Anda di halaman 1dari 19

BAB I

KONSEP DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN

1. Pengertian Perencanaan

Berikut ini adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi Perencanaan

dari berbagai sudut pandang yang berbeda:

a. Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa:planning may be defined as the

proses by which manager set objective, asses the future,

and develop course of action designed to accomplish these objective. Maksudnya

adalah bahwa seorang pimpinan membuat tujuan yang harus dicapai,

pengembangan dan melakukan sesuatu yang telah disusun sehingga dapat

mencapai tujuan yang ingin dicapai.

b. T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah

pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan,

proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”

c. Plato mengatakan bahwa Planing is The beginning is the most important part of the

work. Perencanaan merupakan awalan dari setiap pekerjaan yang akan dilakukan.

d. Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-

fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk

melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.

e. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan

secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang

dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.

f. Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta,

membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang


dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini

diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

g. Hadari Nawawi (1983:16) menyatakan bahwa perencanaan merupakan langkah

menyusun penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang

terarah pada pencapaian tujuan tertentu.

h. Garth N. Jone menyatakan bahwa perencanaan merupakan suatu proses. Proses

pemilihan dan pengembangan dari suatu tindakan yang paling baik atau

menguntungkan untuk mencapai tujuan tertentu.

i. Mc. Farland menyatakan bahwa perencanaan sebagai suatu fungsi manajemen.

Seorang pimpinan dapat mempengaruhi bawahannya untuk melakukan perubahan

terhadap tujuan yang harus dicapai dalam waktu tertentu.

j. W.H. Newman berpendapat bahwa perencanaan adalah keputusan yang akan

dikerjakan untuk waktu yang akan datang atau rencana yang diproyeksikan dalam

suatu tindakan.

Beberapa pendapat di atas telah memberikan definisi perencanaan menurut

sudut pandang yang berbeda. Hal tersebut dapat membuat suatu kesimpulan bahwa

perencanaan tidak terlepas dari suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai, sehingga

perencanaan merupakan suatu proses penentuan tujuan yang diharapkan dengan

cara-cara konkrit untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan tersebut.

2. Definisi Pendidikan

Berikut ini adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi Perencanaan

dari berbagai sudut pandang yang berbeda:

a. John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses

pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan

biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi
secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan

social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang

belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

b. Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh

keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat

untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan dating

c. Ki Hajar Dewantara “Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-

anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang

ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

tingginya.”

d. M.J. Longeveled bahwa Pendidikan merupakan usaha , pengaruh, perlindungan

dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya,

atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri.

e. Prof. Richey dalam bukunya ‘Planning for teaching, an Introduction to Education’

menjelaskan Istilah ‘Pendidikan’ berkenaan dengan fungsi yang luas dari

pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa

warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan

tanggung jawabnya di dalam masyarakat.

f. Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H-143 H,

pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah

yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua
indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk

mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.”

g. Soekidjo Notoatmodjo (2003:16) Pendidikan secara umum adalah segala upaya

yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau

masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku

pendidikan.

h. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002:263) Pendidikan adalah

proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,

cara, perbuatan mendidik.

i. UU RI No. 20 Tahun 2003 (tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

j. Elisa dkk (2001) menyatakan bahwa pendidikan luas dikenal di masyarakat adalah

pendidikan dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh peserta didik

melalui pendidik dan biasanya dilakukan pada suatu lembaga atau institusi.

Secara keseluruhan pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli mengacu

pada sebuah usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk dapat mengetahui

dan memperoleh ilmu pengetahuan, baik dari pendidikan formal, nonformal maupun

pendidikan informal.
3. Definisi Perencanaan Pendidikan

Definisi Perencanaan Pendidikan menurut beberapa ahli sebagai berikut:

a. Depdiknas (2006) mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai suatu proses

penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk

mencapai perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada definisi

tersebut dinyatakan bahwa perencanaan ditujukan untuk merubah masa depan.

