Anda di halaman 1dari 15

RANCANGAN PELATIHAN METODOLOGI EKSPERIMEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata kuliah Metode PenelitianbEksperimen


Dosen pengampu : Ridwan Budi Pramono,S.Psi., M.A.

Tim penyusun
ANIS FITRIA 201960156
CHARINA DEVITRIA K 201960

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
A. Bidang pelatihan : Pendidikan
B. Judul :
1. Judul pelatihan : pelatihan regulasi diri untuk mencapai totalitas siswa belajar
daring selama pandemi
2. Judul modul : READY TABEL ( Regulasi Diri toTalitas BELajar)

C. Variabel tergantung: regulasi diri

1. Faktor - faktor Regulasi diri


Menurut Zimmerman dan Pons (Dalam Ghufron, 2012), ada tiga faktor yang
mempengaruhi regulasi diri. Berikut adalah faktor - faktornya:

a. Faktor Individu (diri), regulasi diri seseorang salah satunya dipengaruhi oleh
proses yang ada dalam individu . Dimana regulasi diri bergantung pada pribadi
masing masing dengan proses mental yaitu :

1) Pengetahuan

yaitu seseorang harus memiliki pengetahuan yang baik agar dapat menentukan
strategi yang akan digunakan dalam mencapai tujuan secara efektif. Pengetahuan
dibagi menjadi dua yaitu:

• Pengetahuan deklaratif

Pengetahuan yang berisi pernyataan, dimana informasi yang diterima berupa


pengetahuan sesuai dengan yang didapatkan di lingkungan tanpa melalui proses
berfikir lebih lanjut.

• Pengetahuan tentang bagaimana mengarahkan diri

Pengetahuan self regulated learning diasumsikan ada 2 yaitu pengetahuan procedural


yang mengarah bagaimana individu menggunakan strategi dan pengetahuan bersyarat
yang merupakan pengetahuan kapan dan mengapa strategi tersebut dapat berjalan
dengan efektif. Dimana pengetahuan ini tidak hanya bergantung pada pengetahuan
individu saja akan tetapi juga bergantung pada proses metakognitif pada pengambilan
keputusan dan performa yang dihasilkan.

2) Proses pengambilan keputusan metakognitif


Dalam proses ini berkaitan dengan perencanaan siswa dan menganalisisis tujuan
(goals) dalam belajar. Pengambilan keputusan melibatkan perencanaan atau analisis
tugas yang dilakukan untuk mengarahkan usaha pengontrolan belajar dan
mempengaruhi timbal balik dari usaha tersebut. Tujuan pengontrolan metakognitif
dipengaruhi oleh persepsi terhadap efikasi diri dan afeksi, dan pengambilan keputusan
metakognitif bergantung pada tujuan jangaka panjang siswa untuk belajar.

3) Tujuan akademis

Tujuan akademis menjadi salah satu alasan penggunaan strategi regulasi diri

4) Kondisi afektif

Bentuk emosi dapat bersifat menghambat dan meunjang pencapaian prestasi


akademis.

b. Faktor perilaku

tindakan individu proaktif dalam belajar yaitu seperti meminimalisir gangguan,


mengatur cahaya dan lain-lain. Pada faktor ini dibagi menjadi tiga cara untuk melihat
faktor regulasi diri yaitu:

1. Observasi diri

 Observasi diri sendiri yaitu respon siswa terhadapap hasil yang dicapainya
dengan cara memantau atau melihat secara sistematis. Mampu memilih dan
memilah secara selektif pada sejumlah aspek perilaku dan mengabaikan aspek
lainnya untuk memonitor performa meskipun belum lengkap. Dengan
mengobservasi diri sendiri dapat mengetahui tingkat kemajuan seseorang.

2. Penilaian diri

Respon individu dengan melibatkan perbandungan yang sistematis antara hasil yang
telah dicapai dengan hasil standar. Proses penilaiandiri bergantung pada empat hal
diantaranya yaitu standar pribadi, nilai aktivitas, performa-performa acuan dan
penyempurnaan performa.

3. Reaksi diri
Respon individu terhadap hasil yang ingin dicapainya dengan menanggapi secara
positif maupun negative tergantung perilaku yang diukur dan standar pribadi yang
dimiliki.

Ketiganya memiliki hubungan timbal balik, sebab akibat seiring dengan permasalahan
yang dihadapi. Dalam hubungan timbal balik bersifat lentur bukan simetris sehingga
ada yang lebih doinan dan kurang dominan terhadap satu aspek dengan aspek lainnya.

c. Faktor Lingkungan (Environment),

yaitu upaya yang dilakukan individu atau tindakan proaktif dalam mengatur,
memanfaatkan, dan menciptakan lingkungan yang sesuai untuk dirinya baik dengan
cara meminta bantuan dari orang lain maupun dengan dirinya sendiri.

