Anda di halaman 1dari 14

Nur Amin Saleh Artikel Psikologi

Albert Bandura Dan Teorinya


11/23/2012 03:39:00 AM Posted by Nur Amin Saleh No Comments

Teori Pembelajaran Sosial


Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku
yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan
oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsipprinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan
pada kesan dari isyarat - isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental
internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan
penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan
kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.
Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh kekuatankekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus- stimulus
lingkungan.
Teori belajar sosial menekankan, bahawa lingkungan-lingkungan yang
dihadapkan pada seseorang secara kebetulan. lingkungan-lingkungan itu
kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri.
Menurut Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh (Kardi, S., 1997: 14)
bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif
dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari teori pembelajaran sosial
adalah pemodelan (modelling), dan permodelan ini merupakan salah satu
langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning).
Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi

yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang


pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana
perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang
tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh
dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious
reinforcement2. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku
suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau
pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan
mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara
tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang
secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau
visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M. 1998a:43).
Sama seperti pendekatan teori pembelajaranan terhadap kepribadian, teori
pembelajaran sosial berdasarkan pada hujah yang diutarakan beliau bahawa
sebahagian besar daripada tingkah laku manusia adalah sebahagian daripada
hasil pemerolehan, dan prinsip pembelajaranan sudah mencukupi untuk
menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori -teori
sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah
laku ini muncul dan kurang memperihalkan fakta bahawa banyak peristiwa
pembelajaranan terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, semasa
melihat tingkah laku orang lain, individu akan pembelajaran meniru tingkah
laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model
bagi dirinya.

Latar Belakang Teori

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu
konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi.
Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi
penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh
persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan
(observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu
maklumat dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita
mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan peneguhan (reinforcement)
dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity).

Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang
lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan
perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar
sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam
lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau
sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang
belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura
menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian -kejadian
internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah
merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan. menurut Albert

Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal balik
sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial
yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Hubungan yang aktif dapat mengubah aktiviti seseorang. Seterusnya,
menurut Bandura (1982), penguasaan kemahiran dan pengetahuan yang
kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, motor reproduksi
dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur -unsur yang
berdasarkan dari diri pelajar sendiri yaitu sense of self Efficacy dan self
regulatory system. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa
ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai seperti yang
berlaku. Self regulatory pula merujuk kepada:
1) Struktur kognitif yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil
pembelajaran.
2) Sub proses kognitif yang dirasakan, mengevaluasi, dan mengatur tingkah
laku kita.

Dalam pembelajaran self -regulatory akan menentukan goal setting dan self
evaluation pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi belajar
yang tinggi atau sebaliknya7. Menurut Bandura, untuk Berjaya, pembelajar
harus dapat memberikan model yang mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap pembelajar, Seterusnya mengembangkan self of mastery, self
efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar. Berikut Bandura mengajukan
usulan untuk mengembangkan strategii proses pembelajaran yaitu seperti
yang berikut:

1.Strategi Proses
1).Analisis Tingkah Laku Yang Akan Dijadikan Model Terdiri Daripada:
a. Apakah karakteristik dari tingkah laku yang akan dijadikan model itu berupa
konsep, kemahiran motor atau efektif?
b.Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laku tersebut?
c. dimanakah letaknya hal-hal yang penting (key point) dalam sekuen tersebut?
2).Tetapkan Fungsi Nilai Dari Tingkah Laku Dan Pilihlah Tingkah Laku
Tersebut Sebagai Model.
a. Apakah tingkah laku (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal
yangpenting dalam kehidupan dimasa datang? (Success predicti on)
b.Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidak begitu
penting) model manakah yang lebih penting?
c. Apakah model harus hidup atau simbol? Pertimbangan soal pembiayaan,
pengulangan demonstrasi dan kesempatan untuk menunjukkan fungsi nilai
dan tingkah laku.
d.Apakah peneguhan yang akan didapat melalui model yang dipilih?
3).Pengembangan Sekuen
a. Untuk mengajar motor skill, bagaimana cara untuk mengerjakan sesuatu
pekerjaan/ kemampuan yang dipelajari.
4).Implementasi pengajaran untuk menunut proses kognitif dan motor
reproduksi.
2. Kemahiran motor
1) Hadirkan model
2) Beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secara
simbolik
3) Beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan timbal balik
visual.

3. Proses kognitif
1) Tampilkan model, baik yang didukung oleh kod-kod verbal atau petunjuk
untuk mencari konsistensi pada berbagai contoh.
2) Jika yang dipelajari adalah pemecahan masalah atau strategi penerapan
beri kesempatan pembelajar untuk berpertisipasi secara aktif. 3) Beri
kesempatan pembelajar untuk membuat generalisasi dalam berbagai situasi.
Dari uraian tentang teori belajar sosial, dapat disimpulkan seperti berikut:
1) Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan
mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang
meliputi proses - proses kognitif belajar.
2)

Komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku, konsekuensi


-konsekuensiterhadap model dan proses -proses kognitif pembelajar

3)

Hasil belajar berupa kod-kod visual dan verbal yang mungkin dapat
dimunculkankembali atau tidak (retrievel).

