Anda di halaman 1dari 3

Nama : M Zulfan Afandi

NIM : 190151602583
Offering : Q6
Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran
UTS
Jawablah pertanyaan / perintah di bawah ini!
1. Teori belajar behavioristic cocok digunakan di SD kelas berapa? Mengapa?
2. Bagaimanakah perbedaan reinforcement dalam teori belajar behavioristic dengan teori
belajar kognitif?
3. Dalam teori belajar kognitif , belajar adalah proses internal yang tidak dapat
diamati secara langsung. Apa maksud pernyataan tersbeut ?
4. Agar siswa dapat meniru tingkah laku guru yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
apakah yang seharusnya dilakukan guru?
5. Buatlah contoh pembelajaran di kelas SD yang menerapkan teori belajar sosial!
6. Menurut anda cocokah teori belajar konstruktivis diterapkan di SD pada kurikulum
2013!
7. Jelaskan perbedaan teori belajar konstruktivis menurut Piaget, Vigotsky, dan Blaummer!
8. Bagaimanakah pengertian belajar menurutteori belajar konstruktivis?
9. Teori belajar mana yang menurut anda cocok diera pandemic seperti ini?
10. Bagaimanakah penerapan pilar-pilar belajar dalam proses pembelajaran di SD?

Jawaban
1. Teori belajar behavioristic cocok-cocok saja digunakan di SD kelas berapapun karena
teori belajar behavioristic ini menekankan pada tingkah laku, implementasi behavirositik
itu dibilang sukses jika adanya perubahan perilaku yang ditunjukkan seseorang setelah
mengalami kejadian di masa lampau. Jadi teori ini dapat digunakan pada peserta didik
yang tingkah lakunya pada masa lampaunya itu buruk/jelek.
2. Pada teori belajar behavioristic pada kondisi tertentu siswa akan mendapatkan
penguatan/reinforcement yang berupa pujian, hadiah atau penghargaan lainnya jika
menunjukkan sikap positif dalam pembelajaran dan pada teori belajar kognitif tidak
terdapat penguatan/reinforcement di dalamnya, karena teori ini mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar.
3. Artinya perubahan dalam tingkah laku hanyalah suatu reflek dari perubahan internal dan
tidak diamati secara langsung seperti, pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreativitas,
harapan dan pikiran.
4. Diharapkan guru dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Guru tidak boleh
memberikan tugas yang mungkin akan membuat stress siswanya. Guru juga harus selalu
memberikan reinforcement agar psikologi siswanya tidak terganggu dan menjadi
semangat saat Guru menjelaskan didepan kelas.
5. Guru memberikan motivasi belajar pada siswanya, dalam menerangkan pembelajaran
Guru menggunakan kalimat-kalimat positif, Lalu guru mengajak siswanya untuk berpikir
kritis, dari jawaban-jawaban siswanya, Guru memberikan penguatan dan mengarahkan
pada sikap dan tindakan social yang baik dan benar.
6. Menurut saya cocok karena Pertama, teori belajar konstruktivis memiliki asumsi bahwa
siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri melalui berbagai media yang ada.
Kedua, Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifiknya adalah bagian dari apa yang
disarankan oleh konstruktivisme, jadi Proses pendekatan saintifikseperti mengamati,
menanya, menalar dan mencoba mengandung asumsi-asumsi yang diberikan oleh teori
pembelajaran konstruktivisme.
7. Teori konstruktivistik Jean Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sebagai
suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman
realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.
Menurut Vigotsky, menekankan pembelajaran yang berdasarkan kemampuan siswa untuk
mewujudkan tatanan pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok
belajar yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda dan penekanan perancahan dalam
pembelajaran supaya siswa mempunyai tanggungjawab terhadap belajar.
Menurut Brunner, menekankan pembelajaran yang terhasil daripada interaksi anak
dengan guru, interaksi dengan anak-anak lain dan interaksi dengan bahan pengajaran dan
motivasi
8. Belajar adalah tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
9. Menurut saya adalah Aktifitas Belajar dan Pembelajaran Secara Mandiri Menerapkan
Teori Behavioristik inilah pada Masa Pandemi Covid-19 ini cocok, karena akan membuat
peseta didik lebih bertanggung jawab didalam menyelesaikan tugas dan kewajibannya
sebagi peserta didik. Disamping itu peserta didik juga akan mendapatkan tambahan ilmu
yang diperoleh pengalaman-pengalaman dirinya sendiri baik belajar secara efektif
didunia pendidikan maupun belajar efektif secara mandiri dari rumah masing-masing.
Dengan menerapkan teori behavioristik ini didalam proses belajar pada masa pandemi
covid-19 ini juga dapat mengetahui tingkah laku peserta didik didalam menjalankan
social distancing pada masa proses pembelajaran mandiri dan hasilnya akan meliputi
perubahan pola pikir dan perubahan prilaku yang diinginkan.
10. – Belajar mengetahui (Learning to Know)
Penerapannya bisa lewat hafalan, membaca, Tanya-jawab, diskusi, latihan pemecahan
masalah, penerapan dll
- Belajar berkarya (Learning to do)
Penerapannya berhubungan dengan keterampilan bisa dengan membuat karya dari
kerajinan tanah liat, plastisin, barang-barang bekas dll
- Belajar hidup bersama (Learning to Live Together)
Penerapannya bekerjasama mengajarkan, melatih dan membimbing peserta didik agar
mereka dapat menciptakan hubungan melalui komunikasi yang baik, menjauhi
prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain serta menjauhi dan menghindari
terjadinya perselisihan dan konflik.
- Belajar Berkembang Utuh (Learning to Be)
Penerapannya yaitu Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di
masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses
pencapain aktualisasi diri.

Anda mungkin juga menyukai