1. Pengalaman sosial

Pengalaman sosial mempengaruhi self regulated learning karena dengan melakukan


pengamatan secara langsung mengenai perilaku sendiri dan hasik yang diperoleh dari
perilaku dapat membuat individu belajar mengenai strategi self regulated learning itu
sendiri.

2. Struktur sosial

Lingkungan yang ada akan memicu perilaku proaktif suatu individu.

Dari ketiga factor diatas saling berhubungan dalam mempengaruhi self regulated
learning, yaitu factor pribadi, factor perilaku dan factor lingkungan

Faktor individu ini meliputi hal-hal di bawah ini:

1. Pengetahuan individu, semakin banyak dan beragam pengetahuan yang


dimiliki individu akan semakin membantu individu dalam melakukan
pengelolaan diri.
2. Tingkat kemampuan metakognisi yang dimiliki individu yang semakin
tinggi akan membantu pelaksanaan pengelolaan diri dalam diri
individu.
3. Tujuan yang ingin di capai, semakin banyak dan kompleks tujuan yang
ingin di raih, semakin besar kemungkinan individu melakukan
pengelolaan diri.

b. Perilaku

Perilaku mengacu kepada upaya individu menggunakan kemampuan yang dimiliki.


Semakin zbesar dan optimal upaya yang di kerahkan individu dalam mengatur dan
mengorganisasi suatu aktivitas akan meningkatkan regulation pada diri individu.

c. Lingkungan

Teori sosial kognitif mencurahkan perhatian khusus pada pengaruh sosial dan
pengalaman pada fungsi manusia. Hal ini bergantung pada bagaimana lingkungan itu
mendukung atau tidak mendukung.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan para tokoh di atas, dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang memengaruhi regulasi diri adalah personal atau individu,
perilaku dan lingkungan.

BAB 1

LATAR BELAKANG MASALAH

A. Latar Belakang

Di era globlalisasi menjadi seorang pelajar merupakan sebuah tugas yang tidaklah
mudah ,dimana Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. guru hanya sebagai motivator dan
fasilitator agar suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang
lebih baik (Darsono, 2015:24)
Tahun 2020 tahun di mana terjadinya wabah covid 19 , Sejak virus covid-19
menyebar sampai Indonesia memberi dampak pada banyak bidang terutama bidang
pendidikan sehingga dalam proses pembelajaran menjadi terhalang. Surat Edaran (SE)
yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 semua kegiatan didalam dan diluar
ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona
terutama pada bidang pendidikan. Sehingga proses pembelajaran diperlakukan dengan
sistem Daring .
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 siswa smp di desa ternadi permasalahan yang
dialami selama pembelajaran daring adalah pengetahuan yang menurun kurang
pahamnya akan materi karena tidak diterangkan langsung oleh guru, ,mengantuk saat
daring,tidak fokus ,melakukan aktifitas lain ketika pembelajaran daring berlangsung,
bermain gadget, dan ketika presentasi tugas kelompok siswa kesulitan diskusi , hal ini
tentu membuat materi yang diserap oleh siswa tidak maksimal sehingga siswa harus
belajar berulang kali untuk memahami materi yang di sampaikan saat pembelajaran
daring
Sehingga, membuat waktu belajar daring terbuang sia sia.Akibat dari perilaku tersebut
menghambat siswa dalam mengerjaan tugas yang di berikan oleh guru, hal ini membuat
siswa terlambat saat pengumpulan tugas sehingga berdampak pada nilai akademik yang
diperoleh siswa, karena kurangnya maksimal dalam belajar daring.

berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya regulasi diri agar siswa dapat melakukan
pembelajaran daring secara maksimal
Regulasi diri merupakan kemampuan untuk mengontrol proses belajar, yaitu siswa
berusaha sendiri dalam memperolehketerampilan dan pengetahuan, dan memfokuskan
perhatian secara aktif untuk mengatur dan mendukung praktik kegiatanbelajar mereka
sendiri
Regulasi diri merupakan kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan
tingkahlaku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi seseorang
mencapai tujuan atau prestasi sebagai bukti peningkatan (Bandura,1986).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya perlakuan (treatment) berupa pelatihan
yang dapat diberikan dari pengajar untuk memaksimalkan pembelajaran dengan sistem
daring Baik .

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Regulasi Diri

Regulasi diri merupakan aspek penting dalam menentukan perilaku seseorang.


