Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

‘’ PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING


BERDASARKAN TEORI BEHAVIOR TERAPY KEPADA SISWA SMP
YANG MEMILIKI PERILAKU RENDAH DIRI (MINDER) ) SEHINGGA
DAPAT MENGHILANGKAN PERILAKU RENDAH DIRI (MINDER)
SISWA DAN MENJADI PERILAKU PERCAYA DIRI’’

Dosen Pembimbing :

Dr. Helga Graciani Hidajat, S.Pd., M. A

Di susun oleh :

Mihbub Alam (204410011)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Universitas Panca Marga Probolinggo

2021
A. Nama Program

‘’Program Bimbingan Konseling Berdasarkan Teori Behavior Terapy Kepada Siswa Smp
Yang Memiliki Perilaku Rendah Diri (Minder) Sehingga Dapat menghilangkan Perilaku
Rendah diri (Minder) Siswa dan menjadi perilaku Percaya diri’’.

B. Pendahuluan

Minder atau rendah diri adalah perasaan diri tidak mampu dan menganggap orang lain
lebih baik dari dirinya. Orang yang merasa minder cenderung bersikap egosentris,
memposisikan diri sebagai korban, merasa tidak puas terhadap dirinya, mengasihani diri
sendiri, mudah menyerah dan menganggap dirinya tidak mempunyai kemampuan yang
berarti. Biasanya orang yang memiliki sikap rendah diri akan menganggap bahwa dirinya
tidak memiliki kemampuan yang berarti. Minder atau rendah diri terkadang menjadi sifat
yang suka bersemayam didalam jiwa seseorang.

C. Masalah Anak

Gambaran Permasalahan Anak

Di SMP Maju Terus Pantang Mundur ada seorang siswa(klien) yang bernama Joko. Dalam
kesehariannya, Joko merupakan anak yang tertutup dalam pergaulannya, tidak memiliki
banyak teman dikelas dan juga tidak aktif dalam proses belajar mengajar disekolah. Dengan
Latar belakang keluarga Joko, Ayahnya bekerja sebagai TKW dan ibunya bekerja sebagai
tani. Pola asuh orang tua Joko, yaitu Joko kurang mendapat bimbingan dan arahan dari orang
tua, Kedua orangtuanya sibuk bekerja, apalagi ayahnya yang jarang pulang kerumah dan
ibunya yang jarang bertanya soal sekolahnya. Sehingga hal inilah yang menyebabkan Joko
Minder dalam segala hal seperti bergaul, belajar dan sebagainya.

D. Langkah-Langkah Program

Dalam program bimbingan konseling ini ada beberapa langkah konselor dalam menangani
klien sesuai dengan Teori behavior terapi untuk memfasilitasi perubahan perilaku yaitu :

1). Langkah Pertama, Membangun Hubungan Baik (Rapport) Dengan Klien dengan cara
memulai percakapan dan menampilkan diri sebagai orang yang dapat memahami dan
menerima permasalahan yang sedang dihadapi Klien dan mendengarkan dengan baik apa
yang disampaikan Klien.

2). Langkah kedua dengan metode Desensitisasi sistematis, Desensitisasi sistematis adalah
metode dalam terapi perilaku untuk membantu Tim mengelola kecemasan sosialnya. Yang
dilakukan konselor antara lain:

a. konselor perlu mendemonstrasikan dan mengajari Klien keterampilan relaksasi untuk


memadamkan ketakutan dan kecemasannya Agar Tidak Minder di sekolah.
b. Setelah klien terbiasa dengan keterampilan relaksasi, Klien akan belajar
menggunakannya untuk mengelola ketakutannya secara bertingkata (hierarki) .
c. Dengan desensitisasi sistematis, konselor berharap Klien akan belajar mengelola
respons cemasnya selangkah demi selangkah dan kemudian pada akhirnya dia dapat
menangani seluruh perilaku Minder yang dialaminya.

