Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan ke-5

Topik :

Struktur Sosial dan


Hukum
MASYARAKAT DAPAT DITELAAH DARI 2 SUDUT :
SUDUT STRUKTURAL (STRUKTUR SOSIAL)
ADALAH KESELURUHAN JALINAN ANTARA UNSUR-UNSUR
SOSIAL POKOK, YAITU KAIDAH SOSIAL,LEMBAGA-LEMBAGA,
KEMASYARAKATAN, KELOMPOK SERTA LAPISAN-LAPISAN
SOSIAL
2. SUDUT DINAMIKA (PROSES SOSIAL DAN PERUBAHAN
SOSIAL)
ADALAH CARA-CARA BERHUBUNGAN YANG DAPAT
DILIHAT APABILA ORANG PERORANGAN DAN KELOMPOK-
KELOMPOK MANUSIA SALING BERTEMU DAN MENENTUKAN
SISTEM SERTA BENTUK-BENTUK HUBUNGAN TERSEBUT ATAU
APA YANG AKAN TERJADI APABILA ADA PERUBAHAN-
PERUBAHAN YANG MENYEBABKAN GOYAHNYA CARA-CARA
HIDUP YANG TELAH ADA
Definisi Per kata dari masyarakat dari sudut struktural :

Kaidah Sosial :
PADA HAKIKATNYA MERUPAKAN PERUMUSAN SUATU PANDANGAN MENGENAI
PERILAKU ATAU SIKAP YANG SEYOGYANYA DILAKUKAN.
MENURUT PURNADI PURBACARAKA DAN SOERJONO SOEKANTO BAHWA KAIDAH
ADALAH PATOKAN ATAU UKURAN ATAUPUN PEDOMAN UNTUK BERPERIKELAKUAN
ATAU SIKAP TINDAK DALAM HIDUP.
KAIDAH SOSIAL TERDIRI DARI KAIDAH AGAMA, KAIDAH KESUSILAAN, KAIDAH
KESOPANAN DAN KAIDAH HUKUM

Lembaga Kemasyarakatan ;
HIMPUNAN KAIDAH DARI SEGALA TINGKATAN YANG BERKISAR PADA SUATU
KEBUTUHAN POKOK MANUSIA DIDALAM HIDUP BERMASYARAKAT

Kelompok-Kelompok Sosial :
KESATUAN MANUSIA YANG HIDUP BERSAMA DARI ADANYA HUBUNGAN DI ANTARA
MEREKA

Lapisan-lapisan Sosial :
PERBEDAAN MASYARAKAT KE DALAM KELAS-KELAS SECARA BERTINGKAT
Dari sudut dinamika (proses sosial dan perubahan sosial)

Perubahan Sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup


yang telah diterima yang disebabkan baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan
materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun adanya
difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan:


Perubahan Sosial adalah segala perubahan pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-
nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di antara
kemlompok-kelompok dalam masyarakat.
Kaidah Sosial dan Jenisnya
PRIMARY
PRIMARY NEEDS
NEEDS