4)

Dalam perancangan pembelajaran yang kompleks, disamping pembelajaran


- pembelajaran komponen-komponen skill itu sendiri, perlu ditumbuhkan

sense of efficacy dan self regulatory pembelajar.


5) Dalam proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang
cukup untuk latihan secara mental sebelum latihan fisik, dan reinforcement
dan hindari punishment yang tidak perlu.
Teori Peniruan (Modeling)
Albert Bandura dan Richard Walters (1959, 1963)10, telah melakukan
eksperimen lain yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen
mereka mendapati, peniruan boleh berlaku hanya melalui pengamatan
terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun tanpa sebarang
peneguhan. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" atau

pembelajaran melalui pengamatan. Bandura, kemudian menyarankan agar


teori pembelajaran sosial diperbaiki memandangkan teori pembelajaran sosial
yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa memberi
pertimbangan terhadap proses mental seseorang.
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam
diri (kognitif) dan persekitaran. Bagi menjelaskan pandangan ini, beliau telah
mengemukakan teori pembelajaran peniruan, dalam teori ini beliau telah
menjalankan kajian bersama Walter (1963) ke atas kesan perlakuan kanakkanak apabila mereka menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan
tukul besi dan menumbuk sambil menjerit-jerit dalam video. Setelah
menonton video kanak-kanak ini diarah bermain di bilik permainan dan
terdapat patung seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah kanak-kanak
tersebut melihat patung tersebut, mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan
oleh orang yang mereka tonton dalam video (Ramlah Jantan & Mahani
Razali 2004).
1.Unsur Utama Dalam Peniruan
Untuk pembelajaran pemerhatian wujudnya dalah penting untuk individu
berkenaan
berbuat demikian:
a,Tumpuan ('Attention')
Subjek harus memberi tumpuan kepada tingkah laku model untuk
membolehkannya mempelajarinya. Sama ada subjek memberi perhatian atau
tumpuan tertakluk kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki.
Contohnya, seorang pemain musik yang tidak yakin diri mungkin meniru
tingkah laku pemain musik terkenal sehingga tidak mewujudkan stailnya
yang tersendiri.

b.Penyimpanan ('Retention')
Subjek yang memerhati harus mengekod peristiwa itu dalam sistem
ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila
diperlukan atau diinginkan.
c.Penghasilan ('Reproduction')
Setelah mengetahui atau mempelajarai sesuatu tingkahlaku, subjek juga mesti
mempunyai kebolehan mewujudkan atau menghasilkan apa yang disimpan
dalam bentuk tingkahlaku. Contohnya, memandu kereta, bermain tenis. Bagi
sesetengah tingkahlaku kemahiran motor diperlukan untuk mewujudkan
komponen-komponen tingkahlaku yang telah diperhatikan.
d.Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura kerana ia adalah
penggerak
individu untuk terus melakukan sesuatu.
2.Ciri-Ciri Teori Peniruan
a.Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.
b.Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain
-lain
c. Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kece kapan demontrasi guru
sebagai
model.
d.Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan peneguhan
yang
berpatutan.
e,Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan dgn
tingkah laku
atau gerak balas yg sesuai, diakhiri dengan pene guhan positif.

3.Eksperimen Albert bandura


Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukkan kanak-kanak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
Albert Bandura, seorang tokoh mazhab sosial ini menyatakan bahawa proses
pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan
menggunakan pendekatan permodelan. Beliau menjelaskan lagi bahawa
aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan
oleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan
yang optimum kepada kefahaman pelajar.
Eksperimen Pemodelan Bandura
Disuruh memerhati sekumpulan orang dewasa memukul,
menumbuk, menendang dan menjerit ke arah patung besar Bobo.
Hasil = Meniru apa yang dilakukan orang dewasa malahan lebih agresif,
4.Jenis-Jenis Peniruan
a.Peniruan langsung
Pembelajaranan langsung dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran
sosial dari Albert Bandura. Pembelajaranan langsung adalah model
pembelajaranan yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. Ciri khas
pembelajaranan ini adalah adanya modeling, iaitu suatu fasa di mana
seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi
bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan.
Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian.
Contoh: meniru gaya penyanyi yang disanjungi.

b.Peniruan tak langsung


Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara tidak la ngsung.
Contoh: meniru watak yang dibaca dalam buku, memerhati seorang guru
mengajar rakannya.

c.Peniruan gabungan.
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabung tingkah laku yang
berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarna daripada
buku yang dibacanya.

d.Peniruan sekat laluan


Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu sahaja.
contoh: Tiru fesyen pakaian di TV, tapi tidak boleh dipakai di sekolah.

e.Peniruan tak sekat laluan


Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam apa-apa situasi.
Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya.
5.Faktor-faktor Penting dalam Pembelajaran Melalui Pemerhatian.
Mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti diakibatkan oleh
pembelajaran, karena pembelajaran melalui pemerhatian memerlukan
beberapa faktor. Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar
pembelajaran melalui pemerhatian dapat terjadi, yakni:

Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian


harus dicurahkan ke orang itu.Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi
pengamat dengan modelnya, sifat model yang menarik, dan arti penting
tingkah laku yang diamati bagi si pengamat.
Representasi (representation process): Tingkah laku yang akan ditiru,
harus disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal
maupun dalam bentuk gambaran/imaginasi. Representasi verbal
memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang
diamati, dan menent ukan mana yang dibuang dan mana yang akan
cuba dilakukan. Representasi imaginasi memungkinkan dapat
dilakukannya latihan secara simbolik dalam fikiran, tanpa benar-benar
melakukannya secara fisik.
Peniruan tingkah laku model (behavior production process): sesudah
mengamati dengan penuh perhatian, dan memasukkannya ke dalam
ingatan.
Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process):
Pembelajaran melalui pengamatan menjadi efektif kalau pembelajaran
memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan tingkah laku
modelnya. Pemerhatian mungkin memudahkan orang untuk menguasai
tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, proses
daripada tingkah laku yang dihukum tidak akan berlaku. Imitasi tetap
terjadi walaupun model tidak diberi ganjaran, sepanjang pengamatan
melihat model mendapat ciri -ciri positif yang menjadi tanda dari gaya
hidup yang berhasil, sehingga diyakini model umumnya akan diberi
ganjaran.
Metodologi
Bandura banyak meneliti masalah dunia nyata dalam makmalnya, seperti
masalah fobia, penyembuhan dari serangan jantung, perolehan kemampuan
matematik pad a kanak-kanak. Tujuannya adalah untuk menyatukan kerangka
konseptual yang dapat mencakup berbagai hal yang mempengaruhi
perubahan tingkah laku. Dalam setiap kegiatan, keterampilan dan keyakinan

diri yang menjamin pemakaian kemampuan secara optimal diperlukan agar


diri dapat berfungsi sepenuhnya.
Kelemahan/Kritikan Teori Albert Bandura
Teori pembelajaran social Albert bandura sangat sesuai jika diklsifikasikan
dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan albert bandura adalah
mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut
memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkahlakunya dengan
hanya. melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sesetengah individu
yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang
negatif termasuklah perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
Kelebihan Teori Albert Bandura
Teori Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya karena
itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan
melalui sistem kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku
manusia bukan semata - mata refleks atas stimulus (S-R bond), melainkan
juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan
skema kognitif manusia itu sendiri.

Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning


(pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan
belajar sosial menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari
perkembangan kanak-kanak. Penelitian ini berfokus pada proses yang

menjelaskan perkembangan kanak-kanak, faktor sosial dan kognitif.


Sumber

Referensi

1. http://webspace.ship.edu/cgboer/bandura.html

2. http://www.scribd.com/doc/7747475/Albert-Bandura
3. http://www.pts.com.my/modules.php?name=News&file=print&sid=792
4. http://alfaned.blogspot.com/2008/09/bab-2-teori-sosial-bandura.html
5. http://www.iyares.com/books/s/?q=teori+pembelajaran+sosial+albert+bandura
6. http://pdfcontact.com/ebook/teori_peniruan_bandura.html
7. http://mabjip.blogspot.com/2009/10/teori-pembelajaran-sosial-bandura.html
8. http://depe.blog.uns.ac.id/2010/05/07/teori-belajar-sosial/
9. http://www.freewebs.com/hijrahsaputra/catatan/TEORI%20BELAJAR%20DAN
%20PEMBELAJARAN.htm
10. http://rohman-makalah.blogspot.com/2008/07/teori -belajar-akhmad-sudrajat-m.html
11. http://www.scribd.com/doc/10961377/RPP-Berbasis-Teori-Belajar
12. http://www.scribd.com/doc/8556854/Bab-3-Teori-Pembelajaran-Behavior-IsDan-Kognitif 13. http://www.scribd.com/doc/4875845/teori-pembelajaran

Buku Rujukan :
1. Ee Ah Meng, Psikologi Pendidikan 111, Penerbitan Fajar Bakti,2002.
2. Atan Long, Psikologi Pendidikan , DBP, Kuala Lumpur, 1978.
3. Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Dewan Bahasa dan Pustaka,
Kuala Lumpur, 1991.
4. Kementerian Pendidikan Malaysia, Garis Panduan Kurikulum Prasekolah
Malaysia, Kuala Lumpur, 1986.
5. Mohd. Iskandar, teori-teori dalam pembelajaran. Dewan bahasa dan pustaka,

2003
6. Mahmood Nazar Mohamed, Pengantar Psikologi: Satu Pengenalan Asas
kepada Jiwa dan Tingkah Laku Manusia , Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala
Lumpur, 1990.
7. Mok Soon Sang, Psikologi Pendidikan 1 , Kumpulan Budiman Sdn. Bhd. 2001.
8. Poh Swee Hiang, KBKK, Kumpulan Budiman Sdn. Bhd. 2000.

Anda mungkin juga menyukai