Masa depan pendidikan yang diinginkan adalah pendidikan berkualitas yang

disiasati secara terstruktur dan terprogram melalui perencanaan sejak awal

sehingga masa depan bukanlah hasil dari kebetulan semata.

b. Coombs (1982), perencanaan pendidikan merupakan kegiatan rasional dari analisis

sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu

lebih efektif dan efisien.

c. Albert Waterston (1975), perencanaan pendidikan merupakan suatu bentuk

investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan

yang didasarkan kepada pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.

d. Guruge (1972) perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di

masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.

e. Beeby, C.E., perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan

ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya

pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang

ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan

nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system

tersebut.

f. Y. Dror (1975), perencanaan pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan

seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan


untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan

ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu negara.

g. Prof. Dr. Yusuf Enoch, perencanaan pendidikan adalah suatu proses yang yang

mempersiapkan seperangkat alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang

diarahkan pada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan

mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial

budaya serta menyeluruh suatu Negara.

h. Endang Sunarya, (2000:1) perencanaan pendidikan merupakan proses perumusan

kebijakan dan instrumen sekaligus juga teknik penentuan prioritas, dan merupakan

bagian yang terintegrasi dengan pembangunan secara nasional sehingga dapat

mencapai tujuan pendidikan secara nasional

i. Engkoswaran dan Komariah (2010:132) perencanaan pendidikan ialah proses

menetapkan keputusan yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai,

sumber-sumber yang akan diberdayakan, teknik/metode yang dipilih secara tepat

untuk melaksanakan tindakan yang telah disusun sehingga pelaksanaannya dapat

secara efektif dan efisien.

k. Don Adam (1975), merupakan suatu proses mempersiapkan seperangkat

keputusan untuk kegiatan di masa depan yang diarahkan untuk mencapai tujuan

dengan cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh

dari suatu negara.

Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa

pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam

menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan

yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan

secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu


sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas

waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan

didahului oleh kegiatan lain.

Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan

oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal

ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya. Adapun komponen-

komponen yang ikut serta dalam proses ini adalah :

Tujuan pembangunan Nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam

rangka kebijaksanaan nasional dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang

pendidikan.

Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan (policy) secara

operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan.

Maka ketepatan pelaksanaan dari perencanaan pendidikan.

Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan

pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang

kekuasaan, siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu

diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Terutama dalam hal pemegang

kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu memperoleh perhatian, misalnya

mengenai system kenegaraan yang merupakan bentuk dan system manajemennya,

bagaimana dan siapa atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung

dalam kebijakan itu. Juga masalah bobot u ntuk jaminan dapat terlaksananya

perencanaan pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil system dari

pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana pendidikan.

Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi

bahwa masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep

keputusan yang akan dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan


pendidikan dalam pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi

memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang

pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari sudut kepentingan nasional.

pengertian yang diberikan oleh ahli memang memiliki redaksi yang berbeda,

akan tetapi substansi dari pengertian tersebut memiliki kesamaan yaitu perencanaan

pendidikan merupakan sebuah proses untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai,

dan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Unsur Perencanaan Pendidikan.

Unsur perencanaan pendidikan menurut Endang Soenarya meliputi:

a. Unsur kuantitatif.

Perencanaan pendidikan dilakukan berdasarkan pendekatan terhadap

permintaan masyarakat. Karena masyarakat sebagai konsumen memiliki aspirasi

dan permintaan yang terus berubah.

b. Unsur kualitatif.

Unsur kualitatif ini berarti perencanaan terhadap peningkatan kemampuan

pengetahuan serta keterampilan peserta didik dan sebagai ukuran keberhasilan

dan kualitas pendidikan. Misalnya saja peserta didik menunjukkan prestasi belajar,

dan dapat menerapkan hasil belajarnya kemasyarakat sesuai dengan tuntutan

lingkungannya.

c. Unsur relevansi.

Unsur relevansi menekankan pada hubungan antara pendidikan dengan

tingkat perkembangan dan kemajuan serta perubahan yang terjadi dalam

masyarakat dan kecendrungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Pada dasarnya relevansi mengamati bagaimana masa kini dengan masa yang
akan datang karenanya perencanaan pendidikan harus dibuat dengan

mengantisipasi kemungkinan perubahan dan kebutuhan dimasa yang akan datang.

d. Unsur efisiensi.

Indikator efisiensi perencanaan dapat terlihat diberbagai hal dalam

pelaksanaan kegiatan, misalnya tinggi rendahnya angka putus sekolah, sistem

manajemen yang lamban, dan lingkungan yang kurang menunjang.

