Anda di halaman 1dari 4

PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DENGAN TEKNIK

BEHAVIORISME UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA


SISWA SMP

Dosen Pengampu :

“ Dr. Helga Graciana H,S.Pd.,M.Pd “

Di Susun Oleh
Moh. jais
Nim.204410015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN(PPKn)


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA
PROBOLINGGO
2021
PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DENGAN TEKNIK
BEHAVIORISME UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA
SISWA SMP

Kepercayaan diri (self confidence) merupakan salah satu aspek kepribadian pada seseorang dalam
menghadapi dan menyikapi kehidupannya, sehingga seseorang akan mampu mengaktualisasikan
segala potensi dirinya (Ghufron dan Risnawati, 2012).

Ciri-ciri Percaya Diri Menurut Lauster (2002) adalah keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap
positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya,
optimis, yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal
tentang diri, harapan dan kemampuan, Objektif, yaitu orang yang percaya diri memandang
permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran
pribadi atau menurut dirinya sendiri, bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk
menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya, rasional atau realistis, yaitu analisa
terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima
oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.

Berikut prosedur dari program berdasar teori behavioral :

(1) Desensitisasi sistematis

Desensitisasi sistematis adalah metode yang digunakan dalam terapi behavior untuk membantu
klien secara efektif mengelola fobia dan gangguan kecemasan. Lebih spesifik,desensitisasi sistematis
adalah aplikasi pengkondisian klasik yang dikembangkan oleh JosephWolpe. Dalam proses
desensitisasi sistematis, seseorang harus terlebih dahulu diajari keterampilan relaksasiuntuk
memadamkan rasa takut dan respons kecemasan terhadap fobia tertentu. Begitu individu telah
diajarkan keterampilan ini, dia harus menggunakannya untuk mengelola situasi dalam
hierarkiketakutan.

Tujuan dari desensitisasi sistematis adalah bahwa seorang individu akan belajar mengatasi
dan mengatasi ketakutan di setiap langkah hierarki, yang akan mengarah pada mengatasi yang
terakhir langkah ketakutan dalam hierarki. Karena sifat hierarki ketakutan, sistematis desensitisasi
juga disebut terapi eksposur bertahap.

(2) Flooding

Flooding dalam terapi perilaku didasarkan pada prinsip pengkondisian responden. Karena
sifatnya dari paparan stimulus dalam waktu lama, ia juga disebut sebagaiterapi pemaparan dalam
waktu lama. Sebagai teknik dalam konseling dan terapi, itu digunakan untuk mengobatifobia dan
berbagai gangguan kecemasan seperti gangguan panik. Selama proses flooding, klien dihadapkan
pada pengalaman menyakitkan mereka, dengan tujuan menggabungkan emosi mereka yang tertekan
dengan kesadaran dan kendali mereka saat ini.

(3) KepekaanTerselubung

Sensitisasi terselubung adalah pengobatan yang didasarkan pada prinsip bahwa semua perilaku
adalah dipelajari dan perilaku yang tidak diinginkan dapat dihilangkan dalam situasi yang tepat.

Tujuan sensitisasi terselubung adalah untuk langsung menghilangkanperilaku yang tidak


diinginkan itu sendiri, tidak seperti konseling yang berorientasi pada wawasan yang berfokus pada
pengungkapanmotif bawah sadar untuk menghasilkan perubahan.

(4) Pencegahan pemaparan dan respons

Pencegahan pemaparan dan respons adalah teknik untuk klien dengan kesulitan seperti gangguan
obsesif-kompulsif, fobia, dan jenis lainnya gangguan kecemasan. . Pencegahan pemaparan dan respon
dikembangkan dari konsep bahwa suatu pengobatan dicapai saat klien menghadapi ketakutan mereka
sendiri dan berhenti menggunakan penghindaran mereka sebagai koping.

(5) Manajemen kontingensi Manajemen

kontingensi merupakan salah satu teknik dalam terapi behavior digunakan dalam pengobatan
untuk klien dengan masalah penyalahgunaan zat, penambahan, dan / atau mentalmasalah kesehatan.

Dengan teknik manajemen kontingensi, perilaku klien adalahdihargai ketika mereka mengikuti
aturan dan regulasi program atau rencana perawatan mereka. Merekadapat dihukum jika mereka gagal
mengikuti aturan. Manajemen kontingensi hingga saat ini menghasilkanbukti empiris yang kuat
tentang efektivitas pengobatan.

(6) Pelatihan pembalikan kebiasaan

Pelatihan pembalikan kebiasaan adalah paket perawatan perilaku yang harus ditangani Berbagai
macam masalah perilaku berulang dan kebiasaan . Pelatihan pembalikan kebiasaan mencakup lima
langkah:

a. kesadaranlatihan;
b. pelatihan relaksasi;
c. pelatihan respon bersaing;
d. manajemen kontingensi;
e. pelatihan generalisasi.’’

Manfaat Behaviorisme dalam program ini antara lain dapat memecahkan masalah dan
menyelesaikan masalah, menghapus pola-pola tingkah laku yang salah yang selama ini sering
digunakan klien didalam kehidupannya, sehingga klien mampu menguasai tingkah laku baru yang
efektif dengan cara menciptakan suatu kondisi-kondisi baru bagi proses belajar.

Peran orang tua dalam mengembangkan percaya diri pada anak

1. orang tua harus mengajari anak-anaknya untuk menjadi diri sendiri


2. mengajarkan anak-anak agar lebih berani mengungkapkan pendapatnya
3. menambah pengalaman dan wawasan dan juga keberanian
4. disiplin anak dengan hormat

Anda mungkin juga menyukai