarkan frekuensi objek yang direncanakan, perencanaan
pendidikan dapat dikategorikan menjadi:
1) Perencanaan rutin Yaitu perencanaan yang bersifat terus menerus
berulang dalam kurun waktu paling lama satu tahun. Perencanaan
ini mengikuti sektor , sub sektor, program kegiatan, jenis
pengeluaran, dan mata anggaran yang sudah ditentukan. Misalnya
perencanaan gaji pegawai, perencanaan pembelajaran, penyusunan
kalender pendidikan, dan lain sebagainya
2) Perencanaan pembangunan Yaitu perencanaan yang tidak berulang,
terkit dengan investasi, dan dapat menjangkau waktu lama, sedang
atau pendek. Perencanaan ini sering dikenal dengan sebutan sebagai
perencanaan proyek. Misalnya, proyek pembangunan gedung
sekolah, proyek pengadaan sarana pendidikan, proyek peningkatan
mutu guru SMP, dan lain sebagainya.
3. Karakteristik perencanaan pendidikan

8
Karakteristik Perencanaan Karakteristik perencanaan
pendidikan secara dinamis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Suatu proses rasional dikarakteristikkan sebagai pengembangan
yang terorganisasi dari kegiatan pembelajaran masyarakat.
b. Menyangkut tujuan sosial, cara, dan tujuan, proses, dan kontrol.
c. Merupakan rancangan konseptual kebijakan dan tindakan dibuat
oleh kelompok.
d. Konsep dinamis yang menjamin rencana dikonstruksi dengan
lentur sehinga tidak mungkin terjadi penyimpangan.3
Lebih spesifik, Afifuddin menambahkan beberapa syarat
perencanaan pendidikan sebagai pelengkap karakteristiknya antara
lain:
a. Rencana mempermudah tercapainya tujuan yang ditentukan
sebelumnya.
b. Rencana bersifat luwes dan fleksibel, dalam arti mengandung
kemungkinan untuk perubahan-perubahan sesuai dengan
perkembangan dan situasi yang terjadi.
c. Pragmatis yang bersifat praktis disertai dengan perhitungan
logis dan rasional, disusun berdasarkan fakta dan data, bukan
merupakan hayalan atau dugaan-dugaan.
d. Rencana bersifat sederhana, sistematis, jelas, dan mudah
dipahami oleh para pelaksana.
e. Ada skala prioritas berdasarkan kondisi sarana dan prasarana
(man, money, machine, method, market).
f. Rencana mempunyai daya guna, dalam arti hasil suatu rencana
benar_benar dapat dirasakan manfaatnya, baik diri sendiri
maupun bagi lembaga atau masyarakat umumnya.

D. SIMPULAN

3
Sarbini dan Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan (Cet. I; Bandung: CV Pustaka
Setia, 2011), h. 228.

9
Perencanaan menurut (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016) Intinya, mengatur bisa menjadi pengaturan persiapan latihan untuk
menyiapkan pilihan apa yang diantisipasi akan terjadi (kesempatan, keadaan,
lingkungan, dll). Perencanaan dan penataan formulir dilakukan agar dapat
terwujud di kemudian hari. Dalam menyusun hipotesis, penyelenggara
menerima bahwa jika kita gagal dalam menyusunnya, berarti kita sedang
mengatur kekecewaan itu sendiri.
Jenis-jenis perencenaan penddidikan ada 2, yaitu; perenca
a. Perencanaan makro, meso dan mikro
b. Perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek
c. Perencanaan kuantitatif dan kualitatif
d. Perencanaan sentralisasi dan desentralisasi
e. Perencanaan rutin dan pembangunan

10
DAFTAR PUSTAKA

Yulia riski ramadhani dkk, dasar-dasar perencanaan pendidikan, (Medan:


Yayasan kita menulis) hal. 43-44

Sarbini dan Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan (Cet. I; Bandung: CV


Pustaka Setia, 2011), h. 228.

11

Anda mungkin juga menyukai