NIM: 200331618841
A. Pengertian
Secara umum teori pembelajaran humanistic merupakan teori yang menganggap jika
manusia memiliki kendali terhadap kehidupan maupun perilaku mereka sendiri. Sedangkan
Belajar merupakan suatu proses untuk lebih mengetahui dari apa yang sebelumnya tidak
diketahui. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan
belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut
tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar. Proses belajar dan
mengajar sendiri perlu memiliki tujuan agar output yang dihasilkan bisa sesuai dengan tujuan
awal. tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau
keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar Pembelajaran
sendiri bisa dikatakan berhasil apabila siswa mampu menerapkan apa yang mereka peroleh dari
bangku sekolah ke dalam kehidupan mereka serta tidak ada unsur paksaan didalamnya, dalam
hal ini pembelajaran perlu dikaji dari sisi teori humanistic.
Teori belajar humanistik merupakan sebuah teori yang masuk ke dalam ruang lingkup
pendidikan yang dijadikan sebagai materi untuk mengembangkan potensi yang ada pada peserta
didik. Teori humanistic muncul pada tahun 1950 an, teori ini muncul sebagai reaksi dari teori
yang sebelumnya yaitu teori psikoanalisa dan teori behavioristic. Teori humanistic ini
memandang jika keduanya menjadikan manusia sebagai pion yang mudah sekali untuk dikontrol.
Sehingga muncul lah teori humanistic ini dengan memiliki tujuan untuk memanusiakan manusi
sehingga manusia bisa mencapai aktualisasi diri. Sehingga, jika tujuan belajar menurut aliran
humanistik untuk memanusiakan manusia. Proses belajar ini dianggap berhasil jika peserta didik
memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Pendidikan humanistik yang muncul pada tahun
1970-an bertolak dari tiga teori filsafat, yaitu: pragmatisme, progresivisme dan
eksistensisalisme(Qodir,2017)1.
Dalam proses pembelajaran, menurut para ahli psikologi humanistik, jika peserta didik
memperoleh informasi baru, informasi itu dipersonalisasikan ke dalam dirinya yang menjadi
masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana bahan ajar itu disampaikan, tetapi bagaimana
membantu peserta didik memetik arti dan makna yang tergantung di dalam bahan ajar itu.
Apabila peserta didik dapat mengaitkan bahan ajar dengan kehidupannya, pendidik boleh
berbesar hati karena misinya tidak berhasil. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student
center) yang memakai proses pengalaman belajarannya sendiri. Ketika siswa memahami potensi
diri, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan
potensi iri yang bersifat negative. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada
hasil belajar.
1
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/view/17/17
2
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/fondatia/article/view/216/288
memperkenalkan beberapa prinsip-prinsip belajar humanistik yang sangat penting, di
antaranya ialah:
5
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/483/726
6
http://sikola.ppj.unp.ac.id/index.php/sikola/article/view/118/56
7
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/download/6978/5559
Prinsip-prinsip proses belajar yang humanistic, diantaranya yaitu:
a. Hasrat untuk belajar, dorongan tingginya rasa ingin tahu merupakan keinginan
seorang individu unruk belajar. Dalam kelas yang humanistik guru memberikan
kesempatan peserta didik untuk memuaskan rasa ingin taunya saat kegiatan-
kegiatan belajar berlangsung.
b. Belajar yang berarti atau bermakna, peserta didik akan belajar dengan semangat
apabila yang dipelajari itu mempunyai makna untuk dirinya. Artinya relevan
untuk kebutuhan dirinya.
c. Belajar tanpa ancaman atau hukman: proses belajar akan berjalan dengan lancar
apabila terlepas dari ancaman atau hukuman. Peserta didik bebas bereksplorasi
dan bereksperimen sehingga hasil belajar akan tersimpan dengan baik
dimemorinya.
d. Belajar atas dasar inisiatif sendiri, belajar akan bermakna apabila semua itu
dilakukan atas dasar inisiatifnya sendiri hal itu menunjukkan seberapa tingginya
motivasi internal yang dimiliki peserta didik. Belajar dengan seperti ini membuat
peserta didik paham “belajar bagaimana caranya belajar”. Peserta didik menjadi
lebih bebas, tidak tergantung pada guru dan lebih percaya diri.
e. Belajar dan perubahan, belajar yang paling bermakna adalah ketika peserta didik
belajar tentang belajar. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berubah, maju dan
berkembang.