3). Langkah Ketiga dengan menggunakan Metode Flooding. Flooding Dalam Terapi
Perilaku didasarkan pada pengkondisian responden, karena klien dihadapkan pada
pengalaman menyakitkan mereka. Dengan beberapa cara berikut:

a. Klien diberikan pandangan mengenai resiko perilaku minder dalam pergaulan


b. mengajak klien untuk menghapus tingkah laku yang tidak diinginkan dalam konteks
ini adalah perilaku Minder.
c. Selanjutnya konselor dapat membantunya tumbuh dan berkembang secara psikologis
yang positif berubah sebagai hasil dari paparannya terhadap situasi yang sangat
menantang yaitu (Tidak Minder).

4) Langkah keempat dengan menggunakan Metode Penyensitifan Terselubung, Tujuan


dalam penyensitifan terselubung adalah untuk mengubah perilaku daripada mengungkap
Konflik internal klien , sehingga perubahan perilaku Tim akan menjadi indeks sukses
pengobatan. Dengan cara

1. konselor akan menjelaskan bahwa semua perilaku, termasuk yang maladaptif, ada
dipelajari, sehingga perilaku maladaptif ini dapat diabaikan.
2. Selanjutnya klien dibimbing bagaimana mempraktikkan dan menyelesaikan tugas
pekerjaan rumah untuk belajar memasangkan stimulus permusuhan dengan
perilakunya yang disfungsional.
3. Kemudian Karena penyensitifan terselubung dapat menyebabkan perasaan tidak
menyenangkan atau ketidaknyamanan bagi klien karena dimasukkannya stimulus
permusuhan, konselor harus menyoroti upaya dan komitmennya setelah setiap latihan
teknik ini. Selama penerapannya. Dalam memusuhi sifat mindernya.
4. Klien perlu memiliki kemanjuran dan optimisme untuk mendukungnya
menyelesaikan penghapusan perilaku maladaptifnya ( sifat minder). Dengan self-
efficacy, klien dapat belajar meningkatkan keyakinannya pada kemampuannya sendiri
untuk menyempurnakan kemampuannya mengurangi kecemasan dalam sifat
mindernya.
5. Akhirnya konselor akan menyoroti kemajuannya dan merayakan kesuksesan "kecil"
nya.

5) Langkah kelima dengan Metode Pencegahan Pemaparan Dan Respons Dan


Ketekunan. Pencegahan pemaparan dan respons adalah konsep yang dikembangkan dari
‘’bahwa pengobatan dicapai saat menghadapi ketakutannya sendiri, saat dia berhenti
menggunakan penghindarannya sebagai cara mengatasi’’.

a. klien diajak santai untuk membayangkan apabila dengan meneruskan tingkah laku
yang selama dianggapnya benar tersebut dapat membawa klien kepada situasi yang
mencemaskan, apabila ia terus minder atau rendah diri akan membawa dirinya
terisolir oleh lingkungan sosialnya dan tidak mendapatkan banyak teman.
b. Kemudian diperkuat dengan sifat ketekunan yang mengacu pada suatu kelanjutan
yang keras dalam suatu tindakan meskipun ada kesulitan atau pertentangan. Dalam
perspektif ini, klien pasti menggunakan ketekunan untuk membantunya hidup dengan
stimulus yang ditakuti (misalnya, bergaul dengan temannya) tanpa menggunakan
jalan keluar. Dia akan merasa cemas, gugup, keraguan diri, dan lelah; Namun,
terlepas dari reaksi negatif ini, dia tetap berhasil melalui proses yang sulit.
c. Selama proses tersebut, konselornya akan terus menerus menekankan ciri-ciri karakter
penting yang ditunjukkan oleh klien .
d. Selanjutnya Dalam teknik pemaparan dan pencegahan respons, klien juga akan
memahami bahwa ini bisa menjadi waktu yang terbaik baginya untuk
mengembangkan ketekunannya.
6) Langkah Yang Ke Enam Dengan Metode Manajemen Kontingensi, Dengan teknik
manajemen kontingensi, Perilaku klien akan dihargai jika dia mengikuti aturan atau rencana
konselingnya. Klien mungkin “dihukum” (mis., Tidak dipuji) jika dia tidak mengikuti aturan.

a. Misalnya, jika Perilaku klien (misalnya, memulai mengobrol dan aktif di kelas )
diperkuat atau dihargai, kemungkinan besar dia akan menghilangkan rasa minder .
b. konselor membantu klien akan mendefinisikan "hadiah", "aturan", dan bahkan
"hukuman".
c. Selanjutnya konselor dapat menggunakan contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk
meningkatkan pemahaman klien.

