Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai


tindakan belajar yang dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya
atau tidak terjadinya proses belajar. Tiap ahli psikologi memberi batasan yang
berbeda tentang belajar, atau terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan
mendefinisikan makna belajar. Belajar merupakan sesuatu yang sangat penting
sekali dalam rentang perkembangan pada diri seseorang, dengan belajar seseorang
telah mengalami suatu proses menuju kearah yang lebih baik. Dalam kaitannya
dengan belajar ini sangat banyak teori- teori yang membahas tentang belajar.
Dimana teori belajar merupakan unsur penting dalam pendidikan. Tanpa teori
pembelajaran tidak akan ada suatu kerangka kerja konseptual yang digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran.

B. Rumusan masalah

1. Apa Pengertian dari Teori Belajar Sosial ?

2. Bagaimana Ruang Lingkup Teori Belajar Sosial itu ?

3. Bagaimana Penerapan dari Teori Belajar Sosial ?

4. Apa saja Kelemahan dan Kelebihan dari Teori Belajar Sosial ?

C. Tujuan

1. Dengan adanya makalah mengenai ini, penulis berharap akan dapat


memberikan wahana pengetahuan bagi pembaca berkaitan denganTeori
Belajar Sosial.

2. Menjadikan pedoman dalam pengaplikasian dalam kehidupan


bermasyarakat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penjelasan Teori Bejalar Sosial

Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku


yang memperoleh penguatan(reinforcement) di masa lalu lebih memiliki
kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh
penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam
kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori
perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk
mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Dalam dasawarsa terakhir, penganut teori konstruktivisme memperluas
fokus tradisionalnya pada pembelajaran individual ke dimensi pembelajaran
kolaboratif dan sosial. Konstruktivisme sosial bisa dipandang sebagai perpaduan
antara aspek-aspek dari karya Piaget dengan karya Bruner dan karya Vyangotsky.
Istilah Konstruktivisme komunal dikenalkan oleh Bryn Holmes di tahun 2001.
Dalam model ini, "siswa tidak hanya mengikuti pembelajaran seperti halnya
air mengalir melalui saringan namun membiarkan mereka membentuk
dirinya." Dalam perkembangannya muncullah istilah Teori Belajar Sosial dari
para pakar pendidikan. Pijakan awal teori belajar sosial adalah bahwa
manusia belajar melalui pengamatannya terhadap perilaku orang lain. Pakar
yang paling banyak melakukan riset teori belajar sosial adalah Albert Bandura
dan Bernard Weiner.
Meskipun classical dan operant conditioning dalam hal-hal tertentu
masih merupakan tipe penting dari belajar, namun orang belajar tentang sebagian
besar apa yang ia ketahui melalui observasi (pengamatan). Belajar melalui
pengamatan berbeda dari classical dan operant conditioning karena tidak
membutuhkan pengalaman personal langsung dengan stimuli, penguatan
kembali, maupun hukuman. Belajar melalui pengamatan secara sederhana

2
melibatkan pengamatan perilaku orang lain, yang disebut model, dan kemudian
meniru perilaku model tersebut.
Baik anak-anak maupun orang dewasa belajar banyak hal dari
pengamatan dan imitasi (peniruan) ini. Anak muda belajar bahasa,
keterampilan sosial, kebiasaan, ketakutan, dan banyak perilaku lain dengan
mengamati orang tuanya atau anak yang lebih dewasa. Banyak orang belajar
akademik, atletik, dan keterampilan musik dengan mengamati dan kemudian
menirukan gueunya. Menurut psikolog Amerika Serikat kelahiran Kanada
Albert Bandura, pelopor dalam studi tentang belajar melalui pengamatan, tipe
belajar ini memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian
anak.

B. Ruang Lingkup Teori Belajar Sosial

Bandura mengembangkan model Determinisme Resiprokalyang terdiri dari


tiga faktor utama, yaitu perilaku, person / kognitif, dan lingkungan. Seperti dalam
gambar, faktor-faktor ini bisa saling berinteraksi untuk mempengaruhi
pembelajaran, yakni faktor lingkungan memengaruhi perilaku, perilaku
memengaruhi lingkungan, faktor person (orang/kognitif) memengaruhi perilaku
dan sebagainya.Bandura menggunakan istilah person, tapi memodifikasi menjadi
person (cognitive) karena banyak faktor orang yang dideskripsikannya adalah
faktor kognitif.
Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan
peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (1997,2001)
pada masa belakangan ini adalah self-efficiacy, yakni keyakinan bahwa seseorang
bisa menguasai situasi dan menhasilkan hasil positif. Bandura mengatakan bahwa
self-efficiacy berpengaruh besar terhadap perilaku. Misalnya, seorang murid yang
self-efficiacy-nya rendah mungkin tidak mau berusaha belajar untuk mengerjakan
ujian karena dia tidak percaya bahwa belajar akan bisa membantunya
mengerjakan soal.

