Anda di halaman 1dari 10

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Arif Ayu Muslimatin


Program Magister (S2) Pasca Sarjana, Studi Pendidikan Islam Moderat
Universitas Kyai Abdullah Faqih
UNKAFA
Email: arifayumuslimatin@gmail.com

Abstrak
Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran PAI membahas penerapan teori
belajar humanistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Teori
belajar humanistik menempatkan individu sebagai subjek yang aktif dalam proses
belajar dan pengembangan diri. Oleh karena itu, artikel ini membahas bagaimana
konsep belajar humanistik dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengalaman belajar siswa.
Penerapan teori belajar humanistik dalam pembelajaran PAI dapat membantu
siswa untuk lebih memahami ajaran agama dan menginternalisasikannya dengan
lebih baik. Dengan memberikan kebebasan pada siswa dalam proses pembelajaran
dan memberikan tanggung jawab pada siswa untuk belajar dan memahami ajaran
agama, siswa akan merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan lebih
termotivasi untuk belajar.
Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI dengan
menggunakan konsep belajar humanistik. Strategi-strategi tersebut meliputi
pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan pendekatan
pemecahan masalah. Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan konsep belajar humanistik, pembelajaran PAI akan lebih bermakna dan
bermanfaat bagi siswa. kesimpulannya, artikel bahwa penerapan teori belajar
humanistik dalam pembelajaran PAI dapat membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pengalaman belajar siswa. Dengan memperhatikan kebutuhan
dan kemampuan individu siswa dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih
termotivasi untuk belajar dan memahami ajaran agama secara lebih mendalam dan
berarti.
Kata Kunci : Teori Belajar Humanistik, Pendidikan Agama Islam
PENDAHULUAN

Teori belajar humanistik adalah salah satu teori psikologi yang mengakui
bahwa manusia sebagai makhluk yang unik, berbeda dengan hewan lainnya dalam
cara belajar dan pengalaman hidupnya. Teori ini memandang bahwa setiap individu
memiliki keinginan untuk tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang lebih
baik. Oleh karena itu, teori belajar humanistik memfokuskan pada pengalaman
subjektif manusia dan menekankan pada peran kebebasan dan kemandirian dalam
belajar.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Abraham Maslow pada tahun 1943
dan Carl Rogers pada tahun 1951. Maslow mengemukakan bahwa manusia
memiliki hierarki kebutuhan, yang berarti bahwa manusia memiliki kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi. Sementara itu, Rogers menekankan pada pentingnya pengalaman subjektif
individu dan peran kemandirian dalam belajar.

Dalam artikel ini, akan dibahas lebih lanjut tentang teori belajar humanistik,
termasuk prinsip-prinsipnya, pengaruhnya terhadap pendidikan, serta implikasinya
dalam praktik belajar dan pengajaran
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Humanistik

Teori Humanistik adalah pandangan yang menekankan pada potensi individu


untuk mengembangkan diri dan mencapai puncak kemampuan. Teori ini mengakui
pentingnya perasaan, motivasi, dan pengalaman subjektif dalam mempengaruhi
perilaku dan perkembangan individu. 1

Teori belajar humanistik merupakan salah satu teori belajar yang populer dan
banyak dibahas oleh para tokoh ilmuwan. Beberapa tokoh ilmuwan yang terkenal
dan memberikan kontribusi besar dalam pengembangan teori belajar humanistik
antara lain:2

Carl Rogers: Carl Rogers merupakan tokoh terkenal dalam teori belajar
humanistik. Ia mengembangkan konsep self-actualization yang merupakan suatu
proses di mana individu mengejar kemajuan dirinya dengan mengakui dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar mereka.

Abraham Maslow: Abraham Maslow merupakan psikolog terkenal yang


mengembangkan teori hierarki kebutuhan. Menurutnya, manusia memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda, dan kebutuhan tersebut akan dipenuhi secara
bertahap sesuai dengan hierarki kebutuhan yang dibuatnya.

Clark Moustakas: Clark Moustakas adalah seorang ahli teori humanistik dan
psikologi eksistensial. Ia mengembangkan pendekatan fenomenologi dalam belajar,
yaitu mengkaji pengalaman dan persepsi individu.

