Anda di halaman 1dari 20

Komunikasi Massa

Teori Kognitif Sosial


Albert Bandura

Kelompok 1
Review Jurnal
"Studi Kritis dalam Menjawab Problem
Pembelajaran di MI"

Vol 01. No 02. Oktober 2019


Penulis : Elga Yanuardianto
Anggota Kelompok 1

Arhla Ainayya Fita Amidanal Mahani Dewita Nurmaya


07031382126225 07031382126249 07031382126229 07031282126190
Page 4

Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara verbal
atau lisan seperti berbicara secara langsung
dengan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
kedua pihak.
Selain itu masyarakat juga biasa melakukan
komunikasi secara tidak langsung seperti yang
terjadi pada komunikasi massa. Komunikasi massa
adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa dengan maksud dan tujuan tertentu untuk
disampaikan.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 5

Teori Kognitif Sosial


Teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) merupakan salah
satu teori dalam komunikasi massa yang dikembangkan oleh Albert
Bandura. Teori kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan
suatu gagasan bahwa sebagian besar pembelajaran yang ada
pada manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Dengan cara
mengamati orang lain, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-
aturan, keterampilan-keterampilan, mempunyai strategi-
strategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 6

Teori Bandura
Bandura menyatakan bahwa tingkah laku,
lingkungan, serta kejadian-kejadian internal tentang belajar
yang terjadi pada proses pembelajaran dapat
mempengaruhi suatu persepsi dan aksi yang mana
hal ini akan disebut sebagai bentuk hubungan
yang saling berpengaruh (interlocking).

Prinsip belajar ialah usaha untuk dalam


menjelaskan suatu pembelajaran itu pada situasi
yang alami. Bandura pun mengembangkan bentuk
model resipkoral deterministik yang terdiri atas
tiga faktor utama yaitu perilaku, lingkungan, dan
person atau kognitif.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 7

Komponen dalam proses belajar


meniru (modeling) menurut Bandura

Atensi/memperhatikan Peniruan tingkah laku


model
Sebelum meniru orang lain, sesudah mengamati dengan
perhatian harus penuh perhatian, dan
dicurahkan ke orang itu. memasukkannya ke dalam
ingatan, orang lalu
bertingkah laku.
Retensi/mengingat Motivasi dan Penguatan
Belajar melalui
Tingkah laku yang akan pengamatan menjadi
ditiru, harus efektif bahwa
disimbolisasikan dalam pembelajaran memiliki
ingatan. motivasi yang tinggi.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 8

Karena dalam teori ini telah melibatkan atensi, ingatan, gerak motorik, dan
motivasi, maka Teori Bandura juga bisa dilihat dalam kerangka Teori
Behaviour Kognitif yang mana teori belajar sosialnya akan dapat membantu
memahami ketika terjadinya perilaku agresi dan penyimpangan psikologi dan
bagaimana cara memodifikasi perilaku.

Menurut Bandura (1982) penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks itu
tidak hanya bergantung pada proses perhatian, retensi, motorik reproduksi,
dan motivasi saja. Akan tetapi, sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang
berasal dari diri sendiri yakni “Sense of Self Efficacy” dan “Self - Regulatory
System”. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat
menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai standar yang berlaku.
Sedangkan untuk Self regulatory adalah menunjuk kepada struktur kognitif
yang memberi referensi dari tingkah laku dan hasil belajar. (Bandura, 1978).
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 9

Pentingnya Pendidik dapat Menerapkan


Teori Kognitif dalam Pembelajaran
Penerapan dari adanya teori belajar kognitif ini dapat memberikan banyak
sekali manfaat bagi semua orang, Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menerapkan teori belajar sosial adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:

1. Mementingkan pengaruh lingkungan.


2. Mementingkan bagian-bagian.
3. Mementingkan peranan reaksi.
4. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar.

5. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.


6. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan.
7. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 10

Sebagai konsekuensi dari teori ini, para guru yang


menggunakan paradigma behaviorisme (teori belajar
sosial) akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus
dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru
tidak boleh banyak memberi ceramah, tetapi memberikan
instruksi yang singkat dengan diikuti contoh-contoh baik
dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Dan untuk bahan
pembelajarannya harus disusun secara hierarki dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 11

Tentu di perlukan kritik terhadap


behavioristik (teori belajar sosial)
pada pembelajaran siswa yang Perlukah ada kritik
berpusat pada guru, kritik ini
bersifat mekanistik, dan hanya dalam teori
berorientasi pada hasil yang dapat
diamati dan diukur.
behaviroristik?
Namun tidak setiap mata pelajaran Maka dari itu, metode behavioristik
bisa memakai metode kritik ini, ini sangat cocok untuk perolehan
sehingga akan terjadi kejelian dan kemampuan yang membutuhkan
kepekaan dari guru pada situasi dan praktek dan pembiasaan yang
kondisi belajar yang dianggap mengandung unsur-unsur, seperti:
sangat penting untuk menerapkan Kecepatan, spontanitas,
kondisi behavioristik tersebut. kelenturan, reflek, daya tahan dan
sebagainya.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 12

Contoh
Percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer,
berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk
melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa,
suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-
bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.

