Anda di halaman 1dari 5

“ PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING BEHAVIORSIME UNTUK

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP “

Dosen Pengampu : Dr. Helga Graciana H, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
FITRIA EKA RAMADHANI (204410005 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO

2021
“ PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING BEHAVIORSIME UNTUK
MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA SMP “

Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Kepercayaan diri
merupakan atribut yang sangat berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat,
tanpa adanya kepercayaan diri akan menimbulkan banyak masalah pada diri seseorang. Hal tersebut
dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu untuk mengaktualisasikan segala
potensinya. Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu.
Kepercayaan diri diperluhkan baik oleh seorang anak maupun orang tua, secara individual maupun
kelompok.

Loekmono mengemukakan bahwa kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan
berkaitan dengan kepribadian seseorang. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berasal diri dalam individu sendiri.

Menurut Lauster (1992) mendefinisikan kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup.
kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan
diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak,
gembira, optimis, cukup toleran, dan tanggung jawab. Lauster (1992) menambahkan bahwa
kepercayaan diri berhubungan dengan kemampuan melakukan sesuatu yang baik. Anggapan seperti
ini membuat individu tidak pernah menjadi orang yang mempunyai kepercayaan diri yang sejati.
Bagaimanpun kemampuan manusia terbatas pada sejumlah hal yang dapat dilakukan dengan baik
dan sejumlah kemampuan yang dikuasai.

Mengetahui betapa pentingnya kepercayaan diri dalam mencapai keberhasilan belajar maka sudah
semestinya percaya diri perlu mendapat perhatian yang lebih. dalam ( Rahayu, 201:75)
mengemukakan pandangannya bahwa kepercayaan diri anak dapat dibangun dan ditingkatkan
melalui pembicaraan untuk hal yang sifatnya mendukung anak, memberi dorongan melalui tindakan,
meluangkan waktu sejenak untuk kebersamaan, mengekspresikan kasih sayang melalui kata-kata
dan seni, serta menciptakan peristiwa-peristiwa istimewa.

Konseling behavioral adalah sebuah proses konseling (bantuan) yang diberikan oleh konselor kepada
klien dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tingkah laku (behavioral), dalam hal
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi serta dalam penentuan arah kehidupan yang ingin
dicapai oleh diri klien. Konseling behavioral merupakan suatu proses membantu orang untuk belajar
memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu (Surya, 2003).
Behaviorisme sendiri adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun
1913 yang kemudian digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Behaviorisme lahir sebagai reaksi
atas psikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah yang tidak tampak. Behaviorisme ingin
menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia. Menurut
Desmita (2009:44) teoribelajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku
manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan
tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain,
mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas
tingkah laku yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini
mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi
atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Teori behavioristik menekankan pada kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilaku yang dapat
diamati dan penentu lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku memusatkan pada interaksi dengan
lingkungannya yang dapat dilihat dan diukur. Prinsip-prinsip perilaku diterapkan secara luas untuk
membantu orang-orang mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.

● Berdasarkan prinsip dan prosedur pendekatan saintifik, terapi behavior menggunakan metode di
bawah ini untuk memfasilitasi perubahan perilaku:

1.) Desensitisasi sistematis

Desensitisasi sistematis adalah metode yang digunakan dalam terapi behavior untuk membantu
klien secara efektif mengelola fobia dan gangguan kecemasan. Lebih spesifik, desensitisasi sistematis
adalah aplikasi pengkondisian klasik yang dikembangkan oleh Joseph Wolpe. Dalam proses
desensitisasi sistematis, seseorang harus terlebih dahulu diajari keterampilan relaksasi untuk
memadamkan rasa takut dan respons kecemasan terhadap fobia tertentu. Begitu individu telah
diajarkan keterampilan ini, dia harus menggunakannya untuk mengelola situasi dalam hierarki
ketakutan.

Tujuan dari desensitisasi sistematis adalah bahwa seorang individu akan belajar mengatasi dan
mengatasi ketakutan di setiap langkah hierarki, yang akan mengarah pada mengatasi yang terakhir
langkah ketakutan dalam hierarki. Karena sifat hierarki ketakutan, sistematis desensitisasi juga
disebut terapi eksposur bertahap.

2.) Flooding

Flooding merupakan teknik perilaku berdasarkan prinsip teori yang di kemukakan, konseli dengan
situasi atau penyebab kecemasan atau tingkah laku yang dikehendaki. Tujuannya untuk menurunkan
tingkat rasa takut yang ditimbulkan dengan menggunakan stimulus yang dikondisikan secara
berulang – ulang sehingga terjadi penurunan tanpa penguatan.

3.) Kepekaan Terselubung

Kepekaan terselubung adalah suatu teknik yang di dalamnya menimbulkan perilaku yang tidak
diinginkan dipasangkan dengan citra yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan perilaku
tersebut. sensitisasi terselubung adalah pengobatan yang didasarkan pada prinsip bahwa semua
perilaku adalah dipelajari dan perilaku yang tidak diinginkan dapat dihilangkan dalam situasi yang
tepat.

tujuan sensitisasi terselubung adalah untuk langsung menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan
itu sendiri, tidak seperti konseling yang berorientasi pada wawasan yang berfokus pada
pengungkapan motif bawah sadar untuk menghasilkan perubahan.
4.) Pencegahan pemaparan dan respons

Pencegahan pemaparan dan respons adalah teknik untuk klien dengan kesulitan seperti gangguan
obsesif-kompulsif, fobia, dan jenis lainnya gangguan kecemasan. Pencegahan pemaparan dan respon
dikembangkan dari konsep bahwa suatu pengobatan dicapai saat klien menghadapi ketakutan
mereka sendiri dan berhenti menggunakan penghindaran mereka sebagai koping.

5.) Manajemen kontingensi Manajemen

kontingensi merupakan salah satu teknik dalam terapi behavior digunakan dalam pengobatan untuk
klien dengan masalah penyalahgunaan zat, penambahan, dan / atau mental masalah kesehatan.

Dengan teknik manajemen kontingensi, perilaku klien adalahdihargai ketika mereka mengikuti
aturan dan regulasi program atau rencana perawatan mereka. Merekadapat dihukum jika mereka
gagal mengikuti aturan. Manajemen kontingensi hingga saat ini menghasilkanbukti empiris yang kuat
tentang efektivitas pengobatan.

6.) Pelatihan pembalikan kebiasaan

Pelatihan pembalikan kebiasaan adalah paket perawatan perilaku yang harus ditangani Berbagai
macam masalah perilaku berulang dan kebiasaan . Pelatihan pembalikan kebiasaan mencakup lima
langkah:

A. Kesadaranlatihan
B. pelatihan relaksasi;
C. pelatihan respon bersaing;
D. manajemen kontingensi;
E. pelatihan generalisasi.’’

● PERAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK.

1. Bicara dengan anak dan mencari tahu apa masalahnya :

Hal ini penting untuk membangun kepercayaannya dan membiarkan anak memberi tahu kita,
mengapa ia merasa tidak yakin dengan dirinya sendiri sehingga secara bersama – sama
dapat mencari solusinya.

2. Membantu anak menemukan kegiatan yang membuat anak senang :

Dalam hal ini peran orang tua adlah mencari tahu apa bakat alami yang dimiliki anak. Orang
tua berkewajiban untuk membantu agar anak terlibat dalam kegiatan yang paling
menyenangkan baginya. Menari, bermain musik atau sesuatu yang lebih pragmatis seperti
matematika semuanya adalah pilihan yang baik. Hanya saja harus kita memastikan kalua
anak kita termotivasi.

3. Jadilah pemaaf kepada orang lain dan tunjukkan pada anak bahwa kasih sayang adalah
merupakan kebaikan :

Hal ini juga menunjukkan kepada mereka bahwa meskipun orang terkadang berdebat dan
perasaannya terluka, cobalah beempati dan berkompromi. Anak akan belajar dari kita dan
mulai berlatih memaafkan dalam kehidupan sehari – hari.
4. Ajarkan pada anak untuk focus dalam membangun hubungan yang bermakna, mencari
kebahagiaan dalam hal kecil dan berusaha sukses :

Mari kita ajarkan pada anak kita nilai – nilai persahabatan sejati dan bagaimana orang lain
bisa membantu membuat kita lebih kuat. Ajarkan pada anak – anak kita untuk beralih ke
ratusan hal kecil yang positif dalam hidupnya ketika mencari kebahagiaan serta menjadi
ambisius dan gigih. Kegagalan merupakan kesempatan atau keberhasilan yang tertunda
yang akan datang kembali bahkan lebih baik. Tidak ad acara yang lebih baik membantu anak
membangun harga dirinya dibandingkan dengan menunjukkan kepada mereka nilai dari
orang lain.

5. Memberikan suri tauladan yang baik dengan mempraktekkan apa yang kita katakan :

Pastikan kita menunjukkan pada anak – anak kita bagaimana seseorang harus besikap,
jangan hanya memberitahukan apa yang harus mereka lakukan tetapi kita juga harus
melakukan apa yang sering kita katakana sehingga anak akan mencontoh.

Anda mungkin juga menyukai