Sedangkan menurut Yusuf Enoch unsur-unsur perencanaan pendidikan meliputi:

a. Keadaan sekarang.

b. Keadaan yang diharapkan yang akan dituju dan dicapai.

c. Strategi untuk mecapai sasaran.

5. Prinsip Perencanaan Pendidikan.

Perencanaan pendidikan mengenal prinsip-prinsip yang dapat dijadikan

pegangan baik dalam proses penyusunan maupun dalam proses implementasinya.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

a. Perencanaan itu interdisipliner.

b. Perencanaan itu fleksibel.

c. Perencanaan itu objektif rasional.

d. Perencanaan itu tidak dimulai dari nol tetapi dari apa yang dimiliki.

e. Perencanaan itu merupakan wahana untuk menghimpun kekuatan-kekuatan

secara terkoordinir.

f. Perencanaan itu disusun dengan data.

g. Perencanaan itu mengendalikan kekuatan sendiri tidak berdasarkan pada

kekuatan orang lain.

h. Perencanaan itu kooperatif dan ilmiah.


6. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan

Ruang lingkup perencanaan pendidikan jangkauannya yang cukup luas dan dapat

ditinjau dari berbagai aspek antara lain:

A. Ditinjau dari aspek spesialnya yaitu perencanaan pendidikan yang memiliki karakter

yang terkait dengan ruang, tempat, atau batasan wilayah. Perencanaan ini terbagi

menjadi:

a. Perencanaan pendidikan nasional, yaitu mencakup seluruh proses usaha

layanan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, yang bertujuan

untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yang meliputi seluruh jenjang

pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, yang diatur dalam

sistem pendidikan nasional melalui undang-undang sistem pendidikan

nasional.

b. Perencanaan pendidikan ragional, yaitu perencanaan pendidikan yang

dibuat dan diberlakukan dalam wilayah regional tertentu misalnya

perencanaan pengembangan layanan pendidikan tingkat provinsi dan

kebupaten/kota, yang menyangkut seluruh jenis layanan pendidikan di

semua jenjang untuk daerah atau provinsi tertentu.

c. Perencanaan pendidikan kelembagaan, yaitu perencanaan pendidikan

mencakup satu intuisi atau lembaga pendidikan tertentu, misalnya

perencanaan pengembangan layanan pendidikan sekolah menengah atas.

B. Ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya dapat dibagi menjadi:

a. Perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang terkait dengan

proses pembangunan pendidikan yang esensial, dalam koridor perencanaan

pembangunan nasional, dalam hal ini perencanaan pendidikan ada

keterpaduan atau peterkaitan secara sistemik dengan perencanaan

pembangunan bidang ekonomi, pilitik, hukum dan seb againya.


b. Perencanaan pendidikan komprehensif yaitu perencanaan pendidikan yang

disusun secara sistematik, rasional, objektif, yang menyangkut keseuruhan

konsep penting dalam layanan pendidikan, sehingga perencanaan itu

memberikan suatu pemahaman yang lengkap atau sempurna tentang apa dan

bagaimana memberikan layanan pendidikan yang berkualitas.

c. Perencanaan pendidikan strategik, yaitu perencanaan pendidikan yang

mengandung pokok-pokok perencanaan untuk menjawab persoalan atau

opini, atau isu mutakhir yang dihadapi oleh dunia pendidikan misalnya

persoalan yang dihadapi dunia pendidikan sekarang adalah masalah

transformasi teknologi atau masalah rendahnya kualitas guru jadi

perencanaan ini menyangkut beragam strategi untuk menghadapi persoalan

yang muncul.

C. Ditunjau dari aspek waktunya, perencanaan pendidikan terbagi menjadi beberapa

jenis yaitu:

a. Perencanaan pendidikan jangka panjang yaitu perencanaan pendidikan yang

disusun dalam jangka waktu 10 tahun keatas, isi perencanaan jangka panjang

ini belum ditampilkan sasaran yang bebrsifat kuantitatif, melainkan dalam

bentuk proyeksi atau persfektif atas keadaan ideal yang diinginkan dalam

pembangunan pendidikan contoh program pendidikan nasional dalam sistem

pendidikan.

b. Perencanaan pendidikan jangka menengah, yaitu perencanaan pendidikan

yang disusun dalam jangka waktu antara tiga sampai delapan tahun.