Sehingga penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi


pembelajaran juga akan mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran
yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai central,
bersikap otoriter, komunikasi akan berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 13

Motivasi Belajar dan Teori Perilaku


(Bandura)

Konsep motivasi belajar akan berkaitan erat dengan prinsip


yang menyatakan bahwa perilaku yang memperoleh penguatan
(reinforcement) di masa lalu bisa saja lebih memiliki kemungkinan
diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh
penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment).
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 14

Dampak Belajar
Setiap kali pendidik akan melakukan suatu bentuk pembelajaran, pastinya dalam
prosesnya itu pun akan ada berbagai konsekuensi; ada yang konsekuensinya
menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan, ada yang tidak merasa kesadaran
sehingga dampaknya sangat kecil. Penguatan baik positif maupun negatif
nampaknya tidak otomatis sejalan dengan konsekuensi respons. Konsekuensi dari
suatu respons mempunyai tiga fungsi:

1 Pemberi Informasi

2 Memotivasi tingkah laku yang akan datang

3 Penguatan tingkah laku


Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 15

Penerapan Kognitif Sosial Dalam


Pembelajaran Anak Usia MI

Banyak gagasan dalam teori kognitif sosial ini yang dapat di aplikasikan baik dalam
pengajaran maupun pembelajaran siswa. Dalam penerapan kegiatan pengajaran
bisa melibatkan model-model, efisiensi diri. Contohnya terapan, serta tutoring dan
monitoring yang mencerminkan prinsip-prinsip kognitif sosial. Teori ini menekankan
pada persepsi dan kognisi siswa dalam pelajaran penjas dan pengaruh dari faktor-
faktor situasional serta kontekstual yang menyertainya. Ada beberapa bukti
yang menunjukkan bahwa bila para siswa diberi suasana interaksi yang baik dan
dinamis, baik antara sesama siswa maupun siswa dengan guru maka, dengan ini
kemajuan aktivitas fisik akan menimbulkan hasil psikologi.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 16

Penerapan Kognitif Sosial Dalam


Pembelajaran Anak Usia MI

Adapun literatur dari beberapa seperti penelitian yang dilakukan Uhamisastra dan
Yudiana(2003) yang menghasilkan bahwa penjas materi khusus yakni keterampilan
olahraga terbuka maupun olahraga tertutup hal ini untu mengembangkan
kecerdasan dari siswa. Penelitian yang dilakukan Rustiana dkk (2009) yang
menghasilkan bahwa pengaruh pendidikan jasmani rohani, kombinasi dari
keterampilan gerak dasar, games, dan tarian masal(tarian saman) dalam
mengembangkan kecerdasan emosi siswa sekolah dasar. Untuk mengembangkan diri
melalui pendidikan jasmani perlunya penyesuaian diri dalam situasi yang berbeda-
beda. Tujuan tersebut disesuaikan dengan serangkaian target yakni kebugaran
dan perkembangan motorik.
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 17

Penerapan Kognitif Sosial Dalam


Pembelajaran Anak Usia MI

Selama latihan siswa merasakan keberhasilan maupun kegagalan yang kemudian


mereka mencoba mencari penjelasan tentang hal itu, seperti mengapa dia gagal
sedangkan temannya ada yang berhasil begitupun sebaliknya. Masing-masing siswa
akan mengevaluasi dirinya sehingga mereka akan belajar dan mengasah kembali
kemampuan mereka. Mereka akan mencatat evaluasi dan pendapat dari orang-
orang yang penting seperti pendapat dari gurunya atau mungkin dari orang tua
mereka. Kemajuan dalam keterampilan sosio emosional merupakan perubahan pada
aspek dalam triadik alasan perilaku
Page 18

Thank You

Do you have any questions for us?


Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 19

Kesimpulan
a. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan
tujuan tertentu untuk di sampaikan;
b. Teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) merupakan salah satu teori
dalam media massa;
c. Teori kognitif sosial dikembangkan oleh albert bandura seorang psikolog
pendidikan dari stanford university, USA;
d. Teori kognitif sosial, teori yang menekankan gagasan bahwa sebagian besar
pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial;
e. Teori kognitif sosial ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana dalam
setting yang alami atau lingkungan sebenarnya;
f. Bandura menghipotesiskan, Tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian
internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi merupakan
hubungan yang saling berpengaruh;
Vol 01. No 02. Oktober 2019 Page 20

Kesimpulan

g. Harapan dan nilai akan mempengaruhi tingkah laku dan tingkah laku yang sering di
evaluasi bebas dari umpan balik lingkungan sehingga bisa mengubah kesan individu;
h. Karakteristik fisik dilihat seperti ukuran, jenis kelamin, dan atribut sosial
menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda;
i. Pengakuan sosial yang berbeda akan mempengaruhi konsepsi diri individu;
j. Kontingensi aktif dapat merubah intensitas atau arak aktivitas;
k. Pemrosesan kode simbolik skema hubungan segitiga antara lingkungan, faktor-
faktor individu dan tingkah laku.

Anda mungkin juga menyukai