Pengelolaan diri atau regulasi diri adalah upaya individu untuk mengatur diri dalam
suatu aktivitas dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi, dan
perilaku aktif. Pengelolaan diri bukan merupakan kemampuan mental atau
kemampuan akademik, melainkan bagaimana individu mengolah dan mengubah pada
suatu bentuk aktivitas.
Regulasi diri merupakan kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan
tingkahlaku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi
seseorang mencapai tujuan atau prestasi sebagai bukti peningkatan (Bandura,1986).
Zimmerman (1989) menyatakan bahwa regulasi diri berkaitan dengan pembangkitan
diri baik pikiran, perasaan dan tindakan yang di rencanakan serta adanya timbal balik
yang disesuaikan pada pencapaian tujuan personal. Dengan kata lain, pengelolaan diri
berkaitan dengan metakognitif, motivasi, dan perilaku yang berpartisipasi aktif untuk
mencapai tujuan personal.
Suryani (2004) berpendapat bahwa pengelolaan diri atau regulasi diri bukan
merupakan kemampuan mental seperti intelegensi atau keterampilan akademik seperti
keterampilan membaca, melainkan proses pengarahan atau penginstruksian diri
individu untuk mengubah kemampuan mental yang dimilikinya menjadi keterampilan
dalam suatu bentuk aktivitas.
Baumister dan Heatherton (1996) menjelaskan bahwa regulasi diri tidak sekedar
kemunculan respon, akan tetapi bagaimana upaya seseorang untuk mencegahnya agar
tidak melenceng dan kembali pada standart normal yang memberi hasil sama. Pada
proses ini, terjadi perpaduan antara motivasi laten dan pengaktifan stimulus.
Motivasi laten di jelaskan sebagai kapasitas yang secara internal diarahkan untuk
mengatur afeksi, perhatian dan perilaku agar dapat memberi respon yang efektif
terhadap tuntutan internal dan lingkungan (Karoly,1993). Regulasi diri bekerja
sebagai sistem internal yang mengatur kesinambungan perilaku yang bergerak menuju
ke arah sesuatu dan menjauh dari sesuatu, terkait tuntutan tersebut di atas. Pergerakan
perilaku ini dimunculkan oleh proses kontrol terhadap umpan balik yang di terima
individu dari hasil performa yang di munculkan (Carver & Scheiher,1998).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa regulasi diri adalah upaya
individu untuk mengatur diri dalam suatu aktivitas dengan mengikutsertakan
kemampuan metakognisi, motivasi, dan perilaku aktif.

2. Aspek-aspek Regulasi diri


Menurut Zimmerman (1989), Regulasi diri mencakup tiga aspek yang diaplikasikan
dalam belajar, yaitu metakognitif, motivasi, dan perilaku.

a. Metakognitif

Matlin (1989), menyatakan metakognitif adalah pemahaman dan kesadaran tentang


proses kognitif atau pikiran tentang berpikir.Selanjutnya, ia mengatakan bahwa
metakognisi merupakan suatu proses penting. Hal ini di karenakan pengetahuan
seseorang tentang kognisinya dapat membimbing dirinya mengatur atau menata
peristiwa yang akan dihadapi dan memilih strategi yang sesuai agar dapat
meningkatkan kinerja kognitifnya ke depan. Flavell (1976), Mengatakan bahwa
metakognisi mengacu pada pengetahuan seseorang terhadap kognisi yang dimilikinya
dan pengaturan dalam kognisi tersebut. Schank (1976), menambahkan bahwa
pengetahuan tentang kognisi meliputi perencanaan, pemonitoran, dan perbaikan dari
performansi atau perilakunya. Zimmerman dan Pons (1989), menambahkan bahwa
poin metakognitif bagi individu yang melakukan pengelolaan diri adalah individu
yang merencanakan,mengorganisasi, mengukur diri, dan menginstruksikan diri
sebagai kebutuhan selama proses perilakunya, misalnya dalam hal belajar.

b. Motivasi
Devi dan Ryan (dalam Ghufron, 2012) mengemukakan bahwa motivasi adalah fungsi
dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan kemampuan yang ada
pada setiap diri individu. Ditambahkan pula oleh Zimmerman dan Pons (1989),
bahwa keuntungan motivasi ini adalah individu memiliki motivasi instrinsik,otonomi,
dan kepercayaan diri tinggi terhadap kemampuan dalam melakukan sesuatu. Individu
yang memiliki motivasi tinggi menilai tantangan yang dihadapi akan membuat
individu semakin matang.