Carl Jung: Carl Jung merupakan psikolog terkenal yang mengembangkan teori
individuasi. Ia berpendapat bahwa individu mempunyai potensi untuk mencapai

1Yudrik Jahja, Psikologi perkembangan (Kencana, 2011).


2Rania Zulfi Fajriyah, Maemonah Maemonah, dan Maryamah Maryamah, “Teori Humanistik
Kebutuhan Maslow dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (Analisis Artikel
Jurnal Sinta 2-6),” JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 4, no. 8 (2021): 893–98.
keseimbangan dan kemajuan diri, dengan memahami dan mengembangkan semua
aspek diri mereka.

Rollo May: Rollo May adalah seorang psikolog eksistensial. Ia


mengembangkan teori kebebasan dan tanggung jawab, di mana individu memiliki
kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Itulah beberapa tokoh ilmuwan yang memberikan kontribusi besar dalam


pengembangan teori belajar humanistik. Semua tokoh tersebut menekankan
pentingnya individu dalam belajar dan pengembangan diri, serta pentingnya
memenuhi kebutuhan dasar individu agar dapat mencapai kemajuan diri yang
optimal.

B. Ciri-ciri/Karakteristik Teori Belajar Humanistik.

Teori belajar humanistik adalah salah satu teori belajar yang menempatkan
individu sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Beberapa ciri-ciri teori
belajar humanistik adalah sebagai berikut3:

1. Menempatkan individu sebagai subjek aktif: Teori belajar humanistik


menempatkan individu sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran.
Individu memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan, memilih tujuan
pembelajaran, dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Memperhatikan kebutuhan individu: Teori belajar humanistik mengakui
bahwa setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, pendekatan pembelajaran yang digunakan harus memperhatikan
kebutuhan individu, baik dari segi fisik, emosional, maupun intelektual.
3. Menekankan pada pengalaman subjektif: Teori belajar humanistik
menekankan pada pengalaman subjektif individu dalam proses
pembelajaran. Individu belajar melalui pengalaman yang mereka alami dan
interpretasi mereka terhadap pengalaman tersebut.

3Hayani Hayani, “HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN


REMAJA DI YAYASAN CRISIS CENTER CAHAYA MENTARI SURABAYA,” Humanistik’45 4, no. 1
(2021).
4. Menghargai kreativitas dan potensi individu: Teori belajar humanistik
menghargai kreativitas dan potensi individu dalam proses pembelajaran.
Individu dianggap memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang, dan
pendekatan pembelajaran harus memfasilitasi potensi ini.
5. Mendorong pengembangan diri: Teori belajar humanistik mendorong
individu untuk mengembangkan diri mereka sendiri melalui pembelajaran.
Tujuan dari pembelajaran adalah untuk membantu individu mencapai
potensi mereka dan menjadi individu yang lebih baik secara keseluruhan.

Teori belajar humanistik memiliki implikasi yang sangat relevan dalam


konteks pendidikan dan pengajaran. Teori ini menekankan pada peran
pengembangan diri dan kemandirian dalam proses belajar, sehingga dapat
membantu individu untuk mencapai potensi terbaiknya dan meraih kebahagiaan
serta makna dalam hidupnya.

C. Fungsi Dan Tujuan Teori Belajar Humanistik

Fungsi utama dari teori belajar humanistik adalah membantu individu


mencapai potensi penuh mereka melalui pengalaman belajar yang positif dan
memperkuat motivasi serta kepercayaan diri mereka 4. Teori belajar humanistik juga
berfungsi untuk mengembangkan kesadaran diri pada individu, sehingga mereka
dapat memahami dan menghargai keunikan diri sendiri dan orang lain.

Tujuan dari teori belajar humanistik adalah untuk membantu individu


mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan, baik secara pribadi maupun
akademik. Tujuan ini dicapai dengan memberikan pengalaman belajar yang
berpusat pada individu, yang dapat membantu mereka mengembangkan potensi
penuh mereka dan meningkatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri serta
lingkungan sekitar mereka5.