Perencanaan jangka menengah merupakan penjabaran lebhi kongkrit dari

perencanaan jangka panjang yang sudah merumuskan sasaran atau tujuan

yang secara kuantitatif akan dicapai.


c. Perencanaan pendidikan jangka pendek, yaitu perencanaan pendidikan yang

disusun dalam jangka waktu maksimal satu tahun. Perencanaan ini sering

disebut perencanaan opersional tahunan yang memuat langkah-langkah

D. Ditinjau dari aspek tingkatan teknis.Perencanaan ini dibedakan menjadi:

a. Perencanaan pendidikan makro, yaitu perencanaan pendidikan yang bersifat

nasional atau sering disebut dengan perencanaan pendidikan nasional, dari

jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Perencanaan pendidikan

makro oni disebut juga dengan sistem pendidikan nasional

b. Perencanaan pendidikan mikro, yaitu perencanaan pendidikan yang disusun

dan disesuaikan dengan kondisi otonomi daerah masing-masing. Dalam

perencanaan pendidikan mikro secara teknis perlu memeperhatikan:

katentuan/standar, kondisi geografis, instruktur yang ada di daerah,

sedangkan secara non teknis perlu memperhatikan: aspirasi dan peran serta

masyarakat terhadap pendidikan, kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik dan

keamanan daerah.

c. Perencanaan pendidikan sektoral yaitu kumpulan program atau kegiatan

pendidikan yang menekankan pada sektor tertentu, namun tetap ada

keterkaitan dengan sektor lainnya.

d. Perencanaan pendidikan kawasan, yaitu perencanaan pendidikan yang

memperhatikan kawasan lingkungan tertentu sebagai pusat kegiatan

pendidikan, misalnya perencanaan pendidikan kawasan pesisir, kawasan

pinggiran kota.

e. Perencanaan pendidikan proyek yaitu perencanaan operasional yang

menyangkut implementasi kebijakan untuk mencapai tujuan, misalnya

perencanaan proyek unik sekolah SMK.


E. Ditinjau dari aspek jenis perencanaan. Perencanaan pendidikan ini dibedakan

menjadi:

a. Perencanaan pendidikan dari atas ke bawah, perencanaan ini sering disebut

juga perencanaan pendidikan makro atau perencanaan pendidikan nasional.

b. Perencanaan pendidikan dari bawah keatas yaitu perencanaan pendidikan

yang dibuat oleh tenaga perencana dari tingkat bawah kemudian disampaikan

kepusat misalnya perencanaan yang dibuat oleh guru kepala sekolah, dinas

pendidikan kemudian disampaikan ke kementrian pendidikan nasional.

c. Perencanaan pendidikan menyerong dan menyamping, perencanaan ini

disebut perencanaan sektoral, yaitu perencanaan yang melibatkan kerjasama

antar departemen atau lembaga, misalnya lembaga kementrian pendidikan

nasional dengan perbeda provinsi.

d. Perencanaan pendidikan mendatar yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat

dengan menjalin kerjasama antar lembaga atau departemen yang sederajat,

misalnya perencanaan pendidikan antara kementrian pendidikan dan

kementrian agama dan kementrian sosial.

e. Perencanaan pendidikan menggelinding yaitu perencanaan pendidikan yang

dibuat oleh pejabat yang berwenang dalam bentuk perencanaan jangka

pendek, menengah, dan panjang.

f. Perencanaan pendidikan gabungan atas ke bawah dan bawah keatas yaitu

perencanaan pendidikan yang mengintegrasikan atau mengakomodasi

kepentingan pusat dan daerah.

7. Urgensi Perencanaan Pendidikan

Dalam menetapkan perencanaan pendidikan secara garis besar memiliki

keuntungan dari Pentingnya Perencanaan Pendidikan. Dengan melakukan


perencanaan pendidikan para pelaku pengembangan pendidikan dapat memberikan

bimbingan arah bagaimana perencanaan pendidikan dapat dijalankan baik sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan agar tidak melenceng, dimana tujuan

perencanaan pendidikan merupakan orientasi tujuan yang akan dicapai.