Menurut (Amarullah & Erih, 2021)8 mereka memaparkan jika ada beberapa alternatif
yang diberikan pendidik untuk mengimplikasikan bahwa pendidik memiliki peran lebih dalam
pendidikan untuk meningkatkan kualitas dalam proses belajar-mengajar, yaitu:
8
http://jurnal.stai-yaptip.ac.id/index.php/alkarim/article/view/245/241
Alternatif tersebut diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang lebih kondusif dan
menyenangkan akan tetapi proses belajar dan mengajar tetap terlaksana dengan baik dengan
tetap memperhatikan kebutuhan setiap siswa. Serta tidak terdapat unsur paksaan didalamnya.
9
http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/haridracarya/article/view/619.
Cooperative learning atau belajar kooperatif kriteria dari model pembelajaran ini sebagai
berikut
o Murid bekerja dalam tim atau kelompok kecil
o Murid diarahkan untuk salaing membantu dalam kelompok
o Apresiasi untuk murid yang mampu bekerja secara berkelompok dengan baik.
Pembelajaran mandiri
Pembelajaran ini biasanya cocok untuk diterapkan di perguruan tinggi. Karena dari
pembelajaran mandiri ini murid di tuntut untuk merancang, mengatur serta mengotrol
kegiatan pembelajaran mereka sendiri dengan penuh tanggung jawab.
Model-model pembelajaran ini sedikit contoh dari model pembelajaran berdasarkan teori
humanistic. Model-model tersebut banyak dijumpai di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi
karena teori humanistic sendiri menekankan untuk melibatkan murid untuk aktif dalam
pembelajaran dan guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Teori humanistic dapat
menjadi efektif apabila bisa diterapkan dengan tepat. Menurut (Maslukiyah&Rumondor,2020)10
Pembelajaran dengan teori humanistic memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
Siswa merasa tidak terancam saat pembelajaran karena kondisi lingkungan sekitar sudah
dibuat sedemikian rupa sehingga terkesan nyaman serta kondusif.
Salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan karena terjadi interaksi dua arah
yang melibatkan guru serta siswa.
Belajar akan menjadi lebih berarti dan bermakna bagi siswa apabila proses tersebut
dilakukan atas insiatif sendiri serta melibatkan perasaan dan pikiran siswa, sehingga apa
yang timbul dari inisiatif sendiri akan lebih berarti.
Selain itu penggunaan teori humanistic dalam proses pembelajaran terdapat kekurangan
didalamnya yaitu
Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran maka akan tertinggal dengan siswa yang
lain.
Siswa yang kurang motivasi untuk belajar akan kesulitan untuk mengikuti pembelajaran
10
https://journal.uii.ac.id/Psikologika/article/view/14593/10367
Siswa yang cenderung tidak bertanggung jawab terhadap tugas mereka maka akan sulit
untuk menerapkan teori humansitik ini
DAFTAR RUJUKAN
Qodir,Abd. 2017. Teori Belajar Humanistik dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Pedagogik:Jurnal Pendidikan. (191-192)Dari
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/view/17/17
Sumantri, Budi Agus & Ahmad,Nurul. 2019. Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya
Terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Dasar.
Darihttps://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/fondatia/article/view/216/288
Perni, Ni Nyoman. 2018. Penerapan Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Dasar. Dari http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
Nast, Tri Putra Djunaidi & Yarni Nevi. 2019. Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi
Humanistik dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Review Pendidikan dan
Pendidikan. Darihttps://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/
483/726
Sulaiman & Neviyarni S.2021. Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Humanistik Serta
Implikasinya Dalam Proses Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian
Pendidikan dan Pembelajaran. Dari
http://sikola.ppj.unp.ac.id/index.php/sikola/article/view/118/56 .
Utami, Erna Nur. 2020. Teori Belajar Humanistik dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Mudarrisuna. Dari
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/download/6978/5559
Amarullah, Risal Qori & Erih. 2021. Latar dan Prinsip-Prinsip Teori Belajar Humanistik dan
Implikasi dalam Pembelajaran. Jurnal Al-Karim: Jurnal Penididikan, Psikologi, dan
studi Islam. Dari http://jurnal.stai-yaptip.ac.id/index.php/alkarim/article/view/245/241
Sastrawan, Ketut Bali & Primayana, Kadek Hengki. 2020. Urgensi Pendidikan Humanisme
dalam Bingkai A Whole Person. Jurnal Pendidikan Agama Hindu. Dari
http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/haridracarya/article/view/619
Maslukiyah, Nailil & Rumondor, Prasetio. 2020. Implementasi Konsep Belajar Humanistik pada
Siswa dengan Tahap Operasional Formal di SMK Miftahul Khoir. Jurnal Pemikiran
dan Penelitian Psikologi. Dari
https://journal.uii.ac.id/Psikologika/article/view/14593/10367