I.TUJUAN
II TINJAUAN PUSTAkA
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H₂C₂O₄ dengan nama sistematis asam
etanadioat. Asam oksalat merupakan jenis asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat dari
pada asam asetat.Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh
terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering
ditemukan. Asam oksalat tersedia dalam bentuk kristal. Senyawa asam oksalat dapat digunakan sebagai
bahan peledak, pembuatan zat warna, rayon, untuk keperluan analisa laboratorium[Narimo, 2006]
Asidi diambil dari kata (acid) yaitu asam, dimana asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air
menghasilkan ion hidrogen,sedangkan alkali adalah istilah basa yang berasal dari bahasa arab yang
berarti abu, dimana basa adalah zat yang dapat menghasilkan ion hidroksida jika dilarutkan dalam air
( Priscilla, 2007). Asidimetri adalah suatu analisis secara volumetrik, kadar suatu asam dalam larutan,
dimana larutan standar (suatu asam) diteteskan, melalui buret kedalam larutan basa bebas dan larutan
garam terhidrolisasi dari asam lemah dengan menggunakan indikator, analisis sebaliknya disebut
alkalimetri, dimana larutan basa yang ditambahkan kedalam larutan asam (Fatih, 2008).
Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode kimia analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip
titrasi asam-basa. Asidi-alkalimetri berfungsi untuk menentukan kadar asam-basa dalam satu larutan
secara analisa volumetri. Asidi-alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yaitu reaksi antara ion hidrogen
yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang
bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan
penerima proton (basa) (Kleinfelter, 1980).
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke dalam
larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan
menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan
standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian
tinggi (konsentrasi diketahui dari massa volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan
standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian
relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan, dimana dalam titrasi
zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat disertai tambahan indikator (Agnestia, 2004). Proses standarisasi dikenal dengan proses
penentuan konsentrasi suatu larutan yang dipastikan dengan tepat. Larutan yang telah distandarisasi
dapat digunakan sebagai standar sekunder untuk mendapatkan konsentrasi dari bahan larut lainnya
(Underwood, 2001).
Titrasi dilakukan dengan cara volume zat penitrasi (titran) yang digunakan untuk bereaksi dengan zat
yang dititrasi (titrat). Jika konsentrasi salah satu diketahui, maka konsentrasi/kadar zat lain dapat
dihitung. Dalam titrasi dikenal titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat
titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari
keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran (W Haryadi, 1990)
Analisis volumetri mengacu pada analisis kimia kuantitaif yang dilakukan dengan menetapkan volume
suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat. Yang diperlukan untuk bereaksi secara
kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan bobot zatnya, dihitung volume larutan standar
yang digunakan dan hukum-hukum stoikiometri yang diketahui (Didik,2009).
Agnestia, Meta Indah. 2014. Intisari Kimia SMA/MA Edisi 1. Bandung : Pustaka Setia.
Day, R.A dan underwood, A.L. 2001. Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta : Erlangga.
Fatih, Ahmad. 2008. Kamus Lengkap Kimia. Yogyakarta : Yogyakarta : Panji Pustaka
Setyo, Didik dkk. 2009. Buku Ajar Analisis Kuantitatif. Semarang : Universitas Diponegoro
Retnowati, Priscilla.2007. Seribu pena kimia untuk SMA.MA kelas XI. Jakarta: Erlangga
narimo. (2006). pembuatan asam oksalat dari peleburan kertas koran bekas dengan larutan naoh. jurnal
fakultas teknik universitas setia budi, Surakarta
III. Metedologi Percobaan
Alat alat yang digunakan pada praktikum percobaan 1 adalah Labu seukuran,batang gelas,corong,gelas
seukuran,beker glass,kertas saring,dan botol semprot. Alat alat yang digunakan pada percobaan 2
adalah pipet seukuran 10 mL bersih,pipet tetes bersih,beker glass 100 mL,corong berdiameter 5 cm,
Erlenmeyer bersih,kertas saring,buret 50 mL, tisu
Bahan bahan yang digunakan pada praktikum percobaan 1 adalah asam oksalat,dan akuades. Bahan
bahan yang digunakan pada praktikum percobaan 2 adalah larutan standar asam oksalat,larutan 0,10 N
NaOH,larutan 0,1 N HCI, Larutan 0,3% phenolphthalein
1.
B. ASIDI ALKALIMETRI
1. (Sesuai diktat percobaan 2, kata2nya di ganti kaya waktu jurnal acara 1 kmrn)
2.
3.
Dll
TERLAMPIR