Pentingnya perencanaan pendidikan juga berfungsi sebagai antisipasi terlebih

dahulu terhadap hambatan atau resiko yang akan di alami pada saat perencanaan

pendidikan di implementasikan secara nyata, dengan mengetahui itu maka para

pelaku pengembangan pendidikan sudah mempersiapkan solusi yang terbaik

terhadap resiko yang akan dialami atau pun dapat meminimalisir resiko yang akan

diterima nanti sehingga tujuan dari perencanaan dapat dicapai dengan maksimal.

Kesemuaan pentingnya perencanaan pendidikan dapat dijelaskan pada tujuan

perencanaan pendidikan dan manfaat perencanaan pendidikan.

8. Tujuan Perencanaan Pendidikan

Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah sebagai pedoman untuk mencapai

sasaran yang telah ditetapkan. Sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan

antara hasil yang dicapai dengan harapan. Dilihat dari pengambilan keputusan tujuan

perencanaan adalah :

a. Penyajian rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui pejabat tingkat

nasional yang berwenang.

b. Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai bidang/satuan

kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan kebijaksanaan.

Tujuan perencanaan pendidikan menurut (Dahana, OP and Bhatnagar, OP.

1980; Banghart, F.W and Trull, A. 1990) Ada beberapa tujuan perlunya penyusunan

suatu perencanaan pendidikan, antara lain:


a. Untuk mengetahui standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu

untuk mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota

organisasi pendidikan dengan program atau perencanaan yang telah disusun.

Dengan standar yang telah ditetapkan dapat dinilai sejauh mana perencaan

pendidikan telah dilasanakan dan apa saja yang perlu lebih diperbaiki.

b. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan

dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan.

Perencanaan pendidikan memberikan secara jelas waktu yang tepat dalam

melaksanakan perencanaan pendidikan dapat di terapkan dengan pertimbangan

bayak hal pendukungnya agara dapat tercapai dengan baik. Kemudian juga

dijelaskan bagaimana tahapan atau langkah yang sistematis yang dilakukan dalam

kegiatan perencanaan pendidikan seperti dengan cara memperatikan kemajuan

Teknologi Informasi, jumlah penduduk yang terus meningkat dan kebutuhan dunia

kerja saat ini.

c. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam

pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun

kuantitasnya, dan baik menyangkut aspek akademik-nonakademik. Perencanaan

pendidikan juga berfungsi dalam menetapkan siapa saja yang terlibat dalam

pelaksanaan perencanaan pendidikan dengan menempatkan seseorang dengan

keahlian dan komposisi yang dimiliki sehingga tidak terjadi salah penempatan

posisi yang tidak sesuai dengan keahlian seseorang, dengan tujuan agar semua

pihak dapat menjalankan tugas atau fungsinya masing-masing dengan baik

sehingga tujuan perencanaan pendidikan dapat tercapai ke arah yang baik.

d. Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara

efektif dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan. Dengan perencanaan

pendidikan yang menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan


keahlian, hal ini akan memberikan keuntungan dikarenakan dapat memaksimalkan

biaya dengan membayar seorang pegawai dari hasil rekrut yang tepat untuk

memenuhi kebutuhan yang akan menyebabkan kualitas dari pekerjaan akan baik.

e. Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak

efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan pendidikan.

Dengan perekrutan peagawai yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dapat

menghindari kegiatan atau pekerjaan yang tidak produktif dan tidak efisien dalam

memanfaatkan sumberdaya, biaya yang di keluarkan pun sesuaikan dengan

anggaran, tenaga dan waktu yang diperlukan dilakukan dengan efektif dan efisien.

f. Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus (spefisik)

tentang jenis kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang harus dilakukan.

Dalam perencanaan pendidikan dapat mendiskripsikan proses dari seluruh

rangkaian yang dilakukan dalam melaksanakan perencanaan pendidikan baik

secara umum dan khusus. Hal ini akan memberikan keuntungan dalam

mempersiapkan semua yang dibutuhkan dan apa saja yang mempengaruhi,

manfaat dalam penerapan perencanaan pendidikan.

g. Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu

organisasi pendidikan sebagai ‘suatu sistem. Pentingnya perencanaan pendidikan

dapat menghubungkan dari semua sub pekerjaan yang berbeda tugas dan

fungsinya, melalui perencanaan pendidikan semua sub pekerjaan tersebut dapat

sailing dihubungkan dan saling terkait dan membutuhkan dalam pencapaian tujuan

sehingga semua menjadi satu kesatuan suatu sistem.

h. Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang

dihadapi organisasi pendidikan. Dengan melakukan perencanaan

pendidikan,pelaku pendidikan dapat menganalisis peluang, hambatan, tantangan

dan kesuliatan melalui analisis SWOT. Dalam analisis SWOT terdapat faktor
dominan dan faktor penghambat, faktor dominan seperti kekuatan dan peluang

yang dapat digunakan secara maksimal untuk mendukung dalam mendukung

tercapainya tujuan. Sedangkan faktor penghambat yaitu kelemahan dan tantangan,

faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pelaksanaan pencapaian tujuan,

apabila tidak direspon dengan baik faktor penghambat ini akan menghasilkan

resiko yang fatal dalam tercapainya tujuan perencanaan pendidikan.

i. Untuk mengarahkan proses pencapaian tujuan pendidikan

9. Fungsi dan Manfaat perencanaan pendidikan

Fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian,

sebagai alat bagi pengembangan quality assurance, menghindari pemborosan sumber

daya, menghindari pemborosan sumber daya, dan sebagai upaya untuk memenuhi

accountability kelembagaan. Jadi yang terpenting di dalam menyusun suatu rencana,

adalah berhubungan dengan masa depan, seperangkat kegiatan, proses yang

sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu

Manfaat perencanaan pendidikan. Menurut , (Depdiknas. 1997; Soenarya, E.

2000; Depdiknas, 2001) ada beberapa manfaat dari suatu perencanaan pendidikan

yang disusun dengan baik bagi kehidupan kelembagaan, antara lain:

a. Dapat digunakan sebagai standar pelaksanaan dan pengawasan proses aktivitas

atau pekerjaan pemimpin dan anggota dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam

membuat sutau perencanaan, hal ini sudah menjadi standar yang berarti semua

aktivitas kegiatan harus berdasarkan pada perencanaan yang telah di buat.

b. Dapat dijadikan sebagai media pemilihan berbagai alternatif langkah pekerjaan

atau strategi penyelesaian yang terbaik bagi upaya pencapaian tujuan pendidikan.

Manfaat perencanaan pendidikan juga untuk mempersiapkan berbagai alternatif

dari rencana serangkaian kegiatan apabila terdapat kesalahan yang tidak


dikehendaki sehingga dapat diatasi dengan cepat dan tepat dengan menggunakan

alternatif yang telah disiapkan.

c. Dapat bermanfaat dalam penyusunan skala prioritas kelembagaan baik yang

menyangkut sasaran yang akan dicapai maupun proses kegiatan layanan

pendidikan.

d. Dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan pemanfaatan beragam sumber daya

organisasi atau lembaga pendidikan. Dari pemanfaatan sumberdaya perencanaan

pendidikan juga menganalisis pemanfaatan sumberdaya yang dibutuhkan dengan

seefisien dan seefektif mungkin untuk menghindari penggunaan sumberdaya yang

berlebihan.

e. Dapat membantu pimpinan dan para anggota (warga sekolah) dalam

menyesuaikan diri terhadap perkembangan atau dinamika perubahan sosial-

budaya. Dengan dilakukan perencanaan pendidikan semua pihak yang terkait

didalamnya seperti warga sekolah diharapakan ikut berpartisipasi dalam

mendukung pelaksanaan perenacanaan pendidikan sesuai dengan posisinya

masing-masing.

f. Dapat dijadikan sebagai media atau alat untuk memudahkan dalam berkoordinasi

dengan berbagai pihak atau lembaga pendidikan yang terkait, dalam rangka

meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Melalui perencanaan pendidikan yang

telah menjadi tujuan bersama maka perencanaan pendidikan dapat dijadikan

sebagai alat berkoordinasi dalam melaksanakan tugas bagian masing-masing

g. Dapat dijadikan sebagai media untuk meminimalkan pekerjaan yang tidak efisien

atau tidak pasti. Salah satu resiko dari pelaksanaan perencanaan pedidikan

terjadinya pekerjaan yang tidak efisien, melalui perencanaan pendidikan dapat di

antisipasi pekerjaan yang tidak efisien mealaui perencanaan yang baik.


h. Dapat dijadikan sebagai alat dalam mengevaluasi pencapaian tujuan proses

layanan pendidikan. Suatu gambaran tentang tujuan yang akan dicapai yang mana

didalamnya terdapat bagaimana proses yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai