NIM: L1B022025
Prodi: Akuakultur
Manusia merupakan makhluk pembelajar yang dinamis, karena pada hakekatnya belajar merupakan
salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar adalah suatu
proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi
yang telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan
oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan
tingkah laku atau tanggapan, karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar,
dan aktivitas berlatih.
Belajar tidak harus disaat masih mengenyang Pendidikan di sekolah saja,akan tetapi segala umur mulai
dari yang muda sampai tua harus tetap belajar. Karena ilmu tidak hanya datang dari sekolah
saja,melainkan ilmu bisa dating dari sekitar kita. Apapun hal yang sekirannya berdampak positif dan
berpengaruh pada diri kita dan orang lain,maka itulah yang dinamakan ilmu
Lalu mengapa manusia harus terus belajar?. Alasan mengapa kita harus terus belajar setiap saat adalah
sebagai berikut:
1. Untuk Mengerti.
Belajar tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mengajarkan Anda cara berpikir. Kita
belajar keterampilan memecahkan masalah tertentu sekaligus juga belajar pola pikir “ilmiah”. Ini
memungkinkan kita melihat masalah atau peristiwa dari berbagai sudut, dan pemahaman
komprehensif yang menyertainya sangat berharga untuk kita menjalani kehidupan.
Belajar juga memungkinkan kita untuk mengatasi masalah baru yang belum kita miliki “resep
penyelesaianya”. Dengan begini, belajar akan membuat kita fleksibel dalam semua aspek
kehidupan.
3. Untuk Tumbuh
Hasil yang diperoleh dari belajar adalah tumbuh. Misalnya ada kasus dimana seseorang yang
awalnya merasa minder karena dirinya memiliki skill publik speaking yang kurang bagus.
Penyebabnya adalah dia tidak mengerti tentang hal-hal yang dipersiapkan seperti materi diluar
text yang mana harus di perolah dari pengalaman. Walaupun diri kita tidak berpengalaman
tentang hal tersebut, tapi jika kita belajar dari pengalaman orang lain maka diri kita akan menjadi
lebih tahu tentang hal tersebut.
4. Demi Hidup yang Lebih Baik
Salah satu aspek terpenting dari belajar adalah kita jadi bisa menjalani kehidupan dengan lebih
baik. Misalnya saat kita memiliki pekerjaan, pemberi kerja akan membayar hasil pekerjaan
dengan baik. Terutama untuk pekerjaan tertentu yang membutuhkan pengetahuan mendalam
dalam bidang tertentu. Karena itu, tak ada salahnya menghabiskan waktu untuk belajar terlebih
dahulu sebelum benar-benar terjun ke dunia kerja
Berbicara tentang pembelajar hingga akhir hayat, tentu saja belajar harus dilakukan dengan terukur dan
terarah. Terukur berarti pembelajaran tersebut diukur dari proses dimulai dan sejauh mana kita
memahami hal tersebut, dan terarah yang berarti pembelajaran tersebut berjalan sesuai dengan
metode/konsep-konsep yang kita gunakan. Sebagai Mahasiswa yang dituntut untuk selalu belajar setiap
harinya,ada suatu metode yang bisa dipakai untuk Pendidikan di Indonesia,yang bernama“empat pilar
belajar dari UNESCO”.
2. learning to do
Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. kita diajak untuk memecahkan
permasalahan yang ada di sekitar melalui sebuah tindakan nyata. Belajar untuk menerapkan ilmu
yang didapat, bekerja sama dalam sebuah tim guna untuk memecahkan masalah dalam berbagai
situasi dan kondisi. Learning to do berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft skill. Soft
skill dan hard skill sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya
pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia)
yang berkualitas, tangguh, dan terampil dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman.
3. learning to be
Pilar ketiga ini di tujukan agar kita menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan apa
yang kita impikan dan cita-citakan. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan (soft skill dan
hard skill) merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri
dapat diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar untuk
berperilaku sesuai dengan norma-norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi
orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri. Learning to be
sangat erat kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan anak serta kondisi
lingkungannya.