c. Perilaku

Perilaku menurut Zimmerman dan Pons (1989) merupakan upaya individu untuk
mengatur diri, menyeleksi dan memanfaatkan maupun menciptakan lingkungan yang
mendukung aktivitasnya. Pada perilaku ini, Zimmerman dan Pons (1989) mengatakan
bahwa individu memilih, menyusun, dan menciptakan lingkungan sosial dan fisik
seimbang untuk mengoptimalkan pencapaian atas aktivitas yang dilakukan.Ketiga
aspek di atas bila digunakan individu secara tepat sesuai kebutuhan dan kondisi akan
menunjang kemampuan pengelolaan diri yang optimal.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek regulasi diri terdiri
dari metakognisi, yaitu bagaimana individu mengorganisasi, merencanakan dan
mengukur diri dalam beraktivitas. Motivasi mencakup strategi yang digunakan untuk
menjaga diri atas rasa kecil hati. Berkaitan dengan perilaku adalah bagaimana
individu menyeleksi, menyusun, dan memanfaatkan lingkungan fisik maupun sosial
dalam mendukung aktivitasnya.

3. Komponen dalam regulasi diri

Baumister dan Heatherton (1996) memaparkan komponen regulasi diri sebagai


berikut :

1. Standar

Merupakan ideal atau cita-cita, tujuan ataupun keadaan-keadaan yang ingin


dicapai. Tanpa adanya standart yang jelas dan konsisten maka pengembangan
regulasi diri akan terhambat.

2. Monitoring
Merupakan fase pengetesan pada bagan model pengulangan umpak balik ini,
dimana terjadi pembandingan antara keadaan diri yang sesungguhnya terhadap
standar yang ada. Untuk itu seseorang harus mengontrol dirinya. Kemampuan
seseorang untuk menjaga tindakannya untuk tetap berada pada jalurnya
merupakan bagian penting dalam mencapai regulasi yang sukses. Kegagalan
seseorang untuk menilai dirinya secara akurat juga dapat menghalangi
kesuksesan regulasi diri.

3. Fase tindakan atau operasi

Jika pada saat fase pengetesan seseorang mendapati bahwa kondisi yang
dimiliki lebih rendah daripada standar yang ada maka proses berlanjut dengan
melakukan perubahan. Kegagalan regulasi diri pada fase ini biasanya
dikarenakan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan perubahan
meskipun telah ada standar yang jelas dan telah berupaya melakukan
monitoring efektif.

Menurut Pintrich & Groot (1990), definisi regulasi diri memang bermacam-macam,
namun paling tidak harus mencakup tiga komponen yang dapat diukur dan diamati
ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Kemampuan metakogntif untuk membuat perencanaan, monitoring, dan


memodifikasi cara berpikir.
2. Manajemen diri dan minat dalam pengerjaan tugas-tugas akademik, seperti
kemampuan bertahan dalam menyelesaikan tugas yang sulit.
3. Strategi kognitif yang digunakan siswa untuk belajar, mengingat, dan mengerti
materi-materi pembelajaran.

Bandura (1986) menyatakan regulasi diri ada tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kemampuan mengatur kognisi

Kemampuan mengatur kognisi merupakan kemampuan memonitor proses dan


hasil belajar serta mempergunakan berbagai strategi untuk belajar dan
mengingat. Kegiatannya berupa menganalisa tugas-tugas, memproses bahan
pelajaran secara mendalam, melakukan pengulangan, melakukan perincian,
mengorganisasikan bahan pelajaran, menetapkan tujuan belajar, memonitoring
hasil dan menyesuaikan strategi belajar.

2. Kemampuan mengatur motivasi dan emosi.

Kegiatannya berupa monitoring dan modifikasi kondisi motivasi dan reaksi-


reaksi emosi sehingga mendukung usaha dan belajarnya dengan menggunakan
self talk, melengkapi kemampuan secara realistis, serta merasa mampu untuk
belajar.

3. Kemampuan mengatur perilaku

Kegiatannya berupa kapabilitas untuk memonitor, menyusun, mengalokasikan


berbagai sumber yang meliputi waktu, tenaga, materi untuk memaksimalkan
kenyamanan belajar dan tingkat efisiensi.Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa komponen regulasi diri terdiri dari kemampuan
metakognitif, manajemen diri dan minat dalam pengerjaan tugas-tugas
akademik dan strategi kognitif yang digunakan siswa untuk belajar,
mengingat, dan mengerti materi-materi pembelajaran.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007, Statistika
untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung).

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas


dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) atau variabel X
adalah variabel yang dipandang sebagai penyebab munculnya variabel terikat
yang diduga sebagai akibatnya. Sedangkan variabel terikat (dependent
variable) atau variabel Y adalah variabel (akibat) yang dipradugakan, yang
bervariasi mengikuti perubahan dari variabel-variabel bebas. Umumnya
merupakan kondisi yang ingin kita ungkapkan dan jelaskan (Kerlinger,
1992:58-59).