POLA
POLA BERPIKIR
BERPIKIR

SIKAP
SIKAP

KAIDAH
KAIDAH

ASPEK
ASPEK PRIBADI
PRIBADI ASPEK
ASPEK ANTAR
ANTAR PRIBADI
PRIBADI
KAIDAH
KAIDAH AGAMA
AGAMA KAIDAH
KAIDAH KESOPANAN
KESOPANAN
KAIDAH
KAIDAH KESUSILAAN
KESUSILAAN KAIDAH
KAIDAH HUKUM
HUKUM
Kaidah Agama atau Kaidah Kepercayaan
Kaidah sosial yang asalnya dari Tuhan dan berisikan larangan, perintah
dan anjuran. Kaidah ini merupakan tuntunan hidup manusia untuk menuju
ke arah yang baik dan benar.
Kaidah agama terbagi dua, yaitu agama wahyu (samawi, sama’i, langit)
dan agama budaya.
Agama Wahyu adalah suatu ajaran Allah yang berisi perintah,larangan,dan
kebolehan yang disampaikan kepada umat manusia berupa wahyu
melalui Malaikat dan Rasul-Nya. Sedangkan agama budaya adalah ajaran
yang dihasilkan oleh pikiran dan perasaan manusia secara kumulatif.
Pada garis besarnya isi norma agama terdiri dari 3 hubungan, yakni:
1. Peraturan-peraturan yang memuat tata hubungan manusia dengan
Tuhan secara vertikal.
2. Peraturan-peraturan yang memuat tata hubungan manusia dengan
sesama manusia secara horizontal.
3. Peraturan-peraturan yang memuat tata hubungan manusia dengan
alam sekitar.
Kaidah Kesusilaan
Kaidah/peraturan hidup yang berpangkal pada
hati nurani manusia sendiri, yang membisikkan
agar melakukan perbuatan-perbuatan yang
baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan
yang tercela, oleh karenanya kaidah
kesusilaan bergantung pada setiap individu
manusia masing-masing.
Kaidah Kesusilaan ini bertujuan agar manusia
memiliki akhlak yang baik demi mencapai
kesempurnaan hidup manusia itu sendiri.
Penerapan sanksinya berasal dari dalam diri
manusia itu sendiri, bukan paksaan dari luar.
Kaidah Kesopanan
Peraturan hidup yang timbul atau diadakan dalam
suatu masyarakat, yang mengatur sopan santun dan
perilaku dalam pergaulan hidup antar-sesama anggota
masyarakat tertentu. Kaidah kesopanan ini didasarkan
pada kebiasaan, kepantasan, atau kepatuhan yang
berlaku dalam suatu masyarakat.
Kaidah ini ditujukan pada sikap lahir manusia (sama
dengan kaidah hukum) yang ditujukan pada pelakunya
agar terwujud ketertiban masyarakat dan suasana
keakraban dalam pergaulan.
Tujuannya, pada hakikatnya bukan pada manusia
sebagai pribadi, melainkan manusia sebagai makhluk
sosial yang hidup bersama dalam kelompok
masyarakat.
Kaidah Hukum
Peraturan-peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan
secara resmi oleh penguasa masyarakat atau penguasa
Negara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat
dipaksakan oleh aparat masyarakat atau aparat Negara,
sehingga berlakunya kaidah hukum dapat dipertahankan.
Kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau
perbuatan konkrit yang dilakukan oleh manusia.
Asal mula dan sanksi bagi pelanggar kaidah hukum datang
dari luar diri manusia maka heteronom sifatnya.
Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum dapat dibagi dua,
yaitu:
1. Perintah
2. Larangan
Perbedaan antara Kaidah Hukum dengan
Kaidah-kaidah Sosial lainnya.
Tujuan
Kaidah hukum bertujuan untuk menciptakan tata tertib masyarakat dan
memberi perlindungan terhadap manusia beserta kepentingannya.
Kaidah agama, kaidah kesusilaaan bertujuan untuk memperbaiki pribadi
manusia agar menjadi manusia baik.
Kaidah kesopanan bertujuan untuk menertibkan masyarakat agar tidak
ada korban.
Isi
Kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (atributif dan normatif).
Mengatur tingkah laku dan perbuatan lahir manusia di dalam hukum akan
dirasakan puas kalau perbuatan manusia itu sudah sesuai dengan
peraturan hukum.
Kaidah agama, kaidah kesusilaan hanya memberikan kewajiban saja
(normatif), dan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap batin manusia.
Kaidah kesopanan juga hanya memberikan kewajiban saja, yang isi
aturannya ditujukan kepada sikap lahir manusia.
Asal usul sanksinya
Kaidah hukum asal-usul sanksinya berasal dari luar dan dipaksakan oleh
kekuasaan dari luar diri manusia (heteronom), yaitu alat perlengkapan negara.
Kaidah agama asal-usul sanksinya berasal dari luar dan dipaksakan oleh
kekuasaan dari luar diri manusia (heteronom), yaitu dari Tuhan.
Kaidah kesusilaan asal-usul sanksinya berasal dari diri sendiri dan dipaksakan
oleh suara hati masing-masing pelanggarnya (otonom). Kaidah kesopanan asal-
usul sanksinya juga berasal dari kekuasaan luar yang memaksa, yaitu
masyarakat.
Sanksi
Kaidah hukum sanksinya dipaksakan oleh masyarakat secara resmi.
Kaidah agama sanksinya dipaksakan oleh Tuhan.
Kaidah kesusilaan sanksinya dipaksakan oleh diri sendiri.
Kaidah kesopanan sanksinya dipaksakan oleh masyarakat secara tidak resmi.

Sasarannya
Kaidah hukum dan kaidah kesopanan sasaran aturannya ditujukan kepada
perbuatan konkret (lahiriah).Kaidah agama dan kaidah kesusilaan sasaran
aturannya ditujukan kepada sikap batin.
Hubungan Kaidah Hukum dengan
Kaidah Sosial Lainnya
A. Hubungan Positif : saling memperkuat.
1. Kaidah Hukum - Kaidah Agama
2. Kaidah Hukum - Kaidah Kesusilaan.
3. Kaidah Hukum - Kaidah Kesopanan.
B. Hubungan Negatif : saling melemahkan, jika isi
kaidah hukum dan kaidah sosial lainnya saling
bertentangan. Misalnya, larangan agama
membunuh sesama manusia dengan alasan
apapun bertentangan dengan UU Wajib Militer.

12
13
Lembaga Kemasyarakatan
HIMPUNAN KAIDAH DARI SEGALA TINGKATAN YANG BERKISAR PADA
SUATU KEBUTUHAN POKOK MANUSIA DIDALAM HIDUP BERMASYARAKAT
FUNGSI LEMBAGA KEMASYARAKATAN
1. MEMBERIKAN PEDOMAN KEPADA WARGA MASYARAKAT DALAM
BERSIKAP DALAM MENGHADAPI MASALAH-MASALAH MASYARAKAT
YANG MENYANGKUT KEPENTINGAN POKOK;
2. MENJAGA KEBUTUHAN MASYARAKAT TERSEBUT;
3. MEMBERIKAN PEGANGAN KEPADA MASYARAKAT UNTUK
MENGADAKAN PENGENDALIAN SOSIAL.
14 Hubungan Antara Hukum Dengan
Lembaga Kemasyarakatan
DAPATKAH HUKUM DIANGGAP SEBAGAI LEMBAGA
KEMASYARAKATAN ?
JIKA MELIHAT HUKUM SEBAGAI HIMPUNAN KAIDAH
YANG BERTUJUAN UNTUK MENCAPAI KEDAMAIAN,
MAKA HUKUM DIHARAPKAN MEMENUHI KEBUTUHAN
MASYARAKAT AKAN KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN,
DISAMPING ITU HUKUM SEBAGAI GEJALA SOSIAL (DAS
SEIN) DAN MENGANDUNG UNSUR IDEAL (DAS SOLLEN)
SEHINGGA HUKUM DIANGGAP SEBAGAI LEMBAGA
KEMASYARAKATAN.
HUKUM MERUPAKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN YANG
PRIMER DALAM MASYARAKAT JIKA MEMENUHI SYARAT-SYARAT :
1. SUMBER DARI HUKUM TERSEBUT MEMPUNYAI WEWENANG
DAN WIBAWA;
2. HUKUM TERSEBUT JELAS DAN SAH SECARA YURIDIS,
FILOSOFIS DAN SOSIOLOGIS;
3. PENEGAK HUKUM MENJADI TELADAN BAGI KEPATUHAN
HUKUM;
4. DIPERHATIKAN FAKTOR PENGENDAPAN HUKUM DALAM JIWA
MASYARAKAT;
5. PARA PENEGAK DAN PELAKSANA HUKUM MERASA TERIKAT
DENGAN HUKUM
6. SANKSI POSITIF DAN NEGATIF DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENUNJUANG PELAKSANAAN HUKUM

15
16 Bagaimana Hubungan Hukum dengan
Lembaga Kemasyarakatan Lainnya ?

TIDAK MUDAH UNTUK MENENTUKAN


HUBUNGANNYA, TERGANTUNG PADA
NILAI-NILAI MASYARAKAT DAN PUSAT
PERHATIAN PENGUASA TERHADAP ANEKA
MACAM LEMBAGA KEMASYARAKATAN :
PENGARUH DARI ANGGAPAN TENTANG
KEBUTUHAN APA YANG PADA SUATU SAAT
MERUPAKAN KEBUTUHAN POKOK.
HUKUM SEBAGAI SUATU LEMBAGA KEMASYARAKATAN
HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN LEMBAGA-LEMBAGA
KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN SALING PENGARUH
MEMPENGARUHI.
CONTOH :
PERGURUAN TINGGI
SUATU LEMBAGA KEMASYARAKATAN YANG MEMENUHI
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA AKAN PENDIDIKAN,
STRUKTUR DAN ORGANISASI SERTA PROSESNYA UNTUK
SEBAGIAN DIATUR OLEH HUKUM, SEBALIKNYA SECARA
RELATIF DI PERGURUAN TINGGI PARA MAHASISWA
DIDIDIK UNTUK MEMATUHI HUKUM YANG BERLAKU DI
DALAM LINGKUNGANNYA.

17

Anda mungkin juga menyukai