4 Fajriyah, Maemonah, dan Maryamah, “Teori Humanistik Kebutuhan Maslow dalam


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (Analisis Artikel Jurnal Sinta 2-6).”
5 Abd Qodir, “Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa,” Pedagogik:

Jurnal Pendidikan 4, no. 2 (2017).


Selain itu, tujuan dari teori belajar humanistik adalah membantu individu
mengembangkan kemampuan untuk belajar mandiri dan melanjutkan proses
pembelajaran sepanjang hidup mereka. Teori ini juga bertujuan untuk
mempromosikan kesejahteraan psikologis individu, seperti rasa bahagia, puas, dan
damai, melalui pengalaman belajar yang positif.

Dalam konteks pendidikan, tujuan dari teori belajar humanistik adalah untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang memperhatikan keunikan individu dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini dapat membantu siswa merasa lebih termotivasi dan lebih
siap untuk memaksimalkan potensi mereka dalam belajar.

D. Kelebihan Dan Kekurangan

Kelebihan teori belajar humanistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama


Islam (PAI). Beberapa kelebihannya adalah sebagai berikut:6

1. Memperhatikan kebutuhan spiritual: Teori belajar humanistik


memperhatikan kebutuhan spiritual individu, yang menjadi fokus utama
dalam pembelajaran PAI. Dalam teori ini, individu dilihat sebagai makhluk
yang memiliki dimensi rohani dan memiliki kebutuhan untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
2. Menumbuhkan rasa percaya diri: Teori belajar humanistik menempatkan
individu sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Dalam
pembelajaran PAI, pendekatan ini dapat membantu individu untuk lebih
percaya diri dalam memahami ajaran agama dan mengembangkan
hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT.
3. Mengembangkan sikap positif terhadap agama: Teori belajar humanistik
menekankan pada pengalaman subjektif individu dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran PAI, pendekatan ini dapat membantu

6Hayani, “HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA DI


YAYASAN CRISIS CENTER CAHAYA MENTARI SURABAYA.”
individu untuk mengembangkan sikap positif terhadap agama dan
memahami ajaran agama secara personal dan signifikan.
4. Menghargai perbedaan: Teori belajar humanistik mengakui bahwa setiap
individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran PAI,
pendekatan ini dapat membantu guru untuk memahami perbedaan antara
siswa, termasuk perbedaan dalam pengalaman keagamaan dan persepsi
mereka tentang agama.
5. Mendorong pertumbuhan spiritual: Teori belajar humanistik mendorong
individu untuk mengembangkan diri mereka sendiri melalui pembelajaran.

Dalam pembelajaran PAI, pendekatan ini dapat membantu individu untuk


tumbuh dan berkembang secara spiritual melalui pemahaman yang lebih dalam
tentang ajaran agama dan pengalaman pribadi dalam beribadah.

Meskipun teori belajar humanistik memiliki beberapa kelebihan dalam


pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), namun terdapat beberapa
kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan teori
belajar humanistik dalam pembelajaran PAI:7

1. Kurangnya fokus pada aspek kognitif: Teori belajar humanistik cenderung


lebih fokus pada pengalaman subjektif dan kebutuhan emosional individu
dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya fokus
pada aspek kognitif pembelajaran PAI, seperti pemahaman tentang ajaran
agama dan pengetahuan tentang sejarah dan konteks keagamaan.
2. Tidak menekankan pada tuntunan agama: Teori belajar humanistik
menempatkan individu sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran dan
memperhatikan kebutuhan spiritual individu. Namun, dalam pembelajaran
PAI, tuntunan agama juga perlu diperhatikan, sehingga individu tidak hanya
mengembangkan hubungan pribadi dengan Allah SWT, tetapi juga
memahami ajaran agama secara tepat dan benar.