1. Variabel Bebas (Independent) : regulasi diri


2. Variabel Tergantung (Dependent ) : regulasi diri

Kesimpulan wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 siswa smp di desa ternadi permasalahan


yang dialami selama pembelajaran daring adalah pengetahuan yang menurun kurang
pahamnya akan materi karena tidak diterangkan langsung oleh guru, ,mengantuk saat
daring,tidak fokus ,melakukan aktifitas lain ketika pembelajaran daring berlangsung,
bermain gadget, dan ketika presentasi tugas kelompok siswa kesulitan diskusi , hal ini
tentu membuat materi yang diserap oleh siswa tidak maksimal sehingga siswa harus
belajar berulang kali untuk memahami materi yang di sampaikan saat pembelajaran
daring
Sehingga, membuat waktu belajar daring terbuang sia sia.Akibat dari perilaku tersebut
menghambat siswa dalam mengerjaan tugas yang di berikan oleh guru, hal ini membuat
siswa terlambat saat pengumpulan tugas sehingga berdampak pada nilai akademik yang
diperoleh siswa, karena kurangnya maksimal dalam belajar daring.

berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya regulasi diri agar siswa dapat melakukan
pembelajaran daring secara maksimal
Regulasi diri merupakan kemampuan untuk mengontrol proses belajar, yaitu siswa
berusaha sendiri dalam memperolehketerampilan dan pengetahuan, dan memfokuskan
perhatian secara aktif untuk mengatur dan mendukung praktik kegiatanbelajar mereka
sendiri
Regulasi diri merupakan kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan
tingkahlaku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi seseorang
mencapai tujuan atau prestasi sebagai bukti peningkatan (Bandura,1986).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya perlakuan (treatment) berupa pelatihan
pada perilaku siswa yang dapat diberikan dari pengajar untuk memaksimalkan
pembelajaran dengan sistem daring
Tabel 1. TABEL BLUEPRINT PELATIHAN
Sesi Faktor Aktivitas Materi Waktu Alat Tujuan

Sesi Perkenalan 30 Siswa


1 ,Pembukaan Materi belajar menit mengetahui
materi daring materi
tentang
Materi regulasi regulasi diri
diri
pengertian
regulasi diri ,
aspek regulasi
diri, faktor
regulasi diri
Indvidu Menulis 15 Buku Untuk
cerita” yang menit warna mengetahui
di rasakan warni permasalahan
selama + siswa saat
belajar daring pensil belajar
daring

Meteri Regulasi diri 20 Agar siswa


dari individu menit tahu regulasi
dan diskusi diri dari
individu
Games Turunan kata 15 Melatih
menit kecepatan
dan
ketepatan
berfikir.
Melatih kerja
sama dan
pembagian
tugas
kelompok,
Materi 10 Agar siswa
pentingnya menit dapat
managemen management
waktu untuk waktu selama
memaksimalkan daring
pembelajaran
daring
Sesi Perilaku Ice breaking Formasi barisan 15 Melatih kerja
2 menit sama
kelompok
Melatih
konsentrasi
Materi Regulasi diri 30 Agar siswa
dari perilaku menit mampu
dan diskusi meregulasi
diri dengan
mencontoh
perilaku
orang lain
Memilih 2 15 Agar siswa
siswa menit lain dapat
berprestasi termotivasi
untuk perilaku baik
menceritakan siswa
kegiatan yang tersebut
dilakukan saat
pembelajaran
daring agar
tetap memiliki
nilai bagus
Games 15 Melatih
makanan menit konsentrasi,
melatih daya
ingat
Sesi Ĺingkungan Semua Diskusi 30 Agar dapat
3 siswa menulis menit mengetahui
harapan saat bentuk
kegiatan pembelajaran
pembelajaran yang di
daring harapkan
siswa saat
pembelajaran
daring
Games Permainan 15
tebak kata menit
Meregulasi Cara Agar siswa
diri meregulasi diri mampu
berdasarkan meregulasi
permasalahan diri untuk
masing memaksimal
kanbpembela
jaran daring
Siswa 20 Agar
merangkum menit mengetahui
cara cara regulasi
meregulasi diri dari siwa
diri setelah berdasarkan
mengikuti permasalasah
pelatihan an masing”
berdasarkan
permasalahan
masing”
Sesi Evaluasi Pengisian Evaluasi 30
4 dan skala evaluasi pelatihan menit
penutup

Anda mungkin juga menyukai