7) langkah ke tujuh dengan metode Pelatihan pembalikan kebiasaan dan harapan,


Pelatihan pembalikan kebiasaan adalah bagian dari pengobatan perilaku yang banyak
digunakan untuk diterapkan pada berbagai macam masalah perilaku berulang dan kebiasaan
seperti menggigit kuku, mencabut kulit, mengisap jempol, dan sebagainya.

a. teknik ini dapat membantu klien jika klien yang bersangkutan ketika dalam perilaku
minder memiliki kebiasaan tersebut seperti menggigit kuku, mencabut kulit, mengisap
jempol, dan sebagainya. Pelatihan pembalikan kebiasaan mencakup lima langkah:
a. pelatihan kesadaran;
b. relaksasi latihan;
c. pelatihan respon bersaing;
d. manajemen kontingensi;
e. generalisasi latihan.
b. Teknik ini dapat digunakan untuk membantu Tim menghilangkan perilaku maladaptif
klien dan mempelajari fungsi baru untuk menyelesaikan permasalahannya sehingga tidak
Minder lagi.
c. Selanjutnya klien di perkuat dengan ‘’harapan’’ yaitu harapannya adalah diri si klien
bisa sama seperti teman-teman sebayanya. Psikologi positif percaya bahwa harapan
menginspirasi orang untuk terus maju. Snyder, Irving, dan Anderson (1991) mengatakan
bahwa "harapan adalah keadaan motivasi positif yang didasarkan pada rasa yang
diperoleh secara interaktif dari keberhasilan (a) agensi (energi yang diarahkan pada
tujuan), dan (b) jalur (berencana untuk mencapai tujuan) ”(hlm. 287).
d. konselor dapat memfasilitasi klien berharap untuk berhasil mengubah perilakunya. Jadi
harapan adalah kunci penting untuk menginspirasi melanjutkan perubahan perilakunya.
E. Manfaat Behaviorisme Dalam Program Bimbingan Konseling.
Dari program bimbingan konseling ini ada beberapa manfaat yang diperoleh yaitu:
1. Dapat menghilangkan perilaku Maladaptif menjadi Perilaku Adaptif terhadap
siswa.
2. Dapat Menghilangkan/ mengubah Perilaku yang tidak diinginkan (seperti
perilaku rendah diri/ Minder) menjadi perilaku yang diinginkan(seperti Tidak
Minder/ Percaya Diri) terhadap siswa.
3. Membuat siswa lebih percaya diri dan terbiasa dengan lingkungannya.
F. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Orang Tua/Wali Murid.

Keluarga adalah komunitas pertama dimana manusia, sejak usia dini, belajar konsep baik
dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah, Pendidikan dikeluarga ini akan
menentukan seberapa jauh seorang anak dalam prosesnya menjadi orang yang lebih dewasa,
memiliki komitmen terhadap perilakunya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua
yaitu:

1. Berkewajiban menciptakan suasana yang hangat dan tentram. Tanpa ketentraman,


akan sukar bagi anak untuk belajar apapun dan anak akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhan jiwanya. Ketegangan dan ketakutan adalah wadah yang buruk bagi
perkembangan Perilaku anak.
2. Menjadi panutan yang positif bagi anak, sebab anak belajar terbanyak dari apa yang
dilihatnya, bukan dari apa yang di dengarnya. Perilaku orang tua yang diperlihatkan
melalui perilaku nyata merupakan bahan pelajaran yang akan diserap anak.
3. Mendidik anak, artinya mengajarkan perilaku yang baik dan mendisiplinkan anak agar
berprilaku sesuai dengan apa yang telah di ajarkannya.
4. orang tua harus konsisten dalam setiap peraturan yang berlaku dari setiap perilaku
memiliki konsekuensinya,

Anda mungkin juga menyukai