7Etty Ratnawati, “Karakteristik teori-teori belajar dalam proses pendidikan (perkembangan


psikologis dan aplikasi),” Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial dan Ekonomi 4, no. 2 (2016).
3. Mengabaikan faktor sosial dan budaya: Teori belajar humanistik cenderung
lebih fokus pada individu dan pengalaman subjektif mereka dalam proses
pembelajaran. Namun, faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi
pengalaman dan pemahaman individu tentang agama. Oleh karena itu, perlu
adanya integrasi faktor sosial dan budaya dalam pembelajaran PAI.
4. Tidak memberikan penekanan pada praktik keagamaan: Teori belajar
humanistik lebih menekankan pada pengalaman individu dan aspek
psikologis pembelajaran. Namun, dalam pembelajaran PAI, praktik
keagamaan juga perlu ditekankan sebagai bagian dari pengembangan
spiritual individuTidak memberikan pengarahan yang jelas dalam
pendekatan pembelajaran: Teori belajar humanistik bersifat lebih fleksibel
dalam pendekatan pembelajaran, sehingga kurang memberikan pengarahan
yang jelas bagi guru dalam merancang pembelajaran yang tepat dan efektif
dalam pembelajaran PAI.

Contoh Dalam Pembelajaran PAI

Misalnya anak didik tersebut malas mengerjakan tugas dari gurunya, maka
seorang guru hendaknya melakukan pendekatan, dan disini seorang guru juga harus
peka terhadap peerta didiknya yang kurang percaya diri dalam belajar, sehingga
guru akan memberi motivasi kepada anak didik agar anak didik tesebut aktif dalam
proses pembelajaran.

Kesimpulan

Teori belajar humanistik adalah salah satu teori belajar yang menekankan pada
keunikan individu sebagai subjek belajar. Teori ini menganggap bahwa belajar
adalah suatu proses aktif di mana individu mencari makna dan pemahaman atas
pengalaman hidupnya. Dalam teori belajar humanistik, individu dianggap sebagai
subjek yang aktif dan berperan penting dalam menentukan bagaimana mereka akan
belajar.

Ciri-ciri utama teori belajar humanistik adalah perhatian pada aspek kognitif
dan afektif dalam belajar, penekanan pada pengalaman dan pembelajaran yang
berpusat pada individu, serta penghargaan terhadap keunikan setiap individu dalam
belajar. Salah satu kelebihan dari teori belajar humanistik adalah dapat membantu
individu untuk meningkatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri dan
lingkungan sekitarnya dengan lebih baik.

Namun, teori belajar humanistik juga memiliki kekurangan, seperti kurangnya


perhatian pada aspek sosial dalam belajar dan kurangnya kesesuaian dalam
penggunaannya pada pembelajaran yang memerlukan pembuktian objektif.

Fungsi dari teori belajar humanistik adalah untuk membantu individu mencapai
potensi penuh mereka melalui pengalaman belajar yang positif dan
mengembangkan kesadaran diri. Tujuan dari teori belajar humanistik adalah untuk
memperkuat motivasi dan kepercayaan diri individu, serta membantu mereka
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Contoh dalam pembelajaran PAI dapat dilakukan dengan memberikan


pengalaman belajar yang menyenangkan dan positif bagi siswa, seperti diskusi
kelompok dan aktivitas refleksi diri. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa dapat diadopsi dengan memberikan siswa kesempatan untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan memberikan penghargaan pada
keunikan individu mereka. Hal ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang diri mereka sendiri dan meningkatkan
kemampuan mereka untuk berkontribusi dalam masyarakat secara positif.
Daftar Pustaka

Fajriyah, Rania Zulfi, Maemonah Maemonah, dan Maryamah Maryamah. “Teori


Humanistik Kebutuhan Maslow dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Sekolah Dasar (Analisis Artikel Jurnal Sinta 2-6).” JIIP-Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan 4, no. 8 (2021): 893–98.

Hayani, Hayani. “HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA


DENGAN KENAKALAN REMAJA DI YAYASAN CRISIS CENTER
CAHAYA MENTARI SURABAYA.” Humanistik’45 4, no. 1 (2021).

Jahja, Yudrik. Psikologi perkembangan. Kencana, 2011.

Qodir, Abd. “Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar


Siswa.” Pedagogik: Jurnal Pendidikan 4, no. 2 (2017).

Ratnawati, Etty. “Karakteristik teori-teori belajar dalam proses pendidikan


(perkembangan psikologis dan aplikasi).” Edueksos: Jurnal Pendidikan
Sosial dan Ekonomi 4, no. 2 (2016).

Anda mungkin juga menyukai