3
Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah
laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara
menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau
mengulang-mengulang kembali. Dengan jalan ini memberi kesempatan kepada
orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah laku yang dipelajari.
Berdasarkan pola perilaku tersebut, selanjutnya Bandura mengklasifikasi
empat fase belajar dari pemodelan, yaitu :

1. Fase Atensi
Fase pertama dalam belajar pemodelan adalah memberikan perhatian pada
suatu model.Pada umumnya seseorang memberikan perhatian pada model-model
yang menarik, popular atau yang dikagumi.Dalam pembelajaran guru yang
bertindak sebagai model bagi siswanya harus dapat menjamin agar siswa dapat
memberikan perhatian kepada bagan-bagian penting dari pelajaran. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menyajikan materi pelajaran secara jelas dan menarik,
memberikan penekanan pada bagian-bagian penting, atau dengan
mendemonstrasikan suatu kegiatan. Di samping itu suatu model harus memiliki
daya tarikn (Woolfolk, 1993).Misalnya untuk menjelaskan bagian-bagian bola
mata guru seharusnya menggunakan gambar model mata, dengan variasi warna
yang bermacam-macam sehingga bagian-bagian mata tersebut tampak jelas dan
siswa termotivasi untuk mempelajarinya.

2. Fase Retensional
Menurut Gredler, (dalam Sudibyo, E. 2001:5), fase ini bertanggung jawab
atas pengkodean tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam
ingatan (memori jangka panjang). Pengkodean adalah proses pengubahan
pengalaman yang diamati menjadi kode memori. Arti penting dari fase ini adalah
bahwa si pengamat tidak akan dapat memperoleh manfaat dari tingkah laku yang
diamati ketika model tidak hadir, kecuali apabila tingkah laku itu dikode dan
disimpan dalam ingatan untuk digunakan pada waktu kemudian.

4
Untuk memastikan terjadinya retensi jangka panjang guru dapat
menyediakan waktu pelatihan, yang memungkinkan siswa mengulang
keterampilan baru secara bergiliran, baik secara fisik maupun secara
mental.Misalnya mereka dapat menvisualisasikan sendiri tahap-tahap yang telah
didemonstrasikan dalam menggunakan busur, atau penggaris sebelum benar-benar
melakukannya.

3. Fase Reproduksi
Dalam fase ini kode-kode dalam memori membimbing penampilan yang
sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati. Derajat ketelitian yang tertinggi
dalam belajar mengamati adalah apabila tindakan terbuka mengikuti pengulangan
secara mental. Fase reproduksi dipengaruhi oleh tingkat perkembangan individu.
Fase reproduksi mengizinkan model untuk melihat apakah komponen-komponen
urutan tingkah laku sudah dikuasai oleh si pengamat (pebelajar).Pada fase ini juga
si model hendaknya memberikan umpan balik terhadap aspek-aspek yang sudah
benar ataupun pada hal-hal yang masih salah dalam penampilan.

4. Fase Motivasional
Pada fase ini si pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab
mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh
penguatan. Memerikan penguatan untuk suatu tingkah laku tertentu akan
memotivasi pengamat (pebelajar) untuk berunjuk perbuatan. Aplikasi fase
motivasi di dalam kelas dalam pembelajaran pemodelan sering berupa pujian atau
pemberian nilai.

C. Penerapan Dari Teori Belajar Sosial

Agar belajar menjadi menyenangkan maka belajar seharusnya memiliki


aktivitas untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru. Aktivitas belajar
yang dipilih harus menjembatani antara pengetahuan yang telah dimiliki peserta
didik sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dibangun peserta didik.

5
Tindakan untuk menjembatani yaitu, memungkinkan peserta didik untuk
mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan
dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil
bekerja.Bentuk belajar sosial Albert Bandura adalah menekankan tentang
pentingnya peserta didik mengolah sendiri pengetahuan atau informasi yang
diperoleh dari pengamatan model di sekitar lingkungan. Peserta didik mengatur
dan menyusun semua informasi dalam kode-kode tertentu. Proses penyusunan
setiap kode dilakukan berulang-ulang, sehingga peserta didik kapan saja dengan
tepat dapat memberi tanggapan aktual. Perilaku belajar peserta didik adalah hasil
dari kemampuan peserta didik memaknai suatu pengetahuan atau informasi,
memaknai suatu model yang ditiru, kemudian mengolah secara kognitif dan
menentukan tindakan sesuai tujuan yang dikehendaki. Peserta didik didorong agar
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah.

D. Kelemahan Dan Kelebihan Dari Teori Belajar Sosial


 Kelemahan
1. Perhatian tentang perkembangan kognitif tidak cukup

Teori Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya


karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang
dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Bagaimanapun, alam
dari sistem kognitif, bagaimana itu berkembang, dan bagaiman
pengembangan ini mempengaruhi penelitian belajar mengutamakan untuk
keberhasilan. Walaupun teori ini telah bebas mengadopsi teori pengolahan
informasi yang telah diperhitungkan dari pemikiran, hanya gambaran
umum yang diperhitungkan, seperti penyajian simbolis, perhatian,
penyimpanan informasi, konstruksi aturan dan verifikasi.

