Tim penyusun
ANIS FITRIA 201960156
CHARINA DEVITRIA K 201960
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
A. Bidang pelatihan : Pendidikan
B. Judul :
1. Judul pelatihan : pelatihan regulasi diri untuk mencapai totalitas siswa belajar
daring selama pandemi
2. Judul modul : READY TABEL ( Regulasi Diri toTalitas BELajar)
a. Faktor Individu (diri), regulasi diri seseorang salah satunya dipengaruhi oleh
proses yang ada dalam individu . Dimana regulasi diri bergantung pada pribadi
masing masing dengan proses mental yaitu :
1) Pengetahuan
yaitu seseorang harus memiliki pengetahuan yang baik agar dapat menentukan
strategi yang akan digunakan dalam mencapai tujuan secara efektif. Pengetahuan
dibagi menjadi dua yaitu:
• Pengetahuan deklaratif
3) Tujuan akademis
Tujuan akademis menjadi salah satu alasan penggunaan strategi regulasi diri
4) Kondisi afektif
b. Faktor perilaku
1. Observasi diri
Observasi diri sendiri yaitu respon siswa terhadapap hasil yang dicapainya
dengan cara memantau atau melihat secara sistematis. Mampu memilih dan
memilah secara selektif pada sejumlah aspek perilaku dan mengabaikan aspek
lainnya untuk memonitor performa meskipun belum lengkap. Dengan
mengobservasi diri sendiri dapat mengetahui tingkat kemajuan seseorang.
2. Penilaian diri
Respon individu dengan melibatkan perbandungan yang sistematis antara hasil yang
telah dicapai dengan hasil standar. Proses penilaiandiri bergantung pada empat hal
diantaranya yaitu standar pribadi, nilai aktivitas, performa-performa acuan dan
penyempurnaan performa.
3. Reaksi diri
Respon individu terhadap hasil yang ingin dicapainya dengan menanggapi secara
positif maupun negative tergantung perilaku yang diukur dan standar pribadi yang
dimiliki.
Ketiganya memiliki hubungan timbal balik, sebab akibat seiring dengan permasalahan
yang dihadapi. Dalam hubungan timbal balik bersifat lentur bukan simetris sehingga
ada yang lebih doinan dan kurang dominan terhadap satu aspek dengan aspek lainnya.
yaitu upaya yang dilakukan individu atau tindakan proaktif dalam mengatur,
memanfaatkan, dan menciptakan lingkungan yang sesuai untuk dirinya baik dengan
cara meminta bantuan dari orang lain maupun dengan dirinya sendiri.
1. Pengalaman sosial
2. Struktur sosial
Dari ketiga factor diatas saling berhubungan dalam mempengaruhi self regulated
learning, yaitu factor pribadi, factor perilaku dan factor lingkungan
b. Perilaku
c. Lingkungan
Teori sosial kognitif mencurahkan perhatian khusus pada pengaruh sosial dan
pengalaman pada fungsi manusia. Hal ini bergantung pada bagaimana lingkungan itu
mendukung atau tidak mendukung.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan para tokoh di atas, dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang memengaruhi regulasi diri adalah personal atau individu,
perilaku dan lingkungan.
BAB 1
A. Latar Belakang
Di era globlalisasi menjadi seorang pelajar merupakan sebuah tugas yang tidaklah
mudah ,dimana Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. guru hanya sebagai motivator dan
fasilitator agar suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang
lebih baik (Darsono, 2015:24)
Tahun 2020 tahun di mana terjadinya wabah covid 19 , Sejak virus covid-19
menyebar sampai Indonesia memberi dampak pada banyak bidang terutama bidang
pendidikan sehingga dalam proses pembelajaran menjadi terhalang. Surat Edaran (SE)
yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 semua kegiatan didalam dan diluar
ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona
terutama pada bidang pendidikan. Sehingga proses pembelajaran diperlakukan dengan
sistem Daring .
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 siswa smp di desa ternadi permasalahan yang
dialami selama pembelajaran daring adalah pengetahuan yang menurun kurang
pahamnya akan materi karena tidak diterangkan langsung oleh guru, ,mengantuk saat
daring,tidak fokus ,melakukan aktifitas lain ketika pembelajaran daring berlangsung,
bermain gadget, dan ketika presentasi tugas kelompok siswa kesulitan diskusi , hal ini
tentu membuat materi yang diserap oleh siswa tidak maksimal sehingga siswa harus
belajar berulang kali untuk memahami materi yang di sampaikan saat pembelajaran
daring
Sehingga, membuat waktu belajar daring terbuang sia sia.Akibat dari perilaku tersebut
menghambat siswa dalam mengerjaan tugas yang di berikan oleh guru, hal ini membuat
siswa terlambat saat pengumpulan tugas sehingga berdampak pada nilai akademik yang
diperoleh siswa, karena kurangnya maksimal dalam belajar daring.
berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya regulasi diri agar siswa dapat melakukan
pembelajaran daring secara maksimal
Regulasi diri merupakan kemampuan untuk mengontrol proses belajar, yaitu siswa
berusaha sendiri dalam memperolehketerampilan dan pengetahuan, dan memfokuskan
perhatian secara aktif untuk mengatur dan mendukung praktik kegiatanbelajar mereka
sendiri
Regulasi diri merupakan kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan
tingkahlaku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi seseorang
mencapai tujuan atau prestasi sebagai bukti peningkatan (Bandura,1986).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya perlakuan (treatment) berupa pelatihan
yang dapat diberikan dari pengajar untuk memaksimalkan pembelajaran dengan sistem
daring Baik .
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Metakognitif
b. Motivasi
Devi dan Ryan (dalam Ghufron, 2012) mengemukakan bahwa motivasi adalah fungsi
dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan kemampuan yang ada
pada setiap diri individu. Ditambahkan pula oleh Zimmerman dan Pons (1989),
bahwa keuntungan motivasi ini adalah individu memiliki motivasi instrinsik,otonomi,
dan kepercayaan diri tinggi terhadap kemampuan dalam melakukan sesuatu. Individu
yang memiliki motivasi tinggi menilai tantangan yang dihadapi akan membuat
individu semakin matang.
c. Perilaku
Perilaku menurut Zimmerman dan Pons (1989) merupakan upaya individu untuk
mengatur diri, menyeleksi dan memanfaatkan maupun menciptakan lingkungan yang
mendukung aktivitasnya. Pada perilaku ini, Zimmerman dan Pons (1989) mengatakan
bahwa individu memilih, menyusun, dan menciptakan lingkungan sosial dan fisik
seimbang untuk mengoptimalkan pencapaian atas aktivitas yang dilakukan.Ketiga
aspek di atas bila digunakan individu secara tepat sesuai kebutuhan dan kondisi akan
menunjang kemampuan pengelolaan diri yang optimal.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek regulasi diri terdiri
dari metakognisi, yaitu bagaimana individu mengorganisasi, merencanakan dan
mengukur diri dalam beraktivitas. Motivasi mencakup strategi yang digunakan untuk
menjaga diri atas rasa kecil hati. Berkaitan dengan perilaku adalah bagaimana
individu menyeleksi, menyusun, dan memanfaatkan lingkungan fisik maupun sosial
dalam mendukung aktivitasnya.
1. Standar
2. Monitoring
Merupakan fase pengetesan pada bagan model pengulangan umpak balik ini,
dimana terjadi pembandingan antara keadaan diri yang sesungguhnya terhadap
standar yang ada. Untuk itu seseorang harus mengontrol dirinya. Kemampuan
seseorang untuk menjaga tindakannya untuk tetap berada pada jalurnya
merupakan bagian penting dalam mencapai regulasi yang sukses. Kegagalan
seseorang untuk menilai dirinya secara akurat juga dapat menghalangi
kesuksesan regulasi diri.
Jika pada saat fase pengetesan seseorang mendapati bahwa kondisi yang
dimiliki lebih rendah daripada standar yang ada maka proses berlanjut dengan
melakukan perubahan. Kegagalan regulasi diri pada fase ini biasanya
dikarenakan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan perubahan
meskipun telah ada standar yang jelas dan telah berupaya melakukan
monitoring efektif.
Menurut Pintrich & Groot (1990), definisi regulasi diri memang bermacam-macam,
namun paling tidak harus mencakup tiga komponen yang dapat diukur dan diamati
ciri-cirinya sebagai berikut :
Bandura (1986) menyatakan regulasi diri ada tiga komponen pokok, yaitu :
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007, Statistika
untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung).
Kesimpulan wawancara
berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya regulasi diri agar siswa dapat melakukan
pembelajaran daring secara maksimal
Regulasi diri merupakan kemampuan untuk mengontrol proses belajar, yaitu siswa
berusaha sendiri dalam memperolehketerampilan dan pengetahuan, dan memfokuskan
perhatian secara aktif untuk mengatur dan mendukung praktik kegiatanbelajar mereka
sendiri
Regulasi diri merupakan kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan
tingkahlaku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi seseorang
mencapai tujuan atau prestasi sebagai bukti peningkatan (Bandura,1986).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya perlakuan (treatment) berupa pelatihan
pada perilaku siswa yang dapat diberikan dari pengajar untuk memaksimalkan
pembelajaran dengan sistem daring
Tabel 1. TABEL BLUEPRINT PELATIHAN
Sesi Faktor Aktivitas Materi Waktu Alat Tujuan