6
 Kelebihan
1. Berfokus pada situasi yang mempengaruhi perilaku

Satu karakteristik dari struktural, trait, dan teori organisme adalah


bahwa mereka menempatkan penyebab perilaku utama di dalam diri
seseorang dan oleh karena itu teori ini meramalkan bahwa seseorang akan
bertindak sama pada situasi yang berbeda. Dengan begitu Freud,
mengharapkan seorang anak dengan superego yang kuat menjadi sangat
sulit dikontrol dalam kebanyakan situasi. Pada hal yang sama Piaget relatif
tidak tertarik pada kenyataannya bahwa konservasi diperoleh untuk area
tertentu sebelum yang lainnya atau memperoleh sebagian pengetahuan baru
boleh jadi diperlihatkan di dalam situasi yang lainnya. Teori belajar, pada
lawannya telah mengambil cara berpendirian berperilaku seseorang pada
kenyataannya jenis tipikal dari situasi ke situasi yang lain, tergantung pada
stimulus dan penguat yang ditemukan pada masing-masing situasi dan pada
pengalaman masa lalu apakah yang diperoleh seseorang pada situasi
tersebut.

2. Berfokus pada alat pengamatan, perilaku sosial emosional dan motivasi.

Walaupun banyak ahli teori yang mengakui bahwa pikiran dalam


suatu konteks sosial, mereka tidak banyak menyediakan keterangan yang
detail. Pembatasan ini adalah suatu masalah yang serius. Ada 2 pertanyaan
inti di sini yaitu: pertama, bagaimana pengalaman sosial mempengaruhi
perkembangan kognitif Berkenaan dengan pertanyaan pertama, teori belajar
sosial menguraikan bagaimana modeling, instruksi dari lainnya dan
pelajaran seolah mengalami sendiri tentang hukuman dan penguatan
mengabarkan informasi untuk anak-anak. Banyak informasi baru yang
datang dari yang lainnya dibanding dari trial and error yang langsung
dialami oleh dunia fisik. Bahkan gaya pengolahan informasi, seperti
pengambilan keputusan yang mengikuti kata hati dapat ditiru. Kedua,

7
bagaimana cara pengembangan teori mempengaruhi pemahaman peristiwa
sosial anak-anak Berkenaan dengan pertanyaan ini, jawaban Bandura adalah
perkembangan kognitif pengertian sosial dengan cara berikut ketika anak-
anak menjadi semakin terampil dalam mengambil keputusan, mewakili
peristiwa secara simbolis, menggunakan strategi memori dan menyusun
kembali pengetahuan yang lalu, hal ini menjadi lebih efisien pada
pemahaman perilaku yang mereka amati.

3. Memberikan pengertian tentang gejala-gejala perkembangan anak.

4. Memberikan pengertian mengenai peranan interaksi antara lingkungan


dengan anak, misalnya : ibu dengan anaknya yang sedang belajar
bahasa.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori belajar sosial adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang


mengamati dan meniru perilaku orang lain. Dengan kata lain, informasi
diperoleh dengan memerhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan. Dalam
percobaan boneka Bobo, Bandura mengilustrasikan bagaimana pembelajaran
sosial dapat terjadi bahkan dengan menyaksikan seorang model yang tidak
diperkuat atau dihukum.Dalam eksperimen tersebut, anak-anak meniru seperti
perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.Eksperimen tersebut juga
menunjukkan perbedaan pembelajaran dan kinerja.Model determinisme
pembelajaran resiprokal Albert Bandura mencakup tiga faktor utama :
person/kognisi, perilaku, dan lingkungannya. Faktor person (kognitif) yang
ditekankan Bandura belakangan ini adalah self-efficiacy, keyakinan bahwa
seseorang bisa menguasai dan menghasilkan hasil positif.

B. Saran

Dengan adanya teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert


Bandura diharapkan seorang individu dalam proses peniruan ,pilihlah hal
yang positif karena meniru itu bukan berarti harus sama. keyakinan dan
kemampuan diri harus di tingkatkan untuk menghadapi dan memecahkan
masalah dengan efektif. Individu denganefikisa diri tinggi akan memiliki
komiymen yang kuat dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan
menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan tidak
berhasil. Olehnya itu, elefasi diri sangat penting.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-belajar-sosial-atau-
social-learning-theory/4692. Diakses Tanggal 13 Maret 2022

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2017/01/16/teori-belajar-sosial-albert-
bandura/#:~:text=Berbeda%20dengan%20penganut%20Behaviorisme%2C
%20Teori,pada%20pola%20belajar%20sosial%20ini. Diakses Tanggal 13 Maret
2022

https://carlz185fr.wordpress.com/2013/04/23/kelemahan-dan-kelebihan-teori-
albert-bandura-teori-belajar-sosial/ Diakses Tanggal 13 Maret 2022

http://yessynovitasari.blogspot.com/2014/10/makalah-belajar-dan-pembelajaran-
teori_6.html Diakses Tanggal 13 Maret 2022

https://www.coursehero.com/file/p32ii5r/Untuk-mengetahui-Kelemahan-dan-
Kelebihan-Teori-Albert-Bandura-9-Untuk/ Diakses Tanggal 13 Maret 2022

10

Anda mungkin juga menyukai